Mengapa sebagai calon guru diperlukan untuk memahami keterampilan dasar menjelaskan

Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Seorang guru sebagai tenaga pendidik akan senantiasa memindahkan atau mentransfer ilmu yang dimiliki kepada peserta didik agar kekayaan intelektual peserta didik bisa bertambah. Untuk memindahkan ilmu tersebut, dibutuhkan adanya keterampilan dasar mengajar. Menurut As. Gilcman (1991), keterampilan dasar mengajar adalah kemampuan atau keterampilan yang bersifat khusus yang harus dimiliki oleh guru, dosen, instruktur atau widyaiswara agar dapat melaksanakan tugas mengajar secara efektif, efisien dan profesional. Para guru dituntut untuk berupaya semaksimal mungkin untuk mendidik peserta didik secara profesional dengan menguasai berbagai keterampilan mengajar.

Keterampilan dasar mengajar berkaitan dengan beberapa keterampilan atau kemampuan yang harus dikuasai oleh para guru dalam melaksanakan tugas mengajarnya. Terdapat delapan komponen keterampilan dasar mengajar, yaitu keterampilan membuka dan menutup pelajaran, keterampilan bertanya, keterampilan memberi penguatan, keterampilan mengadakan variasi, keterampilan menjelaskan, keterampilan membimbing diskusi kelompok kecil, keterampilan mengajar kelompok kecil/perorangan, dan keterampilan mengelola kelas.

Dalam membuka dan menutup pelajaran, seorang guru harus terampil, hal ini bertujuan agar saat memulai pembelajaran, guru dapat menimbulkan motivasi dan menarik perhatian siswa dan diakhir pembelajaran, siswa diharapkan mampu merangkum dan menyimpulkan semua hal yang telah dipelajari pada saat pembelajaran berlangsung.

Seorang guru yang profesional harus terampil dalam menjelaskan pembelajaran, supaya dapat membimbing siswa dalam memahami konsep pembelajarannya, melatih kemandirian siswa, dan agar siswa dapat berfikir kritis dan logis. Dalam hal ini, guru dituntut untuk menyampaikan segala informasi sesuai dengan keseharian siswanya. Guru harus memberikan penjelasan yang relevan dengan tujuan dan materi pembelajaran.

Dalam hal gaya mengajar, guru dapat mengadakan variasi dengan menggunakan bahan atau alat dan media pengajaran serta pola interaksi dan kegiatan siswa yang bervariasi. Seorang guru juga dapat melakukan variasi suara, misalnya dari suara rendah menjadi tinggi dan sebaliknya. Tujuan dari mengadakan variasi adalah menumbuhkembangkan perhatian dan minat belajar serta mengatasi kebosanan peserta didik agar belajar berjalan dengan baik.

Penting sekali adanya kegiatan tanya jawab yang dilakukan oleh guru. Melalui tanya jawab, menunjukkan adanya interaksi yang dinamis dan multi arah di dalam kelas. Apabila menginginkan kegiatan tanya jawab menjadi efektif, maka pertanyaan yang diajukan harus berbobot, mudah dimengerti siswa, dan sesuai dengan topik yang dibahas saat pembelajaran berlangsung. Selain itu, guru perlu menguasai materi secara mendalam, supaya ketika siswa menjawab dengan jawaban yang kurang tepat, guru bisa mengarahkan ke jawaban yang lebih tepat dan mudah dipahami mereka.

Saat siswa telah menjawab pertanyaan yang dilontarkan kepadanya, guru dapat memberikan suatu penguatan, feedback, atau respon positif. Keterampilan memberikan penguatan kepada siswa dilakukan untuk tetap memelihara motivasi siswa, meningkatkan perhatian mereka, dan menumbuhkan rasa percaya diri. Keterampilan penguatan merupakan suatu respon terhadap perilaku tertentu supaya dapat meningkatkan kemungkinan kembali berulangnya perilaku tersebut. Penguatan yang dilakukan oleh guru dapat berupa penguatan secara verbal misalnya dengan memuji, memberi penghargaan, dan persetujuan kepada para siswa, sedangkan penguatan dengan nonverbal berupa cara mendekati, gerakan badan, penguatan dengan sentuhan dan lain sebagainya.

