Jika pada permainan bulu tangkis terjadi skor 20-20 Apa yang dilakukan untuk menentukan pemenang?

Jika pada permainan bulu tangkis terjadi skor 20-20 Apa yang dilakukan untuk menentukan pemenang?

Minggu, 06 Maret 2022, 21:15 WIB

Ganda putra andalan Indonesia, Fajar Alfian dan Muhammad Rian Ardianto (Foto: PBSI)

Sistem Poin dalam Bulu Tangkis

Sistem perhitungan poin pada bulu tangkis telah mengalami banyak perubahan, mulanya, ada sistem klasik yaitu pindah bola 15 poin sampai sistem terbaru, sistem reli 21 poin. Terhitung sejak Mei 2006, perhitungan poin tunggal atau ganda menggunakan sistem perhitungan 3x21 reli poin.

Pemenang dalam pertandingan bulu tangkis adalah pemain yang sudah memenangkan dua set. Sedangkan untuk set ketiga adalah set penentuan, di mana pemain atau pasangan yang memenangkan set ini nantinya akan menjadi pemenang pertandingan.

Jika kedua tim/regu sudah mencapai 20 poin, maka dibutuhkan selisih dua poin untuk menentukan pemenangnya. Namun, jika poin kedua tim/regu sama-sama mencapai 29 poin dan belum memiliki selisih dua poin, maka tim yang lebih dulu mencapai 30 poin akan ditetapkan sebagai pemenang.

ada juga sistem interval dalam permainan bulu tangkis. Dalam sistem ini, setiap pemain yang sudah mencapai 11 poin akan memiliki waktu interval atau istirahat selama 60 detik untuk kedua pemain sebelum melanjutkan permainan hingga selesai.

Aturan Deuce dalam Bulu Tangkis

Dalam bulu tangkis, suatu keadaan permainan dapat disebut sebagai Deuce apabila skor seri 20 – 20. Akibatnya pemain harus melanjutkan laga hingga ada selisih 2 poin.

Baca Juga : Permainan Bulu Tangkis: Sejarah, Teknik Dasar Hingga Peraturan

Jika selisihnya masih satu, maka pemenang belum bisa ditentukan. Namun Deuce akan berhenti meski selisih hanya 1 angka ketika salah satu tim sudah kumpulkan 30 poin, maka dialah pemenangnya. Dalam kondisi deuce tersebut, pemenang bisa ditentukan melalui keunggulan dua poin.

Editor : Admiraldy Eka Saputra

tirto.id - Permainan bulu tangkis atau badminton dapat dimainkan dengan format tunggal dan ganda. Dalam praktiknya, terdapat perbedaan antara tunggal dan ganda, terutama pada penentuan posisi servis dan penghitungan skor. Bagaimana penghitungan skor, format, interval, dan nilai deuce dalam olahraga bulu tangkis?

Disarikan dari The Laws of Badminton and Competition Regulations, pemenang pertandingan bulu tangkis adalah pihak yang lebih dahulu mendapatkan 2 set. Dengan demikian, sebuah pertandingan, baik di nomor tunggal maupun ganda, dapat berakhir dalam 2 set langsung (2-0) atau maksimal dalam 3 set dengan skor 2-1.

Advertising

Advertising

Penentuan pemenang tiap set adalah pihak yang terlebih dahulu mendapatkan 21 poin. Namun demikian, ketika skor kedua pihak yang bertanding sama-sama 20, maka kondisi itu disebut dengan deuce.

Ketika terjadi deuce, maka pihak yang memimpin dengan selisih 2 poin terlebih dahulu dianggap sebagai pemenang satu set pertandingan. Skor dalam set yang berakhir deuce misalnya 20-22, 21-23, 23-25, atau 25-27.

Akan tetapi, jika kondisi deuce berlangsung hingga skor 29-29 (sama kuat), maka pihak yang lebih dahulu mendapatkan skor 30 dianggap sebagai pemenang set tersebut.

Baca juga: Peraturan Permainan Bulu Tangkis Nomor Tunggal dan Ganda

Interval dan Pergantian Posisi

Dalam sebuah pertandingan bulu tangkis, ketika satu pihak telah memimpin dengan skor 11 dalam satu set, maka ada kesempatan untuk istirahat atau jeda selama 1 menit. Ini berlaku untuk semua rentang skor, baik 11-0 maupun 11-10.

Saat satu set telah berakhir, kedua pihak yang bertanding akan bertukar posisi lapangan. Dalam kesempatan itu, pemain diberi jeda waktu antar set maksimal selama 2 menit.

Apabila pertandingan berlanjut sampai set ketiga, maka ketika salah satu pihak memimpin dengan 11 poin, maka kedua pihak yang bertanding akan bertukar posisi lapangan.

Baca juga: Gambar Raket & Kok Bulu Tangkis Beserta Aturan dan Ukuran Resmi BWF

Posisi Servis dalam Permainan Tunggal

Saat mengawali pertandingan dengan skor 0-0, maka pemain melakukan servis dari sisi kanan lapangan. Setelah melakukan servis, lawan akan berusaha mengembalikan kok.

Kondisi saat kedua pihak saling mengembalikan kok ke daerah lawan disebut dengan reli. Pemain di anggap memenangkan reli apabila kok menyentuh lantai area lawan. Dengan demikian, pemain tersebut berhak mendapatkan 1 poin.

Selanjutnya, pemain yang mendapatkan poin akan melakukan servis. Saat poin yang dimilikinya ganjil, maka pemain melakukan servis dari sisi kiri lapangan. Sebaliknya, saat pemain memiliki skor genap, maka pemain melakukan servis dari sisi kanan lapangan.

