Penggunaan analisis swot, trendwatching, envisioning dalam membantu merumuskan strategi


SISTEM PERUMUSAN STRATEGI

Langkah pertama proses manajemen strategik adalah perumusan strategi. Dalam tahap ini dilakukan trendwatching terhadap perubahan lingkungan makro dan lingkungan industri, dan berdasarkan hasil trendwatching kondisi masa depan tersebut, kemudian dirumuskan misi, visi, tujuan (goals) organisasi dan strategi untuk mewujudkan tujuan dan visi tersebut.

Proses perumusan strategi merupakan serangkaian strategic decisions  yang dilakukan oleh tim perumus strategi dalam memilih pola tindakan utama (strategi) untuk mewujudkan visi organisasi. perumusan strategi memerlukan langkah-langkah yang jelas, sehingga tim penyusunnya dapat memahami semua informasi yang dipertimbangkan dan alasan (rationale) dalam melakukan strategic decisions  selama berlangsungnya proses perumusan tersebut.

KONSEP STRATEGI

Strategi adalah pola tindakan utama yang dipilih untuk mewujudkan visi organisasi, melalui misi. Strategi membentuk pola pengambilan keputusan dalam mewujudkan visi organisasi. Dengan tindakan berpola, perusahaan dapat mengerahkan dan mengarahkan seluruh sumber daya organisasi secara efektif ke perwujudan visi organisasi. Strategi dirumuskan untuk menggalang berbagai sumber daya organisasi dan mengarahkannya ke pencapaian visi organisasi. tanpa strategi yang tepat, sumber daya oganisasi akan terhambat konsumsinya, sehingga akan berakibat pada kegagalan organisasi dalam mewujudkan visinya.

Oleh karena manajemen strategik merupakan proses yang berkelanjutan, sekali strategi yang telah dipilih diimplementasikan, seringkali diperlukan modifikasi atas strategi tersebut, disesuaikan dengan perubahan lingkungan dan/atau kondisi organisasi.

KARAKTERISTIK KEPUTUSAN STRATEGIK

Suatu keputusan dikatakan sebagai keputusan strategik (strategic decision) jika memenuhi syarat berikut ini:

1.      Keputusan tersebut mencakup beberapa bagian dalam organisasi atau keseluruhan komponen organisasi. oleh karena itu, biasanya hanya manajemen puncaklah yang memiliki perspektif luas dan wewenang yang diperlukan untuk melakukan pengambilan keputusan strategik. Namun , dengan pemanfaatan teknologi informasi secara luas di dalam organisasi (yang memungkinkan melakukan akses ke shared database), dan dengan pemberdayaan karyawan, keputusan strategik tidak lagi hanya dapat dilakukan oleh manajemen puncak, tetapi dapat pula dilakukan oleh karyawan.

2.      Keputusan tersebut memerlukan pemerolehan dan pengalokasian sumber daya yang cukup besar (baik sumber daya manusia, keuangan, informasi dan fisik).

3.      Keputusan tersebut berdampak jangka panjang ke masa depan.

PENTINGNYA SISTEM PERUMUSAN STRATEGI DALAM SISTEM MANAJEMEN STRATEGIK

Ada empat manfaat dapat diperoleh dari penggunaan sistem untuk perumusan strategi:

a.       Sistem merupakan cara untuk menstrukturisasi realitas masa depan.

b.      Sistem menyediakan sarana pengambilan keputusan sistematik untuk membangun masa depan organisasi.

c.       Sistem menjadikan eksplisit pemmilihan dan pengimplementasian strategi, sehingga mampu merangsang berbagai pemikiran (provoking thought).

d.      Sistem menyediakan sarana untuk mensintesakan berbagai ide personel dalam membangun masa depan organisasi.

Alasan mengapa perumusan strategi dalam manajemen kontemporer perlu bersistem :

1.      Pergeseran mode pengelolaan, dari command and control ke communication, persuasion, and trust.   Dalam manajemen kontemporer, perumusan strategi tidak lagi hanya melibatkan maanjemen puncak, namun mengikutsettakan pula knowledge workers  untuk mendapatkan kontribusi signifikan dari mereka dalam membangun masa depan organisasi dan dalam membangun komitmen mereka untuk mewujudkan masa depan tersebut.

