Mengapa golongan terpelajar menjadi kelompok pertama yang memiliki kesadaran nasional?

ASTALOG.COM – Nasionalisme atau kesadaran nasional didefinisikan sebagai kesadaran keanggotaan suatu bangsa yang secara bersama-sama mencapai, mempertahankan, mengisi kekuatan bangsa itu. Kesadaran nasional dirasakan pertama kali setelah munculnya Budi Utomo dan penderitaan rakyat Indonesia yang dijajah oleh penjajah.

Adanya perkembangan pendidikan Barat dan pendidikan Islam mendorong kaum bumiputera mendapatkan peluang untuk mendapatkan pendidikan formal. Sehubungan dengan itu, lahir golongan terpelajar Indonesia. Kelompok tersebut memiliki kedudukan yang terhormat pada awal abad ke-20. Mereka lebih pintar dari kebanyakan orang Indonesia. Adapun dilihat dari kedudukan ekonominya, mereka lebih baik dari orang-orang Indonesia lainnya.

Lebih jauh mengenai peranan golongan terpelajar, yuk simak artikel berikut!

Peranan Golongan Terpelajar

Mengapa golongan terpelajar menjadi kelompok pertama yang memiliki kesadaran nasional?
 

Dilansir dari laman Pendidikan60detik.blogspot.co.id, kelompok terpelajar Indonesia juga disebut sebagai kelompok masyarakat. Mereka terdiri atas para profesional atau yang memiliki keahlian tertentu karena pendidikan yang mereka sandang, seperti dosen, guru, dokter, dan ahli ekonomi. Mereka disebut profesional karena merupakan kelompok masyarakat yang memiliki keahlian yang terbentuk berkat pendidikan. Sekolah yang dimasukinya ternyata dapat mengubah kedudukan mereka yang terpandang dan dapat berperan dalam masyarakat Indonesia.

Kelompok terpelajar merupakan kelompok pertama yang menyadari bahwa penjajahan telah merugikan kepentingan bangsa Indonesia. Penjajahan yang melakukan diskriminasi atau membeda-bedakan antara orang Belanda dan pribumi harus dilawan. Mereka menjadi kelompok yang dapat menyampaikan ide-idenya tentang kebangsaan. Kaum terpelajar berpendapatan bahwa penjajahan Belanda memiliki beberapa keburukan, diantaranya sebagai berikut:

PELAJARI:  Sifat-sifat Batuan Sedimen

1. Adanya diskriminasi dan pembatasan terhadap penduduk pribumi di segala bidang. 2. Belanda menguras sumber daya alam dan manusia Indonesia untuk kepentingan kolonial dan negeri Belanda.

3. Belanda sangat takut jika bangsa Indonesia menjadi bangsa yang pintar dan maju.

Peranan kelompok terpelajar dalam membangkitkan kesadaran nasional tampak dalam kegiatan diskusi sosial atau politik yang sering mereka selenggarakan dalam proses belajar mereka. Peranan mereka dilakukan di antaranya melalui hal-hal berikut:

1. Organisasi politik yang berperan sebagai sarana perjuangan mereka untuk mewujudkan cita-citanya. 2. Melalui kegiatan-kegiatan tersebut, timbullah suatu kekuatan sosial baru dalam pentas politik nasional yang menyadari nasib buruk yang dialami bangsanya. Kelompok inilah yang kelak menjadi pemicu pergerakan nasional. 3. Menyapaikan kritik kepada kebijakan politik kolonial di Indonesia bahwa pemerintah kolonial telah melakukan praktik diskriminasi terhadap masyarakat pribumi.

4. Menyebarkan gagasan nasionalisme dan semangat kebangsaan dari hasil bacaan.

Mengapa golongan terpelajar menjadi kelompok pertama yang memiliki kesadaran nasional?
 

PELAJARI:  Sebutkan 5 Organisasi Pergerakan Nasional

Sesungguhnya semangat kebangsaan bukan hanya ditumbuhkembangkan oleh golongan terpelajar di Indonesia, melainkan juga oleh pelajar Indonesia yang sekolah di negeri Belanda. Mereka juga banyak mempelajari pemikiran-pemikiran nasionalis, semangat demokrasi, dan hak-hak asasi manusia. Setelah belajar dan bergaul dengan berbagai bangsa, mereka dapat menyaksikan secara lebih nyata bahwa pemerintahan kolonial Belanda di Indonesia juga ditentang oleh golongan terpelajar Belanda di negerinya sendiri.