Saat melakukan servis, pemain wajib mengarahkan kok ke sisi berlawanan di daerah lawan. Sebagai contoh, ketika servis dilakukan dari sisi kanan lapangan, maka kok harus diarahkan sisi kiri dari sudut pandang pemain yang melakukan servis.

Begitu pun sebaliknya, jika servis dilakukan dari sisi kiri lapangan, maka kok harus diarahkan sisi kanan dari sudut pandang pemain yang melakukan servis. Kesalahan mengarahkan kok saat melakukan servis dapat membuahkan poin bagi pihak lawan.

Posisi Servis dalam Permainan Ganda

Saat memulai pertandingan dengan skor 0-0, servis dilakukan oleh pemain yang berada di sisi kanan lapangan. Sebagaimana permainan tunggal, dalam permainan ganda, ketika poin yang dimiliki adalah ganjil, maka servis dilakukan dari sisi kiri lapangan. Sementara itu, saat poin yang dimiliki genap, maka servis dilakukan dari sisi kanan lapangan.

Setelah melakukan servis, apabila pemain yang melakukan servis memenangkan reli, maka skor akan berubah menjadi genap atau ganjil. Dalam kondisi tersebut pemain kembali melakukan servis lagi dari sisi lapangan yang berbeda dari sebelumnya. Sementara itu, pasangan yang kalah dalam reli tidak melakukan perpindahan posisi.

Berikut skenario untuk memperjelas aturan posisi servis dalam pertandingan ganda:

Skenario Skor Servis Penerima Ilustrasi
Semisal, pasangan AB bermain melawan pasangan CD. 0-0 Pemain B melakukan servis Pemain C menerima servis C D
A B
Pasangan AB memenangkan reli. 1-0 Pemain B melakukan servis Pemain D menerima servis C D
B A
Pasangan CD memenangkan reli. 1-1 Pemain D melakukan servis Pemain B menerima servis C D
B A
Pemain AB memenangkan reli. 2-1 Pemain A melakukan servis Pemain C menerima servis C D
B A
Pasangan CD memenangkan reli. 2-2 Pemain C melakukan servis Pemain A menerima servis C D
B A
Pasangan CD memenangkan reli. 2-3 Pemain C melakukan servis Pemain D menerima servis D C
B A
Pemain AB memenangkan reli 3-3 Pemain B melakukan servis Pemain C menerima servis D C
B A
Pemain AB menenangkan reli 4-3 Pemain B melakukan servis Pemain D menerima servis D C
A B

Baca juga artikel terkait PENJASKES atau tulisan menarik lainnya Rofi Ali Majid
(tirto.id - rof/fds)

Penulis: Rofi Ali Majid Editor: Fitra Firdaus Kontributor: Rofi Ali Majid

Sistem perhitungan poin bulu tangkis telah mengalami beberapa kali perubahan, mulai dari sistem klasik pindah bola 15 poin sampai sistem terbaru, sistem reli 21 poin.

Sistem ini berlaku sampai tahun 2002 sebelum diganti dengan sistem 5x7 poin. Sistem yang berlaku adalah sistem pindah bola atau dengan kata lain hanya pemain/pasangan yang melakukan servis yang dapat meraih poin.

Seorang/sepasang pemain akan memenangkan pertandingan bila telah memenangkan dua set permainan. Dengan sistem perhitungan poin tiap setnya sebagai berikut:

Untuk partai tunggal putra dan semua partai ganda

  • Satu set terdiri dari 15 poin.
  • Bila terjadi kedudukan 13 sama, pemain/pasangan yang lebih dulu mencapai angka 13 akan menentukan apakah terjadi jus 5 (permainan akan berakhir pada poin 18) atau tidak (permainan tetap berakhir pada poin 15).
  • Bila terjadi kedudukan 14 sama, pemain/pasangan yang lebih dulu mencapai angka 14 akan menentukan apakah terjadi jus 3 (permainan akan berakhir pada poin 17) atau tidak (permainan tetap berakhir pada poin 15).
  • Bila keputusan jus telah diambil pada kedudukan 13 sama, maka tidak ada penambahan poin lagi bila terjadi kedudukan 14 sama.

Untuk partai tunggal putri

  • Satu set terdiri dari 11 poin.
  • Bila terjadi kedudukan 9 sama, pemain yang lebih dulu mencapai angka 9 akan menentukan apakah terjadi jus 3 (permainan akan berakhir pada poin 12) atau tidak (permainan tetap berakhir pada poin 11).
  • Bila terjadi kedudukan 10 sama, pemain yang lebih dulu mencapai angka 10 akan menentukan apakah terjadi jus 2 (permainan akan berakhir pada poin 12) atau tidak (permainan tetap berakhir pada poin 11).
  • Bila keputusan jus telah diambil pada kedudukan 9 sama, maka tidak ada penambahan poin lagi bila terjadi kedudukan 10 sama.

Sistem ini hanya berlaku dari Januari sampai Agustus 2002.

Sistem yang berlaku adalah masih sistem pindah bola atau dengan kata lain hanya pemain/pasangan yang melakukan servis yang dapat meraih poin, namun berbeda dengan sistem klasik, seorang/sepasang pemain baru akan memenangkan pertandingan bila telah memenangkan tiga set permainan.

Tidak ada perbedaan sistem perhitungan baik untuk tunggal atau ganda maupun untuk putra atau putri. Dengan perhitungan poin tiap setnya sebagai berikut: