Mengapa kopi arabika kurang diminati penduduk Indonesia?

Tim | CNN Indonesia

Selasa, 03 Sep 2019 07:43 WIB

Jakarta, CNN Indonesia -- Di Indonesia kopi merupakan komoditas yang terus dibudidayakan dan diperdagangkan. Pada perdagangan internasional, kopi berada di urutan kedua setelah minyak. Hal ini menunjukkan bahwa kopi digemari oleh masyarakat dunia.

Menurut data International Coffee Organization (ICO) 2017-2018, sebanyak 161 juta masyarakat dunia mengonsumsi kopi. Sementara, Badan Pusat Statistik mencatat pada 2010 total volume ekspor mencapai 433,6 ribu ton dengan total nilai sebesar US$ 814,3 juta dan pada 2017 meningkat menjadi 467,8 ribu ton dengan total nilai sebesar US$ 1.187,16 juta.

Sebenarnya, banyak varietas pohon kopi yang tumbuh di seluruh dunia. Namun, terdapat dua jenis kopi yang paling dikenal dan memiliki banyak penggemar, yakni kopi arabika dan robusta. Berikut perbedaan kopi arabika dan robusta yang harus diketahui oleh para pencinta kopi.
1. Jumlah Arabika Lebih Banyak

Mengapa kopi arabika kurang diminati penduduk Indonesia?
Petani menjemur biji kopi arabika di Desa Gunung Sirah, Darma, Kuningan, Jawa Barat. Indonesia adalah salah satu produsen kopi arabika. (ANTARA FOTO/Ivan Pramana Putra)

Kopi arabika menyumbang 75-80 persen dari produksi kopi di dunia, sedangkan robusta 20 persen. Brazil diketahui menjadi negara terbesar pengekspor kopi arabika, sementara pengekspor robusta berasal dari Vietnam. Arabika dan robusta menjadi kopi yang paling dikenal oleh dunia.

Bagaimana dengan Indonesia? Indonesia menjadi urutan kedua setelah Brazil dalam bidang ekspor kopi. Dilansir dari Indonesia Investment, kebanyakan hasil produksi domestik adalah varietas robusta. Indonesia juga terkenal karena memiliki sejumlah kopi khusus seperti kopi luwak. Berkaitan dengan komoditas agrikultur, kopi adalah penghasil devisa terbesar keempat bagi Indonesia setelah minyak sawit, karet, dan kakao.

2. Bentuk biji kopi

Mengapa kopi arabika kurang diminati penduduk Indonesia?
Ilustrasi: Kopi robusta cenderung bulat, sedangkan arabika cenderung lonjong. (Foto: ANTARA FOTO/Irsan Mulyadi)

Perbedaan kedua varietas tersebut yakni pada bentuk biji kopi. Kopi robusta berbentuk lebih bulat sedangkan arabika lebih lonjong. Dari ketinggian tanaman, kopi robusta dapat tumbuh hingga 4,5-6 meter. Sedangkan arabika hanya dapat mencapai ketinggian 2,5-4,5 meter.

3. Beda harga kopi robusta dan arabika


Mengapa kopi arabika kurang diminati penduduk Indonesia?
Biji kopi robusta yang sudah melalui proses roasting. (CNN Indonesia/Tri Wahyuni)

Menariknya, kopi arabika memiliki nilai jual yang cukup tinggi dibandingkan dengan kopi robusta. Hal ini dikarenakan penanaman kopi arabika yang cenderung lebih lama untuk matang. Biasanya membutuhkan waktu kurang lebih satu tahun.Kopi arabika membutuhkan perawatan yang lebih, dengan kopi harus ditanam pada suhu 14-24 derajat celsius. Selain itu, jika tidak mendapat perawatan yang baik, daun kopi arabika dapat cepat berkarat. Penyakit karat daun dapat merusak tanaman dan cita rasa kopi arabika.Sementara itu, kopi robusta lebih mudah ditemui karena berada di dataran rendah. Robusta juga merupakan kopi yang mudah berkembang, berproses dengan cepat, dan lebih resisten terhadap penyakit karat daun. Dengan demikian tidak susah dan memakan waktu lama untuk memproduksinya.Cara menanam ini lah yang kemudian menjadi beda rasa kopi arabika dan robusta.

4. Soal rasa, lebih enak arabika atau robusta?


Mengapa kopi arabika kurang diminati penduduk Indonesia?
Kopi robusta memiliki tingkat kafein yang lebih tinggi ketimbang arabika. (Justin Sullivan/Getty Images/AFP)