Seorang guru dapat membentuk kelompok kecil di sela-sela pembelajaran. Selanjutnya, siswa akan berdiskusi dalam kelompok-kelompok kecil ini di bawah bimbingan guru untuk menggali informasi, memecahkan suatu permasalahan, atau mengambil keputusan. Setiap siswa bebas mengemukakan ide-ide nya tanpa merasa ada tekanan dari siapapun dan mereka harus menaati peraturan yang telah ditentukan sebelumnya. Bagi guru, mengajar kelompok kecil dan perseorangan memungkinkan guru memberikan perhatian kepada setiap siswa. Keterampilan membimbing diskusi dan mengajar kelompok kecil dan perseorangan perlu dipahami dengan sebaik-baiknya agar guru dapat secara profesional menjalankan tugas mengajar.

Strategi mengajar dan mengelola kelas harus dimiliki oleh guru, sehingga dapat menumbuhkan dan mendorong semangat peserta didik dalam mengikuti proses pembelajaran. Pada saat di dalam kelas, jika seorang guru tidak mempunyai keterampilan mengelola kelas, maka bisa dibayangkan suasana kelas akan menjadi mudah ribut, tidak nyaman, tidak kondusif, dan tidak berjalan dengan baik. Guru juga harus bisa mengusai kelas, dengan cara jadilah guru supel yang memiliki rasa empati yang tinggi dengan permasalahan pribadi peserta didik dan sabar dalam menghadapi tingkah lakunya.

Guru dapat dikatakan profesional jika memiliki keahlian dalam bidangnya, yaitu penguasaan bahan yang harus diajarkan serta metode dalam mengajar. Oleh karena itu, guru harus memahami dan mempraktekkan keterampilan dasar mengajar. Keterampilan ini membuat proses pembelajaran menjadi lebih baik dan efektif sehingga para guru bisa mengenali siswa lebih dalam dan memastikan mereka mengerti penjelasan materi yang telah diberikan.


Page 2

Seorang guru sebagai tenaga pendidik akan senantiasa memindahkan atau mentransfer ilmu yang dimiliki kepada peserta didik agar kekayaan intelektual peserta didik bisa bertambah. Untuk memindahkan ilmu tersebut, dibutuhkan adanya keterampilan dasar mengajar. Menurut As. Gilcman (1991), keterampilan dasar mengajar adalah kemampuan atau keterampilan yang bersifat khusus yang harus dimiliki oleh guru, dosen, instruktur atau widyaiswara agar dapat melaksanakan tugas mengajar secara efektif, efisien dan profesional. Para guru dituntut untuk berupaya semaksimal mungkin untuk mendidik peserta didik secara profesional dengan menguasai berbagai keterampilan mengajar.

Keterampilan dasar mengajar berkaitan dengan beberapa keterampilan atau kemampuan yang harus dikuasai oleh para guru dalam melaksanakan tugas mengajarnya. Terdapat delapan komponen keterampilan dasar mengajar, yaitu keterampilan membuka dan menutup pelajaran, keterampilan bertanya, keterampilan memberi penguatan, keterampilan mengadakan variasi, keterampilan menjelaskan, keterampilan membimbing diskusi kelompok kecil, keterampilan mengajar kelompok kecil/perorangan, dan keterampilan mengelola kelas.

Dalam membuka dan menutup pelajaran, seorang guru harus terampil, hal ini bertujuan agar saat memulai pembelajaran, guru dapat menimbulkan motivasi dan menarik perhatian siswa dan diakhir pembelajaran, siswa diharapkan mampu merangkum dan menyimpulkan semua hal yang telah dipelajari pada saat pembelajaran berlangsung.

Seorang guru yang profesional harus terampil dalam menjelaskan pembelajaran, supaya dapat membimbing siswa dalam memahami konsep pembelajarannya, melatih kemandirian siswa, dan agar siswa dapat berfikir kritis dan logis. Dalam hal ini, guru dituntut untuk menyampaikan segala informasi sesuai dengan keseharian siswanya. Guru harus memberikan penjelasan yang relevan dengan tujuan dan materi pembelajaran.

