Mengapa konflik palestina-israel sampai sekarang tidak pernah selesai brainly

JawaPos.com – Konflik antara Israel dan Pelestina sudah berlangsung sejak lama. Tidak terlihat akan segera usai, konflik itu semakin memuncak dengan keputusan Amerika lewat presiden mereka Donald Trump yang menyatakan ibu kota Israel adalah Yerusalem. Berikut beberapa hal yang perlu diperhatikan untuk memahami konflik Israel-Palestina. 

Sejak kapan konflik Israel dan Palestina berlangsung?
Isu wilayah di kawasan yang lantas dikenal sebagai Israel dan Palestina itu sudah ada sejak lama. Tapi, konflik yang berlangsung sampai sekarang tersebut muncul sejak perang sipil Palestina pada 1947–1948. Tepatnya setelah PBB menerbitkan resolusi 29 November 1947.

Dalam resolusi tersebut tertulis bahwa wilayah yang direbut Inggris dari Ottoman Turki itu bakal dibagi dua. Setelah mandat Inggris di kawasan tersebut berakhir pada 14 Mei 1948, Israel lantas mendeklarasikan kemerdekaannya. Palestina yang didukung negara-negara Arab berang dan lahirlah Perang Arab-Israel pada 1948.

Konflik itu kian berkobar pasca Pertempuran Enam Hari pada 1967. Sebab, Israel melanggar ketentuan PBB soal pembagian wilayah. Sampai sekarang, Israel terus mencaplok wilayah Palestina lewat metode pemekaran wilayah permukiman Yahudi di Yerusalem Timur.

Mengapa konflik tersebut tidak kunjung selesai?
Ada terlalu banyak kepentingan yang menunggangi konflik tersebut. Salah satunya adalah kepentingan AS. Pada era Perang Dingin, AS menjadikan Israel sebagai benteng pertahanan untuk mengerem penyebaran ideologi komunis Uni Soviet (sekarang Rusia) di Timur Tengah.

Bangsa Eropa pun tidak bisa mengabaikan Israel karena para leluhur mereka pernah menjadikan wilayah Israel (sebelum mendeklarasikan diri sebagai negara) sebagai jujukan saat menghindari pembantaian Nazi pada masa holocaust.

Israel yang merasa punya banyak dukungan juga sering dengan seenaknya melanggar resolusi PBB dan tidak memedulikan sanksi yang dijatuhkan.

Apa saja upaya yang dilakukan untuk menyelesaikan konflik?
Kesepakatan Oslo 1993 yang berisi pembagian wilayah dan menjadi dasar lahirnya Otoritas Palestina gagal membendung kerakusan Israel. Meski pembagian wilayah sudah jelas, Israel tetap menduduki wilayah Palestina.

Road map, rancangan perdamaian Israel dan Palestina, digagas Presiden George W Bush pada 2001 dan berlanjut sampai era Presiden Barack Obama. Namun, upaya penyelesaian konflik lewat jalur perundingan itu jalan di tempat dan tidak ada kelanjutannya sejak 2014.

Apa yang terjadi jika tidak tercapai kesepakatan damai?
Bisa jadi akan lahir tiga negara di kawasan tersebut. Yakni, Israel, Tepi Barat, dan Jalur Gaza. Sebab, Palestina masih terbelah antara Hamas dan Fatah yang masing-masing berkuasa di Jalur Gaza dan Tepi Barat.

Kemungkinan kedua, Palestina tidak akan menjadi negara dan warganya menjadi penduduk kelas dua di Israel.

Alternatif ketiga, jumlah penduduk Arab di Palestina kian bertambah dan menjadi jauh lebih banyak ketimbang Yahudi di Israel. Dengan begitu, identitas Israel sebagai negara Yahudi lama-lama akan hilang dan digantikan dengan masyarakat Arab. Dengan atau tanpa kelahiran Palestina, penduduk Arab akan mendominasi Israel. (*)

Editor : admin

Reporter : vox/nyt/hep/c10/any/ce1

Mengapa konflik palestina-israel sampai sekarang tidak pernah selesai brainly

Mengapa konflik palestina-israel sampai sekarang tidak pernah selesai brainly

Penulis: Alexander Haryanto
tirto.id - 11 Mei 2021 12:00 WIB

View non-AMP version at tirto.id

Mengapa konflik palestina-israel sampai sekarang tidak pernah selesai brainly
Berikut adalah berita dan kabar terkini dari konflik Israel dan Palestina yang kembali meningkat.

tirto.id - Berita terbaru dari konflik Israel-Palestina saat ini adalah: sedikitnya 20 orang tewas, termasuk 9 anak-anak dan seorang komandan senior Hamas. Sementara 65 orang lainnya dikabarkan mengalami luka-luka.