2.      Lingkungan yang kompleks menuntut pemikiran dari berbagai disiplin untuk menghadapinya. Sistem perumusan strategi adalah sistem yang didesain untuk melakukan penginderaan terhadap perubahan lingkungan bisnis yang kompleks dan untuk menentukan strategi pilihan guna merespon perubahan tersebut.

3.       Sistem menjadikan organisasi responsif dalam menanggapi perubahan lingkungan yang dihadapi oleh organisasi. Hubungan yang erat dan eksplisit antara misi dan visi organisasi dengan tujuan dan strategi yang dipilih untuk mewujudkan visi organisasi memudahkan personel organisasi untuk mengubah tujuan dan strategi menakala misi dan visi organisasi mengalami perubahan.

Posisi Penting Sistem Perumusan Strategi dalam Sistem Manajemen Strategik

Dalam sistem manajemen strategik, sistem perumusan strategi menduduki posisi penting berikut ini:

1.      Sistem untuk trendwatching dan envisioning. Sistem perumusan strategi dapat diibaratkan sebagai change sensing radar untuk memantau secara terus menerus trend perubahan yang terjadi di lingkungan makro dan lingkungan industri. Sistem ini memampukan perusahaan untuk melakukan penyesuaian atau perubahan terhadap misi, visi, keyakinan dasar, nilai dasar, tujuan dan/atau strategi sejalan dengan tuntutan perubahan lingkungan yang dimasuki oleh perusahaaan.

2.      Sistem untuk merumuskan strategi. Ketepatan pemilihan strategi akan menjadi penentu efektivitas dan efisiensi pemanfaatan seluruh sumber daya organisasi dalam perwujudan visi organisasi.

SISTEM PERUMUSAN STRATEGI

Strategi dirumuskan melalui tujuh langkah utama berikut ini:

1.      Identifikasi lingkungan yang akan dimasuki oleh perusahaan di masa depan.

a.       Analisis lingkungan makro. Manajemen harus mengidentifikasi dan menganalisis kekuatan-kekuatan makro yang berdampak terhadap value yang dihasilkan oleh perusahaan bagi customer. Lingkungan makro terdiri dari empat kekuatan pokok:

-          Kekuatan politik dan hukum; peraturan perundangan yang dikeluarkan oleh pemerintah.

-          Kekuatan ekonomi; tingkat bunga, tingkat inflasi, nilai kurs rupiah terhadap U.S dollar.

-          Kekuatan teknologi; mencakup improvement dalam bidang ilmu yang menjadi basis teknologi dan inovasi teknologi baru yang memberikan peluang dan hambatan atau ancaman bagi bisnis perusahaan.

-          Kekuatan sosial; mencakup tradisi, nilai, trend sosial, psikologi konsumen, dan harapan masyarakat terhadap bisnis.

b.      Analisis lingkungan industri. Manajemen perlu menganalisis trend perubahan yang terjadi dalam industri tempat beroperasinya perusahaan, yang mungkin dapat dipengaruhi namun tidak dapat dikendalikan perusahaan. Menurut Porter, ada lima kekuatan yang mempengaruhi industri: (1) ancaman perusahaan baru yang memasuki industri, (2) kekuatan pemasok, (3) kekuatan pembeli, (4) dampak produk substitusi, (5) persaingan dalam industri.  

2.      Penentuan misi, visi, keyakinan dasar, nilai dasar, dan tujuan (goals) organisasi. Perumusan misi organisasi. misi harus menjelaskan dalam bisnis apa perusahaan menepatkan diri dalam menuju ke masa depan. Pernyataan misi harus menetapkan bisnis organisai secara terpisah dari perusahaan-perusahaan lain yang melayani kebutuhan yang sama customer. Visi organisasi harus menjelaskan kondisi perusahaan yang akan diwujudkan di masa depan. Keyakinan dasar harus merupakan keyakinan yang tertanam dalam diri personel perusahaan dalam mewujudkan masa depan organisasi. Keyakinan dasar ini merupakan sumber semangat bagi seluruh personel perusahaan di dalam menempuh perjalanan ke masa depan. Nilai dasar adalah nilai-nilai yang dijunjung tinggi oleh personel dan yang memandu personel dalam memilih berbagai alternatif yang diperlukan untuk menuju masa depan. Tujuan (goals) organisasi adalah yang hendak diwujudkan yang merupakan hasil penjabaran visi organisasi.

