Matriks implikasi strategis yang dikemukakan oleh a. t. kearney inc

PROFIL PERUSAHAAN 1.1 Profil STA Travel PT Aviation Indonesia Travel Service (AITS) merupakan anggota dari PT. AVS Indonesia, bagian dari kelompok perusahaan pelayanan GSA atau General Sales Agent. STA Travel adalah bagian dari PT Aviation Indonesia Travel Service. STA travel sendiri merupakan perusahaan jasa travel atau agent travel yang melayani kebutuhan perjalanan domestik dan penerbangan internasional, juga menyediakan berbagai paket perjalanan di domestik dan internasional (sumber : www.isic.id/benefit-isic/sta-travel-3/,diakses pada tgl 4/11/2017 pkl 00.34). 1.2 Logo, Sejarah dan Perkembangan STA Travel Gambar 4.1 Logo Perusahaan (PT. Aviation Indonesia Travel Service) Gambar 4.2 Logo STA Travel Aviation Service Group (AVS) berkantor pusat di Singapura, dan memiliki lebih dari 25 mitra maskapai penerbangan. Aviation Service Group mempunyai kantor di 8 negara dan beberapa kantor asosiasi lainnya di seluruh Asia. Dengan pengalaman yang lebih dari 17 tahun dalam Pelayanan Penumpang serta penjualan pada Cargo, pelayanan yang diberikan oleh Aviation Service Group adalah kualitas yang terjamin dan berdedikasi. Dengan adanya kantor di beberapa negara seperti Indonesia, Singapura, Malaysia, Thailand, Vietnam, Taiwan, dan China, PT AVS Indonesia memiliki sinergi jaringan yang mampu memberikan dukungan kuat untuk klien di seluruh wilayah. Afiliasi perusahaan terdapat di India, Korea Selatan dan Filipina yang memperpanjang jangkauan AVS di pasar regional dan global. Untuk memenuhi permintaan dari perusahaan, kelompok anggota GSA, PT AVS Indonesia telah memperluas peluang bisnisnya dengan mendirikan divisi baru, PT Aviation Indonesia Travel Service (AITS) yang juga telah ditunjuk sebagai Travel STA di Indonesia. STA Travel lebih dikhususkan untuk pasar mahasiswa. STA Travel merupakan anak perusahaan atau unit kerja dari PT. Aviation Indonesia Travel Service tersebut. STA Travel banyak memberikan solusi bagi para pelajar/mahasiswa khususnya yang ingin melanjutkan pendidikan nya ke luar negeri atau hanya sekedar ingin berlibur, dikarenakan STA Travel dapat memberikan potongan harga tiket sampai dengan 50 persen yang pastinya akan lebih murah jika dibandingkan membeli di tempat lain. 1.3 Visi dan Misi STA Travel o Visi Perusahaan :Bridging you face to face to the world. Membawa customer bertatap muka dengan dunia. o Misi Perusahaan : Mempunyai produk dengan harga yang kompetitif dengan kualitas yang terbaik. 2.1.1 Analisis IFE (Internal Factors Evaluation) Matrix IFE Dalam IFE Matrik perusahaan akan menganalisa dua variabel dari SWOT yaitu, strength (kekuatan) apa saja yang dimiliki oleh sebuah perusahaan dan weakness (kelemahan) yang ada dalam internal perusahaan itu sendiri. Dalam analisa kedua variable tersebut kami telah memberikan bobot nilai yang relevan sesuai dengan data yang ada. 2.1.2 Analisis EFE (Eksternal Factor Evaluation) Matrix EFE Tujuan audit eksternal yaitu untuk mengembangkan daftar yang terbatas tentang peluang (opportunity) yang dapat memberi manfaat dan ancaman (threat) yang harus dihindari. Audit eksternal dilakukan melalui EFE. 2.1.3 CPM (Competitive Profile Matrix ) CPM merupakan sebuah alat manajemen strategis yang penting untuk mengidentifikasi kekuatan serta kelemahan pesaing utama dalam hubungannya dengan posisi strategis perusahaan. CPM menunjukkan gambaran yang jelas mengenai titik kuat dan titik lemah relatif perusahaan terhadap pesaing mereka. Penilaian CPM diukur dengan faktor faktor penentu keberhasilan (FKS), dimana setiap faktor yang diukur dalam skala yang sama untuk setiap perusahaan, namun dengan rating yang bervariasi sehingga memudahkan dalam melakukan analisis komperatif. 