Israel meluncurkan serangan udara mematikan di Gaza sebagai respons serangan roket yang ditembakan Hamas dan militan Palestina. Eskalasi kekerasan ini terjadi setelah terjadi kerusuhan di kompleks Masjid Al-Aqsa.

Advertising

Advertising

Sebagaimana diwartakan thejournal.ie, Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu memperingatkan kalau Hamas sudah melewati "garis merah" karena mengarahkan misil ke arah Yerusalem dan Israel akan merespons hal itu "dengan kekerasan".

“Kami tidak akan mentolerir serangan di wilayah kami, ibu kota kami, warga kami dan tentara kami. Mereka yang menyerang kita akan membayar harga yang mahal."

Militer Israel mengklaim kalau 150 roket sudah diluncurkan dari Gaza, puluhan di antaranya dicegat oleh Sistem Pertahanan Udara Kubah Besi. Namun, tidak ada korban yang dilaporkan atas serangan itu.

"Kami telah mulai, dan saya ulangi, mulai menyerang sasaran militer di Gaza," kata juru bicara militer Jonathan Conricus. “Kami sudah mempersiapkan berbagai skenario, termasuk skenario intensitas tinggi… Hamas akan mengerti."

Militer Israel mengatakan mereka telah menargetkan "dua peluncur roket, dua pos militer", sebuah terowongan, dan delapan operasi Hamas di Gaza.

Kendati demikian, sumber Hamas mengkonfirmasi kepada kantor berita AFP kalau salah satu komandan mereka yang bernama Mohammed Fayyad sudah tewas.

Diwartakan Arab News, demonstrasi masih berlanjut hingga malam di sepanjang perbatasan untuk memberikan dukungan kepada keluarga Palestina yang terancam diusir dari rumah mereka di Yerusalem, sebagai bagian dari protes yang disebut March of Return, yang sudah terjadi selama 2 tahun.

Panglima tertinggi Brigade Al-Qassam, Mohammed Deif sebelumnya menyampaikan kalau mereka akan melakukan perlawanan. Kata dia, Israel akan "membayar mahal" kalau terus melakukan tindakan tersebut terhadap Palestina.

Infografik SC Konflik Palestina. tirto.id/Fuad

Apa Penyebab Konflik Israel-Palestina?

Konflik antara Israel dan Palestina di Yerusalem meningkat selama beberapa pekan terakhir. Israel memblokir tempat berkumpul orang-orang Palestina untuk bersosialisasi saat berbuka puasa.

Insiden tersebut mengakibatkan bentrok selama dua pekan sebelum Israel mencabut perbatasan. Kendati demikian, bentrok kembali terjadi dalam beberapa hari terakhir karena Israel mengancam akan melakukan penggusuran terhadap puluhan warga Palestina di lingkungan Sheikh Jarrah.

Dikutip AP News, kompleks Masjid Al-Aqsa adalah situs tersuci ketiga dalam Islam. Di sisi lain, situs ini juga dianggap suci oleh orang Yahudi. Mereka menyebutnya sebagai Temple Mount dan menghormatinya sebagai tempat di mana kuil-kuil Alkitab berdiri. Ini adalah titik api dari konflik Israel-Palestina yang terjadi sejak lama.

Polisi Israel menembakkan peluru karet dan granat ke arah pemuda Palestina. Kejadian itu terjadi pada hari Jumat di Masjid Al-Aqsa Yerusalem. Seperti diwartakan Reuters, konflik itu terjadi karena potensi penggusuran warga Palestina dari rumah mereka.

Akibat bentrok tersebut, setidaknya 205 warga Palestina dan 17 petugas polisi terluka. Petugas medis Palestina mengatakan, ada ribuan warga Palestina menghadapi ratusan polisi Israel yang dilengkapi dengan perlengkapan anti huru hara.

Dilaporkan, ada sekitar puluhan ribu warga Palestina berkumpul untuk melaksanakan salat di kompleks puncak bukit yang mengelilingi masjid. Namun, banyak di antara mereka yang memilih tetap tinggal untuk menentang penggusuran di kota yang telah lama menjadi pusat konflik antara Israel dan Palestina. Polisi menggunakan meriam air yang dipasang pada kendaraan lapis baja untuk membubarkan pengunjuk rasa.

"Jika kita tidak mendukung kelompok orang ini di sini, (penggusuran) akan (terjadi) di rumah saya, rumahnya, dan kepada setiap warga Palestina yang tinggal di sini," kata pengunjuk rasa Bashar Mahmoud (23) warga Palestina.

Atas bentrok itu, seorang pejabat Aqsa melalui pengeras suara masjid meminta agar semua pihak menenangkan situasi. "Polisi harus segera berhenti menembakkan granat kejut ke arah jamaah, dan pemuda harus tenang dan diam!"

Baca juga:

Baca juga artikel terkait KONFLIK ISRAEL PALESTINA atau tulisan menarik lainnya Alexander Haryanto
(tirto.id - ale/isw)

Penulis: Alexander Haryanto Editor: Iswara N Raditya

© 2022 tirto.id - All Rights Reserved.

Merdeka.com - Konflik Palestina dan Israel, hingga kini masih menjadi isu kemanusiaan yang belum berakhir. Konflik yang bermula sejak tahun 1947 ini bahkan masih sering memanas. Di mana penduduk Israel terus berusaha menguasai wilayah yang seharusnya menjadi hak dari warga negara Palestina.

Dalam beberapa waktu terakhir, Israel pun kerap mengusik kedamaian warga Palestina yang ingin merayakan peringatan hari keagamaan di Masjid Al Aqsa. Bukan hanya itu, Israel juga terus berusaha mengusir penduduk yang tinggal di wilayah perbatasan dengan menghancurkan rumah-rumah atau permukiman yang ada.

Tentu ini merupakan tindakan yang melanggar hak asasi manusia, di mana setiap manusia seharusnya berhak untuk hidup dengan aman dan tenang. Begitu juga dengan hak dalam melakukan kegiatan keagamaan dengan bebas dan terjamin. Sebagai masalah kemanusiaan, seharusnya konflik Israel Palestina ini bisa mendapatkan perhatian dan empati dari dunia.

Dengan begitu, penting bagi setiap individu untuk memahami bagaimana asal mula penyebab konflik Israel Palestina yang terjadi hingga kini. Dengan memahami hal ini, Anda mengedukasi diri sendiri dan orang-orang disekitar tentang konflik yang terjadi. Sehingga Anda bisa berpartisipasi dalam membela perdamaian dunia. Dilansir dari laman History, berikut kami merangkum penyebab konflik Israel Palestina yang perlu diketahui.

2 dari 4 halaman

Mengapa konflik palestina-israel sampai sekarang tidak pernah selesai brainly

Instagram/eye.on.palestine©2022 Merdeka.com

Jauh sebelum penyebab konflik Israel Palestina bermula, Palestina merupakan suatu negara yang ditempati oleh penduduk atau orang Filistin pada abad ke-12 SM. Sepanjang sejarah, Palestina telah diperintah oleh banyak kelompok, termasuk Asyur, Babilonia, Persia, Yunani, Romawi, Arab, Fatimiyah, Turki Seljuk, Tentara Salib, Mesir, dan Mameluke.

Kemudian, dari tahun 1517 hingga 1917, Kesultanan Utsmaniyah menguasai sebagian besar wilayah tersebut. Ketika Perang Dunia I berakhir pada tahun 1918, Inggris mengambil alih Palestina. Liga Bangsa-Bangsa mengeluarkan mandat Inggris untuk Palestina, yaitu sebuah dokumen yang memberi Inggris kendali administratif atas wilayah tersebut, termasuk ketentuan untuk mendirikan tanah air nasional Yahudi di Palestina yang mulai berlaku pada tahun 1923.

Pada tahun 1947, setelah lebih dari dua dekade pemerintahan Inggris, PBB mengusulkan rencana untuk membagi Palestina menjadi dua bagian: negara Yahudi merdeka dan negara Arab merdeka. Kota Yerusalem yang diklaim sebagai ibu kota oleh orang Yahudi dan Arab Palestina akan menjadi wilayah internasional dengan status khusus.

Para pemimpin Yahudi menerima rencana itu, tetapi banyak orang Arab Palestina dengan keras menentang, di mana beberapa di antaranya telah secara aktif melawan kepentingan Inggris dan Yahudi di kawasan itu sejak tahun 1920-an. Kelompok-kelompok Arab berpendapat bahwa mereka mewakili mayoritas penduduk di wilayah tertentu, harus diberikan lebih banyak wilayah. Mereka mulai membentuk tentara sukarelawan di seluruh Palestina.

3 dari 4 halaman

Mengapa konflik palestina-israel sampai sekarang tidak pernah selesai brainly

©2022 AFP/MMOHAMMED ABED

Sejak datangnya penduduk Yahudi ke Palestina, yang tidak lain menjadi penyebab konflik Israel Palestina, pada Mei 1948 Inggris menarik diri dari Palestina dan Israel mendeklarasikan dirinya sebagai negara merdeka. Tentu ini menyiratkan bahwa Israel bersedia melaksanakan Rencana Pemisahan.

Kemudian, tentara Arab tetangga bergerak untuk mencegah pembentukan negara Israel. Perang Arab-Israel 1948 yang terjadi melibatkan Israel dan lima negara Arab, yaitu Yordania, Irak, Suriah, Mesir, dan Lebanon. Pada akhir perang pada Juli 1949, Israel menguasai lebih dari dua pertiga bekas Mandat Inggris, sementara Yordania menguasai Tepi Barat dan Mesir menguasai Jalur Gaza.

