Mengapa meteor disebut juga bintang jatuh

Karena planet memiliki gravitasi, maka wajar jika beberapa benda langit yang berukuran lebih kecil tertarik menghantam bumi. Ketika memasuki atmosfer sebuah planet, meteoroid akan terpanaskan dan akan menguap sebagian atau seluruhnya. Gas-gas di sepanjang lintasannya akan terionisasi dan bercahaya. Jejak dari gas bercahaya ini disebut sebagai meteor atau sering disebut dengan bintang jatuh. Jika sebagian meteor ini mencapai tanah, akan disebut sebagai meteorit. 

Jadi, jawaban yang tepat adalah pilihan C.

Jakarta - Sebenarnya selama ini banyak orang yang menyalahartikan tentang bintang jatuh. Padahal yang orang-orang sebut sebagai bintang jatuh itu bukanlah bintang tapi adalah meteor.

Apa penyebab bintang jatuh?

Di angkasa, banyak terdapat bebatuan yang bebas melayang-layang. Bebatuan ini disebut meteoroid.

Mengapa meteor disebut sebagai bintang jatuh? Beberapa meteoroid terkadang bergerak menuju bumi. Ketika berada cukup dekat dengan bumi, meteoroid akan tertarik oleh gravitasi bumi sehingga bergerak semakin cepat menuju permukaan bumi.

Akan tetapi, perjalanan meteoroid menuju permukaan bumi tersebut tidaklah mulus. Meteoroid akan memasuki atmosfer bumi dan bergesekan dengannya. Gesekan ini sedemikian dahsyatnya sehingga menghasilkan panas. Akibatnya, batu meteoroid itu akan terbakar. 

Api pembakaran inilah yang kita lihat sebagai cahaya “bintang jatuh” di langit. Meteoroid yang terbakar di dalam atmosfer lazim disebut meteor.

Apakah berbahaya?

Bintang jatuh adalah benda langit yang memasuki atmosfer bumi. Benda langit atau partikel angkasa apapun yang masuk, mulai dari sebesar butir pasir atau bola golf bisa saja menjadi bintang jatuh. Namun seringkali material tersebut sudah terbakar habis sebelum dapat menjangkau permukaan bumi.

Tapi seperti yang disebutkan diatas, sebenarnya bintang jatuh itu adalah sebuah meteor.

Selama meteor bergerak di dalam atmosfer, volumenya banyak berkurang karena habis terbakar. Pada banyak kasus, seluruh tubuh meteor akan habis terbakar di atmosfer, namun ada juga beberapa kasus di mana sebagian tubuh meteor masih tersisa hingga menabrak permukaan bumi. Hal ini bergantung pada ukuran awal meteoroid ketika memasuki atmosfer bumi.

Batu yang tersisa dari meteor dan utuh sampai di permukaan bumi lazim disebut meteorit. Jika ukuran meteorit cukup besar, efek bintang jatuh ketika menabrak bumi cukup signifikan, sampai-sampai membentuk lubang di tanah. []

Baca Juga 

Meteoroid adalah benda-benda kecil di tata surya yang ukurannya lebih kecil daripada asteroid tetapi lebih besar daripada sebuah molekul. Persatuan Astronomi Internasional pada sidang umum IX pada 1961 mendefinisikan meteoroid sebagai berikut:

Sebuah benda padat yang berada/bergerak dalam ruang antarplanet, dengan ukuran lebih kecil daripada asteroid dan lebih besar daripada sebuah atom atau molekul.

Objek yang lebih kecil dari meteoroid diklasifikasikan sebagai mikrometeoroid atau debu luar angkasa.[1][2][3] Sebagian besar adalah fragmen dari komet atau asteroid, sedangkan yang lain adalah puing-puing dampak tabrakan yang dikeluarkan dari benda-benda seperti Bulan atau Mars.[4][5][6]

Ketika meteoroid, komet, atau asteroid memasuki atmosfer bumi dengan kecepatan biasanya lebih dari 20 km/s (72.000 km/jam; 45.000 mph), pemanasan aerodinamis dari objek tersebut menghasilkan seberkas cahaya, baik dari objek yang bersinar maupun dari jejak partikel bercahaya yang ditinggalkannya. Fenomena ini disebut meteor atau "bintang jatuh". Meteor biasanya terlihat ketika mereka berada sekitar 100 km di atas permukaan laut. Serangkaian banyak meteor yang muncul dalam hitungan detik atau menit dan tampak berasal dari titik tetap yang sama di langit disebut hujan meteor. Meteorit adalah sisa-sisa meteoroid yang telah selamat dari ablasi material permukaannya selama perjalanannya melalui atmosfer sebagai meteor dan telah menabrak tanah.

Diperkirakan 25 juta meteoroid, mikrometeoroid, dan puing-puing ruang angkasa lainnya memasuki atmosfer bumi setiap hari,[7] yang menghasilkan sekitar 15.000 ton material tersebut memasuki atmosfer setiap tahun.[8]

Meteoroid sendiri merupakan partikel kecil yang terlepas dari komet ataupun asteroid. Dari ketiganya, asteroid merupakan benda yang paling menarik untuk dipelajari para ilmuwan.

Seperti diketahui, sampai sejauh ini, ilmuwan belum bisa memahami sepenuhnya bagaimana kehidupan awal terbuat dari zat organik yang tidak hidup, bisa tumbuh dan berkembang di Bumi. Dengan mempelajari asteroid, kita bisa mengetahui lebih banyak.