Kaum terpelajar Indonesia yang berada di Belanda menemukan ide-ide politik mengenai kebebasan sipil dan pemerintah demokratis. Pemikiran-pemikiran dan kelompok sosialis yang antikapitalisme juga dicerna dengan baik oleh mereka dan dijadikan sebagai salah satu semangat perjuangan untuk melawan kolonialisme di Indonesia, serta mendorong kemerdekaan ekonomi dan politik.

Organisasi Bentukan Golongan Terpelajar

Menurut Ips-mrwindu.blogspot.co.id, salah satu penyebab tumbuhnya nasionalisme adalah kesadaran akan kesamaan politik yang disebabkan oleh penjajahan oleh bangsa lain atau oleh penguasa yang otoriter. Para kaum pelajar yang terpelajar membentuk berbagai organisasi yaitu:

– Boedi Oetomo. Didirikan tahun 1908 yang dipelopori oleh Dr. Soetomo. Organisazi ini banyak bergerak dibidang social, ekonomi,dan pendidikan. – Indishe Partij. Didirikan pada tanggal 25 Desember 1912 di Bandung oleh Tiga Serangkai yaitu: Douwes Dekker,Ki Hajar Dewantara, Dr. Cipto Mangunkusumo. Semboyannya “Indonesia Lepas Dari Belanda”. Tujuannya membangun rasa cinta terhadap bangsa dan tanah air Indonesia. – Perhimpunan Indonesia. Organisasi ini adalah sebuah organisasi pelajar2 Hindia yang didirikan di Belanda. Berjuang utntuk kemerdekaan Indonesia. Ketua Moh. Hatta. – Partai Komunis Indonesia. Partai ini juga memperjuangkan Indonesia tetapi bersifat komunis atau tidak mengakui adanya Tuhan.

– Partai Nasional Indonesia. Dalam kongresnya, PNI sepakat untuk memperjuangkan kemerdekaan Indonesia.

PELAJARI:  Campur Tangan Pemerintah dalam Kegiatan Ekonomi

Selain kaum terpelajar, pers juga memiliki peranan penting dalam menumbuhkembangkan semangat kebangsaan atau nasionalisme. Persadalah kegiatan masyarakat yang berhubungan dengan penerbitan berita atau informasi, baik melalui media cetak maupun elektronik. Penerbitan pers didukung oleh para golongan terpelajar yang berprofesi sebagai penulis, wartawan, atau penyiar berita. Bahasa cetak menjadi sarana penting dalam menumbuhkan semangat dan kesadaran nasional. Melalui pers, komunikasi dan penyebaran infomiasi lebih bebas, terbuka, dan dapat diakses oleh siapapun tanpa membedakan golongan dan kedudukan sosial ekonomi.

Hubungan Antara Golongan Terpelajar Dengan Munculnya Pergerakan Nasional

Pendahuluan :
Peranan Golongan terpelajar dalam pergerakan nasional Indonesia pada tahun 1908-1928 merupakan suatu usaha atau tindakan yang dilakukan oleh pemuda yang terdidik dengan melakukan perbaikan disegala bidang. Golongan terpelajar lahir dilatar belakangi oleh dua faktor yakni kebijakan politik etis dan implementasi sistem pendidikan kolonial Belanda . Tindakan yang dilakukan golongan terpelajar adalah berupaya untuk meningkatkan kesadaran nasional dan memperbaiki serta menyejahterakan kehidupan rakyat Indonesia. (Susilo Agus;2018)

Pergerakan nasional merupakan suatu istilah yang disebut sebagai suatu perjuangan untuk mencapai kemerdekaan yakni pada tahun 1908-1945. Pergerakan ini dilakukan untuk melawan penjajah secara bersama karena pada masa sebelumnya perjuangan dilakukan hanya sebatas kelompok masing-masing. Faktor yang mempengaruhi timbulnya pergerakan nasional dari dalam negeri yaitu:1. Adanya tekanan dan penderitaan yang terus menerus, sehingga rakyat berfikir untuk terus maju agar tidak selalu tertindas2.Adanya rasa senasib seperjuangan, sehingga muncul semangat kemerdekaan3.Adanya rasa kesadaran nasional dan harga diri, sehingga ada rasa untuk memiliki tanah air dan menentukan nasib sendiriAdapun faktor yang berasal dari luar negeri yaitu:1.Adanya faham baru, yakni liberalisme dan humanisme, akibat dari perang kemerdekaan Amerika (1774-1783) dan Revolusi Perancis (1789), yang sudah mulai dikenal oleh para elit intelektual2.Diterapkannya pendidikan sistem Barat dalam pelaksanaan Politik Etis (1902)3.Kemenangan Jepang terhadap Rusia tahun 19054.Gerakan Turki Muda (1896-1918)