2.2 MDTI ( Matrix Daya Tarik Industri ) Berbeda dengan matriks BCG yang memberikan tekanan pada keseimbangan aliran kas, MDTI memberikan tekanan pada penentuan skala prioritas investasi. Unit usaha yang mempunyai peluang tumbuh karena berada pada posisi yang memiliki daya tarik pasar yang besar, diseyogyakan memperoleh prioritas yang tinggi. Apalagi jika unit usaha tersebut juga mempunyai keunggulan bersaing, demikian pula sebaliknya, unit usaha yang menempati posisi yang memiliki daya tarik pasar rendah diseyogyakan mendapatkan prioritas yang lebih belakangan apalagi jika unit usaha tersebut juga memiliki keunggulan dalam bersaing. Dengan kata lain, matriks ini juga memberikan petunjuk mengenai alokasi sumber dana dan sumber daya. Secara singkat, penentuan skala prioritas tersebut (A.T. Kearny, Inc. Tanpa tahun, dikutip dari Hax dan Majluf, 1984: 174) dapat dilihat pada gambar berikut ini : Daya Tarik Industri Tinggi Keunggulan Kompetitif Medium Rendah Tinggi Medium Rendah I II III IG SG II III SG S IV S III IV S D IV D D Unit usaha/ perusahaan yang berada pada skala prioritas pertama dan kedua khususnya yang pertama mempunyai banyak pilihan strategis, dari yang paling konservatif sampai dengan yang paling progresif (akseleratif). Unit usaha/perusahaan yang terletak pada sel berskala prioritas ketiga, masih memiliki peluang yang cukup untuk berkembang, akan tetapi keputusan investasi sedapat mungkin dilakukan dengan hati-hati. Unit usaha yang berada pada sel berskala prioritas keempat memiliki kecenderungan sulit bertahan dipasar, lebih memungkinkan untuk keluar dari pasar. Apabila tanpa adanya investasi masih dimungkinkan untuk terus beroperasi, biasanya unit usaha tersebut dicoba dipertahankan. Akan tetapi jika tersedia pilihan antara investasi dan divestasi, maka manajemen cenderung memilih pada keputusan yang disebut kedua (divestasi). Implikasi strategis yang sedikit lebih detail (A.T. Kearny, Inc. tanpa tahun, dikutip dari Hax dan majluf, 1984 : 175) dapat dilihat pada gambar berikut ini. Tabel Matriks MDTI Daya Tarik Industri Tinggi Medium Rendah Pertumbuhan Ting gi Dominasi Investasi maksimum Memimpin pasar berdasar segmen Keung gulan Kompe Med Memperbaiki ium kelemahan Membangun titif keunggulan Pertumbuhan selektif Memelihara posisi Investasi agresif Mencari sumber kas Memelihara posisi di masuk tempat lain Investasi ala kadarnya Pertumbuhan berdasar segmen Pemangkasan pasar Investasi maksimal Spesialisasi Bersiap investasi Investasi selektif Spesialisasi Spesialisasi Ren Mencaeri ceruk pasar Mencaeri ceruk pasar dah Mempertimbangkan Mempertimbangkan akuisisi keluar dari pasar Mengikuti pemimpin pasar Mengacaukan sumber alam kas pesaing divestasi 2.3 ANALISIS SWOT Matrix kekuatan – kelemahan – peluang - ancaman (Strengh, Weakness, Opportunities, Threats-SWOT) yaitu sebuah alat yang pencocokan yang penting dalam membantu para manajer mengembangkan empat jenis strategi. Empat strategi tersebut adalah SO, WO, ST dan WT. berikut adalah penjelasan lebih lanjut mengenai 4 strategi tersebut,  Strtategi SO (Strength – Opportunity) .strategi ini menggunakan kekuatan internal perusahaan untuk meraih peluang yang ada di luar perusahaan.  Strtategi ST (Strength – Threat) .melalui strategi ini perusahaan berusaha untukmenghindari atau mengurangi dampak dari ancaman eksternal. Hal ini bukan berarti bahwa perusahaan yang tangguh harus selalu mendapatkan ancaman. Jadi kesimpulannya, strategi yang diterapkan adalah penghindaran kompetisi secara langsung.  Strtategi WO (Weakness – Opportunity) .strategi ini diterapkan berdasarkan pemanfaatan peluang yang ada, dengan cara megatasi kelemahan-kelemahan yang dimiliki.  Strtategi WT (Weakness – Threat) .strategi ini merupakan taktik untuk bertahan (defensive) dengan cara mengurangi kelemahan internal serta menghindari berbagai ancaman. Suatu perusahaan yang dihadapkan pada sejumlah kelemahan internal dan ancaman eksternal, berada dalam posisi yang berbahaya. BAB III ANALISIS PERUSAHAAN 3.1 Analisis IFE STA Travel 3.1.1 Identifikasi Lingkungan Internal Dalam IFE Matrix perusahaan akan menganalisa dua variabel strength (kekuatan) apa saja yang dimiliki oleh STA Travel dan weakness (kelemahan) yang terdapat pada internal STA Travel itu sendiri. Berikut merupakan hasil rekapitulasi faktor kekuatan internal perusahaan : Tabel Rekapitulasi Faktor Kekuatan STA Travel No. 1. Faktor Kekuatan STA Travel Harga produk yang memberikan diskon atau harga khusus kepada anggota ISIC (International Student Identity Card) 2. Media online atau social media yang baik 3. Memiliki konsep bisnis yang jelas 4. Kerjasama yang baik dengan perusahaan-perusahaan penerbangan 5. Perlindungan terhadap karyawan (asuransi) Sumber : Data primer diolah tahun 2013 1) Harga produk yang memberikan diskon atau harga khusus kepada anggota ISIC Produk yang dimaksud khusus untuk tiket penerbangan. Dengan sebuah membership card atau kartu berlangganan ISIC (International Student Identity Card), maka para pelajar yang berusia 26 tahun ke bawah, termasuk di dalamnya lecturer (pengajar) yang masih berada di usia di bawah 26 tahun dapat memakai kartu ini untuk membeli tiket pesawat di STA Travel dengan diskon sampai 50%. Hal ini menjadi kekuatan bagi STA Travel dibandingkan dengan perusahaan atau biro perjalanan wisata lainnya dalam penjualan tiket pesawat. Penawaran menarik dari STA Travel dengan kartu ISIC yakni bebasnya booking fee untuk pemesanan kamar atau akomodasi melalui beberapa website yang biasa nya membebankan kurang lebih 2-5 dolar Amerika. Cukup menarik perhatian para pelancong muda yang ingin bepergian dengan diskon biaya pemesanan untuk akomodasi nya. 2) Media online / social yang baik STA Travel memfokuskan pasarnya untuk kalangan mahasiswa, akan tetapi tidak menutup kemungkinan dapat dijangkau oleh seluruh lapisan masyarakat yang ingin bepergian dengan harga yang lebih murah. Bagi mereka yang memiliki kartu ISIC akan ada diskon yang lebih banyak, dikarenakan mahasiswa yang menjadi pasar atau tolok ukur nya, maka media online atau social yang baik dan bagus menjadi hal penting bagi STA Travel. Dapat dilihat dari website nya di www.statravel.com, banyak penawaran produk-produk yang menarik. Selain website, STA Travel juga mengembangkan media promosi nya melalui media social. 3) Memiliki konsep bisnis yang jelas Konsep bisnis yang jelas dari PT Aviation Indonesia Travel Service yaitu perusahaan yang ditunjuk sebagai wakil atau representative di Indonesia membuat STA Travel dapat lebih diakui di luar negeri khususnya di Negara Eropa yang banyak memiliki mitra usaha dengan STA Travel. 4) Kerjasama yang baik dengan perusahaan-perusahaan penerbangan Banyak perusahaan penerbangan yang digandeng oleh STA Travel dalam mengembangkan bisnis nya. Yang paling banyak dicari atau dipakai jasa nya oleh customer dari STA Travel di Indonesia ini yaitu maskapai Timur Tengah, antara lain : Qatar Airways, Emirates, Etihad, dll. Tidak hanya dari Timur Tengah, namun ada juga maskapai-maskapai kawakan dari seluruh dunia. 5) Perlindungan terhadap karyawan (asuransi) Loyalitas diakui dan dijunjung tinggi di perusahaan STA Travel. Karyawan yang bekerja akan memperoleh asuransi untuk kesehatan dan jiwa nya. Hal ini dapat membuat para karyawan menjadi loyal terhadap perusahaan karena merasa aman dan menguntungkan dengan benefit-benefit yang diperoleh. Semakin loyal karyawan terhadap perusahaan, maka akan semakin solid pula perkembangan bisnis pada perusahaan. Berikut ini adalah hasil rekapitulasi faktor kelemahan internal perusahaan : Tabel Rekapitulasi Faktor Kelemahan STA Travel No. Faktor Kelemahan STA Travel 1. Belum banyak dikenal oleh masyarakat luas 2. Lokasi promosi yang belum luas 3. Tingkat stress dalam pekerjaan cukup tinggi. Khususnya pada High Season 4. Jumlah sumber daya manusia 5. Riset pasar belum dilakukan secara efektif Sumber : Data primer diolah tahun 2013 1. Belum banyak dikenal masyarakat luas Belum semua mahasiswa mengenali STA Travel sebagai wadah bagi mereka bisa mendapatkan harga tiket yang murah, ataupun produk-produk travel lainnya. 2. Lokasi promosi yang belum luas Lokasi promosi dinilai perusahaan belum banyak didapatkan. misalnya pameran dalam tahun 2013 hanya satu kali yang dapat dibilang berhasil dan mampu menggaet banyak calon member ISIC baru. 3. Tingkat stress dalam pekerjaan cukup tinggi. Khususnya pada High Season Para karyawan mengakui tingkat stress atau tekanan cukup tinggi apalagi saat musim high season tiba, atau musim dimana banyak orang bepergian. Dengan otomatis pekerjaan karyawan diburu dengan yang namanya waktu. Karena dalam dunia travel, khususnya untuk penerbangan waktu merupakan bagian yang cukup krusial karena semua berhubungan dengan time limit. 