Modal usaha yang harus dihitung penyusutannya yaitu

Menghitung modal awal adalah langkah yang sangat penting untuk para pebisnis yang ingin menyelenggarakan kegiatan usaha mereka. Ini dikarenakan proses bisnis apapun itu melibatkan modal yang tidak sedikit, dan biasanya berasal dari berbagai pihak. Inilah mengapa mengetahui dasar ilmu perhitungan modal awal harus diketahui termasuk buat Sobat WE+ yang ingin jadi pebisnis sukses.

Yuk, Kenalan Dulu Dengan Si Modal Awal

“Kamu mau bisnis jualan Thai Tea Boba, ya? Modal awalnya berapaan sih?” Itulah salah satu jenis pertanyaan yang cukup banyak menohok hati banyak pebisnis pemula, terutama mereka yang tidak paham ilmu ekonomi. Alias asal “gelar lapak”, dan tidak tahu cara menghitung modal awal.

Perlu kamu ketahui ya Sobat WE+, urusan berbisnis bukanlah urusan sepele. Memang banyak yang berkata jangan ragu untuk melangkah, tapi pikirkanlah juga apakah langkahmu benar dan tidak membawa resiko yang besar. Salah satu caranya adalah memperhitungkan modal awal.

Modal awal adalah sejumlah dana atau modal yang dimiliki pengusaha sebelum benar-benar menggelar bisnis mereka. Modal awal berasal dari tiga sumber, yaitu modal milik pribadi (modal sendiri), modal pinjam bank, dan modal hibah dari pihak ketiga. Pihak ketiga maksudnya bukan dalam konotasi negatif, bisa jadi dana hibah tersebut dari pemerintah atau yayasan.

Beberapa Jenis Modal Awal Dalam Bisnis

Modal awal yang sering dibahas para pengusaha bukan hanya berasal dari satu jenis sumber saja. Jenis modal awal ada dua, dan semuanya perlu dipahami oleh para pengusaha yang ingin mendirikan bisnis. Berikut ini kedua jenis modal awal dalam perusahaan :

Modal investasi merupakan jenis modal yang dihabiskan untuk membeli keperluan bisnis jangka panjang. Modal investasi biasanya digunakan untuk membeli gedung, kendaraan, mesin pabrik, dan lain sebagainya. Yang perlu diketahui, ada biaya penyusutan untuk berbagai barang yang dibeli dengan modal investasi.

Modal operasional merupakan jenis modal yang digunakan untuk membeli barang-barang yang berkaitan dengan pekerjaan. Selain itu, modal ini juga digunakan untuk membiayai berbagai biaya yang sifatnya penting untuk kegiatan operasional perusahaan. Seperti biaya listrik, biaya internet, dan lainnya.

Pentingnya Mengetahui Modal Awal

Perhitungan modal awal harus dilakukan sebelum proses bisnis dilakukan, atau proses pencarian modal dilakukan. Karena tidak semua orang sanggup mendirikan bisnis dengan menggunakan modal sendiri, pencarian modal eksternal pun dilakukan. Inilah mengapa calon pengusaha harus tahu secara pasti jumlah modal yang diperlukan.

Penghitungan modal awal juga bisa digunakan untuk mengetahui keuntungan yang dihasilkan dari sebuah proses bisnis. Dengan cara mengurangkan pendapatan dengan modal awal, dapat diketahui laba pada sebuah periode bisnis yang dilakukan. Proses ini memicu evaluasi dari berbagai pihak perusahaan agar tercipta suasana bisnis yang lebih baik.

Cara Menghitung Modal Awal Perusahaan

Modal awal perusahaan dapat dihitung dengan rumus berikut :

Modal awal = Capital Expenses + Operational Expenses

Kami berikan contoh langsung, perusahaan ingin menghitung modal awal yang dibutuhkan untuk membangun toko pakaian lengkap dengan online shop-nya. Berikut ini data biaya yang dibutuhkan.

