Pada suatu pagi anjing itu bangun dari tidurnya tuliskan struktur yang membangun teks tersebut

Dongeng fabel selalu menjadi salah satu cara terbaik bagi si Kecil untuk mengasah imajinasi atau bahkan belajar hal-hal baru. Dongeng klasik yang dipenuhi dengan tokoh binatang yang menarik membuat si Kecil tidak pernah jemu mendengar jalan ceritanya. 

Jika umumnya dongeng fabel yang si Kecil memiliki tokoh hewan-hewan besar atau terkenal, seperti gajah, kancil, buaya, dan harimau. Kali ini kita akan membahas cerita tentang serangga kecil. Ya benar, itulah semut dan belalang. 

Semut dikenal sebagai salah satu hewan yang paling rajin. Ia senantiasa mengumpulkan makanan bersama kelompoknya. Mereka selalu berhasil memecahkan masalah yang besar dengan kerja tim yang baik. Namun bagaimana dengan belalang? 

Ajak si Kecil mendengarkan kisah dari cerita fabel Semut dan Belalang yang dikarang oleh Aesop ini yuk Ma! Popmama.com telah menyediakan cerita selengkapnya di bawah ini!

1. Suatu ketika hiduplah sekelompok semut dan seekor belalang

Suatu ketika di sebuah ladang yang subur, tinggallah keluarga semut yang rajin dan seekor belalang yang pemalas. Meskipun begitu, belalang sangatlah bersahabat dengan keluarga semut. Tidak jarang mereka menyapa satu sama lain ketika berjumpa. 

Di ladang itu, belalang dikenal sebagai sosok hewan yang malas. Ia senang sekali menghabiskan waktunya untuk bersantai, bernyanyi, menari, atau sekedar berbaring di rumput hijau yang lembut. Belalang menikmati hari-harinya dengan bahagia tanpa pernah memiliki rencana apapun untuk masa depan. "Hidup mengalir seperti air," begitulah katanya. 

Berbeda dengan belalang, keluarga semut sangatlah rajin. Mereka bekerja dengan keras mencari dan mengumpulkan makanan setiap harinya. Keluarga semut melakukan semuanya ini tanpa merasa lelah. 

2. Semut selalu bekerja keras sedangkan belalang selalu bermalas-malasan

Di suatu siang ketika belalang sedang asyik bernyanyi tiba-tiba rombongan keluarga semut datang melewati tempat peristirahatannya. Merasa semut bekerja lebih rajin membuat belalang keheranan. Ia pun bertanya pada keluaga semut. 

“Hai keluarga semut! Mengapa kamu terlihat bekerja lebih keras? Daripada kelelahan, bukankah lebih menyenangkan jika kalian bersantai di tempatku ini?” Tanya belalang.

“Kami sedang bekerja keras menyiapkan makanan untuk musim dingin nanti. Karena saat musim dingin tiba, tidak ada tanaman yang bisa tumbuh dan kita akan mati kelaparan jika tidak mulai menyiapkannya sedari dini,” jawab semut. 

belalang tertawa mendengar jawaban semut. "Musim dingin masih lama temanku, mengapa kalian begitu khawatir. Lihat hari ini sangatlah cerah! Ayo kemari dan bernyanyi bersamaku," ungkap belalang dengan penuh semangat. 

"Tidak! Kami rasa kau juga sebaiknya ikut bekerja bersama kami. Musim dingin kali ini akan berjalan sangat panjang. Kamu sebaiknya mulai bekerja menyimpan makanan," balas semut sembari melanjutkan pekerjaannya. 

Belalang tidak mempedulikan perkataan keluarga semut. Ia pun kembali bermain musik dan menyanyi sedangkan semut kembali bekerja menyimpan makanan.

3. Tanpa terasa tibalah musim dingin dan belalang pun terkejut

Pertemuan tersebut terjadi di musim semi dan belalang pun memutuskan untuk tidak mendengarkan semut. Belalang menghabiskan musim seminya untuk makan, tidur, dan bermain. Hingga berat badannya pun bertambah. 

Ketika musim panas tiba, para semut tetap bekerja meskipun terik matahari amat menyengat. Namun belalang belum mulai bekerja. Panasnya sinar matahari membuatnya semakin malas untuk bekerja. 

"Untuk apa aku menguras tenaga di tengah teriknya matahari, itu hanya akan membuatku cepat lelah," ungkap belalang dalam hatinya. 