4. Jumlah sumber daya manusia Karyawan merupakan hal penting bagi suatu perusahaan, terutama STA Travel. Karyawan yang telah lama berkecimpung dalam bidang pariwisata seperti ini belum begitu banyak. Dalam hal ini STA Travel masih harus lebih banyak merekrut karyawan lagi. 5. Riset pasar belum dilakukan secara efektif STA Travel saat ini belum melakukan riset pasar secara efektif, yaitu dilakukan tanpa selang waktu tertentu. Saat ini riset pasar dilakukan STA Travel hanya sesekali saja dan hasilnya ternyata tidak membantu STA Travel dalam mengetahui kondisi pasarnya, keinginan para konsumennya, produk yang dibutuhkan oleh pasar. 3.1.2 Hasil Matriks IFE Matriks IFE dibuat dengan memberikan bobot dan peringkat, pemberian bobot didasarkan pada relatif bagi keberhasilan industri, sedangkan pemberian peringkat didasarkan pada keberhasilan perusahaan. Berikut ini adalah hasil Matriks IFE PT Aviation Indonesia Travel Service, unit STA Travel Tabel Hasil Matriks IFE PT Aviation Indonesia Travel Service, unit STA Travel Bobot Nilai Skor (B) (N) (BXN ) 3 0.079 0.237 2 Media online atau social media yang baik 2 0.125 0.25 3 Memiliki konsep bisnis yang jelas 4 0.113 0.452 4 0.215 0.86 3 0.066 0.198 1 Belum banyak dikenal oleh masyarakat luas 3 0.065 0.195 2 Lokasi promosi yang belum luas 3 0.081 0.243 Indikator Kekuatan 1 4 Harga produk yang memberikan diskon atau harga khusus kepada anggota ISIC Kerjasama yang baik dengan perusahaanperusahaan penerbangan 5 Perlindungan terhadap karyawan (asuransi) Kelemahan 3 Tingkat stress kerja cukup tinggi. Khususnya pada High Season 2 0.068 0.136 4 Jumlah sumber daya manusia yang terbatas 3 0.090 0.270 5 Riset pasar belum dilakukan secara efektif 2 0.098 0.196 1 3.037 Jumlah Sumber: Data primer diolah tahun 2014 Dari tabel Matriks IFE diatas, dapat diketahui bahwa jumlah total peringkat bobot STA Travel adalah 3.037. Nilai ini menujukkan bahwa perusahaan memiliki posisi internal yang kuat, karena nilai yang diperoleh di atas nilai rata-rata tertinggi yaitu 3.0. 3.2 Analisis Matriks EFE STA Travel 3.2.1 Identifikasi Lingkungan Eksternal Berikut ini adalah hasil rekapitulasi faktor kesempatan (peluang) dari Perusahaan. Tabel 4.4 Rekapitulasi Faktor Peluang STA Travel No. 1. Faktor Peluang STA Travel Semakin banyak nya pelajar yang akan melanjutkan studi ke luar negeri, khususnya Eropa. 2. Produk-produk baru pariwisata yang variatif menjadi minat para pembeli jasa STA Travel. 3. Bekerjasama dengan merchant-merchant dan institusi baik di dalam maupun di seluruh dunia melalui ISIC (international student identity card). 4. Semakin banyaknya kalangan muda yang menjadikan traveling sebagai lifestyle. Sumber : Data primer diolah tahun 2013 1. Semakin banyak nya pelajar yang akan melanjutkan studi mereka ke luar negeri, khususnya Eropa. Pelajar yang akan melanjutkan studi nya ke luar negeri sangat menjadi target utama bagi penjualan tiket penerbangan dari STA Travel. Dengan adanya program diskon yang bekerjasama dengan ISIC (International Student Identity Card), pelanggan atau pelajar tersebut dapat mendapatkan diskon sampai setengah harga, menjadi daya saing dan daya tarik tersendiri bagi STA Travel untuk mengembangkan bisnis nya karena semakin banyaknya pelajar yang melanjutkan kegiatan studi nya ke luar negeri khususnya Eropa. Dan tidak menutup kemungkinan bagi yang hanya ingin berlibur dan sekedar melakukan perjalanan. 2. Produk-produk baru pariwisata yang variatif Selain tiket pesawat dengan diskon yang menarik, STA Travel juga memiliki produk-produk lainnya yang variatif dan menarik. Terdapat Land Arrangement, Tours, sewa mobil, dan produk lainnya yang menunjang customer untuk dapat menggunakan jasa dari STA Travel dalam perjalanan mereka ke luar negeri. 3. Bekerjasama dengan merchant-merchant dan institusi baik di dalam maupun di seluruh dunia melalui ISIC (international student identity card). Selain bekerjasama dengan airlines atau maskapai penerbangan dunia, STA Travel juga bekerjasama dengan banyak merchant dan instansi dunia dalam bisnis nya. Misalnya Hostelworld, Goethe Institute, dll. Hal ini menjadi peluang bagi perusahaan dikarenakan terkongjungsi satu sama lain yang membuat penjualan serta pemasaran akan meningkat dengan kerjsama-kerjasama yang terjalin. 