Dilansir Fox News, asteroid seperti 2 Pallas dan 10 Hygiea, yang diyakini pernah memiliki air, tampak memiliki senyawa organik (berbasis karbon) di dalamnya.

“Saat ini, asteroid tersebut memiliki komposisi kimia yang lebih primitif dibandingkan dengan Bumi. Kondisinya serupa dengan saat tata surya kita saat masih baru terbentuk,” kata Carol Raymond, Deputy Principal Investigator NASA.

“Dengan mempelajarinya, kita bisa mengetahui bagaimana kehidupan bisa muncul di planet ini,” ucapnya.

Raymond menyebutkan, ada beberapa kondisi yang menjadikan Bumi sangat kondusif bagi kehidupan pada masa lalu. “Selain itu, ilmuwan berpendapat bahwa asteroid yang mendarat di Bumi pada zaman dahulu kala, telah memberikan materi pembentuk yang membantu memulai kehidupan di planet ini,” ucapnya.

Meteor adalah jejak bercahaya di langit dihasilkan ketika Meteoroid membakar di atmosfer. Hal ini umumnya disebut sebagai "bintang jatuh". Kadang-kadang mungkin banyak meteoroid menghantam atmosfer sekitar waktu yang sama, memberi kami hujan meteor.

Hal ini mengacu pada partikel itu sendiri tanpa kaitannya dengan fenomena itu menghasilkan ketika memasuki atmosfer bumi (meteor). Meteoroid adalah materi berputar di sekitar matahari atau benda dalam ruang antarplanet yang terlalu kecil untuk disebut sebuah asteroid atau komet. Bahkan partikel yang lebih kecil disebut micro-meteoroid atau butir debu kosmik, yang mencakup materi antar bintang yang harus terjadi untuk memasuki sistem surya kita. Meteoroid menjadi meteorit jika itu bertahan terjun melalui atmosfer dan mencapai permukaan bumi.

Meteorit Sebagian besar berasal dari asteroid, termasuk beberapa diyakini berasal khususnya dari 4 Vesta (salah satu asteroid terbesar di tata surya kita). Beberapa mungkin berasal dari komet. Dari 10-an ribu diketahui, jumlah yang sangat kecil meteorit telah terbukti menjadi Lunar (23 menemukan) atau Mars (mungkin sebanyak 18) asal. Meteorit terbesar yang diketahui adalah tentang ukuran dari sebuah bilik telepon. Tapi ada bukti jelas bahwa benda bahkan lebih besar telah menghantam bumi pada masa lalu.

Meskipun meteorit mungkin tampak batu hanya membosankan, mereka sangat penting dalam bahwa kita dapat menganalisis mereka hati-hati dalam laboratorium kami. Selain dari beberapa kilogram batuan bulan yang dibawa kembali oleh Apollo dan misi Luna, meteorit hanya materi kita bukti alam semesta di luar bumi.

Pada dasarnya, ada dua jenis meteorit: Besi (sekitar 4,8% dari meteorit yang ditemukan) dan Stony (sekitar 94%). Meteorit batuan yang paling umum, juga memiliki sedikit lebih beragam. ada tiga sub-klasifikasi stonys: chondrites, chondrules mengandung, chondrites karbonan, mengandung chondrules bersama dengan mineral volatile dan Achondrites yang tidak mengandung chondroles. Lalu, ada jenis yang sangat langka akhir dari meteorit dicampur, disebut sebagai Stony-Besi (sekitar 1,2%).

Meteorit ini terbuat dari paduan besi-nikel kristal. Para ilmuwan percaya bahwa mereka menyerupai inti luar Bumi.

Pola Widmanstatten terdiri dari dua logam. Kedua paduan Nikel dan Besi crystalize pada suhu yang sedikit berbeda. Jadi sedikit bahwa laju pendinginan harus sekitar 1 derajat per juta tahun agar pola ini muncul. Hal ini hanya bisa terjadi di inti cair dari sebuah planet, dan berfungsi sebagai bukti bahwa benda-benda tidak bisa datang dari bumi (formasi tersebut tidak bisa mendapatkan ke permukaan bumi sekarang).

  • physics.uc.edu Diarsipkan 2016-12-26 di Wayback Machine.
 

Artikel bertopik astronomi ini adalah sebuah rintisan. Anda dapat membantu Wikipedia dengan mengembangkannya.

  • l
  • b
  • s

  1. ^ Rubin, Alan E.; Grossman, Jeffrey N. (January 2010). "Meteorite and meteoroid: New comprehensive definitions". Meteoritics & Planetary Science. 45 (1): 114–122. Bibcode:2010M&PS...45..114R. doi:10.1111/j.1945-5100.2009.01009.x. (dalam Bahasa Inggris)
  2. ^ Atkinson, Nancy (2 June 2015). "What is the difference between asteroids and meteorites?". Universe Today. (dalam Bahasa Inggris)
  3. ^ "meteoroids". The Free Dictionary. Diakses 1 Agustus 2015.
  4. ^ "Meteoroid". Diarsip dari berkas asli. Diakses 24 Agustus 2015.
  5. ^ "Meteors & Meteorites". Diarsip dari berkas asli. Diakses 1 Agustus 2015.
  6. ^ Asteroid Fast Facts dari NASA, Maret 2014. Diakses 1 Agustus 2015.
  7. ^ Smithsonian, Diakses 2019-01-09.
  8. ^ Gary, Stuart (2011-12-22). ABC Science.

Diperoleh dari "https://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Meteoroid&oldid=20977494"