Konflik yang terus berlanjut, kemudian lahirlah Orgaisasi Pembebasan Palestina (PLO) yang dibetuk untuk tujuan mendirikan negara Arab Palestina di tanah yang sebelumnya dikelola di bawah Mandat Inggris, juga wilayah yang yang diduduki secara tidak sah oleh Negara Israel.

Meskipun PLO pada awalnya didedikasikan untuk penghancuran Negara Israel sebagai sarana untuk mencapai tujuannya menjadi negara Palestina, dalam Kesepakatan Oslo 1993, PLO menerima hak dan keberadaan Israel, sebagai imbalan atas pengakuan formal PLO oleh Israel.

4 dari 4 halaman

Mengapa konflik palestina-israel sampai sekarang tidak pernah selesai brainly

©REUTERS/Ammar Awad

Perang Enam Hari dipicu selama periode gesekan diplomatik yang bergejolak dan pertempuran kecil antara Israel dan tetangganya. Pada bulan April 1967, bentrokan memburuk setelah Israel dan Suriah terlibat pertempuran udara dan artileri yang ganas di mana enam jet tempur Suriah dihancurkan.

Setelah pertempuran udara April, Uni Soviet memberi Mesir intelijen bahwa Israel sedang memindahkan pasukan ke perbatasan utara dengan Suriah dalam persiapan untuk invasi skala penuh.

Informasi itu tidak akurat, tetapi bagaimanapun, itu mampu menggerakkan Presiden Mesir Gamal Abdel Nasser untuk memajukan pasukan ke Semenanjung Sinai, di mana mereka mengusir pasukan penjaga perdamaian PBB yang telah menjaga perbatasan dengan Israel selama lebih dari satu dekade.

Pasukan Pertahanan Israel kemudian melancarkan serangan udara terhadap Mesir pada 5 Juni 1967. Konflik ini menarik Yordania dan Suriah untuk berada pada pihak Mesir. Namun sayangnya, perang enam hari ini, pada memberikan keuntungan besar pada pihak Israel. Di mana Israel menguasai Jalur Gaza, Tepi Barat, Semenanjung Sinai

Penyebab konflik Israel Palestina yang dimulai sejak tahun 1947 pun tahun demi tahun, masih tetap berlanjut. Kemarahan warga negara Palestina juga semakin meluap setelah pendudukan Israel berlangsung di Gaza dan Jalur Barat. Beberapa kesepakatan pun berhasil dilakukan, namun tidak kunjung memberikan keleluasaan dan kebebasan Palestina secara penuh.

Hingga kini, Palestina masih berjuang untuk menjadi negara resmi yang diakui oleh semua negara. Meskipun orang-orang Palestina menduduki daerah-daerah penting, termasuk Tepi Barat dan Jalur Gaza, beberapa orang Israel, dengan izin pemerintah mereka, terus menetap di daerah-daerah seharusnya menjadi hak Palestina.

Banyak kelompok hak asasi internasional menganggap pemukiman seperti itu ilegal, perbatasan tidak jelas, dan konflik terus-menerus berlanjut. Pada Mei 2017, para pemimpin Hamas memberikan dokumen yang mengusulkan pembentukan negara Palestina menggunakan perbatasan yang ditentukan tahun 1967, dengan Yerusalem sebagai ibu kotanya. Namun, kelompok tersebut menolak untuk mengakui Israel sebagai sebuah negara, dan pemerintah Israel segera menolak rencana tersebut.

Pada Mei 2018, ketegangan meletus ketika Kedutaan Besar AS pindah dari Tel Aviv ke Yerusalem. Merasa ini sebagai sinyal dukungan Amerika untuk Yerusalem sebagai ibu kota Israel, warga Palestina menanggapi dengan protes di perbatasan Gaza-Israel. Pada unjuk rasa itu, mengakibatkan kematian puluhan pengunjuk rasa.

Sementara begitu banyak sejarah Palestina telah melibatkan pertumpahan darah, perpindahan, dan ketidakstabilan, banyak pemimpin dunia terus bekerja menuju resolusi yang akan menghasilkan perdamaian di seluruh kawasan.

(mdk/ayi)

Baca juga:
Yahudi Israel Menyamar Berpakaian Muslim Agar Lolos dari Larangan Masuk Al Aqsa
Politisi Wanita Irlandia Bongkar Beda Perlakuan Eropa soal Pengungsi, Sedih Banget
Dituduh Bunuh Warga Israel, Rumah Pria Palestina Diledakkan Pasukan Zionis
VIDEO: Israel Masih Tindas Palestina, Mampukah Jadi Penengah Ukraina Vs Rusia?
Intip Strategi Pejuang Palestina Serang Pangkalan Israel