4. Semakin banyaknya kalangan muda yang menjadikan traveling sebagai lifestyle. Dewasa ini semakin banyak kalangan muda maupun orang tua yang mempunyai pemikiran akan lifestyle atau gaya hidup traveling. Banyak dari mereka yang mengatur perjalanan nya sendiri. Hal inilah yang menjadikan peluang bagi STA Travel yang memberikan penawaran harga yang lebih murah dibandingkan dengan harga di biro perjalanan lainnya. Sasaran utama nya memang untuk anak muda yang menjadi member ISIC yang mendapatkan hak istimewa untuk mendapatkan harga yang lebih murah. Berikut ini adalah hasil rekapitulasi faktor ancaman Perusahaan. No. Faktor Ancaman STA Travel 1. Banyaknya pesaing yang membuka cabang baru, sehingga lebih mudah dijangkau dan dikenal. 2. Nilai tukar yang tidak stabil, rupiah cenderung menurun. 3. Banyaknya promo-promo pesawat terbang berbiaya rendah. 4. Maskapai penerbangan yang langsung menjual tiket penerbangan. Tabel 4.5 Rekapitulasi Faktor Ancaman STA Travel 1. Banyaknya pesaing yang membuka cabang baru, sehingga lebih mudah dijangkau dan dikenal. Pesaing besar maupun kecil banyak yang melakukan ekspansi dengan membuka cabang baru baik di Jakarta maupun luar kota, juga melakukan pemasaran melalui pameran yang membuat mereka (pesaing) lebih dikenal oleh masyarakat luas. 2. Nilai tukar yang tidak stabil, cenderung rupiah menurun. Tahun 2013 menjadi momok bagi dunia perjalanan wisata, dikarenakan nilai tukar rupiah yang terus memburuk, hal ini membuat masyarakat akan berpikir dua kali untuk melakukan perjalanan wisata atau sekedar membeli tiket pesawat terbang. 3. Banyaknya promo-promo pesawat terbang berbiaya rendah. Sekarang ini banyak sekali promo tiket pesawat dengan harga rendah terus menggencarkan promosi mereka satu sama lain untuk menjadikan yang terbaik, termurah, dan terhemat. Pesaing biasanya melakukan promosi langsung melalui media sosial, yang memudahkan calon penumpang membeli tiket pesawat yang murah tersebut langsung. Terhitung cukup banyak yang menjadi lawan main dari masalah ini, contohnya adalah Air Asia yang menjadi World Best Low Cost Airlines atau maskapai berbiaya murah terbaik dunia. Maskapai ini menggencarkan bisnis nya di Indonesia dan terus menjadi momok yang berbahaya bagi STA Travel. Contoh lainnya adalah Tiger Air, Mandala Airlines, Jetstar Air, dll. 4. Maskapai penerbangan yang langsung menjual tiket penerbangan. Saluran distribusi penjualan tiket melalui internet yang praktis serta efesien membuat maskapai penerbangan semakin berlomba untuk mempromosikan penjualan tiket berbasis internet. Tentu saja ada keuntungan yang diperoleh maskapai tetapi keuntungan penjualan tersebut langsung dinikmati oleh konsumen melalui internet dan memangkas biaya komisi bagi STA dengan demikian airline akan memperoleh profit yang lebih besar dibandingkan jika harus membayar komisi ke STA Travel. 3.2.2 Hasil Matriks EFE Matriks EFE dibuat dengan memberikan bobot dan peringkat, pemberian bobot didasarkan pada faktor terhadap keberhasilan perusahaan, sedangkan pemberian peringkat didasarkan pada seberapa efektif strategi perusahaan dalam merespon faktor tersebut. Berikut merupakan hasil Matriks EFE PT Aviation Indonesia Travel Service unit STA Travel: Tabel Hasil Matriks EFE PT. Aviation Indonesia Travel Service unit STA Travel Indikator Bobot Nilai Skor (B) (N) (BXN) Peluang Semakin banyak nya pelajar yang akan 1 melanjutkan studi mereka ke luar negeri, 3 0.125 0.375 khususnya Eropa. Produk-produk baru pariwisata yang variatif 2 yang menjadi minat para pembeli jasa STA 2 0.1652 0.33 3 0.115 0.345 Travel. 3 Bekerjasama dengan merchant-merchant dan institusi baik di dalam maupun di seluruh dunia melalui ISIC (international student identity card). 4 Semakin banyaknya kalangan muda yang 4 menjadikan traveling sebagai lifestyle. 0.112 0.448 Ancaman 1 2 3 4 Banyaknya pesaing yang membuka cabang baru, sehingga lebih mudah dijangkau dan dikenal. 3 0.077 0.231 2 0.117 0.234 3 0.118 0.354 4 0.172 0.688 1 3.005 Nilai tukar yang tidak stabil, cenderung rupiah menurun. Banyaknya promo-promo pesawat terbang berbiaya rendah. Maskapai penerbangan yang langsung menjual tiket penerbangan. Jumlah Sumber: Data primer diolah tahun 2014 Dari tabel Matriks EFE diatas,dapat diketahui bahwa jumlah total peringkat bobot PT Aviation Indonesia Travel Service unit STA Travel adalah 3.005. Nilai ini menujukkan bahwa perusahaan cukup berhasil, mampu menarik keuntungan dari peluang eksternal dan menghindari berbagai ancaman yang menghadang perusahaan. 