Modal Investasi (Capital Expenses)

Laptop

Rp 4.000.000,00

Hotspot WIFI

Rp    750.000,00

Smartphone

Rp 2.500.000,00

Pembuatan website

Rp 3.500.000,00

Modal usaha yang harus dihitung penyusutannya yaitu

Jumlah

Rp 10.750.000,00

Modal Operasional (Operational Expenses)

Sewa toko fisik

Rp 2.000.000,00

Gaji karyawan

Rp 1.500.000,00

Listrik

Rp 250.000,00

Pulsa

Rp 150.000,00

Bayar WIFI

Rp 100.000,00

Jumlah

Rp 4.000.000,00

Untuk modal operasional, dalam sebuah usaha hendaknya dilakukan persediaan cadangan dana hingga 6 bulan kedepan. Ini bertujuan untuk mengamankan biaya operasional yang sekiranya dibutuhkan. Dari contoh tersebut, diperkirakan modal operasional adalah Rp 4.000.000,00 * 6 bulan yaitu Rp 24.000.000,00.

Jadi, jumlah modal awal yang diperlukan adalah Rp 10.750.000,00 + Rp 24.000.000,00 = Rp 34.750.000,00. Itulah pengertian, manfaat, dan cara menghitung modal awal yang harus kamu tahu, Sobat WE+. Dengan mengetahui metode perhitungan modal awal, bisnis yang kamu lakukan akan lebih efektif dan proyektif, so enjoy your business!

RELATED ARTICLES:

Usaha Sampingan Online Mudah yang Bisa Dilakukan Siapa Saja

Ide-ide Usaha Kreatif Menjanjikan dengan Modal yang Minim

5 Peluang Usaha Sampingan Karyawan yang Menjanjikan

Photo by Stephen Phillips - Hostreviews.co.uk on Unsplash

Safir Senduk - Tips membuka usaha. (Ilustrasi Abdillah)

Liputan6.com, Jakarta - Senang lihat sekarang makin banyak orang yang mau buka usaha. Dibanding 10-20 tahun lalu, sekarang buka usaha sendiri sudah menjadi semacam gaya hidup.

Sekarang banyak sekali artikel, buku maupun seminar yang membahas tentang berbagai macam usaha yang bisa dijalankan. Di mana-mana orang dimotivasi untuk buka usaha sendiri.

Bagus menurut saya. Kenapa? Karena makin banyak orang buka usaha, fondasi ekonomi kita harusnya bisa jadi makin kuat.

Seseorang, apa hambatan seseorang ketika mau buka usaha?

Salah satunya yang paling banyak dirasakan orang adalah masalah modal. Bukan, bukan berarti dia tidak punya modalnya, tapi kadang dia tidak tahu bagaimana cara menghitung modalnya.

Jadi, pertanyaan yang paling sering muncul ketika seseorang mau buka usaha adalah: modal apa saja yang harus disiapkan?

Pertanyaan ini penting untuk dijawab, karena dari sini biasanya kita bisa tahu, apakah saat ini uang kita cukup atau tidak untuk memenuhi modal itu. Karena itu, kali ini kita akan bahas apa saja modal yang dibutuhkan ketika Anda ingin membuka dan menjalankan usaha.

Pada prinsipnya, hanya ada tiga modal yang harus Anda siapkan. Sebenarnya sih, beberapa pakar finansial ada yang bilang butuh empat atau lima macam modal yang harus disiapkan. Tapi dengan asumsi bahwa Anda tidak suka berpikir yang rumit-rumit, saya kelompokkan saja semua modal itu jadi tiga: modal investasi awal, modal kerja dan modal operasional.

Modal investasi awal

Modal investasi awal adalah modal yang Anda butuhkan untuk bisa membuka usaha untuk pertama kalinya. Oke, misalkan saja Anda mau buka toko yang menjual segala macam peralatan rumah tangga, mulai dari alat dapur, gordyn jendela, taplak meja, karpet, sandal, dan sebagainya. Pokoknya, segala macam yang berhubungan dengan peralatan rumah tangga. Maka, sebagai investasi awal, modal yang Anda butuhkan adalah:

- Ruangan, katakan Rp 250 juta. Contoh aja kok, mengingat lokasi kan beda-beda

- Rak besar beserta kacanya untuk memajang segala barang dagangan, katakan Rp 5 juta

- Satu Unit AC, supaya toko tidak panas, misalnya Rp 3,5 juta

- Satu unit mesin kasir, ini supaya kalau ada pembeli proses transaksi jual beli bisa lebih cepat karena adanya mesin kasir ini. Contohnya Rp 3 juta.

