OPEC merupakan bentuk kerjasama yang disebabkan karena persamaan

Jumat, 18 Mei 2007 - Dibaca 7745 kali

Kerja sama dan dialog ini dinilai merupakan elemen penting untuk mencapai kesepahaman dan mendukung tercapainya stabilitas pasar minyak. Demikian antara lain hasil Workshop The 5th Joint OPEC-IEA yang berlangsung tanggal 17-18 Mei 2007 di Kuta, Bali. Workshop dibuka oleh Menteri ESDM Purnomo Yusgiantoro dan dihadiri oleh wakil dari negara-negara anggota OPEC dan IEA termasuk Sekjen OPEC Abdalla Salem El-Badri dan Direktur Esekutif IEA Claude Mandil. Workshop ini, menurut Dirjen Migas Departemen ESDM Luluk Sumiarso ketika menutup acara, juga menjadi ajang pembelajaran bagi seluruh peserta mengenai tantangan dan prospek security of demand di masing-masing negara, termasuk juga prospektif dari produsen dan konsumen. "Selain itu, kegiatan ini merupakan kesempatan bagi kita untuk saling mengenal, menambah teman dan network," kata Luluk.

Menurut dia, network sangat penting bagi produsen dan konsumen minyak untuk mendukung keamanan dan keberlangsungan pasokan. Ia mengharapkan network ini dapat terus dipupuk dan dipelihara agar dapat bermanfaat bagi semua pihak.

Luluk juga menekankan pentingnya proyeksi atau perkiraan pasokan dan kebutuhan yang dibahas dalam workshop ini, karena hal itu menjadi alat bagi para pengambil keputusan agar dapat mengambil kebijakan secara tepat. "Kita semua sepakat, proyeksi minyak itu sangat tergantung pada kualitas data minyak. Karena itu, Indonesia sangat mendukung kegiatan peningkatan kualitas data," ujar Luluk.

Hal ini antara lain dibuktikan dengan bersedianya Indonesia menjadi tuan rumah The Joint Oil Data Initiative tahun 2005 dan Workshop OPEC-IEA ke 5 ini. Ia berharap semua ini dapat bermanfaat bagi seluruh anggota kedua organisasi tersebut.

Workshop The 5th Joint OPEC-IEA membahas beberapa topik, antara lain perkembangan dan prospek kebutuhan energi Asia, faktor-faktor utama dari kebutuhan minyak di Asia, prospek perkembangan China dan implikasinya terhadap konsumsi minyak dan industri Asia.


KOMPAS.com – Saat ini ada banyak sekali organsisasi kerja sama internasional yang bergerak di berbagai bidang, salah satunya adalah OPEC.

OPEC merupakan singkatan dari Organization of the Petroleum Exporting Countries, yaitu organisasi negara-negara pengekspor minyak bumi.

Sejarah OPEC

Dilansir dari situs resmi Organization of the Petroleum Exporting Countries (OPEC), awal berdirinya OPEC, dipicu oleh keputusan sepihak dari perusahaan minyak multinasional (The Seven Sisters) pada tahun 1959/1960.

Perusahaan minyak tersebut menguasai industri minyak dan mampu menetapkan harga di pasar internasional tanpa memedulikan usulan dari pihak lain atau negara lain.

Sebelum OPEC berdiri, pada tahun 1949, Venezuela telah mulai mendekati negara-negara penghasil minyak seperti Iran, Gabon, Libya, Kuwait, dan Arab Saudi untuk bertukar pandangan dan memprakarsai pembentukan organisasi OPEC.

Baca juga: Politik Luar Negeri Indonesia Masa Reformasi

Namun, berdirinya OPEC baru terwujud pada tahun 1960 di Baghdad, Irak. Berdirinya OPEC diprakarsai oleh lima negara, yaitu Iran, Irak, Kuwait, Venezuela, dan Arab Saudi. Markas pusat OPEC sendiri ada di Wina, Austria.

Sepuluh tahun setelah berdirinya OPEC, yaitu tahun 1970, OPEC dan perusahaan minyak The Seven Sisters menandatangani sebuah perjanjian yang dikenal dengan nama ”The Tripoli-Teheran Agreement”.

Hasil perjanjian tersebut adalah menempatkan OPEC sebagai sebuah organisasi yang mampu secara penuh menetapkan harga pasar minyak internasional.

Saat ini, total anggota OPEC adalah tiga belas negara, yaitu Venezuela, Uni Emirat Arab, Arab Saudi, Nigeria, Libya, Kuwait, Irak, Iran, Gabon, Angola, Kongo, Equatorial Guinea, dan Aljazair.

Indonesia sebelumnya pernah menjadi anggota OPEC. Namun, pada tahun 2016, Indonesia memilih untuk mengundurkan diri dari keanggotaan OPEC.

Baca juga: Struktur Organisasi ASEAN

Tujuan OPEC

Dalam artikel jurnal Kepentingan Ekonomi Politik Indonesia Keluar dari Keanggotan OPEC pada tahun 2016 (2017) karya Muhammad Akbar, tujuan utama OPEC adalah untuk mengembalikan penguasaan sumber daya alam minyak ke dalam kedaulatan pemiliknya, yang umumnya negara berkembang.

Tujuan tersebut diwujudkan melalui:

  • Koordinasi dan unifikasi kebijakan perminyakan antar negara anggota.
  • Menerapkan cara-cara untuk menstabilkan harga minyak di pasar internasional sehingga tidak terjadi fluktuasi harga.
  • Menjamin income tetap bagi negara-negara produsen minyak.
  • Menjamin suplai minyak bagi konsumen.
  • Menjamin kembalinya modal investor di bidang minyak secara adil.

 Baca juga: Politik Luar Negeri Indonesa, Politik Bebas Aktif

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.

OPEC merupakan bentuk kerjasama yang disebabkan karena persamaan

astridnasywa astridnasywa

  • OPEC merupakan bentuk kerjasama yang disebabkan karena persamaan

  • OPEC merupakan bentuk kerjasama yang disebabkan karena persamaan

  • OPEC merupakan bentuk kerjasama yang disebabkan karena persamaan

  • OPEC merupakan bentuk kerjasama yang disebabkan karena persamaan

  • OPEC merupakan bentuk kerjasama yang disebabkan karena persamaan

OPEC merupakan bentuk kerjasama yang disebabkan karena persamaan

B.OPEC

Karena opec satuan organisasi negara2 pengekspor minyak bumi ( pembantu masalah minyak bumi ( sumber daya alam ) )

  • OPEC merupakan bentuk kerjasama yang disebabkan karena persamaan

    opet: pasi si pasi pasi baga:v

  • bukan opet upin ipin cukk :)