Sebagian besar dari pantun adalah pantun agama. Di dalam pantun agama, banyak terdapat nasehat. 1. Jalan aspal sungguh rata, Belimbing wuluh di para-para. Siapa mengenal agama, Jiwa jauh dari sengsara. 2. Makan ketupat kenyang sudah, Melihat ikan di tanah lembah. Siapa taat beribadah, Hidupnya akan terasa indah. 3. Kayu rubuh putus akarnya, Pohon jati tempat si rusa. Siapa jauh dari agama, Tentu hatinya akan tersiksa. 4. Burung pipit di pucuk delima, Putih kelinci mempesona. Bertauhid amatlah utama, Itulah kunci menuju surga. 5. Bunga melati bunga delima, Daun suplir di dekat tangga. Hidup ikuti jalan agama, Di akhir menemui surga. 6. Apa gunanya buah nangka, Kalau salak banyak diminta. Apa gunanya senang di dunia, Kalau kelak mendapat neraka. 7. Bunga selasih di bawah terik, Selasih dipetik, bunganya indah. Tauhid bersih dari syirik, Sunnah bersih dari bid’ah. 8. Tanah diratakan tak bersisa, Sawah lebar terlihat indah. Tiada diciptakan manusia, Kecuali agar mereka beribadah. 9. Orang kampung sangat bersahaja, Ada yang muda ada yang renta. Kepada Allah saja berdoa, kepada-Nya kita meminta. 10. Buah berduri buah delima, Dipetik oleh si anak kera. Siapa lari dari agama, Hidup sempit hatinya sengsara. Bangsa Melayu seringkali membuat pantun nasehat untuk anak-anak. Orang tua mereka mengajarkan anak-anak tentang berbagai hal. Misalnya budi pekerti yang luhur, agama, akhlak, dan hikmah dalam kehidupan. Sedangkan untuk anak-anak kecil, dibuatkan pula pantun jenaka. Sehingga bisa mereka terhibur dengan pantun tersebut. Di bawah ini merupakan contoh pantun nasehat orang tua kepada anak-anaknya. Semua pantun nasehat hakikatnya bertemakan pendidikan. Di dalamnya ada ajakan untuk maju menuju arah yang lebih baik. Nasehat merupakan ungkapan kasih sayang. Dengan nasehat, seseorang bisa menjadi tersadar akan kesalahannya. Beberapa bait pantun ini tentang kegigihan mencari dan menuntut ilmu. 21. Langit di kota berwarna biru, Warna biru angin menderu. Mari kita hormati guru, Sebab guru pembawa ilmu. 22. Kolam kecil tempat si ikan, Ikan berenang dengan cepat. Adab selalu dikedepankan, Agar ilmu mudah didapat. 23. Badan sembuh minum jamu, Badan baik nyaman terasa. Duduk bersimpuh mencari ilmu, Lebih baik daripada dunia seisinya 24. Dalam kelambu benih jintan, Kayu gaharu jati belanda. Sebutir debu menjadi intan, Jika ilmu dalam dada. 25. Air tajin jatuh terbakar, Kadal melata ke dalam rawa. Rajin-rajin kita belajar, Agar kita hidup berjaya. 26. Beli salak beli ketumbar, Batu gosok daun lontar. Banyak-banyak kita belajar, Tentu esok menjadi pintar. 27. Air cuka di Kiara Condong, Makan bakpao seputih awan. Jangan suka berkata bohong, Nanti engkau tak punya kawan. 28. Pantai kuta suasana sendu, Kaki basah ombak berkejaran. Jika kita bersatu padu, Pekerjaan susah terasa ringan. 29. Waktu subuh rahmat mengucur, Baju batik dari jawa. Walau tubuh hancur lebur, Akhlak baik dikenang jua. 30. Jangan suka hati mendengki, Terbanglah tinggi bagaikan elang. Kalau Tuhan membagi rezeki, Tidak mungkin terhalang-halang. Pendidikan tak bisa dilepaskan dengan belajar. Anak-anak yang belajar memiliki kebiasaan baik. Mereka akan selalu tekun. Sehingga sangat bermanfaat bagi dirinya di waktu besar nanti. Para guru dan orang tua hendaknya memotivasi anak-anak untuk terus belajar. 31. Kayu gaharu tempat si lebah, Udang besar di dalam tambak. Pekerjaan guru bukanlah mudah, Bagai kerja menolak ombak. 32. Amat lincah kaki kancil, Minum air basah di baju. Belajar di waktu kecil, Bagai mengukir di atas batu. 33. Kayu jelutung tumbuh berjajar, Sungai mengalir selalu lancar. Anak beruntung rajin belajar, Cita-cita tinggi kan terkejar. 34. Kapuk dari pohon randu, Tupai loncat terus memanjat. Mintalah tambahan ilmu, Ilmu itu tinggikan derajat. 35. Jalan-jalan ke Polandia, Tiada orang hidupnya mewah. Rusak ilmu karena dunia, Luruskan niat untuk ibadah. 36. Kaca pecah dalam nampan, Kayu jati kayu gaharu. Indah wajah karena tampan, Indah hati karena ilmu. 37. Si kancil makan selai, Selai dari pisang rawa. Waktu kecil banyak lalai, Menyesal dia di waktu tua. 38. Salak talas di kota raja, Orang berakal giat bekerja. Anak malas susah bekerja, Pasti menyesal di waktu senja. 39. Bunga dahlia bunga melati, Kue manis dari ketan. Ajaran guru hendak ditaati, Supaya manfaat terasa badan. 40. Jati jajar gunung semeru, Angin kencang deras menderu. Jika belajar rajin selalu, Tentu dadanya dipenuhi ilmu. Marilah kita berdisiplin. Biasakan disiplin dalam kehidupan sehari-hari. Sehingga menjadi budaya kita.Kita mesti berdisiplin di rumah, sekolah, tempat umum, di mana saja. Apabila disiplin telah menjadi kebiasaan, maka tugas apapun yang kita dapatkan akan terasa ringan. Semoga contoh pantun di atas bisa menjadi rujukan. Pantun-pantun tersebut dibuat sebagai bahan ajar untuk kita semua. Bahasa Indonesia,Pantun |