3.3 Analisis Matriks Profil Kompetitif (CPM) STA Travel Competitive profile matrix yaitu mengidentifikasikan pesaing utama organisasi/perusahaan serta kekuatan dan kelemahan mereka dalam hubungannya dengan posisi strategis dari organisasi. Bobot dan total nilai tertimbang untuk CPM dan EFE memiliki arti yang sama akan tetapi faktor penentu keberhasilan dalam CPM yaitu menyangkut isu internal dan eksternal. Kami memilih PT Adi Tirta Wisata atau Panorama Tours dan PT Dwidaya Travel Worldwide. untuk dijadikan perbadingan pesaing, karena mengingat kedua jasa agen travel ini memiliki pangsa pasar yang hampir sama meski segmentasinya berbeda. Berdasarkan hasil wawancara, diketahui pesaing utama PT Aviation Indonesia Travel Service unit STA Travel adalah PT Adi Tirta Wisata (Panorama Tours ) dan PT Dwidaya Travel Worldwide. Banyaknya industi travel yang bergerak dalam bisnis yang sama baik, dapat menjadi ancaman yang serius bagi STA Travel. Persaingan yang tajam antara para pesaing dikarenakan oleh beberapa faktor seperti Jumlah pesaing di Indonesia terlalu banyak dan kurang lebih setara dalam hal ukuran & kekuatan, Jenis layanan cenderung tertuju pada pangsa pasar yang sama, yaitu menengah dan atas, Produk / jasa yang ditawarkan tidak terdiferensiasi. 3.3.1 Hasil Matriks CPM Setelah diketahui hasil peringkat dan bobot CPM, maka dapat dibuat matriks CPM. Berikut merupakan hasil matriks CPM PT Aviation Indonesia Travel Service unit STA Travel, dengan dua pesaingnya PT Adi Tirta Wisata atau Panorama Tours dan PT Dwidaya Travel Worldwide. Tabel Matriks CPM PT Aviation Indonesia Travel Service unit STA Travel STA Travel No Faktor Kunci Sukses Panorama Dwidaya Tours Tours Nila i Skor Bobot Skor Bobot (NxB) 1 2 3 4 5 Kualitas Produk Daya Saing Harga Loyalitas Konsumen Pangsa Pasar Kondisi Ekonomi Negara / Global 6 Kapasitas Penjualan 7 Brand yang sudah dikenal 8 Perdagangan maya / Online 9 Kerjasama mitra bisnis 0.14 4 0.17 6 0.07 3 0.06 6 0.07 8 0.07 2 0.1 0.09 7 0.07 Skor Bobot (NxB) (NxB) 4 0.576 3 0.432 3 0.432 4 0.704 2 0.352 2 0.352 3 0.219 3 0.219 3 0.219 3 0.198 4 0.264 3 0.198 3 0.234 3 0.234 3 0.234 3 0.216 4 0.288 3 0.216 3 0.3 4 0.4 3 0.3 2 0.194 3 0.291 2 0.194 3 0.216 3 0.216 3 0.216 2 10 Promosi Produk 0.12 3 Total 3 0.369 4 3.226 0.492 3.188 4 0.492 2.853 Sumber: Data primer yang diolah tahun 2014 Dari tabel CPM di atas, dapat diketahui bahwa STA Travel lebih unggul dibandingkan dengan kedua pesaing nya, Panorama Tours dan Dwidaya Tours. Faktor kunci kemenangan dari STA Travel adalah kualitas produk yang lebih variatif, dan tentunya daya saing harga. STA Travel mendapatkan skor 3.226 unggul dibandingkan Panorama Tours 3.188 dan Dwidaya Tours 2.853. Dengan hasil ini diharapkan STA Travel dapat mempertahankan kinerjanya dan keunggulan daya saing produknya. STA Travel Sumber: Data primer yang di olah tahun 2014 Berdasarkan hasil dari tabel Matriks CPM PT Aviation Indonesia Travel Service STA Travel diketahui nilai CPM STA Travel adalah 3.226, unggul dibandingkan Panorama Tours 3.188 dan Dwidaya Tours 2.853. Tingkat pertumbuhan STA Travel menurut para manager di PT Aviation Indonesia Travel Service melebihi 5% setiap tahunnya. Sehingga dapat disimpulkan bahwa STA Travel berada pada posisi kompetitif yang kuat. STA Travel berada di kuadran I. Alternatif strategi pada kuadran I adalah pengembangan pasar, penetrasi pasar, pengembangan produk, integrasi ke depan, integrasi ke belakang, integrasi horizontal dandiversifikasi terkait. 3.3.2 Tahap Pencocokan Pada tahap pencocokan PT Aviation Indonesia Travel Service unit STA Travel menggunakan Matriks SWOT,. Sedangkan Matriks BCG tidak digunakan karena STA Travel bukan merupakan perusahaan multi divisional. 