Dalam hal gaya mengajar, guru dapat mengadakan variasi dengan menggunakan bahan atau alat dan media pengajaran serta pola interaksi dan kegiatan siswa yang bervariasi. Seorang guru juga dapat melakukan variasi suara, misalnya dari suara rendah menjadi tinggi dan sebaliknya. Tujuan dari mengadakan variasi adalah menumbuhkembangkan perhatian dan minat belajar serta mengatasi kebosanan peserta didik agar belajar berjalan dengan baik.

Penting sekali adanya kegiatan tanya jawab yang dilakukan oleh guru. Melalui tanya jawab, menunjukkan adanya interaksi yang dinamis dan multi arah di dalam kelas. Apabila menginginkan kegiatan tanya jawab menjadi efektif, maka pertanyaan yang diajukan harus berbobot, mudah dimengerti siswa, dan sesuai dengan topik yang dibahas saat pembelajaran berlangsung. Selain itu, guru perlu menguasai materi secara mendalam, supaya ketika siswa menjawab dengan jawaban yang kurang tepat, guru bisa mengarahkan ke jawaban yang lebih tepat dan mudah dipahami mereka.

Saat siswa telah menjawab pertanyaan yang dilontarkan kepadanya, guru dapat memberikan suatu penguatan, feedback, atau respon positif. Keterampilan memberikan penguatan kepada siswa dilakukan untuk tetap memelihara motivasi siswa, meningkatkan perhatian mereka, dan menumbuhkan rasa percaya diri. Keterampilan penguatan merupakan suatu respon terhadap perilaku tertentu supaya dapat meningkatkan kemungkinan kembali berulangnya perilaku tersebut. Penguatan yang dilakukan oleh guru dapat berupa penguatan secara verbal misalnya dengan memuji, memberi penghargaan, dan persetujuan kepada para siswa, sedangkan penguatan dengan nonverbal berupa cara mendekati, gerakan badan, penguatan dengan sentuhan dan lain sebagainya.

Seorang guru dapat membentuk kelompok kecil di sela-sela pembelajaran. Selanjutnya, siswa akan berdiskusi dalam kelompok-kelompok kecil ini di bawah bimbingan guru untuk menggali informasi, memecahkan suatu permasalahan, atau mengambil keputusan. Setiap siswa bebas mengemukakan ide-ide nya tanpa merasa ada tekanan dari siapapun dan mereka harus menaati peraturan yang telah ditentukan sebelumnya. Bagi guru, mengajar kelompok kecil dan perseorangan memungkinkan guru memberikan perhatian kepada setiap siswa. Keterampilan membimbing diskusi dan mengajar kelompok kecil dan perseorangan perlu dipahami dengan sebaik-baiknya agar guru dapat secara profesional menjalankan tugas mengajar.

Strategi mengajar dan mengelola kelas harus dimiliki oleh guru, sehingga dapat menumbuhkan dan mendorong semangat peserta didik dalam mengikuti proses pembelajaran. Pada saat di dalam kelas, jika seorang guru tidak mempunyai keterampilan mengelola kelas, maka bisa dibayangkan suasana kelas akan menjadi mudah ribut, tidak nyaman, tidak kondusif, dan tidak berjalan dengan baik. Guru juga harus bisa mengusai kelas, dengan cara jadilah guru supel yang memiliki rasa empati yang tinggi dengan permasalahan pribadi peserta didik dan sabar dalam menghadapi tingkah lakunya.

Guru dapat dikatakan profesional jika memiliki keahlian dalam bidangnya, yaitu penguasaan bahan yang harus diajarkan serta metode dalam mengajar. Oleh karena itu, guru harus memahami dan mempraktekkan keterampilan dasar mengajar. Keterampilan ini membuat proses pembelajaran menjadi lebih baik dan efektif sehingga para guru bisa mengenali siswa lebih dalam dan memastikan mereka mengerti penjelasan materi yang telah diberikan.


