Langkah-langkah model pembelajaran problem based instruction

Langkah-langkah model pembelajaran problem based instruction
Model pembelajaran PBI (Problem Based Instruction) merupakan salah satu dari banyak model pembelajaran inovatif. Model ini menyajikan suatu kondisi belajar siswa aktif serta melibatkan siswa dalam suatu pemecahan masalah melalui tahap-tahap metode ilmiah.

Beberapa ahli telah mengungkapkan definisi PBI secara lebih terperinci. Berikut adalah beberapa pendapat para ahli berkaitan dengan PBI:

Dewey (Trianto, 2007)

PBI (Problem Based Instruction) adalah interaksi antara stimulus dengan respon, atau dapat pula didefinisikan sebagai sebuah interaksi antara dua arah belajar dan lingkungan.

Arends (Trianto, 2007)

PBI (Problem Based Instruction) merupakan pembelajaran di mana siswa mengerjakan masalah secara otentik supaya mereka dapat menyusun pengetahuan mereka sendiri, menyusun sebuah penemuan (inkuiri), keterampilan berpikir tingkat tinggi serta mengembangkan kemandirian dan sifat percaya diri.

Berdasarkan pendapat-pendapat dari para ahli tersebut dapat ditarik sebuah kesimpulan bahwa PBI adalah suatu pembelajaran yang menggunakan segala permasalahan di lingkungan sekitar siswa sebagai sumber belajar, mempertajam cara berfikir kritis, sekaligus sebagai sarana siswa untuk memecahkan masalah melalui penyelidikan sehingga siswa memperoleh pengetahuan berdasarkan pengalaman yang telah dilalui.

Ciri-ciri Pembelajaran PBI (Problem Based Instruction)

Terdapat beberapa ciri PBI (Problem Based Instruction) menurut Ibrahim dan Nur (2000) dalam Eko (2012), yaitu:

  1. Pengajuan pertanyaan atau masalah

            PBI (Problem Based Instruction) mengorganisasikan kehidupan nyata dan pengalaman siswa sebagai bahan pengajaran. Kehidupan nyata dan pengalaman siswa inilah yang dijadikan sebagai sumber pertanyaan atau masalah bagi siswa itu sendiri. Hal ini akan membantu siswa dalam mempertajam pola pikir kritis siswa terhadap lingkungan, sehingga kepekaan siswa dan rasa ingin tahu siswa menjadi meningkat.

  1. Berfokus pada keterkaitan antar disiplin

            Pertanyaan dan masalah yang bermunculan pada siswa tidak harus berada pada satu disiplin ilmu saja. Namun, masalah tersebut saling berkaitan dengan disiplin ilmu yang lain. Sehingga siswa dapat berpikir secara lebih luas dan holistik, tidak terkotak-kotak pada satu disiplin ilmu saja. Pola pikir yang luas dan holistik akan membantu anak berpikir secara meluas tanpa membedakan disiplin ilmu yang berkaitan.

            PBI (Problem Based Instruction) mengharuskan siswa untuk melakukan penyelidikan terhadap masalah nyata melalui analisis masalah, observasi dan eksperimen. Selama penyelidikan siswa dapat mencari segala informasi dari berbagai sumber pembelajaran untuk memecahkan masalah yang terjadi. Selain itu, dengan adanya penyelidikan otentik ini, secara tidak langsung membuat siswa mengalami sendiri dalam mencari sebuah konsep. Hal itu akan membantu siswa dalam membangun pengetahuannya sendiri (konstruktivisme).

  1. Menghasilkan suatu produk/karya dan memamerkannya

            PBI (Problem Based Instruction) menuntut siswa untuk menghasilkan suatu produk tertentu dalam sebuah karya seperti poster, puisi, laporan, gambar dan sebagainya. Produk ini dihasilkan dari proses pemecahan masalah yang berhasil dipecahkan oleh siswa. Setelah menghasilkan suatu produk, siswa juga harus memamerkan hasil karyanya. Hal ini menimbulkan suatu kepuasan terhadap diri siswa, sehingga semangat kompetisi untuk menghasilkan karya terbaik dapat terus menerus dibangun.

            Kerjasama dalam pembelajaran ini cukup bervariasi, dapat secara berpasangan, kelompok kecil maupun dalam kelompok besar. Kerjasama akan mendorong siswa untuk mengembangkan kemampuan berpikir melalui tukar pendapat serta berbagai penemuan yang berhasil ditemukan bersama. Selain itu kerjasama juga dapat membantu siswa dalam mengembangkan motivasi pada diri masing-masing siswa.

