Ilustrasi narkoba. /Pixabay Show
PIKIRAN RAKYAT - Penyalahgunaan narkotika sudah tidak asing di kalangan pelajar atau mahasiswi. Kebanyakan kontak pertama anak dengan narkoba yaitu penggunaan obat eksperimenral di lingkungan sosial mereka. Banyak alasan kenapa mereka akhirnya memakai narkoba, seperti masalah keluarga, masalah teman-teman, pengaruh lingkungan sosial di sekitarnya, atau bisa juga riwayat kecanduan dari keluarganya. Baca Juga: Indonesia Desak Arab Saudi Dukung Percepatan CEPA GCC Dokter dan spesialis kesehatan kecanduan narkoba mengenali dan mendiagnosis kecanduan narkoba berdasarkan pada adanya beberapa gejala fisik, psikologis, emosional , dan perilaku. Kecanduan narkoba mengubah persepsi, dapat mendistorsi pemikiran, menciptakan ketidakseimbangan emosional, dan membuat penderita menderita rasa harga diri yang rusak. Dikutip Pikiran-Rakyat.com dari laman Altamira Recoverty, berikut perubahan karakteristik psikologis dan emosional dari kecanduan narkoba. Baca Juga: Rayakan Ulang Tahun ke-71, Garuda Indonesia Berikan Promo hingga 71 Persen 1. Perubahan Mood yang Tiba-tiba Page 2Ketika ketidakseimbangan kimiawi berkembang, pecandu narkoba dapat mengalami perasaan depresi, kecemasan, lekas marah, permusuhan, dan paranoia yang tampaknya datang entah dari mana. 2. Berkurangnya Perasaan Senang Obat-obatan menguras energi emosional, menyisakan sedikit ruang untuk jenis kesenangan atau kesenangan lainnya. Baca Juga: Masa Bulan Madu Barcelona dengan Quique Setien Harus Berakhir di Kandang Valencia 3. Rasionalisasi dan Penolakan Orang-orang yang kecanduan narkoba membangun tembok penyangkalan untuk melindungi diri mereka dari kebenaran. Sedangkan upaya orang-orang yang dicintai untuk menembus dinding-dinding itu akan membawa serangkaian alasan dan rasionalisasi tak logis, yang sebenarnya akan diyakini oleh para pelaku narkoba. 4. Gejala Penyakit Mental Masalah penyalahgunaan narkoba juga menderita beberapa bentuk penyakit mental, dan gejala gangguan mental cenderung meningkat ketika diperumit oleh ketergantungan zat. Baca Juga: Niat Curi Kotak Amal Masjid yang Diperuntukkan untuk Anak Yatim, Pemuda Bogor Dibekuk Polisi Page 3Penyebab gangguan jiwa terhadap pengguna narkoba tidak hanya stress dan depresi, tetapi bisa lebih parah dari itu. Contohnya seperti gangguan afektif (sering sedih, maniakal, banyak tertawa, cemas, depresi, psikotik atau skizofrenia, banyak optimis, paranoid (suka curiga), hingga gangguan akibat zat tertentu). 5. Impulsif Seiring berlalunya waktu, pecandu narkoba dapat kehilangan kemampuan mereka untuk menilai sesuati. Akibatnya, mereka sering membuat keputusan yang terburu-buru, yang mungkin tampak benar-benar di luar karakter mereka yang biasanya. Baca Juga: Harkop ke-73 Digelar di Garut, Koperasi Diharapkan Bisa Unjuk Gigi di Ranah Global 6. Perasaan Bersalah dan Malu Orang dengan kecanduan sering merasa sangat malu karena ketidakmampuan mereka untuk berhenti menggunakan narkoba. Mereka juga merasa bersalah tentang rasa sakit yang disebabkan oleh perilaku mereka untuk orang yang dicintai. 7. Halusinasi dan Delusi Page 4
Ilustrasi narkoba. /Pixabay
Ilustrasi Narkoba KOMPAS.com - Penggunaan Narkotika, Psikotropika, Zat-zat Adiktif dan Obat berbahaya lainnya (NAPZA atau narkoba) tidak hanya dalam bidang farmasi saja tetapi sudah terjadi penyalahgunaan. Penyalahgunaan narkotika adalah pola perilaku yang bersifat patologik dan biasanya dilakukan oleh individu yang mempunyai kepribadian rentan atau mempunyai risiko tinggi. Jika penyalahgunaan narkotika dilakukan dalam jangka waktu tertentu akan menimbulkan gangguan biologis, psikologis, sosial, dan spiritual pada orang yang menggunakannya. Penyalahgunaan narkoba sering ditemukan di kalangan remaja hingga masyarakat usia dewasa. Mereka menggunakan narkoba dengan berbagai alasan. Alasan memakai narkobaDikutip dari situs resmi Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan RI, berikut ini beberapa alasan seseorang memakai narkoba:
Baca juga: Kenalkan Bahaya Narkoba pada Anak Sejak Dini Berikut ini gejala awal penyalahgunaan narkoba yang nampak:
Tanda-tanda dini pengguna narkobaBerikut ini tanda-tanda dini pengguna narkoba:
Ciri-ciri fisik pengguna narkobaOrang yang memakai narkoba dapat terlihat dari ciri-ciri fisiknya. Berikut ini ciri-ciri fisik pengguna narkoba:
Baca juga: Jumlah Anak Muda Pemakai Narkoba Terus Meningkat, Ini Penjelasan Wakapolri Dampak narkobaKetergantungan terhadap narkoba baik secara fisik dan psikis apabila berlangsung lama akan menimbulkan keadaan kecanduan yang sangat besar. Maka penyalahgunaan narkoba menimbulkan dampak negatif yang berbahaya dan luas akibatnya.