Mengapa sebagai calon guru diperlukan untuk memahami keterampilan dasar menjelaskan

Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya


Page 3

Seorang guru sebagai tenaga pendidik akan senantiasa memindahkan atau mentransfer ilmu yang dimiliki kepada peserta didik agar kekayaan intelektual peserta didik bisa bertambah. Untuk memindahkan ilmu tersebut, dibutuhkan adanya keterampilan dasar mengajar. Menurut As. Gilcman (1991), keterampilan dasar mengajar adalah kemampuan atau keterampilan yang bersifat khusus yang harus dimiliki oleh guru, dosen, instruktur atau widyaiswara agar dapat melaksanakan tugas mengajar secara efektif, efisien dan profesional. Para guru dituntut untuk berupaya semaksimal mungkin untuk mendidik peserta didik secara profesional dengan menguasai berbagai keterampilan mengajar.

Keterampilan dasar mengajar berkaitan dengan beberapa keterampilan atau kemampuan yang harus dikuasai oleh para guru dalam melaksanakan tugas mengajarnya. Terdapat delapan komponen keterampilan dasar mengajar, yaitu keterampilan membuka dan menutup pelajaran, keterampilan bertanya, keterampilan memberi penguatan, keterampilan mengadakan variasi, keterampilan menjelaskan, keterampilan membimbing diskusi kelompok kecil, keterampilan mengajar kelompok kecil/perorangan, dan keterampilan mengelola kelas.

Dalam membuka dan menutup pelajaran, seorang guru harus terampil, hal ini bertujuan agar saat memulai pembelajaran, guru dapat menimbulkan motivasi dan menarik perhatian siswa dan diakhir pembelajaran, siswa diharapkan mampu merangkum dan menyimpulkan semua hal yang telah dipelajari pada saat pembelajaran berlangsung.

Seorang guru yang profesional harus terampil dalam menjelaskan pembelajaran, supaya dapat membimbing siswa dalam memahami konsep pembelajarannya, melatih kemandirian siswa, dan agar siswa dapat berfikir kritis dan logis. Dalam hal ini, guru dituntut untuk menyampaikan segala informasi sesuai dengan keseharian siswanya. Guru harus memberikan penjelasan yang relevan dengan tujuan dan materi pembelajaran.

Dalam hal gaya mengajar, guru dapat mengadakan variasi dengan menggunakan bahan atau alat dan media pengajaran serta pola interaksi dan kegiatan siswa yang bervariasi. Seorang guru juga dapat melakukan variasi suara, misalnya dari suara rendah menjadi tinggi dan sebaliknya. Tujuan dari mengadakan variasi adalah menumbuhkembangkan perhatian dan minat belajar serta mengatasi kebosanan peserta didik agar belajar berjalan dengan baik.

Penting sekali adanya kegiatan tanya jawab yang dilakukan oleh guru. Melalui tanya jawab, menunjukkan adanya interaksi yang dinamis dan multi arah di dalam kelas. Apabila menginginkan kegiatan tanya jawab menjadi efektif, maka pertanyaan yang diajukan harus berbobot, mudah dimengerti siswa, dan sesuai dengan topik yang dibahas saat pembelajaran berlangsung. Selain itu, guru perlu menguasai materi secara mendalam, supaya ketika siswa menjawab dengan jawaban yang kurang tepat, guru bisa mengarahkan ke jawaban yang lebih tepat dan mudah dipahami mereka.

Saat siswa telah menjawab pertanyaan yang dilontarkan kepadanya, guru dapat memberikan suatu penguatan, feedback, atau respon positif. Keterampilan memberikan penguatan kepada siswa dilakukan untuk tetap memelihara motivasi siswa, meningkatkan perhatian mereka, dan menumbuhkan rasa percaya diri. Keterampilan penguatan merupakan suatu respon terhadap perilaku tertentu supaya dapat meningkatkan kemungkinan kembali berulangnya perilaku tersebut. Penguatan yang dilakukan oleh guru dapat berupa penguatan secara verbal misalnya dengan memuji, memberi penghargaan, dan persetujuan kepada para siswa, sedangkan penguatan dengan nonverbal berupa cara mendekati, gerakan badan, penguatan dengan sentuhan dan lain sebagainya.