3.4 Analisis MDTI (Matrix Daya Tarik Industri) STA Travel Dari hasil perhitungan tabel IFE dan EFE didapatkan nilai IFE sebesar 3.037 dan EFE sebesar 3.005. Posisi PT. Aviation Indonesia Travel Service unit STA Travel berada pada kotak no 1, sehingga strategi yang digunakan adalah strategi konsentrasi melalui Penetrasi Pasar, Pengembangan Produk, dan Pengembangan Pasar. Hal ini merupakan strategi utama untuk perusahaan yang memiliki posisi kompetitif pasar yang kuat ( high market share ) dalam industri yang berdaya tarik tinggi. STA Travel Tabel Matriks MDTI PT Aviation Indonesia Travel Service STA Travel Daya Tarik Industri Tinggi Keunggulan Kompetitif Tinggi Medium Rendah I II III STA Travel IG SG II Medium III SG IV S III Rendah S IV S D IV D D Berdasarkan hasil dari tabel Matriks MDTI di atas, dapat diketahui bahwa PT Aviation Indonesia Travel Service STA Travel berada pada posisi kuadran/ kotak 1 dimana PT Aviation Indonesia Travel Service STA Travel memiliki daya tarik industri dan keunggulan kompetitif yang tinggi. Hal tersebut menunjukkan bahwa PT Aviation Indonesia Travel Service STA Travel sedang mengalami pertumbuhan, Derminasi dan investasi maksimum. 3.5 Analisis SWOT STA Travel Matriks SWOT digunakan untuk mengembangkan strategi SO (kekuatan-peluang), WO (kelemahan-peluang), ST (kekuatan-ancaman), dan WT (kelemahan-ancaman). Berikut ini adalah hasil Matriks SWOT PT Aviation Indonesia Travel Service unit STA Travel: Internal Factors Strengths ( S) • Harga Weakness (W ) produk yang memberikan diskon kepada dikenal oleh anggota ISIC masyarakat luas • Media social yang baik • Memiliki konsep bisnis yang jelas  • Belum banyak • Lokasi promosi yang belum luas • Tingkat stress kerja Kerjasama yang baik dengan cukup perusahaan-perusahaan Khususnya tinggi. pada penerbangan  High Season Perlindungan terhadap  karyawan (asuransi) Jumlah sumber daya manusia  Riset pasar dilakukan External Factors banyak pelajar akan  SO Strategies Semakin nya • Memberitahu dengan cara promosi, melanjutkan dan penyuluhan iklan, ke • Menggencarkan pemasaran. (W1,W2,O1,O2) studi mereka ke luar sekolah-sekolah Pengembangan negeri, maupun pameran agar Pasar khususnya • Mencari tahu lebih Eropa. dapat diketahui lebih Produk-produk baru banyak calon pelajar dalam trend traveling pariwisata luar negeri. (S1,O1) yang dituju untuk Penetrasi Pasar pengembangan yang menjadi minat para pembeli  WO Strategies yang variatif  secara efektif Opportunities (O)  belum •Mengkolaborasikan produk-produk baru jasa STA Travel. kerjasama dengan yang lebih inovatif Bekerjasama dengan Airlines dan dapat diterima merchant-merchant produk-produk dengan baik. dan institusi baik di pariwisata (W5,O4) dalam maupun di untuk seluruh mendapatkan dunia dan dunia Diversifikasi Terkait melalui ISIC. harga yang bagus Semakin banyaknya dalam penjualan kalangan muda yang Paket Tour menjadikan Outbound. traveling sebagai lifestyle. (S4,O2) Pengembangan Produk Threats ( T )  ST Strategies Banyaknya pesaing yang membuka WT Strategies • Kerjasama pihak airlines, dengan juga • Melakukan promosi harga  cabang baru, tempat sehingga lebih mengadakan  untuk mendapatkan event keuntungan khusus dikenal. harga. (S4,T1) pendek. (W1,W2, Pengembangan Pasar T1,T3,T4) Nilai tukar yang • dan untuk mudah dijangkau & tidak stabil, rupiah  wisata promosi Lebih banyak cenderung menurun. memunculkan Banyaknya promo- keunggulan promo pesawat produk terbang dengan social. di (S1,S2,T3,T4) Maskapai Penetrasi Pasar langsung jangka Pengembangan Pasar media harga rendah. penerbangan dalam yang menjual tiket penerbangan. Gambar 4.5 Gambar Matriks SWOT Sumber: Data primer yang di olah tahun Dari hasil Matriks SWOT diatas dapat diketahui 2014 alternatif strategi untuk PT Aviation Indonesia Travel Service, unit STA Travel yaitu: 1 Penetrasi pasar (2) 2 Pengembangan produk 3 Pengembangan pasar (3) 4 Diversifikasi terkait  Analisis SWOT (Strength, Weakness, Opportunity, Treath)  TABULASI NO. Responden a b c d e 1. Khoirul M. 5 3 5 4 5 2. Safrikha Y. 5 2 3 4 5 3. Indah A. 3 3 4 3 4 4. Azalia M. 3 4 3 4 3 5. Agung W. 5 2 4 3 2 6. Fredi 5 5 2 3 3 7. Dewi 2 3 4 4 3 8. Damba R. 4 4 4 3 2 9. Ariska 2 5 5 3 5 10. Amaria 4 4 4 3 4 11. Giska W.S 2 3 3 4 5 12. Riris S. 5 4 5 3 3 13. Novi R. 3 3 3 3 3 14. Ponco 3 3 2 2 2 15. Siti 3 4 4 2 2 16. Almira EP. 3 2 2 3 4 17. Indri 4 3 3 3 3 18. Brian 5 3 4 2 2 19. Istiqomah 3 2 3 3 4 20. Lalan 4 3 3 2 2 21. Nelsa 4 2 2 3 3 22. Galuh 5 4 4 3 5 23. Rizki A. 3 4 3 4 4 24. Puji 4 3 3 3 3 25. Reza 3 2 2 2 3 26. Habibi 3 2 2 3 5 27. Kurnia 4 3 3 5 3 28. Edy K. 5 5 2 2 2 29. Aprilia 2 4 3 5 4 30. Zumaela ∑ 4 4 3 2 4 110 98 97 93 