Sintaks Pembelajaran PBI (Problem Based Instruction)

Berikut adalah sintaks PBI (Problem Based Instruction) menurut Sugiyanto (2009), dilengkapi dengan pendapat Widodo (2009):

No Tahap Tahap Tingkah Laku Guru
Tahap 1 Memberikan orientasi tentang permasalah kepada siswa Guru menjelaskan tujuan pembelajaran, Menjelaskan logistik yang dibutuhkan, mengajukan fenomena atau demonstrasi atau cerita untuk memunculkan masalah, memotivasi siswa untuk terlibat dalam pemecahan masalah yang dipilihnya
Tahap 2 Mengorganisasikan siswa untuk meneliti Guru membantu siswa mendefinisikan dan mengorganisasikan tugas belajar yang berhubungan dengan masalah tersebut
Tahap 3 Membantu investigasi mandiri dan kelompok Guru mendorong siswa untuk mengumpulkan informasi yang sesuai, melaksanakan eksperimen, untuk mendapatkan penjelasan dan pemecahan masalah
Tahap 4 Mengembangkan dan mempresentasikan hasil Guru membantu siswa dalam merencanakan dan menyiapkan karya yang sesuai seperti laporan, video, dan model dan membantu mereka untuk berbagi tugas dengan temannya
Tahap 5 Menganalisa dan mengevaluasi proses mengatasi masalah Guru membantu siswa untuk melakukan refleksi atau evaluasi terhadap penyelidikan mereka dan proses-proses yang mereka gunakan

Kelebihan dan Kelemahan Model Pembelajaran PBI (Problem Based Instruction)

PBI (Problem Based Instruction) memiliki beberapa kelebihan, yaitu :

  1. Siswa dilibatkan dalam kegiatan belajar sehingga pengetahuan dapat terserap dengan baik.
  2. Siswa dilatih untuk bekerjasama dengan siswa lain.
  3. Siswa memperoleh pengetahuan dari berbagai sumber belajar.
  4. Dapat memperoleh dari berbagai sumber.
  5. Siswa berperan aktif dalam KBM.
  6. Siswa lebih memahami konsep matematika yg diajarkan sebab mereka sendiri yang menemukan konsep tersebut.
  7. Melibatkan siswa secara aktif memecahkan masalah dan menuntut keterampilan berfikir siswa yang lebih tinggi.
  8. Pembelajaran lebih bermakna.
  9. Siswa dapat merasakan manfaat pembelajaran matematika sebab masalah yang diselesaikan merupakan masalah sehari-hari
  10. Menjadikan siswa lebih mandiri.
  11. Menanamkan sikap sosial yang positif, memberi aspirasi dan menerima pendapat orang lain.
  12. Dapat mengembangkan cara berfikir logis serta berlatih mengemukakan pendapat.

Selain itu PBI memiliki kelemahan, antara lain :

  1. Untuk siswa yang malas, tujuan dari metode tersebut tidak dapat tercapai.
  2. Membutuhkan banyak waktu dan dana.
  3. Tidak semua mata pelajaran dapat diterapkan dengan metode ini.
  4. Membutuhkan waktu yang banyak.
  5. Tidak setiap materi matematika dapat diajarkan dengan PBI.
  6. Membutuhkan fasilitas yang memadai seperti laboratorium, tempat duduk siswa yang terkondisi untuk belajar kelompok, perangkat pembelajaran, dll.
  7. Menuntut guru membuat perencanaan pembelajaran yang lebih matang.
  8. Kurang efektif jika jumlah siswa terlalu banyak, idealnya maksimal 30 siswa perkelas.

REFERENSI

Sugiyanto. 2009.Model-Model Pembelajaran Inovatif. Surakarta: Panitia Sertifikasi Guru Rayon 13 FKIP UNS Surakarta.

Sanjaya (2006: 212) mengatakan “Strategi Pembelajaran Berbasis Masalah dapat diartikan sebagai rangkaian aktivitas pembelajaran yang menekankan kepada proses penyelesaian masalah yang dihadapi secara ilmiah”. Dalam penerapan SPBM, guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk menetapkan topik masalah, Walaupun sebenarnya guru sudah, mempersiapkan apa yang harus dibahas. Proses pembelajaran diarahkan agar siswa mampu menyelsaikan masalah secara sistematis dan logis. Strategi Pembelajaran Berbasis Masalah (SPBM) sama dengan model Problem Basic Intruction (PBI) atau pembelajaran berbasis masalah dan sama dengan Strategi Problem solving yaitu sama-sama pembelajaran yang berorientasikan pada masalah pada masalah dan penyelsaiannya.