3.      Analisis intern dan ekstern atau analisis SWOT  (strengths, weaknesses, opportunities, and threats). Hasil analisis lingkungan makro dan lingkungan industri kemudian dijabarkan ke dalam analisis ekstern sehingga menghasilkan perumusan peluang (opportunities) dan ancaman (threats) yang akan dihadapi oleh organisasi dalam menuju ke masa depan. Di samping itu, hasil analisis lingkungan makro dan lingkungan industri ini digunakan untuk melakukan introspeksi terhadap kekuatan (strengths) dan kelemahan (weaknesses) organisasi. hasil analisis ekstern ini digabungkan dengan hasil analisis intern untuk penentuan visi, misi, dan tujua organisasi.

4.      Analisis portofolio korporat. Untuk perusahaan yang memiliki berbagai macam unit bisnis, analisis internal diarahkan ke kinerja keuangan dan nonkeuangan, serta pasar untuk setiap strategic business unit (SBU). Model portofolio yang didasarkan pada daya tarik industri atau pasar dan kekuatan relatif bisnis telah mendominasi cara berpikir manajer, namun model tersebut cenderung didorong secara keuangan ke keputusan alokasi sumber daya dan maksimisasi laba. Customer value mindset mendorong manajer puncak korporasi untuk memandang SBU sebagai portofolio kompetensi inti dan mengalokasikan bakat dan modal untuk membangun kompetensi dan meningkatkan kapabilitas.

Dalam manajemen tradisional, perumusan strategi menekankan pada konsep kesesuaian dengan lingkungan, yang didalamnya manajer membangun keunggulan daya saing perusahaan untuk mewujudkan peluang ekstern, sementara perusahaan mengatasi kelemahannya dan meminimumkan ancaman. Manajemen kontemporer menggunakan pendekatan customer value yang memfokuskan ke improvement terhadap value bagi customer dalam pasar yang dituju. Pendekatan manapun yang digunakan, manajer harus menyelesaikan analisisnya dengan menentukan peluang dan masalah utama, isu strategik, dan evaluasi strategic alternatives.

5.      Perumusan peluang dan masalah utama. Strategi dipilih untuk meraih peluang utama yang tersembunyi di masa depan dan untuk memecahkan masalah utama yang dihadapi oleh perusahaan.

Peluang adalah kondisi yang terbuka di masa depan yang belum pernah dialami seseorang atau organisasi, yang berbeda dengan yang pernah atau yang sedang dialami, dan yang mengandung ketidakpastian. Peluang hanya dapat diidentifikasi jika orang memandang masa depan dari platform yang berbeda denga platform yang kini dipakai sebagai tempat berpijak. 

Untuk memecahkan masalah pemecahan gejala adalah dengan mendefinisikan dan menyelesaikan akar masalah. Akar masalah adalah penyebab utama yang menyebabkan timbulnya gejala seperti kinerja yang buruk, meningkatnya tingkat perputaran karyawan, atau ketidakpuasan customer. Salah satu cara untuk memisahkan akar masalah adalah dengan mengelompokkan semua gejala yang tampak berkaitan dan kemudian menentukan sumber yang mendasari masalah yang berkaitan.

6.      Identifikasi dan evaluasi alternatif strategi.

Ada berbagai tipe strategi yang dapat dirumuskan:

a.       Grand strategy—usaha terus menerus dan terkoordinasi untuk mencapai tujuan jangka panjang organisasi. Terdiri dari: strategi pertumbuhan (growth strategy), strategi stabilitas (stability strategy), dan strategi pengurangan (retrenchment strategy), atau kombinasi dari ketiga grand strategy tersebut. Grand strategy ini umumnya diterapkan sebagai strategi korporat (corporate strategy). Strategi ini menentukan bagaimana perusahaan akan mengembangkan pasarnya: tumbuh, stabil, berkurang, atau kombinasi dari ketiganya.