- Lainnya yang berhubungan dengan kelengkapan toko, seperti hiasan bunga, taplak penutup rak, dan segala macam yang belum disebut di atas tadi. Total katakan Rp 2 juta.

Total, ini berarti Anda butuh Rp 263,5 juta. Nah, itulah investasi awal yang Anda butuhkan untuk memulai usaha. Dari situ, silakan hitung sendiri berapa rupiah kira-kira yang diperlukan untuk masing-masing.

Setelah itu Anda total, maka itulah jumlah modal investasi awal yang Anda butuhkan.

Sebagai masukan, untuk menekan biaya, bisa saja Anda mengurangi angka dari salah satu pos tersebut. Katakan ruang toko, daripada Anda beli ruko kecil seharga Rp 250 juta dan uang Anda langsung habis, mending Anda sewa saja, katakan 30 juta setahun.

Kalau Anda memutuskan untuk sewa, maka ini baiknya digolongkan sebagai pengeluaran operasional, dan biayanya masuk dalam modal oengeluaran operasional atau masuk dalam kategori modal nomor 3 yang akan kita bahas nanti.

Dengan begitu, kalau tanpa membeli ruang untuk toko, Anda cuma bayar Rp 13,5 jt untuk investasi awal, di luar sewa.

Walaupun begitu, banyak orang yang tetap memasukkan biaya sewa ruangan toko di modal investasi awal. Ya tidak apa-apa sih, fleksibel saja. Tapi kalau buat saya, saya lebih suka memasukkan itu di modal operasional.

Tonton Video Menarik Berikut Ini:

Gampang kok, modal kerja adalah modal yang Anda butuhkan untuk memodali barang yang akan Anda jual. Contoh, kalau di toko Anda jual panci seharga Rp 100 ribu, maka modal kerja adalah modal yang Anda butuhkan untuk membeli panci tadi.

Misalnya panci seharga Rp 100 ribu itu sebenarnya Anda beli dengan harga hanya Rp 70 ribu. Nah, Rp 70 ribu itulah modal kerja Anda.

Kalau Anda ingin stok 10 unit panci, berarti Anda harus keluar Rp 700 ribu untuk bisa stok sebanyak itu. Itu baru dari panci lho. Kalau Anda juga ingin jual gordyn, maka berapa yang Anda bayarkan kepada supplier gordyn itulah modal kerja Anda.

Jadi contohnya seperti di bawah ini:

Harga beli di supplier

- Panci = Rp 70 ribu x 10 unit (misalnya) = Rp 700 ribu. Kalau terjual semua, dengan tiap panci dihargai Rp 100 ribu, maka jumlah pendapatan Anda adalah Rp 1  juta.

- Gordyn = Rp 120 ribu x 10 unit = Rp 1,2 juta. Dengan asumsi harga jual adalah Rp 150 ribu, maka kalau terjual semua, total yang Anda dapatkan adalah Rp 1,5 juta.

- Sendal = Rp 15 ribu x 20 unit = Rp 300 ribu. Dengan harga jual misalnya Rp 25 ribu, maka total yang akan Anda dapat adalah Rp 500 ribu.

- Karpet = Rp 45 ribu x 20 unit = Rp 900 ribu. Dengan harga jual misalnya Rp 60 ribu, maka kalau terjual semua, Anda akan dapat Rp 1,2  juta.

- Taplak Meja = Rp 75 ribu x 30 unit = Rp 2,25 juta. Kalau dijual harga Rp 100 ribu dan terjual semua, Anda akan dapat Rp 3 juta.

Total yang Anda bayar ke supplier = Rp 5,35 juta. Itulah modal kerja yang Anda butuhkan.

Dengan asumsi semua barang itu terjual dalam sebulan, maka total yang Anda terima adalah Rp 7,2 juta. Ini berarti, dikurangi modal kerja Anda yang Rp 5,35 juta, Anda untung Rp 1,85 juta.

Sekarang, andaikata semua barang itu terjual habis dalam sebulan dan Anda butuh untuk mengisi stok barang dagang itu kembali ke jumlah semula setiap bulan, maka ini berarti modal kerja Anda adalah Rp 5,35 juta tiap bulan.

Beda dengan modal investasi awal dan modal kerja, modal operasional adalah modal yang harus Anda keluarkan setiap bulan untuk operasional usaha, terlepas dari barang dagangan Anda laku atau tidak.

Contohnya adalah listrik, telepon, air, sewa ruangan kalau ruangan toko itu bukan Anda beli tapi sewa, gaji pegawai, dan segala macam pengeluaran yang harus Anda bayarkan tiap bulan terlepas dari barang Anda laku atau tidak. Jadi, sifat biaya operasional ini lebih tetap jumlahnya.

Contohnya:• Listrik = Rp 200 ribu per bulan• Telepon = Rp 300 ribu per bulan• Air = Rp 150 ribu per bulan• Keamanan = Rp 150 ribu per bulan• Gaji 2 Pegawai = Rp 2,5 juta per bulan

Total = Rp 3,3 juta per bulan.

Eit, ada yang lupa, ingat di atas tadi waktu saya bilang bahwa Anda bisa pertimbangkan untuk tidak perlu membeli ruang toko, tapi menyewanya saja? Kalau iya, maka masukkan juga ini sebagai biaya operasional. Cuma yang satu ini tahunan ya, yaitu anggap Rp 30 juta untuk Sewa setahun.

Ini berarti modal operasional Anda adalah Rp 3,3 juta per bulan, plus Rp 30 juta untuk tahun pertama.

nah, sebagai awal, anggap saja selama 3 bulan pertama, toko Anda belum mampu membiayai sendiri pengeluaran-pengeluarannya. Jadi, bagaimana kalau Anda siapkan modal operasional untuk – katakan – 3 bulan. Jadi Anda ceritanya nih memberikan kesempatan kepada toko Anda selama 3 bulan untuk akhirnya dia bisa membayari sendiri biaya operasional.

Di angka 3 bulan, ini berarti Anda sebaiknya menyiapkan semacam cadangan modal operasonal sebesar Rp 3,3 juta kali 3 bulan, yaitu Rp 9,9 juta, dibulatkan jadi Rp 10 juta untuk modal operasional 3 bulan. Kalau plus sewa tadi total jadi Rp 40 juta.

Sekarang, kalau diambil kesimpulannya, ini berarti modal yang Anda butuhkan adalah:Modal investasi awal = Rp 13,5 juta sekali sajaModal kerja = Rp 5,35 juta per bulan.

Modal operasional = Rp 40 juta.

Total Rp 58,85 juta. Dibulatkan jadi Rp 60 juta.

Itulah modal yang harus Anda siapkan untuk buka usaha.

Nah, mudah-mudahan tulisan tadi bisa bermanfaat buat Anda yang ingin menghitung berapa modal yang pas sebelum membuka usaha.
Selamat menjalankan usaha.

Safir Senduk & Rekan

Telepon: (021) 2783-0610
HP: 0818-770-500 (Dala Rizfie-Manajer)
Twitter/Instagram: @SafirSenduk

Modal usaha yang harus dihitung penyusutannya yaitu

Modal usaha yang harus dihitung penyusutannya yaitu

Modal usaha yang harus dihitung penyusutannya yaitu

Modal usaha yang harus dihitung penyusutannya yaitu

Modal usaha yang harus dihitung penyusutannya yaitu

Modal usaha yang harus dihitung penyusutannya yaitu

Modal usaha yang harus dihitung penyusutannya yaitu

Modal usaha yang harus dihitung penyusutannya yaitu

Modal usaha yang harus dihitung penyusutannya yaitu

Modal usaha yang harus dihitung penyusutannya yaitu

Modal usaha yang harus dihitung penyusutannya yaitu

Modal usaha yang harus dihitung penyusutannya yaitu

Modal usaha yang harus dihitung penyusutannya yaitu

Modal usaha yang harus dihitung penyusutannya yaitu

Modal usaha yang harus dihitung penyusutannya yaitu

Modal usaha yang harus dihitung penyusutannya yaitu

Modal usaha yang harus dihitung penyusutannya yaitu

Modal usaha yang harus dihitung penyusutannya yaitu

Modal usaha yang harus dihitung penyusutannya yaitu

Modal usaha yang harus dihitung penyusutannya yaitu

Modal usaha yang harus dihitung penyusutannya yaitu

Modal usaha yang harus dihitung penyusutannya yaitu

Modal usaha yang harus dihitung penyusutannya yaitu

Modal usaha yang harus dihitung penyusutannya yaitu