Menurut Sanjaya (2006: 212) terdapat tiga ciri utama dari PBI. Yang pertama, PBI merupakan rangkaian aktivitas pembelajaran, artinya dalam implementasi PBI ada sejumlah kegiatan yang harus dilakukan siswa. PBI tidak mengharapkan siswa hanya sekedar mendengarkan, mencatat, kemudian menghafal materi pembelajaran, akan tetapi melalui PBI siswa aktif berfikir, berkomunikasi, mencari dan mengolah data, dan akhirnya menyimpulkan. Kedua, aktivitas pembelajarandiarahkan untuk menyelsaikan masalah. PBI menempatkan masalah sebagai kata kunci dari proses pembelajaran. Artinya, tanpa masalah maka tidak mungkin ada proses pembelajaran. Ketiga, pemecahan masalah dilakukan dengan menggunakan pendekatan berfikir secara ilmiah. Berfikir dengan metode ilmiah adalah proses berfikir deduktif dan induktif. Proses berfikir ini dilakukan secara sistematis dan empiris. Sistematis artinya berfikir ilmiah dilakukan melalui tahapan-tahapan tertentu, sedangkan empiris artinya proses penyelsaian masalah didasarkan pada data dan fakta yang jelas.

Dilihat dari konteks perbaikan kualitas pendidkan, maka PBI merupakan salah satu strategi pembelajaran yang dapat digunakan untuk memperbaiki sistem pembelajaran. Kita menyadari selama ini kemampuan siswa untuk dapat menyelsaikan masalah kurang diperhatikan oleh setiap guru (Sanjaya, 2006: 212). Ciri-ciri pembelajaran dengan cara pembelajaran dengan cara penyelsaian masalah adalah siswa yang bekerja secara individu/kelompok kecil, tugas yang diselesaikan adalah persoalan realistis untuk dipecahkan namun lebih disukai soal yang memiliki banyak kemunkinan jawaban. Siswa menggunakan berbagai pendekatan belajar. Hasil pemecahan masalah di kemukakan/didiskusikan antara semua siswa. Diktat metode dan strategi pembelajaran 2007.

Untuk mengimplementasikan PBI, guru perlu memilih bahan pelajaran yang memiliki permasalahan yang dapat dipecahkan. Permasalahan tersebut biasanya diambil dari buku teks atau dari sumber-sumber lain misalnya dari peristiwa yang terjadi dilingkungan sekitar, dari peristiwa dalam keluarga atau dari peristiwa kemasyarakatan. (Sanjaya, 2006: 213).

Priyono dalam Yesaya (2009: 25) “Guru perlu menciptakan masalah berdasarkan pokok bahasan tertentu dalam mata pelajaran tertentu untuk dipecahkan oleh anak didik”. Prinsip pemecahan masalah ini sangat penting untuk memotivasi siswa lebih bersemangat, lebih sabar, dan lebih tekun dalam menghadapi masalah belajar.

Strategi pembelajaran dengan pemecahan masalah dapat diterapkan:

  1. Guru menginginkan agar siswa tidak hanya sekedar dapat mengingat materi pelajaran, akan tetapi menguasai dan memahaminya secara penuh.
  2. Guru bermaksud untuk mengembangkan keterampilan berfikir rasional siswa, yaitu kemampuan menganalisis situasi baru, mengenal adanya perbedaan antara fakta dan pendapat, serta mengembangkan kemampuan dalam membuat judgment secara objektif.
  3. Guru menginginkan kemampuan siswa untuk memecahkan masalah serta membuat tantangan intelektual siswa.
  4. Guru ingin mendorong siswa untuk lebih bertanggung jawab dalam belajarnya.
  5. Guru ingin agar siswa memahami hubungan antara apa yang dipelajari dengan kenyataan dalam kehidupannya (hubungan antara teori dengan kenyataan).

2.  Tujuan Model Pembelajaran Problem Based Instruction

Hakikat masalah dalam PBI adalah gap atau kesenjangan antara situasi nyata dan kondisi yang diharapkan. Kesenjangan tersebut bisa dirasakan dari adanya keresahan, keluhan, kerisauan, atau kecemasan. Oleh karena itu, maka materi pelajaran atau topik tidak terbatas pada materi pelajaran yang bersumber dari buku saja, akan tetapi juga dapat bersumber dari peristiwa-peristiwa tertentu sesuai dengan kurikulum yang berlaku. Dibawah ini kriteria pemilihan bahan pelajaran dalam PBI.

