tirto.id - Burhanuddin Harahap dikenal sebagai seorang politisi handal pada masa pemerintahan Ir. Soekarno & Moh. Hatta. Kecakapan pria kelahiran Medan, 12 Januari 1917 ini dibuktikan lewat pengangkatannya sebagai perdana menteri pada masa demokrasi liberal. Show Kabinet Burhanuddin Harahap dibentuk pada 1955 dan berakhir pada 1956. Salah satu program kerja sekaligus prestasi dari kepemimpinan Perdana Menteri Burhanuddin adalah diselenggarakannya pemilihan umum (pemilu) pertama di Tanah Air. Semasa muda, Burhanuddin Harahap turut aktif dalam memperjuangkan kemerdekaan Indonesia. Tercatat ia pernah menjadi bagian dari Jong Islamieten Bond (JIB), Student Islam Studi Club (SIS), dan Perhimpunan Pelajar-Pelajar Islam (PPPI).
Setelah kemerdekaan, Burhanuddin kemudian aktif berkarir di Badan Pekerja Komite Nasional Pusat bersama Mr. Assaat. Karir politiknya dimulai sejak tahun 1946, ketika ia diajak oleh Prawoto Mangkusasmito untuk masuk ke Partai Masyumi. Kiprah politik Burhanuddin kian cemerlang, ketika ia masuk ke Masyumi. Saat sistem pemerintahan Indonesia berubah menjadi RIS, Burhanuddin diamanahkan menjadi salah satu wakil dari Masyumi untuk mengisi parlemen. Perannya di parlemen terus berlanjut hingga Indonesia kembali menjadi negara kesatuan. Yuli Ernawati dalam penelitiannya yang berjudul Kondisi Sosial Politik Indonesia Pada Masa Kabinet Burhanuddin Harahap 1955-1956 (2014: 31), menyebutkan bahwa posisinya di Parlemen terhenti karena ia harus merangkap dua jabatan. Setelah masa kerja Kabinet Ali Satroamidjoyo I berakhir, Burhanuddin Harahab mengemban jabatan sebagai perdana menteri sekaligus menteri pertahanan.
Baca juga:
Susunan Kabinet Burhanuddin Harahap
Dilansir dari Sekretariat Kabinet Republik Indonesia, Kabinet Burhanuddin Harahap dilantik oleh Presiden Soekarno pada 12 Agustus 1955 dan berakhir pada 1956. Anggota kabinet tersebut terdiri dari 20 orang. Adapun susunan kabinet Burhanuddin Harahap, yakni sebagai berikut: Perdana Menteri: Mr. Burhanuddin Harahap Wakil Perdana Menteri I: R. Djanu Ismadi Wakil Perdana Menteri II: Harsono Tjokroaminoto Susunan Kementeriaan Menteri Luar Negeri: Ide Anak Agung Gde Agung Menteri Dalam Negeri: R. Sunarjo Menteri Pertahanan: Burhanuddin Harahap Menteri Kehakiman: Lukman Wiradinata Menteri Penerangan: Sjamsuddin Sutan Makmur Menteri Keuangan: Sumitro Djojohadikusumo Menteri Perekonomian: I.J. Kasimo Menteri Pertanian: Mohammad Sardjan Menteri Perhubungan: H. Laoh Menteri Muda Perhubungan: Asraruddin Menteri Pekerjaan Umum: Pandji Suroso Menteri Perburuhan: Iskandar Tedjasukmana Menteri Sosial: Sudibjo Menteri Pengajaran, Pendidikan, & Kebudayaan: R.M. Suwandi Menteri Agama: Muhammad Iljas Menteri Kesehatan: J. Leimana Menteri Agraria: Gunawan Menteri Negara: Abdul Hakim Menteri Negara: Sutomo Menteri Negara: Gumala Adjaib Nur
Program Kerja Kabinet Burhanuddin Harahap
Ernawati menyebutkan bahwa, dalam melaksanakan tugas dan fungsi kabinetnya, Burhanuddin Harahap hanya melengkapi dan menyempurnakan beberapa hal yang dianggap penting untuk dimasukkan dalam program kerjanya. Di bawah kepemimpinanya sebagai perdana menteri, Indonesia melangsungkan pemilihan umum yang pertama pada tahun 1955. Selain itu, pada masa kabinet ini pergerakan ekonomi negara relatif baik. Secara lengkap, berikut ini program kerja Kabinet Burhanuddin Harahap yang dikutip dari modul Sejarah Indonesia (2020:29) , yaitu:
Kejatuhan Kabinet Burhanuddin Harahap
Secara umum, kabinet Burhanuddin Harahap berhasil dalam menuntaskan program-program kerja yang telah direncanakan dari awal. Salah satunya, Kabinet Burhanuddin mampu menyelenggarakan pemilu pertama dalam sejarah pada tahun 1955. Selain itu, situasi sosial politik pada masa kepemimpinannya dapat dikatakan kondusif karena tidak terjadi perpecahan yang berarti. Situasi ekonomi juga cukup baik, karena kebijakannya yang mengeluarkan UU anti korupsi mampu mengendalikan situasi ekonomi negara saat itu. Namun, kejatuhan kabinet Burhanuddin Harahap mulai tampak saat ia memilih jalan berunding untuk dapat menyelesaikan masalah Irian Barat. Keputusan tersebut berakibat banyaknya gelombang protes dari Soekarno maupun dari partai-partai. Pada akhirnya, 2 Maret 1956 saat pelaksanaan sidang keputusan DPR, Burhanuddin Harahap menyatakan akan menyerahkan mandatnya pada 3 Maret 1956. Pada tanggal 3 Maret 1956 mandat yang diberikan Burhanuddin Harahap diterima oleh Presiden Soekarno dan Kabinet Burhanuddin Harahap dinyatakan demisioner.
Baca juga:
Baca juga
artikel terkait
KABINET BURHANUDDIN HARAHAP
atau
tulisan menarik lainnya
Alhidayath Parinduri
Subscribe for updates Unsubscribe from updates
berikan contoh dari tujuan audit komunikasi ? tolong jawab terima kasih teka teki mos minuman ikut teka teki mos Snack bopeng pemikiran kuno tentang hujan es "Bagaimana Memupuk Nasionalisme ditengah Arus Globalisasi dan Gerakan Separatisme (Yang Ingin Memisahkan Diri Dari NKRI)." Siapa nama sahabat yang memandikan rosulullah dan apa tugas mereka masing masing ketika memandikan rosul? sering kali dijabat oleh putra raja dan bertugas sebagai pengawas pertanian pemegang stempel raja pengawas pajak keterangan tersebut merujuk kepada Alasan mengapa PGRI berkewajiban untuk melestarikan JSN '45 kepada generasi bangsa secara terus menerus ? Berikanlah penjelasan tentang Nasionalisme dan Jati diri serta berikan gambarannya sebagai warga negara Indonesia yang baik! kota yg terkenal sebagai pembuat patung? |