Mbaru niang adalah salah satu rumah adat yang berbentuk

Mbaru niang adalah salah satu rumah adat yang berbentuk

NTT,- (Nawacitalib.com)

Suku Manggarai mewarisi arsitektur tradisional terdapat di desa Wae Rebo dengan komplek rumah adat berbentuk kerucut. Rumah adat Mbaru Niang dengan atap berbentuk kerucut itu merupakan warisan leluhur suku Manggarai di Desa Wae Rebo Manggarai Tengah/ Raya, Flores NTT…

Mbaru Niang merupakan bangunan warisan yang dilestarikan oleh penduduk setempat dengan terus menjalankan ritual tradisi di dalam rumah itu. Ada empat Mbaru Niang dengan ukuran serupa, dan satu rumah sebagai rumah utama untuk melakukan pertemuan adat…

Mbaru niang adalah salah satu rumah adat yang berbentuk

Desa Wae Rebo mendapat julukan sebagai desa di atas awan, karena berada pada ketinggian 1.200 meter di atas permukaan laut. Di setiap rumah adat itu dihuni enam sampai delapan keluarga yang berperan menjaga keaslian rumah adat dengan kekayaan budaya tradisional…

Rumah adat Mbaru Niang adalah contoh karya arsitektur vernakular yang unik, rumah berbentuk kerucut yang dutupi daun lontar dari atas hingga ke bawah hampir menyentuh tanah. Tingginya mencapai 15 m dengan pembagian beberapa lantai dengan diameter lantai dasar sekitar 15 m dan terbagi atas 5 lantai…

Rumah adat Mbaru Niang secara vertikal terbagi atas 5 lantai yang setiap lantai mempunyai nama serta fungsi masing-masing yaitu:

  1. Lantai pertama atau lantai dasar disebut lutur, yang dipakai untuk tinggal dan berkumpul dengan keluarga. Tingkat ini terbagi menjadi tiga, yaitu bagian depan ruangan bersama, bagian dalam adalah kamar-kamar yang dipisahkan dengan papan, dan dapur ada di bagian tengah.
  2. Lantai kedua merupakan loteng yang disebut lobo, berfungsi untuk menyimpan bahan makanan dan barang-barang sehari-hari.
  3. Lantai ketiga dinamakan lentar,.yaitu tempat untuk menyimpan benih-benih tanaman pangan, seperti benih jagung, padi, dan kacang-kacangan.
  4. Lantai keempat disebut lempa rae, digunakan untuk menyimpan bahan makanan.
  5. Lantai kelima disebut hekang kode, sebagai tempat untuk sesajian persembahan kepada para leluhur…

Kontruksi bangunan rumah adat Mbaru Niang ini hanya menggunakan sistem pasak dan pen lalu diikat dengan rotan sebagai penguat setiap tulang fondasinya.

Desain rumah panggung selain melindungi penghuni dari binatang buas dan tanah yang basah, kolong rumah kerap digunakan untuk menenun.

Setiap rumah ada dua pintu, di depan, di belakang, serta empat jendela kecil. Masuk ke dalam rumah yang remang-remang, terlihat langit-langit yang tinggi dan kayu-kayu konstruksi.

8 Keunikan Rumah Adat Mbaru Niang di Wae Rebo Manggarai

Mbaru Niang ini adalah rumah adat yang bisa kita temukan di Kampung Wae Rebo. Sebuah kampung adat di Pulau Flores, Nusa Tenggara Timur (NTT), yang terpencil di atas pegunungan dengan ketinggian 1.117 mdpl.

Wae Rebo dikelilingi pegunungan dan hutan hujan tropis. Masuk wilayah Satar Lenda, Kecamatan Satar Mese Barat, Kabupaten Manggarai, NTT.

Kamu bisa sebutkan keunikan dari rumah adat Mbaru Niang? Berikut ini kita eksplorasi yuk, keunikan Desa Wae Rebo ini.

  1. Atap Terbuat dari Daun Lontar

Rumah adat itu memiliki atap berbentuk kerucut dengan ketinggian mencapai sekitar 15 meter. Atap rumah adat Mbaru Niang terbuat dari daun lontar yang ditutupi ijuk. Bagian bawah dari atap itu menjulur sampai nyaris menyentuh tanah.

Mengapa rumah adat disini berbentuk kerucut? Limas istimewa dengan bidang miring yang disebut selimut kerucut dan beralas lingkaran.

Dalam Budaya Wae Rebo, bentuk kerucut dari Mbaru Niang merupakan simbol perlindungan dan persatuan antarrakyat Wae Rebo.

Lantai rumah berbentuk lingkaran, melambangkan harmonisasi dan keadilan antarwarga dan keluarga.

  1. Terdiri dari 5 Lantai/Tingkat

Rumah adat Mbaru Niang memiliki 5 lantai (5 tingkat). Terdapat berbagai ruangan dengan fungsi masing-masing, di kelima lantai Mbaru Niang.

Keunikan rumah adat Wae Rebo selanjutnya adalah, rumah terbuat dari kayu worok dan bambu yang dibangun tanpa paku.
Konstruksi bangunan Mbaru Niang saling terikat dengan menggunakan tali rotan yang sangat kuat.

  1. Lantai Rumah Tidak Menyentuh Tanah

Sama seperti kebanyakan rumah adat yang ada di Indonesia, Mbaru Niang juga berbentuk rumah panggung. Kolong rumah tingginya sekitar 1 meter. Dibuat demikian karena ada aturan dari leluhur: lantai rumah tak boleh menyentuh tanah…

Desa Wae Rebo sendiri merupakan salah satu desa tertua di Indonesia. Desa ini oleh badan kebudayaan dunia UNESCO ditetapkan sebagai salah satu warisan budaya dunia yg menjadi salah situs budaya dan sejarah yg dilindungi… (AtaLabala)

(Red)

Catatan: artikel dihimpun dari berbagai sumber…

Tyas Wening Selasa, 27 April 2021 | 13:30 WIB

Mbaru niang adalah salah satu rumah adat yang berbentuk

Rumah adat Mbaru Niang, rumah adat yang ditinggali oleh Suku Manggarai di Nusa Tenggara Timur (Wikimedia Commons)

Bobo.id - Rumah adat suku bangsa menjadi salah satu kekayaan dan keberagaman budaya yang ada di Indonesia.

Ada berbagai suku yang menempati ribuan pulau di Indonesia.

Salah satu suku asli Indonesia adalah Suku Manggarai, yang tingga di Kabupaten Manggarai, Flores Barat, Nusa Tenggara Timur.

Suku Manggarai memiliki rumah adat yang bentuknya unik, nih, teman-teman, yaitu rumah adat yang berbentuk kerucut.

Baca Juga: Bukan Hanya Honai, Ada Juga Rumah Adat Papua Lainnya! Ketahui 3 Rumah Adat di Papua

Rumah adat ini disebut sebagai rumah adat Gendang yang disebut juga sebaggai Mbaru Niang.

Selain bentuknya yang unik, Mbaru Niang juga memiliki keunikan lainnya.

Yuk, ketahui mengenai rumah adat Mbaru Niang!


Page 2


Page 3

Mbaru niang adalah salah satu rumah adat yang berbentuk

Wikimedia Commons

Rumah adat Mbaru Niang, rumah adat yang ditinggali oleh Suku Manggarai di Nusa Tenggara Timur

Bobo.id - Rumah adat suku bangsa menjadi salah satu kekayaan dan keberagaman budaya yang ada di Indonesia.

Ada berbagai suku yang menempati ribuan pulau di Indonesia.

Salah satu suku asli Indonesia adalah Suku Manggarai, yang tingga di Kabupaten Manggarai, Flores Barat, Nusa Tenggara Timur.

Suku Manggarai memiliki rumah adat yang bentuknya unik, nih, teman-teman, yaitu rumah adat yang berbentuk kerucut.

Baca Juga: Bukan Hanya Honai, Ada Juga Rumah Adat Papua Lainnya! Ketahui 3 Rumah Adat di Papua

Rumah adat ini disebut sebagai rumah adat Gendang yang disebut juga sebaggai Mbaru Niang.

Selain bentuknya yang unik, Mbaru Niang juga memiliki keunikan lainnya.

Yuk, ketahui mengenai rumah adat Mbaru Niang!

Oleh: Nikita putri iskandar – 2301850891

Mbaru niang adalah salah satu rumah adat yang berbentuk

Gambar 1. Rumah Adat Mbaru Niang, Wae Rebo

Sumber: arsitur.com

Desa adat Wae rebo merupakan kampung adat tradisional yang berlokasi di Kampung Wae rebo, Gunung Pocoroko, Kabupaten Manggarai, Flores, Provinsi NTT. Dusun Wae rebo ini lebih dikenal sebagai salah satu destinasi wisata karena karakteristik local yang menarik dengan dikelilingi oleh pegunungan dan hutan hujan tropis . rumah adat Wae rebo ini juga disebut sebagai Rumah Mbaru Niang yang merupakan budaya asli warga Wae rebo yang sudah dibangun oeh para nenek moyang mereka Bernama Empo Maro yang berasal dari Minangkabau, Sumatera. Empo Maro mencerminkan Wae rebo oleh sebuah Bahasa local, “Neka hemong kuni agu kalo” yang berarti “Wae rebo adalah tanah kelahiran, warisan, dan tanah air yang tidak akan pernah terlupakan”. Hal itu dapat ditunjukkan melalui warga desa wae rebo yang lebih memilih untuk tinggal di kampung mereka di pedalaman dantetap setia melestarikan kebudayaan mereka.

Mbaru niang adalah salah satu rumah adat yang berbentuk

Gambar 2. Sketsa Rumah Adat Mbaru Niang

Sumber: arsitekturindonesia.org

Dalam konteks arsitektur , Rumah adat Mbaru Niang merupakan salah satu contoh karya arsitektur vernakuler. Nama Mbaru Niang diambil dari kata ‘Mbaru ‘ artinya rumah dan ‘Niang’ artinya tinggi dan bulat, kedua arti nama tersebut mereferensikan bentuk dari rumah ini dimana Mbaru Niang berbentuk kerucut, meruncing ke atas.  Bentuk runcing pada rumah ini merupakan simbol perlindungan dan persatuan antar masyarakat Wae Rebo menurut Fransiskus Mudir. Tinggi dari rumah ini mencapai 15 m dengan atap yang ditutupi dengan daun lontar. 

Pada area Desa Wae Rebo terdapat 7 Rumah Mbaru Niang yang disusun melingkar dan melingkari batu melingkar (Compang)  yang menjadi pusatnya.  Compang juga merupakan sebuah altar bagi warga desa Wae rebo untuk memuji dan menyembah Tuhan serta roh roh nenek moyang. Jumlah 7 rumah sendiri memiliki arti penghormatan para nenek moyang mereka terhadap 7 arah mata angin dari puncak gunung yang berada di sekeliling kampung wae rebo, hal ini dipercaya sebagai cara untuk menyembah roh roh yang memberikan mereka kesejahteraan. Ketujuh rumah tersebut pun memiliki nama yang berbeda beda , diantaranya :

  1. Niang Gendang
  2. Niang Gena Mandok
  3. Niang Gena Jekong (dibangun kembali pada tahun 2010)
  4. Niang Gena Ndorom (dibangun kembali pada tahun 2009)
  5. Niang Gena Keto
  6. Niang Gena Jintam
  7. Niang Gena Maro

Mbaru niang adalah salah satu rumah adat yang berbentuk

Gambar 3. Perspektif Rumah Adat Wae Rebo

Sumber: genpi.id

Rumah ini terbagi menjadi beberapa lantai yang berbentuk melingkar dengan diameter 14 meter pada jenis rumah Niang Gendang (rumah utama) dan 11 meter pada Niang Gena (rumah yang lainnya). dan merupakan lambang suatu keharmonisan dan keadilan antar warga dan keluarga dalam rumah Mbaru Niang tersebut. Rumah Mbaru niang sendiri ada yang ditinggali oleh 6 keluarga (Niang Gena) dan 8 keluarga (Niang Gendang).  Lantai rumah terdiri dari 5 lantai dengan nama dan fungsinya masing masing yaitu:  

  • Lantai pertama dibagi dalam 2 bagian yaitu lutur dan Nolang.  Nolang merupakan zona privat yang berfungsi untuk tempat tinggal dan berkumpul keluarga. Ruangannya dibagi menjadi tiga bagian, ruang terluar sebagai ruang keluarga, lalu ruang-ruang yang disekat dengan papan kayu sebagai kamar-kamar keluarga yang tinggal dan dapur yang terletak di tengah. Sedangkan Lutur merupakan zona public yang digunakan untuk aktivitas tamu dan masyarakat. Sama seperti konsep penataan ketujuh rumah Mbaru dimana titik pusat menjadi tempat sacral, di dalam rumah Mbaru niang titik pusat yang berupa tiang Bongkok merupakan titik paling sacral dalam bangunan dimana biasanya ketua adat lah yang akan duduk pada posisi ini di setiap pertemuan antar masyarakat Wae Rebo.