Dengan faktor-faktor tersebut, maka munculnya sebuah kesadaran baru dan cita-cita nasional dengan diiringi dengan organisasi modern sejak 1908 yang membuat rakyat Indonesia melakukan suatu perubahan dengan munculnya sebuah gerakan nasional untuk merebut suatu kemerdekaan agar bisa memiliki tanah air dan menentukan nasib negaranya sendiri.(Ahmadin;2017)

Dengan adanya hal tersebut pendidikan merupakan suatu sarana untuk pembentukan pola pikir manusia dalam meningkatan peradaban dan evaluasi manusia. Pendidikan di Indonesia muncul akibat interaksi dengan negara-negara luar yang datang ke Tanah Air, salah satu nya yaitu negara Belanda yang menancapkan paling besar pengaruh terhadap kehidupan masyarakat indonesia.

Dalam perkembangannya, perkembangan pendidikan sudah dimulai dari masa VOC, yakni dengan didirikannya sekolah untuk melenyapkan agama Katolik dengan menyebarkan agama Protestan. Pada dasarnya semangat Etis adalah perasaan keadilan. Cita-cita kemanusiaan merupakan sasaran utama dari Politik Etis. 

Meskipun cita-cita kemanusiaan merupakan sasaran utama dari Politik Etis, pemberian pendidikan kepada pribumi tidak diberikan begitu saja meskipun pendidikan ini merupakan produk dari Politik Etis. kebijakan-kebijakan pemerintah kolonial, khususnya di bidang pendidikan didorong oleh kepentingan keuntungan ekonomi bagi mereka sendiri alih-alih oleh motif untuk meningkatkan keberadaban rakyat setempat. Hal ini terbukti di Hindia Belanda, bahwa motif pendidikan Politik Etis adalah untuk mendapatkan tenaga kerja terdidik dan murah untuuk bekerja untuk perkebunan Belanda dan pegawai kantoran.

Dengan pendirian sekolah yang dibuat pemerintah kolonial ini mengartikan bahwa, kebijakan politik pemerintah kolonial pun merambah hingga ke ranah pendidikan. Kebijakan politik tersebut yang didasari "beban" balas budi terhadap Hindia Belanda membuat sekolah yang dibuat dan diperkenalkan pemerintah kolonial serba terbatas. Terwujudnya poltik balas budi terhadap Hindia Belanda menjadi momentum penting dalam sejarah pergerakan nasional, para pemuda dengan tegas menyatakan dirinya adalah kaum muda dengan semangat baru untuk merubah nasib hidupnya dimasa yang mendatang.(Intan Ranti;2019).

Pemerintah kolonial Belanda memberikan peluang kepada masyarakat Indonesia untuk dapat memperoleh pendidikan. Golongan terpelajar yang lahir dari pelaksanaan pendidikan Belanda antara lain; Dr. Soetomo, Suwardi Suryaningrat (Ki Hajar Dewantara), Mohammad Hatta, Mohammad Syafe'i dan lainnya. Golongan terpelajar memegang konstribusi penting dalam pergerakan nasional Indonesia. Golongan terpelajar berusaha untuk memperbaiki kehidupan masyarakat Indonesia di bidang pendidikan, bidang ekonomi, munculnya kesadaran nasional untuk berbangsa dan bernegara, dan bidang sosial. (Dwi Nur;2017)

Politik etis berakar pada masalah kemanusiaan dan sekaligus pada keuntungan ekonomi. Pada akhir abad XIX, para pegawai kolonial baru yang datang dari negeri Belanda menuju Indonesia sudah memiliki suatu pemikiran tentang pemerintah kolonial ini. Politik etis secara resmi ditetapkan pada bulan September 1901, ketika Ratu Wilhelmina menyampaikan pidato tahunan. Politik etis di pusatkan membangun irigasi, menyelenggarakan emigrasi, dan memberikan sebuah pendidikan bagi bangsa Indonesia. 