102 ∑𝒂/𝒃/𝒄/𝒅 Rumus Bobot = ∑𝒂+∑𝒃+∑𝒄+∑𝒅+∑𝒆 ∑𝒂/𝒃/𝒄/𝒅 Rumus Nilai = ∑𝒓𝒆𝒔𝒑𝒐𝒏𝒅𝒆𝒏 Rumus Skor = Bobot x Nilai 1) Perhitungan bobot  Bobot total a = 110 : 500 = 0,220  Bobot total b = 98 : 500 = 0,196  Bobot total c = 97 : 500 = 0,194  Bobot total d = 93 : 500 = 0,186  Bobot total e = 102 : 500 = 0,204 Total =1 + 2) Perhitungan nilai  Nilai a = 110 : 30 = 3,666667  Nilai b = 98 : 30 = 3,266667  Nilai c = 97 : 30 = 3,233333  Nilai d = 93 : 30 = 3,1  Nilai e = 102 : 30 = 3,4 Total = 16,6666 + 3) Perhitungan skor  Skor a = 0,220 x 3,666667 = 0,8066667  Skor b = 0,196 x 3,266667 = 0,6402667  Skor c = 0,194 x 3,233333 = 0,6272666  Skor d = 0,186 x 3,1 = 0,5766  Skor e = 0,204 x 3,4 = 0,6936 Total = 3,3444 + kuat Tabel SAP ( Strategic Advantage Profile) STA Travel Dominan 4,01 – 5,00 Kuat 3,21 – 4,00 Aman 2,41 – 3,20 Bertahan 1,61 - 2,40 Lemah 0,81 – 1,60 Hilang harapan 0 – 0,80  Jadi, SAP PT Aviation Indonesia Travel Service, unit STA Travel berada pada posisi kuat. Tabel ETOP ( Emplementer Treath Opportunity Profile) STA Travel Peluang : 1,498; Ancaman : 1,507 ( data EFE ) Spekulasi 5 EOE (peluang) I D (Ideal) (Dewasa) S G (Spekulasi) (Gawat) 3 1,498 8 STA Travel 1 1,507 ETE (Ancaman) Tabel SWOT Matrix STA Travel ETOP I D D I I K I I A I I B I SAP L HH D S I G I I STA Travel D D D D D D D D D SAP PT Aviation Indonesia Travel Service, unit STA Travel berada pada posisi kuat (.3,3444) ETOP PT Aviation Indonesia Travel Service, unit STA Travel berada pada posisi Spekulasi ( Peluang : 1,498; Ancaman : 1,507) SAP kuat ETOP Spekulasi STA Travel berada pada posisi INVESTASI BAB III SIMPULAN Berdasarkan tabel Matriks IFE diatas, diketahui bahwa jumlah total peringkat bobot STA Travel adalah 3.037. Nilai ini menujukkan bahwa perusahaan memiliki posisi internal yang kuat, karena nilai yang diperoleh di atas nilai rata-rata tertinggi yaitu 3.0. Dari tabel Matriks EFE diatas, diketahui bahwa jumlah total peringkat bobot PT Aviation Indonesia Travel Service unit STA Travel adalah 3.005. Nilai ini menujukkan bahwa perusahaan cukup berhasil, mampu menarik keuntungan dari peluang eksternal dan menghindari ancaman yang menghadang perusahaan. Berdasarkan tabel CPM, STA Travel unggul dibandingkan dengan kedua pesaing nya, Panorama Tours dan Dwidaya Tours. Faktor kunci kemenangan dari STA Travel adalah kualitas produk yang lebih variatif, dan tentunya daya saing harga. STA Travel mendapatkan skor 3.226 unggul dibandingkan Panorama Tours 3.188 dan Dwidaya Tours 2.853. Dengan hasil ini diharapkan STA Travel dapat mempertahankan kinerjanya dan keunggulan daya saing produk nya. Tingkat pertumbuhannya pun menurut para manager di PT Aviation Indonesia Travel Service melebihi 5% setiap tahunnya. Sehingga dapat disimpulkan bahwa STA Travel berada pada posisi kompetitif yang kuat. STA Travel berada di kuadran I. Alternatif strategi pada kuadran I adalah pengembangan pasar, penetrasi pasar, pengembangan produk, integrasi ke depan, integrasi ke belakang, integrasi horizontal, diversifikasi. Berdasarkan hasil dari tabel Matriks MDTI, PT Aviation Indonesia Travel Service STA Travel berada pada posisi kuadran 1 dimana PT Aviation Indonesia Travel Service STA Travel memiliki daya tarik industri dan keunggulan kompetitif yang tinggi. Hal ini menunjukkan bahwa PT Aviation Indonesia Travel Service STA Travel sedang mengalami pertumbuhan, Derminasi dan investasi SAP PT Aviation Indonesia Travel Service, unit STA Travel berada pada posisi kuat, sedangkan ETOPnya berada pada posisi Spekulasi, sehingga SWOT Matrix berada pada posisi investasi. DAFTAR PUSTAKA Pearce dan Robinson. 2013. Manajemen strategis, formulation, impementation, and control. Salemba Empat. Jakarta Selatan. Pearce II. John A dan Robinson, Richard. (2008). Manajemen Strategis – formulasi, implementasi, dan pengendalian. Edisi 10. Jakarta: Salemba Empat. Suwarsono, Muhammad. 2013. Manajemen Strategik Konsep Dan Alat Analisis. Edisi Kelima. Yogyakarta : UPP STIM YKPN. Sulaiman,Charles.Analisis Strategi pada STA Travel PT. Aviation Indonesia Travel Service. Universitas Bina Nusantara : Jakarta www.isic.id/benefit-isic/sta-travel-3/,diakses pada tgl 4/11/2017 pkl 00.34

www.statravel.com,

Video yang berhubungan

Postingan terbaru

LIHAT SEMUA