Seorang guru dapat membentuk kelompok kecil di sela-sela pembelajaran. Selanjutnya, siswa akan berdiskusi dalam kelompok-kelompok kecil ini di bawah bimbingan guru untuk menggali informasi, memecahkan suatu permasalahan, atau mengambil keputusan. Setiap siswa bebas mengemukakan ide-ide nya tanpa merasa ada tekanan dari siapapun dan mereka harus menaati peraturan yang telah ditentukan sebelumnya. Bagi guru, mengajar kelompok kecil dan perseorangan memungkinkan guru memberikan perhatian kepada setiap siswa. Keterampilan membimbing diskusi dan mengajar kelompok kecil dan perseorangan perlu dipahami dengan sebaik-baiknya agar guru dapat secara profesional menjalankan tugas mengajar.

Strategi mengajar dan mengelola kelas harus dimiliki oleh guru, sehingga dapat menumbuhkan dan mendorong semangat peserta didik dalam mengikuti proses pembelajaran. Pada saat di dalam kelas, jika seorang guru tidak mempunyai keterampilan mengelola kelas, maka bisa dibayangkan suasana kelas akan menjadi mudah ribut, tidak nyaman, tidak kondusif, dan tidak berjalan dengan baik. Guru juga harus bisa mengusai kelas, dengan cara jadilah guru supel yang memiliki rasa empati yang tinggi dengan permasalahan pribadi peserta didik dan sabar dalam menghadapi tingkah lakunya.

Guru dapat dikatakan profesional jika memiliki keahlian dalam bidangnya, yaitu penguasaan bahan yang harus diajarkan serta metode dalam mengajar. Oleh karena itu, guru harus memahami dan mempraktekkan keterampilan dasar mengajar. Keterampilan ini membuat proses pembelajaran menjadi lebih baik dan efektif sehingga para guru bisa mengenali siswa lebih dalam dan memastikan mereka mengerti penjelasan materi yang telah diberikan.


Mengapa sebagai calon guru diperlukan untuk memahami keterampilan dasar menjelaskan

Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya


Page 4

Seorang guru sebagai tenaga pendidik akan senantiasa memindahkan atau mentransfer ilmu yang dimiliki kepada peserta didik agar kekayaan intelektual peserta didik bisa bertambah. Untuk memindahkan ilmu tersebut, dibutuhkan adanya keterampilan dasar mengajar. Menurut As. Gilcman (1991), keterampilan dasar mengajar adalah kemampuan atau keterampilan yang bersifat khusus yang harus dimiliki oleh guru, dosen, instruktur atau widyaiswara agar dapat melaksanakan tugas mengajar secara efektif, efisien dan profesional. Para guru dituntut untuk berupaya semaksimal mungkin untuk mendidik peserta didik secara profesional dengan menguasai berbagai keterampilan mengajar.

Keterampilan dasar mengajar berkaitan dengan beberapa keterampilan atau kemampuan yang harus dikuasai oleh para guru dalam melaksanakan tugas mengajarnya. Terdapat delapan komponen keterampilan dasar mengajar, yaitu keterampilan membuka dan menutup pelajaran, keterampilan bertanya, keterampilan memberi penguatan, keterampilan mengadakan variasi, keterampilan menjelaskan, keterampilan membimbing diskusi kelompok kecil, keterampilan mengajar kelompok kecil/perorangan, dan keterampilan mengelola kelas.

Dalam membuka dan menutup pelajaran, seorang guru harus terampil, hal ini bertujuan agar saat memulai pembelajaran, guru dapat menimbulkan motivasi dan menarik perhatian siswa dan diakhir pembelajaran, siswa diharapkan mampu merangkum dan menyimpulkan semua hal yang telah dipelajari pada saat pembelajaran berlangsung.

Seorang guru yang profesional harus terampil dalam menjelaskan pembelajaran, supaya dapat membimbing siswa dalam memahami konsep pembelajarannya, melatih kemandirian siswa, dan agar siswa dapat berfikir kritis dan logis. Dalam hal ini, guru dituntut untuk menyampaikan segala informasi sesuai dengan keseharian siswanya. Guru harus memberikan penjelasan yang relevan dengan tujuan dan materi pembelajaran.