Politik etis menuntut bangsa Indonesia kearah kemajuan, namun tetap bernaung di bawah penjajahan Belanda. Awal mula dilaksanakan dengan penuh tanggung jawab, bahwa Belanda memperhatikan pribumi dan membantu Indonesia dalam masa kesulitan. Meskipun pada kenyataannya kebijakan politik etis tidak serta merta mensejahterakan rakyat Indonesia, namun mampu merubah tatanan kehidupan bangsa, dimana sistem irigasi ada dimana-mana, masyarakat mengenal sistem pertanian dan perkebunan modern. 

Emigrasi atau trasmigrasi, dimana masyarakat dikirim keluar pulau Jawa, masyarakat Indonesia menjadi kenal satu sama lain dan membangun hubungan yang baik. Dampak politik etis yang sangat menonjol adalah program edukasi atau pendidikan. Adanya pendidikan bagi bangsa Indonesia, akhirnya dapat merubah pemikiran bangsa Indonesia untuk berfikir lebih maju dan bagaimana memperjuangkan suatu kemerdekaan tanpa jalan perang seperti di masa silam. Keuntungan dibidang pendidikan, yaitu banyak melahirkan tokoh cendikian lokal yang cerdas dan memiliki pemikiran yang setara dengan bangsa barat lainnya. Tokoh Cendikian atau golongan terpelajar bangsa Indonesia inilah yang akhirnya memperjuangkan kemerdekaan rakyat Indonesia dengan semangat nasionalisme dan cinta tanah air Indonesia yang dilakukan melalui diplomasi dan perang kemerdekaan Indonesia (Susilo;2018)


Mengapa golongan terpelajar menjadi kelompok pertama yang memiliki kesadaran nasional?

Lihat Sosbud Selengkapnya


Page 2

Hubungan Antara Golongan Terpelajar Dengan Munculnya Pergerakan Nasional

Pendahuluan :
Peranan Golongan terpelajar dalam pergerakan nasional Indonesia pada tahun 1908-1928 merupakan suatu usaha atau tindakan yang dilakukan oleh pemuda yang terdidik dengan melakukan perbaikan disegala bidang. Golongan terpelajar lahir dilatar belakangi oleh dua faktor yakni kebijakan politik etis dan implementasi sistem pendidikan kolonial Belanda . Tindakan yang dilakukan golongan terpelajar adalah berupaya untuk meningkatkan kesadaran nasional dan memperbaiki serta menyejahterakan kehidupan rakyat Indonesia. (Susilo Agus;2018)

Pergerakan nasional merupakan suatu istilah yang disebut sebagai suatu perjuangan untuk mencapai kemerdekaan yakni pada tahun 1908-1945. Pergerakan ini dilakukan untuk melawan penjajah secara bersama karena pada masa sebelumnya perjuangan dilakukan hanya sebatas kelompok masing-masing. Faktor yang mempengaruhi timbulnya pergerakan nasional dari dalam negeri yaitu:1. Adanya tekanan dan penderitaan yang terus menerus, sehingga rakyat berfikir untuk terus maju agar tidak selalu tertindas2.Adanya rasa senasib seperjuangan, sehingga muncul semangat kemerdekaan3.Adanya rasa kesadaran nasional dan harga diri, sehingga ada rasa untuk memiliki tanah air dan menentukan nasib sendiriAdapun faktor yang berasal dari luar negeri yaitu:1.Adanya faham baru, yakni liberalisme dan humanisme, akibat dari perang kemerdekaan Amerika (1774-1783) dan Revolusi Perancis (1789), yang sudah mulai dikenal oleh para elit intelektual2.Diterapkannya pendidikan sistem Barat dalam pelaksanaan Politik Etis (1902)3.Kemenangan Jepang terhadap Rusia tahun 19054.Gerakan Turki Muda (1896-1918)

Dengan faktor-faktor tersebut, maka munculnya sebuah kesadaran baru dan cita-cita nasional dengan diiringi dengan organisasi modern sejak 1908 yang membuat rakyat Indonesia melakukan suatu perubahan dengan munculnya sebuah gerakan nasional untuk merebut suatu kemerdekaan agar bisa memiliki tanah air dan menentukan nasib negaranya sendiri.(Ahmadin;2017)

Dengan adanya hal tersebut pendidikan merupakan suatu sarana untuk pembentukan pola pikir manusia dalam meningkatan peradaban dan evaluasi manusia. Pendidikan di Indonesia muncul akibat interaksi dengan negara-negara luar yang datang ke Tanah Air, salah satu nya yaitu negara Belanda yang menancapkan paling besar pengaruh terhadap kehidupan masyarakat indonesia.