Meski sekilas terlihat mirip, namun keduanya memiliki ciri khas masing-masing. Bagi pencinta kopi robusta, sudah tentu dapat mengenali kopi tersebut dengan rasa pahit berlebih dibanding kopi arabika. Hal ini disebabkan kandungan kafein pada kopi robusta lebih tinggi, yakni 2,7 persen dibandingkan dengan kopi arabika yang hanya 1,5 persen.Kafein sendiri merupakan stimulan yang ampuh untuk menahan rasa kantuk, kelelahan, bahkan sebagai penghilang rasa sakit. Kafein banyak terdapat di berbagai tanaman salah satunya pada tanaman kopi. Food and Drug Administration (FDA) menganggap kafein sebagai obat dan makanan tambahan. FDA merekomendasikan mengonsumsi dengan takaran 400 mg sehari.Jika kopi robusta dikenal dengan pahitnya, arabika tidak demikian. Kandungan gula pada kopi arabika terbilang cukup banyak. Maka dari itu, kopi arabika lebih mudah dinikmati oleh banyak orang. Namun, dengan banyaknya kandungan gula maka kandungan lemak pun lebih tinggi dibandingkan dengan kopi robusta.Selain itu, arabika memiliki rasa yang bervariasi, seperti rasa buah-buahan, kacang-kacangan, ataupun biji-bijian. Inilah alasannya kopi Arabika lebih banyak menjadi kopi favorit dibandingkan kopi robusta. Untuk penggemar kopi pemula, kopi arabika lebih direkomendasikan untuk dinikmati pertama kali. Namun jika lebih suka dengan cita rasa yang pahit dan kental, disarankan untuk mencoba robusta.

5. Efek samping kopi robusta dan arabika


Mengapa kopi arabika kurang diminati penduduk Indonesia?
Terlalu tinggi dosis kafein dalam tubuh dapat memicu efek negatif seperti gangguan pencernaan. (IT-STUDIO/Pixabay)

Meski banyak literatur menyebut bahwa kopi memiliki beragam khasiat seperti meningkatkan mood, metabolisme, serta performansi mental dan fisik, tetap perhatikan batasan konsumsinya. Terlalu tinggi dosis kafein dalam tubuhmu dapat memicu efek negatif, lho. Antara lain iritasi usus, gangguan pencernaan, tekanan darah tinggi, diuretik, memicu tumbuhnya bisul, insomnia, dan rentan stres.Nah, sudah tahu kan 5 perbedaan mendasar kopi arabika dan robusta? Meski sama-sama pahit, 2 varietas kopi ini ternyata jelas berbeda dari segi pembudidayaan dan cita rasanya. Semoga bermanfaat dan tak keliru lagi dalam menentukan kopi yang pas untuk dinikmati. (vid/fef)

LIVE REPORT

LIHAT SELENGKAPNYA

Saat mendengar Arabika dan Robusta, apa yang ada di benak Anda?

Biasanya, kami akan mendapatkan jawaban seperti ini: “Arabika itu manis, Robusta itu pahit,” atau “Arabika itu harganya mahal, kalau Robusta lebih murah.”

Kedua jawaban diatas memang benar adanya.

Sebenarnya, apa yang membuat Arabika dan Robusta begitu berbeda? Kali ini kami akan mengulas lebih dalam soal perbedaan kedua jenis kopi ini. 

Kopi Arabika

Jangan tertipu dengan namanya, Arabika adalah jenis kopi yang berasal dari dataran tinggi Ethiopia Barat. Kenapa namanya disebut Arabika? Menurut sebuah sumber, kopi ini dinamakan Arabika karena pada abad ke-7, biji kopi ini dibawa sebuah daerah dataran rendah di Arab. 

Umumnya jenis kopi ini tumbuh pada ketinggian sekitar 3.000-7.000 kaki di atas permukaan laut. Daerah subtropis adalah daerah yang ideal untuk kopi Arabika, karena umumnya daerah tersebut punya tanah gembur (atau tanah vulkanik), curah hujan merata, serta sinar matahari cukup, yang membuat Arabika dapat tumbuh dengan baik. Namun, Arabika adalah jenis kopi yang tidak mudah untuk dirawat. Tanaman kopinya cukup rentan terhadap hama dan penyakit.

Mengapa kopi arabika kurang diminati penduduk Indonesia?

Arabika juga merupakan jenis kopi paling populer di dunia. Menurut statistik, tahun 2017 dan 2018, produksi kopi Arabika di seluruh dunia mencapai sekitar 94,88 juta (standar 60kg). Tahun 2019 mendatang, produksi kopi Arabika di dunia diperkirakan akan melampaui 101 juta (standar 60kg). 

Kopi Arabika rasanya seperti apa?

Jika Anda pernah minum wine, maka Anda akan paham kenapa kopi ini disebut-sebut sebagai Merlot-nya kopi. Rasanya manis namun umumnya ringan saat diminum. Secangkir kopi Arabika bisa digambarkan aromatik dan kaya akan rasa. Ini sebabnya, jika Anda membeli kopi Arabika di kedai kopi, Anda dapat melihat tasting notes pada kemasannya, misalnya: floral, fruity, orange, buttery, chocolate, caramel, dan lainnya. 

Kopi Arabika Fun Facts:

  1. Arabika memiliki kadar kafein 2x lebih rendah daripada Robusta. 
  2. Kadar gula pada kopi Arabika 2x lebih tinggi dibandingkan kopi Robusta
  3. Arabika juga memiliki acidity lebih tinggi dibandingkan Robusta
  4. Kopi Arabika harganya lebih mahal dibandingkan kopi Robusta, dikarenakan lebih sulit merawat tanaman kopi ini hingga waktu panen
  5. Biji kopi Arabika bentuknya oval dan ukurannya sedikit lebih besar dibandingkan biji kopi Robusta

Kopi Arabika seperti apa yang menjadi favorit Anda?  