Penyalahgunaan NAPZA adalah penggunaan obat-obatan golongan narkotika, psikotoprika, dan zat adiktif yang tidak sesuai dengan fungsinya. Kondisi ini dapat menyebabkan kecanduan yang bisa merusak otak hingga menimbulkan kematian. Penyalahgunaan NAPZA terjadi akibat faktor internal dan eksternal. Faktor internal adalah rasa ingin tahu yang kemudian mencoba dan menjadi kebiasaan. Sedangkan faktor eksternal bersumber dari lingkungan yang tidak sehat atau berteman dengan pecandu NAPZA. Di Indonesia, kalangan remaja merupakan kelompok yang rentan menyalahgunakan NAPZA. Menurut Badan Narkotika Nasional (BNN), remaja rentan menggunakan NAPZA dalam jangka panjang. Berdasarkan data yang dikeluarkan BNN pada tahun 2019, 28% (2,29 juta) remaja Indonesia diketahui menggunakan NAPZA. Penyebab Penyalahgunaan NAPZAPenyalahgunaan NAPZA umumnya terjadi karena rasa ingin tahu yang tinggi. Selain itu, pasien gangguan mental, seperti gangguan bipolar atau skizofrenia, juga berisiko menyalahgunakan NAPZA, dengan alasan untuk meredakan gejala yang dialami. Selain rasa ingin tahu yang tinggi dan gangguan mental, faktor lain yang dapat memicu seseorang menyalahgunakan NAPZA adalah:
Ada empat golongan NAPZA yang paling sering disalahgunakan, yakni:
Fase dan Gejala Penyalahgunaan NAPZAPenyalahgunaan NAPZA yang tidak dihentikan dapat menyebabkan kecanduan. Seseorang dianggap kecanduan jika menunjukkan perilaku berikut:
Ketika penderita telah mencapai fase kecanduan dan mencoba untuk menghentikan kebiasaan tersebut, dia akan mengalami gejala putus obat atau sakau. Gejala putus obat tersebut bisa berbeda-beda, tergantung tingkat keparahan kecanduan dan jenis NAPZA yang digunakan. Apabila NAPZA yang digunakan adalah heroin dan morfin (opioid), maka gejalanya dapat berupa:
Setelah 1 hari atau lebih, gejala putus obat akan makin memburuk. Beberapa gejala yang dapat dialami adalah:
Sedangkan jika menggunakan NAPZA jenis kokain, maka gejala putus obat yang dapat muncul antara lain:
Fase kecanduan terhadap penyalahgunaan NAPZA yang terus dibiarkan berisiko menyebabkan kematian akibat overdosis. Overdosis ditandai dengan keluhan berupa:
Kapan harus ke dokterSegera hubungi rumah sakit untuk berkonsultasi dengan dokter atau pusat rehabilitasi jika Anda atau orang terdekat Anda menyalahgunakan NAPZA. Perlu diketahui bahwa menghilangkan ketergantungan NAPZA membutuhkan waktu yang lama. Oleh karena itu, makin cepat mendapatkan perawatan, peluang untuk sembuh juga makin besar. Segera hubungi dokter jika merasa:
Diagnosis Penyalahgunaan NAPZADiagnosis penyalahgunaan NAPZA diawali dengan tanya jawab terkait gejala dan riwayat penggunaan NAPZA, kemudian diikuti pemeriksaan fisik dan mental. Dokter juga akan melakukan serangkaian tes, antara lain:
Pengobatan Penyalahgunaan NAPZAIndonesia memiliki sistem rehabilitasi yang dilaksanakan oleh Institusi Penerima Wajib Lapor (IPWL). IPWL adalah lembaga yang ditunjuk pemerintah untuk melaksanakan proses rehabilitasi. IPWL bisa berupa puskesmas, rumah sakit, atau lembaga lain yang ditetapkan pemerintah. Di Indonesia, rehabilitasi untuk pasien penyalahgunaan NAPZA terbagi dalam tiga tahap, yakni:
Komplikasi Penyalahgunaan NAPZAKomplikasi yang dapat muncul akibat penyalahgunaan NAPZA tergantung pada zat yang digunakan, antara lain:
Selain itu, penyalahgunaan NAPZA secara umum dapat menimbulkan kondisi lain, yaitu:
Pencegahan Penyalahgunaan NAPZACara terbaik untuk mencegah kecanduan NAPZA adalah dengan tidak mencoba NAPZA. Hal ini karena sekali mulai menggunakan NAPZA, maka akan sulit untuk menghentikan perilaku tersebut. Perlu diketahui, beberapa obat resep memiliki sifat adiktif. Oleh sebab itu, patuhi petunjuk penggunaan dari dokter untuk menghindari kecanduan. Jika memerlukan dosis lebih, konsultasikan terlebih dahulu dengan dokter. Mantan pengguna atau yang sedang menjalani rehabilitasi berisiko besar untuk kembali menggunakan NAPZA. Bahkan, mantan pengguna yang telah bertahun-tahun berhenti menggunakan NAPZA tetap berisiko untuk menggunakan NAPZA. Agar tidak kembali terjerumus, cara yang bisa dilakukan antara lain:
Bagi orang yang mengalami gangguan mental, berkonsultasi ke dokter dan menjalani pengobatan secara rutin dapat mencegah penyalahgunaan NAPZA. Terakhir diperbarui: 14 Maret 2022 |