Dalam perkembangannya, perkembangan pendidikan sudah dimulai dari masa VOC, yakni dengan didirikannya sekolah untuk melenyapkan agama Katolik dengan menyebarkan agama Protestan. Pada dasarnya semangat Etis adalah perasaan keadilan. Cita-cita kemanusiaan merupakan sasaran utama dari Politik Etis. 

Meskipun cita-cita kemanusiaan merupakan sasaran utama dari Politik Etis, pemberian pendidikan kepada pribumi tidak diberikan begitu saja meskipun pendidikan ini merupakan produk dari Politik Etis. kebijakan-kebijakan pemerintah kolonial, khususnya di bidang pendidikan didorong oleh kepentingan keuntungan ekonomi bagi mereka sendiri alih-alih oleh motif untuk meningkatkan keberadaban rakyat setempat. Hal ini terbukti di Hindia Belanda, bahwa motif pendidikan Politik Etis adalah untuk mendapatkan tenaga kerja terdidik dan murah untuuk bekerja untuk perkebunan Belanda dan pegawai kantoran.

Dengan pendirian sekolah yang dibuat pemerintah kolonial ini mengartikan bahwa, kebijakan politik pemerintah kolonial pun merambah hingga ke ranah pendidikan. Kebijakan politik tersebut yang didasari "beban" balas budi terhadap Hindia Belanda membuat sekolah yang dibuat dan diperkenalkan pemerintah kolonial serba terbatas. Terwujudnya poltik balas budi terhadap Hindia Belanda menjadi momentum penting dalam sejarah pergerakan nasional, para pemuda dengan tegas menyatakan dirinya adalah kaum muda dengan semangat baru untuk merubah nasib hidupnya dimasa yang mendatang.(Intan Ranti;2019).

Pemerintah kolonial Belanda memberikan peluang kepada masyarakat Indonesia untuk dapat memperoleh pendidikan. Golongan terpelajar yang lahir dari pelaksanaan pendidikan Belanda antara lain; Dr. Soetomo, Suwardi Suryaningrat (Ki Hajar Dewantara), Mohammad Hatta, Mohammad Syafe'i dan lainnya. Golongan terpelajar memegang konstribusi penting dalam pergerakan nasional Indonesia. Golongan terpelajar berusaha untuk memperbaiki kehidupan masyarakat Indonesia di bidang pendidikan, bidang ekonomi, munculnya kesadaran nasional untuk berbangsa dan bernegara, dan bidang sosial. (Dwi Nur;2017)

Politik etis berakar pada masalah kemanusiaan dan sekaligus pada keuntungan ekonomi. Pada akhir abad XIX, para pegawai kolonial baru yang datang dari negeri Belanda menuju Indonesia sudah memiliki suatu pemikiran tentang pemerintah kolonial ini. Politik etis secara resmi ditetapkan pada bulan September 1901, ketika Ratu Wilhelmina menyampaikan pidato tahunan. Politik etis di pusatkan membangun irigasi, menyelenggarakan emigrasi, dan memberikan sebuah pendidikan bagi bangsa Indonesia. 

Politik etis menuntut bangsa Indonesia kearah kemajuan, namun tetap bernaung di bawah penjajahan Belanda. Awal mula dilaksanakan dengan penuh tanggung jawab, bahwa Belanda memperhatikan pribumi dan membantu Indonesia dalam masa kesulitan. Meskipun pada kenyataannya kebijakan politik etis tidak serta merta mensejahterakan rakyat Indonesia, namun mampu merubah tatanan kehidupan bangsa, dimana sistem irigasi ada dimana-mana, masyarakat mengenal sistem pertanian dan perkebunan modern. 