b.      Generic strategy—usaha untuk mewujudkan biaya total terendah atau diferensiasi luas dengan fokus pasar luas atau sempit. Terdiri dari beberapa tipe: broad low cost, broad differentiation, focused low cost, focused differentiation. Generic strategy ini umumnya diterapkan sebagai strategi unit bisnis (business unit strategy). Strategi ini menetapkan fokus yang dipilih perusahaan: biaya rendah atau diferensiasi luas.

c.       Value-based strategy-- usaha untuk mengarahkan manajer agar bertanggung jawab atas: (1) penyerahan produk/jasa yang memberikan value terbaik untuk pemenuhan kebutuhan tertentu customer, dan (2) penciptaan sistem strategik untuk secara berkelanjutan melakukan improvement terhadap value tersebut dan untuk menunaikan kewajiban perusahaan. Strategi ini menentukan kebutuhan customer dan dimensi value yang akan dipenuhi oleh perusahaan.

Pernyataan lengkap strategi perusahaan akan mencakup kombinasi yang koheren antara ketiga strategi tersebut diatas.

Evaluasi Alternatif Strategy

Alternatif strategi harus secara mendalam dievaluasi dengan mengidentifikasi manfaat dan kelemahan utama setiap strategi, termasuk asumsi yang mendasari setiap strategi.

Ada beberapa kriteria untuk mengevaluasi strategi:

a.       Konsistensi intern, yaitu rencana tindakan (sasaran strategik dan inisiatif strategik) mendukung satu sama lain.

b.      Realistik, yaitu rencana tindakan (inisiatif strategik dan program) yan gdipilih dapat dicapai meskipun berisi tantangan.

c.       Berfokus ke pencarian peluang dan penyelesaian masalah, yaitu rencana yang dipilih akan dapat mewujudkan peluang dan menyelesaikan masalah utama dan mengarah ke isu strategi utama.

d.      Berkemampuan menyelesaikan subproblem utama, yaitu bahwa semua gejala juga diselesaikan.

e.       Bermanfaat bagi customer, yang berarti rencana harus meng-improve value yang dihasilkan bagi customer.

7.      Perumusan strategi. Pemilihan tujuan jangka panjang dan strategi seringkali dipengaruhi oleh kinerja sekarang yang dihasilkan dengan strategi masa lalu, nilai dan sikap manajemen puncak terhadap risiko dan investasi, dan struktur serta kultur organisasi. Kriteria untuk memilih strategi tertentu harus secara jelas ditetapkan.

HUBUNGAN PERUMUSAN STRATEGI DENGAN IMPLEMENTASI

Proses sistem manajemen strategik terdiri dari enam tahap; perumusan strategi, perencanaan strategik, penyusunan program, penyusunan anggaran, implementasi, dan pemantauan. Perencanaan strategik menghaislkan saaran dan inisiatif strategik sebagai penerjemahan strategi pilihan yang dihasilkan dalam tahapan perumusan strategi. Penyusunan program menjabarkan inisiatif strategik ke dalam program atau rencana jangka panjang disertai dengan taksiran sumber daya yang diperoleh dan dikonsumsi oleh perusahaan selama periode program. Penyusunan anggaran menjabarkan program dalam tahun tertentu ke dalam anggaran tahunan. Rencana jangka pendek dalam anggaran kemudian dilaksanakan dalam proses implementasi. Implementasi rencana dipantau melalui proses pemantauan yang menghasilkan umpan balik untuk mengevaluasi implementasi dan/atau rencana.

Sistem perumusan strategi digunakan untuk memantau trend perubahan lingkungan makro dan lingkungan industri salah satunya untuk mengevaluasi kesesuaian rencana jangka panjang dan jangka pendek yang diimplementasikan dengan kondisi lingkungan makro dan lingkungan industri dari hasil pemantauan terbaru. Sistem perumusan strategi dimanfaatkan dalam proses implementasi untuk mengevaluasi kesesuaian jangka panjang dan rencana jangka pendek dengan trend perubahan lingkungan makro dan lingkungan industri dari hasil trendwatching terbaru.


Page 2