Masyarakat didaerah dataran tinggi membangun rumah dengan atap

Masyarakat di daerah dataran tinggi tentunya memiliki karakteristik dan pola hidup yang berbeda dengan masyarakat daerah lainnya. Sumber: Pixabay.com

Kegiatan masyarakat biasanya dipengaruhi oleh kondisi lingkungan atau alam di sekitarnya. Masyarakat di daerah dataran tinggi tentunya memiliki perbedaan terkait aktivitas dan pola hidup dengan masyarakat di daerah lain.

Untuk mengetahui karakteristik dan pola hidup masyarakat di daerah dataran tinggi, simak penjelasannya berikut ini.

Dikutip dari buku Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) Paket B Tingkatan III Modul Tema 1 yang diterbitkan oleh Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, dataran tinggi adalah bagian dari permukaan bumi yang memiliki ketinggian 200-700 meter di atas permukaan laut.

Dataran ini juga biasa disebut dengan plato yang memiliki tanah luas dan tinggi yang dikelilingi pegunungan. Dataran tinggi memiliki karakteristik sebagai berikut.

  • Memiliki ketinggian di antara 200-700 mdpl.

  • Suhu udaranya relatif sejuk dan dingin.

  • Datarannya terbentuk dari dari hasil erosi dan sedimentasi, ataupun bekas dari kaldera (kawah gunung api) luas yang tertimbun material gunung.

  • Biasanya dataran tinggi dimanfaatkan untuk industri perkebunan.

Masyarakat daerah dataran tinggi biasanya memanfaatkan lahannya untuk menanam sayuran dan buah-buahan. Sumber: iStock.com

Karakteristik Masyarakat Daerah Dataran Tinggi

Seperti yang disebutkan sebelumnya, aktivitas dan pola hidup suatu masyarakat dipengaruhi oleh alam sekitarnya.

Melansir dari buku Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) Paket B Tingkatan III Modul Tema 2 yang diterbitkan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, berikut karakteristik dan pola hidup masyarakat dataran tinggi:

Masyarakat daerah dataran tinggi pada umumnya memanfaatkan alam sekitarnya sebagai sumber mata pencaharian.

Biasanya, masyarakat daerah dataran tinggi memanfaatkan tanah atau lahan yang dimiliki untuk industri perkebunan dan peternakan.

Berbeda dengan perkebunan yang ada di dataran rendah, masyarakat dataran tinggi menanam sayuran dan buah serta hasil kebunnya yang bisa hidup di daerah sejuk, seperti teh, kopi, stroberi, apel, brokoli, dan sebagainya.

Untuk industri peternakan, biasanya masyarakat dataran tinggi merawat hewan ternak yang dapat hidup di daerah yang sejuk seperti sapi, domba, dan hewan ternak lainnya.

Selain itu, kondisi alamnya yang asri dan sejuk biasa dimanfaatkan oleh masyarakat daerah dataran tinggi untuk membuka tempat wisata berserta bisnis kuliner di sekitarnya.

Dataran tinggi memiliki suhu udara yang relatif sejuk hingga dingin. Hal ini tentu berpengaruh pada pola hidup dan budaya.

Selain memiliki budaya bercocok tanam, masyarakat daerah dataran juga memiliki budaya hidup dengan cara bergotong royong.

Becocok tanam merupakan salah satu budaya yang dimiliki masyarakat daerah dataran tinggi. Sumber: Pixabay.com

Suhu udara yang dimiliki dataran rendah juga berpengaruh pada cara berpakaian dari masyarakat yang menempatinya serta hidangan atau makanan yang dikonsumsi.

Berbeda dengan orang di dataran rendah maupun pantai, orang-orang di dataran tinggi akan cenderung berpakaian tertutup dan tebal serta mengkonsumsi makanan dan minuman yang menghangatkan tubuh.

Dari sisi arsitektur bangunan, masyarakat daerah dataran tinggi biasanya memiliki bangunan dengan ventilasi yang sedikit dan beratap seng.

Ventilasi dengan jumlah sedikit bertujuan agar meminimalisir udara dingin yang masuk, sedangkan atap seng bertujuan untuk menyimpan suhu panas matahari sehingga bangunan akan terasa hangat.

Tak hanya itu, pola dari rumah penduduk pada derah dataran tinggi pada umumnya menyebar mengikuti lereng dan akan mengelompok pada daerah yang memiliki lahan yang subur dan relatif lebih datar.