Musim semi berlalu digantikan oleh musim gugur dan belalang masihlah bermalas-malasan. Hingga tanpa terasa tibalah musim dingin. Angin berhembus begitu kencang dan salju mulai turun menyelimuti ladang hingga terlihat semuanya berwarna putih

Semut sudah tahu bahwa musim dingin ini akan berlangsung sangat panjang. Itulah sebabnya mereka bekerja terus-menerus memindahkan pasir dan ranting juga mengumpulkan makanan di sarangnya. 

Di sisi lain, belalang menemukan dirinya kelaparan. Belalang berusaha mencari makanan di sarangnya namun ia tidak menemukannya.

Belalang pun memutuskan untuk mencari makanan ke luar. Sambil kelaparan ia berjalan tertatih-tatih dan meminta sedikit makanan. Belalang itu kini sangat kurus dan lemah sehingga ia tidak dapat melompat jauh.

4. Belalang bergegas mendatangi tempat kediaman semut

Sudah beberapa jam belalang keluar mencari makan, tiba-tiba saja ia mengingat semut yang bekerja amat keras dari musim semi. Karena merasa tidak menemukan jalan keluar, belalang pun memutuskan untuk mendatangi keluarga semut.

belalang tiba di sarang semut dengan tubuh yang lemas. Telihat dari luar semut sedang menikmati makanannya di dalam sarang yang hangat dan rapi. Seekor semut pun menyadari kehadiran belalang dan segera menghampirinya.

"Bicaralah, ada apa belalang?" Tanya semut pada belalang. 

"Aku hampir mati kelaparan. Bolehkah aku meminta sebutir gandum, sedikit jelai atau apapun. Tolonglah aku sangat kelaparan." belalang memohon kepada semut.

"Apa yang kamu lakukan dari musim semi ketika kami sibuk bekerja mengumpulkan makanan?" Semut berbalik bertanya. 

Belalang pun menyadari apa yang ia lakukan selama ini. Hari-harinya ia habiskan tanpa melakukan hal-hal yang berguna. Ia hanya bernyanyi, makan, tidur, dan bermain setiap harinya. Kini ia menyesal atas tindakannya selama ini. 

Semut awalnya berniat tidak mempedulikan belalang karena ia tahu apa yang belalang lakukan selama ini. Namun semut merasa kasihan dan akhirnya membagikan sedikit makanan mereka kepada belalang yang kelaparan. Belalang pun terlihat sangat terharu dan berterimakasih atas kebaikan hati semut. 

"Ingat ya belalang, lain kali kamu harus ikut bekerja bersama kami sebelum musim dingin tiba!" Semut menasihati belalang dengan tegas.

"Iya semut, aku berjanji. Mulai saat ini aku tidak akan bermalas-malasan lagi," ungkap belalang dengan penuh penyesalan. 

Semenjak saat itu, belalang mendapatkan pelajarannya yang amat berharga. Mulai dari musim semi berikutnya ia pun bersemangat membantu keluarga semut bekerja dan mengumpulkan makanan.

5. Pesan moral bagi si Kecil melalui cerita fabel ini

Bagaimana cerita fabel Semut dan Belalang barusan, apakah si Kecil menyukainya? Kalau iya bagian mana nih yang paling ia sukai?

Kini saatnya kita sedikit membahas moral yang dapat dipetik dari cerita tersebut. Cerita ini mengajarkan anak bagaimana cara memanfaatkan waktu dan kesempatan yang mereka miliki dengan sebaik-baiknya.

Apakah mereka mau bermalas-malasan dan menyesal seperti belalang? Atau rajin dan semangat bekerja seperti semut?

Anak mama dapat membiasakan diri menyelesaikan segala pekerjaannya baru beristirahat, bukan sebaliknya. Seperti ketika memiliki PR, coba selesaikan itu terlebih dahulu. Baru jika sudah ia dapat bermain dengan tenang dan gembira. 

Kuncinya adalah keseimbangan antara waktu beristirahat dan waktu bekerja. Selesaikan pekerjaan dengan baik dan simpanlah waktu yang tersisa untuk beristirahat dan bermain. Semoga bermanfaat.  

Baca juga:

MENGKAJI CERITA FABEL SEMUT DAN BELALLANG Judul cerita : semut dan belalang Cerita Karangan: Hengky Fairuz Bustomy Kategori: Cerita Fabel Lolos moderasi pada: 17 November 2016 Pada suatu pagi, terdapat segerombolan semut yang sedang bekerja mencari makanan di dalam hutan. Mereka sangat bersemangat dalam bekerja karena musim kemarau akan segera tiba. Pada saat sedang bekerja, sang raja semut bertemu dengan belalang. ketika itu, si Belalang sedang asyik bermain musik. Raja semut pun bertanya kepada belalang. “Wahai belalang, mengapa kamu justru bermain musik? apakah kamu tidak mengetahui bahwa musim kemarau akan segera tiba?” “Lalu, apa yang harus aku lakukan?” tanya belalang. “Kamu harus mencari makanan dan minuman, karena bila musim kemarau telah tiba, semua tanaman akan mati, kamu juga tidak akan bisa mencari air. karena semua air akan mengering, jadi, kamu harus mempersiapkannya mulai sekarang, agar nanti kamu tidak menyesal.” kata sang raja semut mengingatkan. “Buat apa aku harus melakukannya, musim kemarau kan masih lama, hanya saja kau yang terlalu bersemangat semut, sudahlah, percuma saja aku berbicara denganmu” Si belalang pun akhirnya pergi meninggalkan raja semut. Waktu pun berlalu, tak terasa musim kemarau telah tiba. si belalang bingung hendak mencari makanan kemana lagi, karena tidak ada satu pun tanaman yang ia temukan melainkan semuanya telah mati. Akhirnya, ia memutuskan untuk pergi ke rumahnya semut, ketika ia telah sampai di rumahnya semut, ia telah pingsan karena saking lapar dan hausnya. Untunglah saat itu, ada salah satu semut yang menemukannya dan dibawalah si belalang ke dalam rumahnya, setelah si belalang sadar, ia dijamu dengan berbagai macam makanan buah-buahan dan minuman oleh sang raja semut dan seluruh rakyatnya. Akhirnya, si belalang pun sadar dan berjanji, bahwa mulai saat ini ia akan lebih giat dalam bekerja dan tak akan bermalas malasan. Fabel adalah teks yang bercerita tentang hewan atau kehidupan binatang yang banyak mengadung pesan – pesan moral dalam kehidupan sehari – hari. Seperti karya sastra lainnya, teks fabel juga memiliki unsur intrinsik cerita yang membangun keutuhan bentuk dan isinya. Berikut adalah unsur Intrinsik yang penting dalam teks fabel: 1. Tema Tema adalah gagasan utama dalam cerita. Gagasan mengenai konsep hidup manusiawi meski yang memerankannya atau yang menjadi tokoh utamanya adalah binatang [hewan]. Tema Fabel Semut dan Belalang         :  Pelajaran hidup 2. Tokoh [penokohan] Tokoh dalam teks fabel adalah binatang – binatang, baik peran utama maupun peran pembantu. Binatang tersebut mendapat citraan [penokohan] sebagai binatang yang berperilaku seperti halnya perilaku yang dimiliki manusia. a. Raja Semut : Bijak Bukti dalam cerita : “Kamu harus mencari makanan dan minuman, karena bila musim kemarau telah tiba, semua tanaman akan mati, karena semua air telah mengering. Karena semua air telah mengering, jadi, kamu harus mempersiapkannya mulai sekarang, agar kamu nanti tidak menyesal.” Kata Sang Raja Semut mengingatkan. b. Belalang : Pemalas & keras kepala Bukti dalam cerita : “Buat apa aku harus melakukannya, musim kemarau kan masih lama, hanya saja kau yang terlalu bersemangat semut. Sudahlah, percuma saja berbicara denganmu.” 3. Latar Latar biasnya dalam teks fabel disajikan secara tradisional, seperti latar tempat di hutan, pantai, pegunungan, sungai dll. Sementara, latar waktu dalam teks fabel dominan mengarah pada pagi, siang, sore dan malam. • Tempat : • Hutan Bukti dalam cerita : “ Pada suatu pagi, terdapat segerombolan semut sedang mencari makan di tengah hutan.” • Rumah semut Bukti dalam cerita :  “ Akhirnya belalang memutuskan untuk pergi ke rumahnya semut.” • Waktu : • Pagi hari Bukti dalam cerita : “ Pada suatu pagi, terdapat segerombolan semut      sedang mencari makan di tengah hutan.” • Awal musim kemarau Bukti dalam cerita :  “waktu pun berlalu, tak terasa musim kemarau pun tiba. • Suasana • Sengsara Bukti dalam cerita : “belalang telah pingsan karena saking lapar dan hausnya.” 