Emigrasi atau trasmigrasi, dimana masyarakat dikirim keluar pulau Jawa, masyarakat Indonesia menjadi kenal satu sama lain dan membangun hubungan yang baik. Dampak politik etis yang sangat menonjol adalah program edukasi atau pendidikan. Adanya pendidikan bagi bangsa Indonesia, akhirnya dapat merubah pemikiran bangsa Indonesia untuk berfikir lebih maju dan bagaimana memperjuangkan suatu kemerdekaan tanpa jalan perang seperti di masa silam. Keuntungan dibidang pendidikan, yaitu banyak melahirkan tokoh cendikian lokal yang cerdas dan memiliki pemikiran yang setara dengan bangsa barat lainnya. Tokoh Cendikian atau golongan terpelajar bangsa Indonesia inilah yang akhirnya memperjuangkan kemerdekaan rakyat Indonesia dengan semangat nasionalisme dan cinta tanah air Indonesia yang dilakukan melalui diplomasi dan perang kemerdekaan Indonesia (Susilo;2018)


Mengapa golongan terpelajar menjadi kelompok pertama yang memiliki kesadaran nasional?

Lihat Sosbud Selengkapnya


Page 3

Hubungan Antara Golongan Terpelajar Dengan Munculnya Pergerakan Nasional

Pendahuluan :
Peranan Golongan terpelajar dalam pergerakan nasional Indonesia pada tahun 1908-1928 merupakan suatu usaha atau tindakan yang dilakukan oleh pemuda yang terdidik dengan melakukan perbaikan disegala bidang. Golongan terpelajar lahir dilatar belakangi oleh dua faktor yakni kebijakan politik etis dan implementasi sistem pendidikan kolonial Belanda . Tindakan yang dilakukan golongan terpelajar adalah berupaya untuk meningkatkan kesadaran nasional dan memperbaiki serta menyejahterakan kehidupan rakyat Indonesia. (Susilo Agus;2018)

Pergerakan nasional merupakan suatu istilah yang disebut sebagai suatu perjuangan untuk mencapai kemerdekaan yakni pada tahun 1908-1945. Pergerakan ini dilakukan untuk melawan penjajah secara bersama karena pada masa sebelumnya perjuangan dilakukan hanya sebatas kelompok masing-masing. Faktor yang mempengaruhi timbulnya pergerakan nasional dari dalam negeri yaitu:1. Adanya tekanan dan penderitaan yang terus menerus, sehingga rakyat berfikir untuk terus maju agar tidak selalu tertindas2.Adanya rasa senasib seperjuangan, sehingga muncul semangat kemerdekaan3.Adanya rasa kesadaran nasional dan harga diri, sehingga ada rasa untuk memiliki tanah air dan menentukan nasib sendiriAdapun faktor yang berasal dari luar negeri yaitu:1.Adanya faham baru, yakni liberalisme dan humanisme, akibat dari perang kemerdekaan Amerika (1774-1783) dan Revolusi Perancis (1789), yang sudah mulai dikenal oleh para elit intelektual2.Diterapkannya pendidikan sistem Barat dalam pelaksanaan Politik Etis (1902)3.Kemenangan Jepang terhadap Rusia tahun 19054.Gerakan Turki Muda (1896-1918)

Dengan faktor-faktor tersebut, maka munculnya sebuah kesadaran baru dan cita-cita nasional dengan diiringi dengan organisasi modern sejak 1908 yang membuat rakyat Indonesia melakukan suatu perubahan dengan munculnya sebuah gerakan nasional untuk merebut suatu kemerdekaan agar bisa memiliki tanah air dan menentukan nasib negaranya sendiri.(Ahmadin;2017)

Dengan adanya hal tersebut pendidikan merupakan suatu sarana untuk pembentukan pola pikir manusia dalam meningkatan peradaban dan evaluasi manusia. Pendidikan di Indonesia muncul akibat interaksi dengan negara-negara luar yang datang ke Tanah Air, salah satu nya yaitu negara Belanda yang menancapkan paling besar pengaruh terhadap kehidupan masyarakat indonesia.

Dalam perkembangannya, perkembangan pendidikan sudah dimulai dari masa VOC, yakni dengan didirikannya sekolah untuk melenyapkan agama Katolik dengan menyebarkan agama Protestan. Pada dasarnya semangat Etis adalah perasaan keadilan. Cita-cita kemanusiaan merupakan sasaran utama dari Politik Etis. 