Kopi Robusta

Berbeda dengan Arabika, kopi Robusta berasal dari Afrika Barat dan tumbuh pada dataran yang lebih rendah dan suhu lebih tinggi. Produksi kopi Robusta menyumbang sekitar 30% dari total produksi kopi di dunia, dimana Vietnam adalah negara pengekspor terbesarnya. Dari statistik, tahun 2017 dan 2018, produksi kopi Robusta di seluruh dunia mencapai sekitar 64.89 juta (standar 60kg). 

Tanaman kopi Robusta jauh lebih mudah untuk ditanam dan dirawat, bahkan dapat memberikan hasil panen yang lebih banyak dibandingkan Arabika. Rahasia ketahanan tanaman kopi Robusta juga terletak pada kandungan kafein dan asam klorogeniknya yang tinggi, yang berfungsi sebagai pestisida alami untuk melindungi diri dari serangan hama dan penyakit. Hal ini juga menjadi alasan utama mengapa dari sisi harga, Robusta jauh lebih murah dibandingkan Arabika. Robusta tidak repot dan mudah sekali ditanam dibandingkan Arabika :) 

Mengapa kopi arabika kurang diminati penduduk Indonesia?

Image Source: Perfect Daily Grind

Kopi Robusta rasanya seperti apa?

Umumnya, Robusta sering digambarkan sebagai kopi yang pahit atau tajam dengan karakter rasa seperti kayu dan karet. Pahit atau bitter ini berasal dari kandungan kafein yang lebih tinggi pada Robusta jika dibandingkan dengan Arabika. Jika Anda hanya sekedar mencari kafein Robusta adalah pilihan terbaik! :)

Kopi Robusta Fun Facts:

  1. Robusta memiliki kadar kafein lebih tinggi dibandingkan Arabika
  2. Kadar gula pada kopi Arabika jauh lebih rendah dibandingkan kopi Arabika
  3. Robusta memiliki acidity lebih rendah dibandingkan Arabika
  4. Kopi Robusta harganya jauh lebih murah dibandingkan kopi Arabika, dikarenakan merawat tanaman kopi ini cukup mudah
  5. Biji kopi Robusta bentuknya bulat dan ukurannya lebih kecil dibandingkan biji kopi Arabika

 Walaupun seringkali dikaitkan dengan kopi bubuk instan, kopi Robusta juga dapat dinikmati seperti layaknya menyeduh kopi Arabika menggunakan metode seduh tertentu. Jangan salah, Robusta juga ada tingkatan atau grade-nya lho! Beberapa jenis Robusta berkualitas tinggi dijual dengan harga lebih tinggi karena menghasilkan rasa yang kental (deep flavour) dan krema yang bagus untuk membuat espresso.

Kopi Robusta seperti apa yang pernah Anda coba?

Ada satu hal yang menarik yang kami sadur dari Perfect Daily Grind. Walaupun kopi Robusta kurang populer dibandingkan Arabika, sudah mulai ada pergeseran pendapat dari pecinta kopi Robusta ini. 

Adalah Gabe Shohet, co-founder dari Black Sheep Coffee di London, Inggris. Beliau mendirikan kedai kopi ini bersama teman-temannya karena mereka punya visi sama: ingin secangkir kopi yang lebih strong, full-bodied, dan punya kadar kafein tinggi. Ketika sebagian besar orang mulai lebih banyak mencari kopi Arabika, Gabe Shohet dan kedai kopinya justru menyuguhkan Robusta. 

Mengapa kopi arabika kurang diminati penduduk Indonesia?
 

Karena kecintaannya yang amat dalam terhadap kopi Robusta, dengan tekad penuh ia melakukan beragam eksperimen untuk membuktikan bahwa Robusta juga patut dipertimbangkan keistimewaannya layaknya Arabika. Dalam perjalanannya tersebut, ia menemukan produsen specialty coffee Robusta yang pertama di dunia: The Sethuraman Estate yang berada di India. Produsen kopi tersebut melakukan seluruh proses layaknya kebun kopi Arabika: memetik buah ceri kopi dengan tangan, mencucinya, dan mengeringkannya. Gabe menggambarkan hasil seduhan kopi Robusta ini memiliki profil cita rasa yang melebihi Arabika. Minuman dengan tingkat kafein tinggi ini bahkan dapat menghasilkan tasting notes kenari dan coklat. 

Menarik sekali ya?

Pada akhirnya, minum atau menyeduh kopi akan kembali ke selera pribadi. Jika sebelumnya Anda lebih menyukai kopi Arabika, tak ada salahnya pula mencoba kopi Robusta sebagai perbandingan dan menghilangkan rasa penasaran. Siapa tahu, Anda justru akan menyukainya! ;)

Jangan lupa isi kembali stok persediaan kopi-kopi Anda di rumah dengan membelinya di Gordi Shop.

Comments will be approved before showing up.