4. Alur Alur adalah rangkaian peristiwa yang terjadi dari awal cerita hingga akhir cerita. Alur juga dapat diartikan sebagai jalinan peristiwa berdasarkan sebab akibat. Alur terdiri atas 5 tahap, yaitu; a. Tahap Pengenalan yaitu situasi mulai terbentang sebagai kondisi permulaan yang akan dilanjutkan dengan kondisi berikutnya, pengarang mulai memperkenalkan tokoh-tokohnya yang akan terlibat dalam cerita, dan memberikan sedikit gambaran tentang latar tempat dan jalannya cerita. b. Tahap Komplikasi yaitu kondisi sudah mulai bergerak dan bergerak ke arah kondisi yang mulai memuncak, terjadi konflik di antara tokoh-tokoh pelaku c. Tahap Klimaks yaitu kondisi mencapai titik puncak sebagai klimaks peristiwa, konflik tokoh-tokoh semakin seru atau berada dipuncak permasalahan. d. Tahap Anti klimaks, dan yaitu kondisi memuncak sebelumnya mulai menampakkan pemecahan atau penyelesaian, permasalahan mulai berkurang. e. Tahap Penyelesaian adalah Ending dari sebuah cerita, kondisi memuncak sebelumnya mulai menampakkan pemecahan atau penyelesaian. Alur Fabel Semut dan Belalang :  Maju 5. Sudut Pandang Sudut pandang yang digunakan biasanya menggunakan orang ketiga tunggal. Yang artinya, narator  yang bertugas untuk menceritakan tokoh – tokoh dalam cerita tanpa harus ikut campur dalam berbagai peristiwa. Sudut Pandang : Orang ketiga serba tahu Bukti dalam cerita : Pada saat sedang bekerja, Semut bertemu dengan Belalang. 6. Amanat Amanat yaitu pesan moral yang terkandung dalam teks tersebut [teks fabel]. Amanat merupakan hal yang paling penting setelah tema. Amanat : • Janganlah menjadi pemalas karena hanya akan membawa kesulitan kepada diri kita sendiri. • Jangan sia-siakan hidup dengan bermalas-malasan. Karena upah kemalasan adalah bencana. • Bekerja keras untuk hasil yang memuaskan • Menabunglah dari sekarang untuk bekal masa yang akan datang. • Jika ingin sukses teruslah berusaha dan bekerja keras agar tidak menyesal dikemudian hari. • Ada saatnya untuk bekerja dan ada saatnya untuk bermain. 7. Gaya bahasa Gaya bahasa adalah tingkah laku pengarang dalam menggunakan bahasa. Gaya bahasa juga menentukan keberhasilan sebuah cerita. Kalimat – kalimat yang enak dibaca, ungkapan-ungkapan yang baru dan hidup, suspense atau ketegangan peristiwa yang menyimpan rahasia , serta pemecahan persoalan rumit merupakan muatan gaya bahasa yang membuat pembaca tertarik. Gaya bahasa : Cerita semut dan belalang menggunakan gaya bahasa yang ringan dan muah dipahami, dapat memberikan gambaran kepada anak dalam berimajinasi menuju kreatifitas, dan membangun serta mengembangkan daya ingat anak untuk hal-hal yang positif. Konteks Sosiologi dalam cerita semut dan belalang : • Ceritanya cocok untuk usia berapa? Cerita Semut dan belalang cocok dinikmati untuk usia mulai dari usia balita , annak-anak hingga dewasa, artinya bisa masuk ke semua kalangan. • Gambar sangat memitovasi dan menghibur Pada gambar cerita semut dan belalang sangat menghibur, seperti semut yang sedang bergotong royong bekerja keras mengumpulkan makanan, dan belalang yang hanya bermalasan dengan bermain musik.  Motivasi kita adalah melihat kerja keras semut yang pantang menyerah, dan kebersamaan dalam gotong royong saling bekerja sama untuk mengumpulkan makanan, sebagai persediaan di musim kemarau yang akan datang. Dengan begitu terdapat pesan moral dalam cerita semut dan belalang, bahwa kita harus rajin bekerja untuk bekal masa depan. Karena jika hanya bermalas malasan hanya akan membuat hidup sengsara. 1. Kesimpulan : Semut rajin bekerja. Maka ketika musim panas tiba semut aman dan damai. Smeentara belalang malas bekerja. Ketika musim panas ia kesusahan kelaparanJadi kita sebagai manusa harus bersusah susah dahulu,dan bersenang senang kemudian. 2. Saran : Terus berusaha keras dan menabung agar di masa yang akan datang kita sudah siap menghadapi sesuatu.