Dalam hal gaya mengajar, guru dapat mengadakan variasi dengan menggunakan bahan atau alat dan media pengajaran serta pola interaksi dan kegiatan siswa yang bervariasi. Seorang guru juga dapat melakukan variasi suara, misalnya dari suara rendah menjadi tinggi dan sebaliknya. Tujuan dari mengadakan variasi adalah menumbuhkembangkan perhatian dan minat belajar serta mengatasi kebosanan peserta didik agar belajar berjalan dengan baik.

Penting sekali adanya kegiatan tanya jawab yang dilakukan oleh guru. Melalui tanya jawab, menunjukkan adanya interaksi yang dinamis dan multi arah di dalam kelas. Apabila menginginkan kegiatan tanya jawab menjadi efektif, maka pertanyaan yang diajukan harus berbobot, mudah dimengerti siswa, dan sesuai dengan topik yang dibahas saat pembelajaran berlangsung. Selain itu, guru perlu menguasai materi secara mendalam, supaya ketika siswa menjawab dengan jawaban yang kurang tepat, guru bisa mengarahkan ke jawaban yang lebih tepat dan mudah dipahami mereka.

Saat siswa telah menjawab pertanyaan yang dilontarkan kepadanya, guru dapat memberikan suatu penguatan, feedback, atau respon positif. Keterampilan memberikan penguatan kepada siswa dilakukan untuk tetap memelihara motivasi siswa, meningkatkan perhatian mereka, dan menumbuhkan rasa percaya diri. Keterampilan penguatan merupakan suatu respon terhadap perilaku tertentu supaya dapat meningkatkan kemungkinan kembali berulangnya perilaku tersebut. Penguatan yang dilakukan oleh guru dapat berupa penguatan secara verbal misalnya dengan memuji, memberi penghargaan, dan persetujuan kepada para siswa, sedangkan penguatan dengan nonverbal berupa cara mendekati, gerakan badan, penguatan dengan sentuhan dan lain sebagainya.

Seorang guru dapat membentuk kelompok kecil di sela-sela pembelajaran. Selanjutnya, siswa akan berdiskusi dalam kelompok-kelompok kecil ini di bawah bimbingan guru untuk menggali informasi, memecahkan suatu permasalahan, atau mengambil keputusan. Setiap siswa bebas mengemukakan ide-ide nya tanpa merasa ada tekanan dari siapapun dan mereka harus menaati peraturan yang telah ditentukan sebelumnya. Bagi guru, mengajar kelompok kecil dan perseorangan memungkinkan guru memberikan perhatian kepada setiap siswa. Keterampilan membimbing diskusi dan mengajar kelompok kecil dan perseorangan perlu dipahami dengan sebaik-baiknya agar guru dapat secara profesional menjalankan tugas mengajar.

Strategi mengajar dan mengelola kelas harus dimiliki oleh guru, sehingga dapat menumbuhkan dan mendorong semangat peserta didik dalam mengikuti proses pembelajaran. Pada saat di dalam kelas, jika seorang guru tidak mempunyai keterampilan mengelola kelas, maka bisa dibayangkan suasana kelas akan menjadi mudah ribut, tidak nyaman, tidak kondusif, dan tidak berjalan dengan baik. Guru juga harus bisa mengusai kelas, dengan cara jadilah guru supel yang memiliki rasa empati yang tinggi dengan permasalahan pribadi peserta didik dan sabar dalam menghadapi tingkah lakunya.

Guru dapat dikatakan profesional jika memiliki keahlian dalam bidangnya, yaitu penguasaan bahan yang harus diajarkan serta metode dalam mengajar. Oleh karena itu, guru harus memahami dan mempraktekkan keterampilan dasar mengajar. Keterampilan ini membuat proses pembelajaran menjadi lebih baik dan efektif sehingga para guru bisa mengenali siswa lebih dalam dan memastikan mereka mengerti penjelasan materi yang telah diberikan.


Mengapa sebagai calon guru diperlukan untuk memahami keterampilan dasar menjelaskan

Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya