Musailamah al-kadzab merupakan nabi palsu yang berasal dari bani

AKURAT.CO, Dalam sejarah Islam, Musailamah Al-Kazab sangat populer sebagai seorang nabi palsu. Para ahli sejarah berbeda pendapat tentang nama asli Musailamah Al-Kazab, ada yang mengatakan Musailamah bin Hubaib Al-Hanafi, ada pula yang menyebutnya Musailamah bin Tsamamah bin Katsir bin Hubaib Al-Hanafi.

Dia adalah seorang lelaki dari Bani Hanifah yang mengaku nabi bahkan sejak Nabi Muhammad saw masih hidup.

Padahal dalam sebuah hadis dikatakan, Dalam umatku terdapat 27 pendusta dan pembohong, 4 di antara mereka adalah perempuan. Dan sesungguhnya aku adalah penutup para nabi, tidak ada nabi sesudahku, (HR. Thahawi)

Musailamah ini dilahirkan di daerah Yamamah sehingga untuk mengukuhkan pengakuan sesatnya, ia menyebut dirinya Rahman Al-Yamamah. Namun karena terungkap bahwa dirinya pembohong, maka ia pun diberi gelar buruk Al-Kazab yang artinya sang pendusta.

Konon, Musailamah merupakan pribadi yang memiliki power dan pandai berbicara. Tidak heran ia berhasil mengelabuhi ribuan orang yang akhirnya menjadi pengikutnya. Berbekal ilmu sihir yang dipelajarinya, Musailamah mampu meyakinkan banyak orang bahwa dirinya juga utusan Allah tidak berbeda dengan Nabi Muhammad saw.

Untuk menegaskan bahwa dirinya seorang nabi, Musailamah bahkan mengklaim memperoleh wahyu dari Allah Swt. Wahyu yang diakui Musailamah itu kemudian disebarluaskan olehnya untuk menandingi Al-Qur'an yang diturunkan kepada Nabi Muhammad saw.

Di suatu hari, Musailamah Al-Kazab sempat mengirim utusan untuk menghadap Nabi Muhammad saw guna mendengarkan ayat Al-Qur'an. Ayat itu, kemudian disampaikan oleh utusannya untuk kemudian ditiru format dan bahasanya.

Namun atas kuasa Allah, tidak ada satu pun orang yang mampu menandingi keindahan bahasa Al-Qur'an. Karangan Musailamah itu bahkan dicaci maki oleh para ahli sastra karena bahasa dan strukturnya yang dianggap sampah.

Kurang lebih, ayat palsu yang ditulis Musailamah adalah sebagai berikut:

Hai katak (kodok) anak dari dua katak, berkuaklah sesukamu, bahagian atas engkau di air dan bahagian bawah engkau di tanah.

Kendati ayat palsu tersebut dinilai sampah, nyatanya banyak juga orang-orang yang berhasil ditipu oleh Musailamah.

Ajakan Musailamah ke jalan yang sesat itu semakin hari semakin menjadi-jadi. Ia pun sempat menulis surat kepada Nabi Muhammad untuk menantang beliau bahwa dirinya juga seorang nabi.

Musailamah menulis, “Dari Musailamah rasulullah untuk Muhammad rasulullah. Salam sejahtera, aku telah ditetapkan untuk menjalankan tugas dan kekuasaan bersama engkau. Aku berkuasa atas separuh negeri dan separuh Quraisy. Akan tetapi, Quraisy adalah umat yang kasar dan kejam.”

Atas tindakan tidak senonoh itu, Rasulullah membalas surat tersebut.

Dari Muhammad rasulullah kepada Musailamah sang pendusta. Dan keselamatan itu dilimpahkan kepada orang-orang yang mengikuti petunjuk (QS. Thaha ayat 47). Sesungguhnya bumi ini adalah kepunyaan Allah Swt. Diwariskan kepada siapa saja yang dikehendaki-Nya dari hamba-hamba-Nya. Dan kesudahan yang baik adalah bagi orang-orang yang bertakwa.

Balasan itu tidak digubris oleh Musailamah. Setelah Nabi Muhammad saw wafat, ia terus melancarkan propaganda sesatnya.

Keonaran yang dibuat Musailamah itu membuat Khalifah Abu Bakar As-Shidiq resah. Beliau kemudian menurunkan pasukan untuk menumpas Musailamah dalam perang Yamamah.
Akhirnya, Musailamah Al-Kazab terbunuh dalam perang tersebut. Sementara istrinya yang dahulu sempat mendukung Musailamah bertaubat dan kembali ke pangkuan Islam.

Wallahu a'lam.[]

Sajjah merupakan orang Kristen Arab yang mengaku nabi

Pixabay

Sajjah merupakan orang Kristen Arab yang mengaku nabi. Ilustrasi Padang Pasir

Rep: Rossi Handayani Red: Nashih Nashrullah

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA – Setelah Rasulullah wafat, sebagian orang keluar dari Islam, dan ada pula yang mengklaim menjadi nabi.

Baca Juga

Dikutip dari laman Youm7 pada Kamis (29/4), dalam Al-Bidayah wa An-Nihayah dengan judul "Kisah Sajjah dan Bani Tamim" disebutkan: 

Bani Tamim memiliki pendapat yang berbeda selama masa murtad, ada yang murtad, dan menolak untuk menunaikan zakat. Sementara, Sajjah binti Al Harits ibn Suwaid ibn Aqfan, seorang Kristen Arab mengaku sebagai nabi. Orang-orang yang mengikutinya berasal dari keluarga dekat dan warganya. Mereka bertekad untuk menyerang Abu Bakar Ash-Shiddiq.

Kemudian mereka datang mengajak orang-orang di Bani Tamim. Di antara mereka yang mengikuti ajakan Sajjah yakni Malik ibn Nuwairah dan Atharid ibn Hijab.

Salah satu orang pasukannya mengatakan kepada Sajjah untuk menemui Malik ibn Nuwairah. Sajjah pun datang dan menemui langsung Malik ibn Nuwairah pemimpin Bani Yarbu. 

Tetapi Malik meminta Sajjah untuk membunuh semua Bani Tamim yang tidak tunduk dan menentang Sajjah. Bahkan Malik menyatakan ‘semua milik kami adalah milik kalian juga’.

Dan Sajjah langsung mempercayainya padahal Malik adalah seorang pembesar penduduk Bani Tamim. Lalu mereka mengadakan perundingan dan membicarakan tentang siapa yang akan diserang terlebih dahulu. 

Sajjah mengatakan, "Mereka mempersiapkan kendaraan, bersiap dalam merampok, lalu melakukan penyerangan, dan tidak ada yang menghalang."  Kemudian dia juga ingin merebut wilayah yang telah dikuasai Musailamah di Yamamah. Lalu pengikutnya membantah bahwa Musailamah adalah orang yang berbahaya dan memiliki pasukan yang kuat dan besar. 

Kemudian Sajjah menjawab, "Kita harus pergi ke Yamamah. Terbanglah seperti burung merpati. Meskipun di sana perjuangan akan berlangsung dengan keras, namun kalian tidak ditimpa kesedihan."  

Ketika mendengar bahwa pasukan Sajjah akan menyerang Musailamah, Musailamah ketakutan akan wilayahnya. Musailamah juga akan diserang  pasukan Muslimin yang dipimpin Tsummah ibn Atsal dan dibantu Ikrimah ibn Abu Jahal dan bala tentara Islam.

Musailamah pun menawarkan kerja sama dengan Sajjah. Lalu berlanjut hingga keduanya saling terpikat dan menikah. Dan pada akhirnya, Sajjah kembali ke asalnya ketika Khalid ibn al Walid bersama pasukannya mencapai Yamamah.

Sumber: youm

Musailamah al-kadzab merupakan nabi palsu yang berasal dari bani

Silakan akses epaper Republika di sini Epaper Republika ...

Musailamah al-kadzab merupakan nabi palsu yang berasal dari bani

Dialah Musailamah bin Habib dari Bani Hanifah. Seseorang yang mendapat julukan al-kadzab (si pembohong) karena mengaku sebagai seorang nabi dan rasul Allah, bersamaan dengan masa Nabi Muhammad. Dia memang dikenal sebagai orang yang pandai berbicara, mahir dalam menarik simpati orang lain, dan memiliki pengaruh besar di Bani Hanifah. Oleh sebab itu, dia menjadi seseorang ‘yang diikuti’ kaumnya. Terlebih setelah dia mendeklarasikan diri sebagai seorang utusan Allah.

Untuk memperkuat legitimasinya sebagai seorang nabi dan rasul, Musailamah mengaku mendapatkan wahyu dari Allah. Ia kemudian menyusun beberapa karya sastra yang dimaksudkan untuk menandingi ayat-ayat Al-Qur’an. Namun sayang, karya-karya yang dibuat Musailamah isinya begitu ‘receh’. Jauh di bawah standar sastra Arab kala itu. Sehingga karya-karya Musailamah itu malah menjadi ejekan dan olok-olokan masyarakat Arab saat itu. Selain isinya yang dinilai terlalu mengada-ngada, 'fotmatnya'  juga menjiplak Al-Qur'an. 

Salah satu karya Musailamah berbunyi: Hai katak (kodok) anak dari dua katak, berkuaklah sesukamu, bahagian atas engkau di air dan bahagian bawah engkau di tanah.

Meski demikian, ada saja orang yang percaya bahwa Musailamah adalah benar-benar nabi dan rasul Allah. Tidak satu atau dua orang, tapi ribuan –bahkan puluhan ribu orang- percaya dan menjadi pengikutnya. Musailamah terus menyebarkan ‘ajarannya’, baik saat Nabi Muhammad masih hidup dan terlebih setelah beliau wafat. Berbagai cara dilakukan Musailamah untuk mengukuhkan posisinya. Salah satunya mengirimkan surat kepada Nabi Muhammad. 

Dalam surat itu, Musailamah menyakinkan bahwa dirinya adalah seorang nabi dan rasul Allah juga, sama seperti Nabi Muhammad. Musailamah mengklaim bahwa dirinya juga ditugaskan untuk menyebarkan risalah langit dan berhak menguasai separuh negeri Arab. Berikut surat yang ditulis Musailamah untuk Nabi Muhammad:

“Dari Musailamah Rasulullah untuk Muhammad Rasulullah. Salam sejahtera, aku telah ditetapkan untuk menjalankan tugas dan kekuasaan bersama kamu. Aku berkuasa atas separuh negeri dan separuh untuk Quraisy, tetapi Quraisy adalah umat yang kasar dan kejam.”

Musailamah mengutus dua pengikutnya untuk menyampaikan surat tersebut kepada Nabi Muhammad. Ketika sampai di hadapan Nabi Muhammad, dua utusan tersebut kemudian ditanya perihal isi surat tersebut. Keduanya mengatakan sependapat dengan isi surat Musailamah. 

Nabi Muhamammad kemudian mengirimkan surat balasan untuk Musailamah. Sebagaimana dikutip buku Sirah Ibnu Ishaq: Buku Tertua Tentang Sejarah Nabi Muhammad (Muhammad ibn Ishaq, 2003), berikut surat balasan Nabi Muhammad: 

“Dari Muhammad Rasulullah kepada Musailamah sang pendusta. Dan keselamatan itu dilimpahkan kepada orang yang mengikuti petunjuk (QS. Thaha: 47). Sesungguhnya bumi ini adalah kepunyaan Allah. Diwariskan-Nya kepada siapa saja yang dikehendaki-Nya dari hamba-hamba-Nya. Dan kesudahan yang baik adalah bagi orang-orang yang bertakwa."

Peristiwa itu diperkirakan terjadi pada akhir tahun ke-10 Hijriyah. Setelah menerima surat balasan dari Nabi Muhammad, ‘dakwah’ Musailamah terus belanjut. Bahkan semakin aktif setelah wafatnya Nabi Muhammad. Sehingga propaganda yang disebarluaskan Musailamah itu mempengaruhi stabilitas pemerintahan umat Islam di bawah Khalifah Abu Bakar as-Shiddiq. Musailamah dan pengikutnya akhirnya berhasil ditumpas umat Islam dalam perang Yamamah, setelah membuat banyak keonaran. (A Muchlishon Rochmat)

Kumpulan Khutbah Jumat Bulan Dzulhijjah