  1. Bahan pelajaran harus mengandung isu-isu yang mengandung konflik (conflict issue) yang bisa bersumber dari berita, rekaman, video, dan yang lainnya.
  2. Bahan yang dipilih adalah bahan yang bersifat familiar dengan siswa, sehingga setiap siswa dapat mengikutinya dengan baik.
  3. Bahan yang dipilih merupakan bahan yang berhubungan dengan kepentingan orang banyak (universal), sehingga terasa manfaatnya.
  4. Bahan yang dipilih merupakan bahan yang mendukung tujuan atau kompetensi yang harus dimiliki oleh siswa sesuai dengan kurikulum yang berlaku.
  5. Bahan yang dipilih sesuai dengan minat siswa sehingga setiap siswa merasa perlu untuk mempelajarinya.

3.  Langkah-Langkah PBI

John Dewey seorang ahli pendidikan berkebangsaan Amerika dalam Sanjaya (2006: 215), menjelaskan 6 langkah PBI yang kemudian dinamakan metode pemecahan masalah (problem solving), yaitu:

  1. Merumuskan masalah, yaitu langkah siswa menentukan masalah yang akan dipecahkan.
  2. Menganalisis masalah, yaitu langkah siswa meninjau masalah secara kritis dari berbagai sudut pandang.
  3. Merumuskan hipotesis, yaitu langkah siswa merumuskan berbagai kemungkinan pemecahan sesuai dengan pengetahuan yang dimilikinya.
  4. Mengumpulkan data, yaitu langkah siswa mencari dan menggambarkan informasi yang diperlukan untuk pemecahan masalah.
  5. Pengujian hipotesis, yaitu langkah siswa mengambil atau merumuskan kesimpulan sesuai dengan penerimaan dan penolakan hipotesis yang diajukan.
  6. Merumuskan rekomendasi pemecahan masalah, yaitu langkah siswa menggambarkan rekomendasi yang dapat dilakukan sesuai rumusan hasil pengujian hipotesis dan rumusan kesimpulan.

Gagne dalam Dahar (1988: 138), “Kemampuan untuk memecahkan masalah, pada dasarnya, merupakan tujuan utama proses pendidikan”. Secara umum PBI bisa dilakukan dengan langkah-langkah sebagai beikut:

Implementasi PBI harus dimulai dengan kesadaran adanya masalah yang harus dipecahkan. Pada tahapan ini guru membimbing siswa pada kesadaran adanya kesenjangan atau gap yang dirasakan oleh manusia atau lingkungan sosial. Kemampaun yang harus dicapai oleh siswa pada tahapan ini adalah siswa dapat menentukan atau menangkap kesenjangan yang terjadi dari berbagai fenomena yang ada. Mungkin pada tahap ini siswa dapat menentukan kesenjangan lebih dari satu, akan tetapi guru dapat mendorong siswa agar menentukan satu atau dua kesenjangan yang pantas untuk dikaji baik melalui kelompok kecil bahkan individual.

Bahan pembelajaran dalam bentuk topik yang dapat dicari dari kesenjangan, selanjutnya difokuskan pada masalah apa yang pantas untuk dikaji. Rumusan masalah sangat penting, sebab selanjutnya akan berhubungan dengan kejelasan dan kesamaan persepsi tentang masalah dan berkaitan dengan data-data apa yang harus dikumpulkan untuk menyelsaikannya. Kemampuan yang diharapkan dari siswa dalam langkah ini adalah siswa dapat menentukan prioritas masalah. Siswa dapat memanfaatkan pengetahuannya untuk mengkaji, memerinci, dan menganalisis masalah sehingga pada akhirnya muncul rumusan masalah yang jelas, dan dapat dipecahkan.

c.    Merumuskan Hipotesis

Sebagai proses berfikir ilmiah yang merupakan perpaduan dari berfikir deduktif dan induktif, maka merumuskan hipotesis merupakan langkah penting yang tidak boleh ditinggalkan.kemampuan yang diharapkan dari siswa dalam tahapan ini adalah siswa dapat menentukan sebab akibat dari masalah yang ingin diselsaikan. Melalui analisis sebab akibat inilah pada akhirnya siswa diharapkan dapat menentukan bebagai kemungkinan penyelsaian masalah. Dengan demikian, upaya yang dapat dilakukan selanjutnya adalah mengumpulkan data yang sesuai dengan hipotesis yang diajukan.

