Show Dampak kolonialisme dan imperialisme di bidang sosial budayaPada masa penjajahan terutama masa penjajahan Belanda, pemerintah kolonial sering berkomunikasi dengan bahasa Belanda. Kebiasaan tersebut sedikit banyak mempengaruhi budaya penduduk Indonesia terutama bidang bahasa. Beberapa kata dalam bahasa Indonesia memiliki kemiripan dengan bahasa Indonesia. Contohnya, kain untuk mengeringkan badan setelah mandi dalam bahasa Belanda adalah Handdoek, sedangkan dalam bahasa Indonesia adalah Handuk. Selain bahasa, bangsa Barat juga memperkenalkan berbagai macam hiburan seperti musik internasional hingga tarian dansa. Ilmu arsitektur khas bangsa Barat juga banyak digunakan pada masa penjajahan. Banyak bangunan bersejarah seperti Lawang Sewu di Kota Semarang yang menjadi saksi bisu dampak kolonialisme di bidang budaya. Sedangkan dalam bidang sosial bisa dilihat dari menyebarnya agama Kristen Katolik dan Kristen Protestan. Penyebaran agama Katolik dan Kristen Protestan tidak lepas dengan para misionaris yang berasal dari bangsa Barat. Baca Juga: Gejala KIPI setelah Vaksin Covid-19 pada Anak Usia 6-11 Tahun dan Cara Menanganinya Selain penyebaran agama baru, berikut ini dampak lain kolonialisme dan imperialisme di bidang sosial: 1. Terjadi perubahan pelapisan sosial dalam masyarakat pada masa kolonial, yaitu:
pengusaha swiss di depan perkebunan di sumatera KOMPAS.com - Belanda menjajah Indonesia sejak awal abad k-17 hingga pertengahan abad ke-20. Kolonialisme Belanda di Indonesia dimulai dengan dibentuknya kongsi dagang Vereenigde Oostindische Compagnie atau VOC. Setelah itu, penjajahan Belanda atas Indonesia dilanjutkan dengan penerapan beberapa kebijakan yang menyengsarakan rakyat. Penjajahan bangsa Belanda berlangsung sangat lama dan membawa beberapa dampak bagi Indonesia, salah satunya di bidang sosial. Baca juga: Gerakan Sosial Melawan Kolonial Belanda Lalu, apa saja dampak kolonialisme Belanda di bidang sosial? Runtuhnya feodalismePenjajahan Belanda atas Indonesia mengakibatkan runtuhnya kekuasaan feodal di Indonesia saat itu. Selain itu, kedudukan dan perekonomian penguasa pribumi juga melemah pada masa pemerintahan Belanda. Hal itu pun mengakibatkan turunnya derajat dan kehormatan penguasa pribumi. Feodalisme saat itu dikuasai oleh raja dan keluarga istana. Kedatangan Belanda otomatis meruntuhkan praktik tersebut. Kedudukan raja dan keluarga istana mengalami perubahan. Mereka yang sebelumnya bangsawan kerajaan diubah statusnya menjadi aparat atau pegawai. Baca juga: Siu Ban Ci, Bangsawan Muslim yang jadi Selir Raja Majapahit
Para bangsawan diberi status aparat atau pegawai agar bekerja membantu pemerintah kolonial Belanda. Hal itu juga berpengaruh terhadap masyarakat karena tak harus khawatir lagi atas pengakuan dan perlakuan tidak baik dari penguasa feodal. Munculnya penganut NasraniDampak lain dari penjajahan bangsa Belanda di Indonesia adalah semakin meluasnya penyebaran agama Kristen dan Katolik. Agama Kristen dan Katolik sebenarnya telah dikenal masyarakat Indonesia sejak kedatangan Portugis pada abad ke-16. Pada masa penjajahan Belanda, penganut Kristen dan Katolik di Indonesia semakin meluas. Penyebaran agama Katolik oleh bangsa Belanda dilakukan oleh misionaris Gonzales Veloso, Fernao Vinagra, dan Simon Vas. Baca juga: Tokoh-Tokoh Reformasi Gereja Sementara itu, Belanda memperluas penyebaran agama Kristen Protestan di Indonesia melalui Nederlands Zendeling Genootschap (NZG) pada tahun 1810-an. Penyebaran agama Kristen Protestan oleh NZG berdasarkan dengan Alkitab. Salah satu tokoh NZG adalah Ludwig Ingwer Nommensen dan Sebastian Qanckaarts. Dampak lainSelain munculnya penganut agama Nasrani dan runtuhnya kekuasaan feodalisme, ada beberapa dampak sosial dari kolonialsime Belanda, yakni:
Referensi:
Ilustrasi kolonialisme dan imperialisme. KOMPAS.com - Kolonialisme merupakan politik yang dijalankan mengenai suatu koloni, suatu bagian dari imperium. Sedangkan imperialisme adalah politik yang dijalankan mengenai seluruh imperium. Kolonialisme dan imperialisme memiliki tujuan yang sama yakni sama-sama menguasai wilayah dan membangun masyarakat jajahan yang dinilai masih terbelakang. Menurut Ibnu Rustamaji dalam Pengaruh Perkembangan Bangunan Indis Terhadap Sosial Dan Budaya Masyarakat Terhadap Masyarakat Boyolali pada tahun 1910-1915 (2020), kolonialisme dan imperialisme memberikan dampak sosial dan budaya. Pada saat itu, di Hindia Belanda muncul suatu kebudayaan yang bernama kebudayan Indis. Kebudayaan ini adalah perpaduan kebudayaan Belanda atau barat dengan kebudayaan jawa, baik dalam gaya hidup, arsitektur, dan sosial budaya di Hindia Belanda. Baca juga: Dampak Kolonialisme dan Imperialisme Bidang Politik-Ekonomi Dikutip dari Sejarah Indonesia Modern (2008) karya MC Ricklefs, muncul berbagai seniman terkenal salah satunya adalah Raden Saleh. Beberapa lukisan Raden Saleh masuk ke dalam penerbitan-penerbitan Eropa pada abad XIX. Lebih lanjut, dampak kolonialisme dan imperialisme dalam sosial budaya adalah dengan munculnya agama Kristen pada abad XIX di masyarakat pribumi. Ricklefs menjelaskan bahwa dampak sosial budaya dari kolonialisme dan imperialisme yang masuk ke Indonesia dapat dilihat dari adanya surat kabar berbahasa Jawa pertama yang diterbitkan di Surakarta pada tahun 1855. Koran ini bernama Bramartani dan dipimpin oleh seorang Belanda yakni C.F Winter Senior yang menginformasikan berita umum, berita penjuru Nusantara, dan negara-negara lain. Baca juga: Pengertian Kolonialisme dan Imperialisme Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.Baca berikutnya |