Mbaru niang adalah salah satu rumah adat yang berbentuk

Gambar 4. Denah Rumah Adat Mbaru Niang

Sumber: dailyvoyagers.com

  • Lantai dua disebut Lobo, berfungsi untuk menyimpan bahan makanan dan barang sehari-hari.
  • Lantai ketiga disebut Lentar, yang berguna untuk menyimpan benih tanaman untuk bercocok tanam.
  • Lantai empat disebut Lempa Rea berfungsi sebagai tempat menyimpan cadangan makan untuk paceklik atau saat gagal panen.
  • Lantai kelima disebut Hekang Kode, berfungsi sebagai tempat sesajian untuk leluhur masyarakat desa.

Setiap rumah Mbaru niang memiliki 2 pintu yaitu depan dan belakang ,dimana pintu depan selalu dihadapkan ke compang. Selain itu juga terdapat 4 jendela kecil. Material utama yang digunakan dominan menggunakan kayu , dimana tiang utama terbuat dari kayu Worok, papan lantai dari kayu Ajang , dan balok struktur rumah menggunakan kayu Uwu. Selain itu juga terdapat penggunaan material bamboo yang dikombinasikan juga dengan kayu kentil berukuran 1 cm yang digunakan pada rangka atap. Konstruksi kayu tersebut dirangkainya membentuk ikatan Panjang dan diikat secara horizontal dan dibentuk melingkar pada setiap tingkatan rumah.

Pada awal pembangunan , akan diletakkan tiang utama pada lantai dasar dengan kedalaman 1.5-2 meter ke dalam tanah dan sekaligus dilapisi dengan ijuk agar tidak cepat tejadinya pelapukan. Selain itu lantai dasar pada rumah ini dibuat dalam konstruksi panggung yang ditinggikan sekitar 1.20m dari permukaan tanah untuk menyesuaikannya dengan kondisi alam disekitar Wae Rebo. Selanjutnya merupakan peasangan balok lantai yang dilakukan berulang hingga lantai terakhir. Setelah pada setiap lantai telah terbentuk konstruki melingkar maka rangka atap segera dibentuk.

Mbaru niang adalah salah satu rumah adat yang berbentuk

Gambar 5. Struktur Rumah Adat Wae Rebo

Sumber: arsitur.com

Desa Wae Rebo ini telah menerIma peNghargaan UNESCO Asia Pasific Award Heritage Conservation karena keunikan yang dimiliki oleh rumah adat Mbaru Niang ini. Ditambah, penghargaan tersebut merupakan penghargaan tertinggi dalam bidang konservasi warisan budaya pada tahun 2012. Rumah ini juga menjadi salah satu kandidat yang meraih Aga khan untuk arsitektur tahun 2013. Karena itu sebagai generasi penerus bangsa Indonesia kita patut bangga akan warisan Budaya Indonesia seperti Rumah adat Mbaru Niang yang sudah diakui seluruh dunia, kalian pun bisa mengunjungi desa ini yang sudah menjadi salah satu destinasi wisata yang wajib jika berkunjung ke Flores, NTT untuk melihat melihat keunikan dari rumah Mbaru Niang tersebut sekaligus aktivitas warga desa Wae Rebo.  

Referensi:

Y. P., By, -, Yopie Pangkey. (2021, April 5). 8 Keunikan Rumah Adat Mbaru Niang di Wae Rebo Manggarai. Genpi. https://genpi.id/rumah-adat-mbaru-niang-di-wae-rebo-manggarai/. 

Reinnamah, D. G. (2020, January 6). Mengenal (Sejarah) Rumah Adat Waerebo. DAILY VOYAGERS. https://dailyvoyagers.com/blog/2016/09/14/mengenal-sejarah-rumah-adat-waerebo/. 

Desa Adat Wae Rebo, Perkampungan Adat Lestari di Pegunungan Flores. Caritra. (2020, July 13). https://www.caritra.org/2020/07/13/desa-adat-wae-rebo-perkampungan-adat-lestari-di-pegunungan-flores/. 

Parsika. (2019, March 13). Rumah Adat Mbaru Niang Wae Rebo Flores. Arsitur Studio. https://www.arsitur.com/2019/03/rumah-adat-mbaru-niang-wae-rebo-flores.html. 

Gambar. Gambar – Arsitektur Indonesia. (n.d.). http://www.arsitekturindonesia.org/arsip/media/gambar?page=6.