Meskipun cita-cita kemanusiaan merupakan sasaran utama dari Politik Etis, pemberian pendidikan kepada pribumi tidak diberikan begitu saja meskipun pendidikan ini merupakan produk dari Politik Etis. kebijakan-kebijakan pemerintah kolonial, khususnya di bidang pendidikan didorong oleh kepentingan keuntungan ekonomi bagi mereka sendiri alih-alih oleh motif untuk meningkatkan keberadaban rakyat setempat. Hal ini terbukti di Hindia Belanda, bahwa motif pendidikan Politik Etis adalah untuk mendapatkan tenaga kerja terdidik dan murah untuuk bekerja untuk perkebunan Belanda dan pegawai kantoran.

Dengan pendirian sekolah yang dibuat pemerintah kolonial ini mengartikan bahwa, kebijakan politik pemerintah kolonial pun merambah hingga ke ranah pendidikan. Kebijakan politik tersebut yang didasari "beban" balas budi terhadap Hindia Belanda membuat sekolah yang dibuat dan diperkenalkan pemerintah kolonial serba terbatas. Terwujudnya poltik balas budi terhadap Hindia Belanda menjadi momentum penting dalam sejarah pergerakan nasional, para pemuda dengan tegas menyatakan dirinya adalah kaum muda dengan semangat baru untuk merubah nasib hidupnya dimasa yang mendatang.(Intan Ranti;2019).

Pemerintah kolonial Belanda memberikan peluang kepada masyarakat Indonesia untuk dapat memperoleh pendidikan. Golongan terpelajar yang lahir dari pelaksanaan pendidikan Belanda antara lain; Dr. Soetomo, Suwardi Suryaningrat (Ki Hajar Dewantara), Mohammad Hatta, Mohammad Syafe'i dan lainnya. Golongan terpelajar memegang konstribusi penting dalam pergerakan nasional Indonesia. Golongan terpelajar berusaha untuk memperbaiki kehidupan masyarakat Indonesia di bidang pendidikan, bidang ekonomi, munculnya kesadaran nasional untuk berbangsa dan bernegara, dan bidang sosial. (Dwi Nur;2017)

Politik etis berakar pada masalah kemanusiaan dan sekaligus pada keuntungan ekonomi. Pada akhir abad XIX, para pegawai kolonial baru yang datang dari negeri Belanda menuju Indonesia sudah memiliki suatu pemikiran tentang pemerintah kolonial ini. Politik etis secara resmi ditetapkan pada bulan September 1901, ketika Ratu Wilhelmina menyampaikan pidato tahunan. Politik etis di pusatkan membangun irigasi, menyelenggarakan emigrasi, dan memberikan sebuah pendidikan bagi bangsa Indonesia. 

Politik etis menuntut bangsa Indonesia kearah kemajuan, namun tetap bernaung di bawah penjajahan Belanda. Awal mula dilaksanakan dengan penuh tanggung jawab, bahwa Belanda memperhatikan pribumi dan membantu Indonesia dalam masa kesulitan. Meskipun pada kenyataannya kebijakan politik etis tidak serta merta mensejahterakan rakyat Indonesia, namun mampu merubah tatanan kehidupan bangsa, dimana sistem irigasi ada dimana-mana, masyarakat mengenal sistem pertanian dan perkebunan modern. 

Emigrasi atau trasmigrasi, dimana masyarakat dikirim keluar pulau Jawa, masyarakat Indonesia menjadi kenal satu sama lain dan membangun hubungan yang baik. Dampak politik etis yang sangat menonjol adalah program edukasi atau pendidikan. Adanya pendidikan bagi bangsa Indonesia, akhirnya dapat merubah pemikiran bangsa Indonesia untuk berfikir lebih maju dan bagaimana memperjuangkan suatu kemerdekaan tanpa jalan perang seperti di masa silam. Keuntungan dibidang pendidikan, yaitu banyak melahirkan tokoh cendikian lokal yang cerdas dan memiliki pemikiran yang setara dengan bangsa barat lainnya. Tokoh Cendikian atau golongan terpelajar bangsa Indonesia inilah yang akhirnya memperjuangkan kemerdekaan rakyat Indonesia dengan semangat nasionalisme dan cinta tanah air Indonesia yang dilakukan melalui diplomasi dan perang kemerdekaan Indonesia (Susilo;2018)


Mengapa golongan terpelajar menjadi kelompok pertama yang memiliki kesadaran nasional?

Lihat Sosbud Selengkapnya