d.   Mengumpulkan Data

Sebagai proses berpikir empiris, keberadaan data dalam proses berfikir ilmiah merupakan hal yang sangat penting. Sebab, menentukan cara penyelsaian masalah sesuai dengan hipotesis yang diajukan harus sesuai dengan data yang ada. Proses berpikir ilmiah bukan proses imajinasi akan tetapi prose didasarkan pada pengalaman. Oleh karena itu, dalam tahapan ini siswa didorong untuk mengumpulkan data yang relevan. Kemampuan yang diharapkan pada tahap ini adalah kecakapan siswa untuk mengumpulkan dan memilih data, kemudian memetakan dan menyajikannya dalam berbagai tampilan sehingga mudah dipahami.

e.    Menguji Hipotesis

Berdasarkan data yang dikumpulkan, akhirnya siswa menentukan hipotesis mana yang diterima dan mana yang ditolak. Kemampuan yang diharapkan dari siswa dalam tahapan ini adalah kecakapan menelaah data dan sekaligus membahasnya untuk melihat hubungannya dengan masalah yang dikaji. Di samping itu, diharapkan siswa dapat mengambil keputusan dan kesimpulan.

f.    Menentukan Pilihan Penyelsaian

Menentukan pilihan penyelsaian merupakan akhir dari proses PBI. Kemampuan yang diharapakan dari tahapan ini adalah kecakapan memilih alternatf penyelsaian yang memungkinkan dapat dilakukan serta dapat memperhitungkan kemungkinan yang akan terjadi sehubungan dengan alternatif yang dipilihnya, termasuk memperhitungkan akibat yang akan terjadi pada setiap pilihan.

4.  Keunggulan dan Kelemahan PBI

a. Keunggulan

Sebagai suatu stretegi pembelajaran, PBI memiliki beberapa keunggulan, di antaranya:

  1. Pemecahan masalah (problem solving) merupakan teknik yang cukup bagus untuk lebih memahami isi pelajaran.
  2. Pemecahan masalah (problem solving) dapat menantang kemampuan siswa serta memberikan kepuasan untuk menemukan pengetahuan baru bagi siswa.
  3. Pemecahan masalah (problem solving) dapat meningkatkan aktivitas pembelajaran siswa.
  4. Pemecahan masalah (problem solving) dapat membantu siswa bagaimana mentransfer pengetahuan mereka untuk memahami masalah dalam kehidupan nyata.
  5. Pemecahan masalah (problem solving) dapat membantu siswa untuk mengembangkan pengetahuan barunya dan bertanggung jawab dalam pembelajaran yang mereka lakukan. Di samping itu, pemecahan masalah itu juga dapat mendorong untuk melakukan evaluasi sendiri baik terhadap hasil maupun proses belajarnya.
  6. Melalui Pemecahan masalah (problem solving) bisa memperlihatkan kepada siswa bahwa setiap mata pelajaran (PKn dan lain sebagainya), pada dasarnya merupakan cara berpikir, dan sesuatu yang harus dimengerti oleh siswa, bukan hanya sekedar belajar dari guru atau dari buku-buku saja.
  7. Pemecahan masalah (problem solving) dianggap lebih menyenangkan dan disukai siswa.
  8. Pemecahan masalah (problem solving) dapat mengembangkan kemampuan siswa untuk berpikir kritis dan mengembangkan kemampuan mereka untuk menyesuaikan dengan pengetahuan baru.
  9. Pemecahan masalah (problem solving) dapat memberikan kesempatan pada siswa untuk mengaplikasikan pengetahuan yang mereka miliki dalam dunia nyata.
  10. Pemecahan masalah (problem solving) dapat mengembangkan minat siswa untuk secara terus-menerus belajar sekalipun belajar pada pendidikan formal telah berakhir.

b. Kelemahan

Di samping keunggulan, PBIjuga memiliki kelemahan, diantaranya:

  1. Manakala siswa tidak memiliki minat atau tidak mempunyai kepercayaan bahwa masalah yang dipelajari sulit untuk dipecahkan, maka mereka akan merasa enggan untuk mencobanya.
  2. Keberhasilan strategi pembelajaran melalui problem solving membutuhkan cukup waktu untuk persiapan.
  3. Tanpa pemahaman mengapa mereka berusaha untuk memecahkan masalah yang sedang dipelajari, maka mereka tidak akan belajar apa yang  mereka ingin pelajari.

Demikian ulasan singkat tentang Pengertian Model Pembelajaran Problem Based Instruction semoga ulasan singkat ini dapat bermanfaat dan menjadi referensi bagi anda, jika ulasan ini dianggap berguna bagi anda, silahkan share artikel ini. Terima Kasih