Ibu setiap hari memasak limbah yang dihasilkan adalah

Ibu setiap hari memasak limbah yang dihasilkan adalah

Ibu setiap hari memasak limbah yang dihasilkan adalah

Peta Sebaran Program BIRU
Sejak dimulai pada Mei 2009 hingga Desember 2019, tercatat bahwa programBIRU  telah membangun 24.769 reaktor biogas di 12 provinsi di Indonesia, yaitu Lampung, Jawa Barat, DKI Jakarta, Banten, Jawa Tengah, D.I. Yogyakarta, Jawa Timur, Sulawesi Selatan, Sulawesi Tengah, Bali, Nusa Tenggara Barat dan Nusa Tenggara Timur (Sumba). Pengembangan program BIRU masih berjalan hingga saat ini, dengan melibatkan multi pihak.

Para Pengguna Program BIRU
Program BIRU ditujukan untuk menjadi solusi bagi pemenuhan sumber energi bersih memasak sehari-hari rumah tangga. Dengan berbahan bakar utama kotoran ternak hingga limbah dapur organik, biogas rumah ini mampu membantu memenuhi kebutuhan sumber energi rumah tangga sehari-hari mulai dari listrik, pupuk alami, hingga gas untuk memasak. Sehingga program BIRU ini cocok untuk para petani, peternak, dan juga kelompok urban yang melakukan pemilahan sampah dari rumah.

Kehebatan Program BIRU
Setiap tahunnya program BIRU melakukan Biogas User Survey dalam mengukur tingkat kepuasan dan manfaat program dari sudut pandang beneficiaries atau penerima manfaat. Berdasarkan Biogas User Survey 2019 tercatat bahwa manfaat BIRU yang dirasakan adalah:

  1. Solusi Permasalahan Olahan Limbah Ternak dan Dapur
    Karena bahan baku utama biogas adalah limbah dapur organik dan kotoran ternak, maka program BIRU berkontribusi dalam mengatasi permasalahan limbah.
  2. Mengurangi Gas Emisi
    Biogas merupakan sumber energi terbarukan alternatif bahan bakar fosil tradisional, seperti LPG, minyak tanah ataupun kayu bakar. Pemanfaatan biogas dapat mengurangi peningkatan gas rumah kaca yang disebabkan oleh pelepasan gas emisi. Terhitung per reaktor biogas dapat mengurangi gas emisi karbon sebesar 273,669 ton CO2e per tahunnya.
  3. Hemat Pengeluaran dan Tenaga
    Teknologi biogas mampu menekan biaya sehari-hari khususnya dalam penyediaan bahan bakar energi utama sehari-hari karena bahan baku biogas yang sudah dimiliki oleh pengguna. Selain hemat biaya, pengguna mampu menghemat waktu yang biasanya untuk mencari kayu bakar menjadi tambahan untuk melakukan pekerjaan rumah sebesar 1,1 jam per hari.
  4. Mampu Mengurangi Angka Kemiskinan dan Peningkatan Daya Hidup Masyarakat
    Dengan program BIRU, mampu menciptakan lapangan pekerjaan bagi masyarakat untuk membangun infrastruktur biogas dengan dipandu oleh tenaga terlatih. Selain itu, diseminasi pengetahuan terhadap teknologi terbarukan juga menjadi keuntungan bagi warga setempat.
  5. Mengurangi Resiko Kesehatan
    Teknologi biogas yang bebas asap, mampu mengurangi resiko kesehatan pengguna. Menurut hasil survey pengguna yang dilakukan oleh YRE, biogas mampu mengurangi resiko kesehatan, antara lain iritasi mata 33%, infeksi mata 24%, dan batuk 21%.
  6. Menambah Pemasukan bagi Pengguna
    Dari penggunaan biogas akan menghasilkan bio-slurry atau ampas biogas yang bisa digunakan sebagai pupuk tanaman. Bio-slurry ini mampu dikomodifikasi dan menjadi peluang usaha bagi masyarakat pengguna biogas. Dari penjualan bio-slurry, pengguna mampu menambah pemasukan sebesar Rp 330.000,00 per bulan.

Pengarusutamaan Gender

Ibu setiap hari memasak limbah yang dihasilkan adalah

Pelaksana utama program, Yayasan Rumah Energi (YRE), mendorong emansipasi dan pemberdayaan perempuan untuk mencapai kesetaraan gender di semua tingkat masyarakat, dengan menjamin akses dan kontrol atas sumber daya dan manfaat material yang mengarah pada peningkatan posisi materi perempuan serta kontrol atas sumber dan manfaat non-material seperti partisipasi dalam pelatihan, yang mendorong peningkatan kapasitas, ekspresi dan harga diri perempuan.

YRE menjamin keterlibatan perempuan dalam proses pengambilan keputusan dengan memastikan bahwa kesepakatan pembangunan reaktor BIRU ditandatangani oleh kedua pasangan, memberikan akses yang sama bagi laki-laki dan perempuan untuk mengikuti pelatihan konstruksi bersertifikat (target 10% tukang adalah perempuan), pengelolaan bio-slurry, dan pelatihan penggunaan dan pemeliharaan bagi pengguna BIRU, serta memberi akses terhadap pendanaan skala mikro dan kesempatan untuk mendapatkan penghasilan tambahan dengan memanfaatkan biogas/ bio-slurry.

Pembiayaan Program BIRU
Saat ini, Yayasan Rumah Energi (YRE) memiliki skema pembiayaan campuran (blended finance) dengan multi pihak berkepentingan untuk pembiayaan pembangunan reaktor biogas. Skema pembiayaan ini akan memudahkan mitra pengguna karena telah bekerja sama dengan 55 koperasi dan credit union yang tersebar di wilayah implementasi program BIRU. YRE dan Hivos telah bekerja sama dengan sektor swasta (sektor susu, seperti Nestle dan koperasi pengolahan susu), sektor perbankan (BNI dan Rabobank Foundation) dan organisasi keuangan (Kiva) untuk memberikan akses pembiayaan kepada masyarakat yang membutuhkan.

Ibu setiap hari memasak limbah yang dihasilkan adalah

Ibu setiap hari memasak limbah yang dihasilkan adalah
air limbah. ©2012 Merdeka.com/dwi narwoko

TRENDING | 30 Januari 2021 13:00 Reporter : Khulafa Pinta Winastya

Merdeka.com - Limbah domestik adalah sisa buangan yang dihasilkan dari kegiatan rumah tangga. Berdasarkan wujudnya, limbah domestik dibedakan menjadi dua jenis, yakni limbah cair dan padat.

Limbah cair domestik, merupakan sisa buangan berupa cairan dari kegiatan rumah tangga. Contohnya yakni air deterjen, minyak, kotoran manusia dan lain sebagainya. Sedangkan limbah padat domestik contohnya ialah sampah yang setiap hari dihasilkan dari berbagai aktivitas manusia.

Limbah domestik yang terakumulasi menjadi satu dan tidak ditangani dengan baik, tentunya dapat menjadi masalah bagi kehidupan organisme lain. Lantas, bagaimanakah dampak limbah domestik jika tidak diatasi dengan baik? Berikut ulasan selengkapnya:

2 dari 4 halaman

1. Menekan Konsumsi Energi Listrik

Melakukan penghematan energi listrik, bisa mengurangi jumlah limbah elektronik. Pengurangan energi listrik bisa dilakukan dengan memanfaatkan potensi cahaya alami yang masuk ke dalam rumah.

Pada siang hari, sebaiknya jangan gunaka lampu. Selain itu, pakailah barang-barang elektronik seperlunya saja. Gunakanlah lampu yang lebih hemat energi, seperti lampu LED. Penggunaan lampu LED bisa dua kali lebih hemat dari penggunaan lampu biasa.

2. Kurangi Menggunakan Pendingin Ruangan

Pendingin ruangan juga bisa menghasilkan limbah rumah tangga yang mencemari lingkungan, yaitu zat freon atau CFC yang dapat mengakibatkan penipisan lapisan ozon. Untuk mengurangi produksi limbah rumah tangga yang membahayakan lingkungan ini, Anda bisa mengoptimalkan sistem bukaan yang ada di rumah untuk menghasilkan pengudaraan alami. Jendela dan ventilasi silang dapat menjadi jalan masuk udara yang bergerak di sekitar rumah. Sehingga, Anda bisa meminimalisisr penggunaan pendingin ruangan atau AC.

3. Tinggalkan Kantong Plastik

Selain limbah domestik cair, sampah plastik juga menjadi limbah rumah tangga paling besar yag diproduksi setiap harinya. Hal tersebut tentu bisa membahayakan lingkungan. Sebab, sampah plastik termasuk limbah rumah tanggan anorganik yang sulit untuk diuraikan atau diolah kembali.

Untuk menguranginya, Anda bisa beralih dan menggunakan reusable bag atau tas kain da kanvas saat akan berbelanja. Gunakan juga kantong kertas untuk membungkus makanan.

3 dari 4 halaman

Dalam kegiatan rumah tangga, sampah organik juga banyak dihasilkan setiap harinya. Namun, limbah ini bisa diolah menjadi pupuk kompos agar lebih bermanfaat. Anda bisa memanfaatkan limbah makanan sisa dengan mengolahnya kembali menjadi pupuk kompos yang bisa digunakan untuk tanaman hias ataupun kebun yang kamu buat di halaman rumah.Untuk mempermudah daur ulang limbah rumah tangga ini, sebaiknya Anda melakukan pemilahan sampah organik dan anorganik terlebih dahulu. Proses pemilahan dapat dilakukan saat Anda membuang sampah, sediakan dua tempat sampah berbeda, masing-masing untuk limbah organik dan limbah anorganik.

5. Melakukan Daur Ulang Barang yang Tak Terpakai

Beberapa limbah domestik jika dipilah kembali, mungkin saja bisa dimanfaatkan kembali untuk dibuat menjadi barang baru. Misal, kaleng atau botol bekas bisa dimanfaatkan untuk menanam bunga serta tanaman, kayu bekas bisa dibuat menjadi bangku, dan lain sebagainya.

6. Batasi Pemakaian Deterjen

Limbah domestik cair, juga menjadi penyebab utama yang mengancam rusaknya ekosistem sungai dan laut. Limbah rumah tangga ini sebagian besar dihasilkan dari aktivitas mencuci dan mandi. Berbeda dari limbah cair lainnya yang bisa diolah dengan aman di dalam septic tank, limbah deterjen mengandung Volatile Organic Compound (VOC) yang justru bisa merusak saluran pembuangannya.Pemakaian deterjen dan pelembut pakaian dapat dikurangi dengan beralih menerapkan cara yang lebih konvensional. Campuran cuka dan baking soda ternyata juga ampuh untuk membersihkan dan melembutkan pakaian.

4 dari 4 halaman

Limbah rumah tangga memiliki dampak yang buruk bagi lingkungan. Banyak orang tidak menyadari besarnya pengaruh limbah rumah tangga terhadap kehidupan masyarakat dan kelestarian lingkungan. Menyalurkan limbah rumah tangga ke alam bebas tanpa melalui proses pengolahan, akan membawa dampak buruk yang berkepanjangan bagi keberlangsungan hidup ekosistem.Berbagai dampak yang dihasilkan dari proses pembuangan air limbah rumah tangga ke alam bebas, antara lain:1. Dampak dari Aspek Kesehatan, air limbah yang berasal toilet mengandung bakteri E. Coli yang dapat menyebabkan penyakit perut seperti typhus, diare, dan kolera. Bila tidak diolah secara memadai, limbah toilet bisa merembes ke dalam sumur apalagi bila jarak antara sumur dan septic tank tidak sesuai baku mutu, seperti yang banyak ditemukan di permukiman padat. Jika air sumur yang sudah tercemar tersebut dimasak, bakteri akan mati, tetapi bakteri tetap dapat menyebar melalui proses lain, seperti cuci piring, mandi, gosok gigi, dan kegiatan penggunaan air sumur lainnya tanpa melalui proses memasak.2. Dampak dari Aspek Lingkungan, jenis limbah tertentu, seperti limbah cuci mengandung bahan kimia deterjen yang dapat mempengaruhi tingkat keasaman/pH tanah. Limbah dengan kandungan bahan kimia yang dibuang ke sungai dapat mematikan tumbuhan dan hewan tertentu yang hidup di sungai. Keadaan ini dapat merusak ekologi sungai secara keseluruhan dalam waktu yang berkelanjutan.Air mengandung kadar oksigen, dan bisa berkurang saat ada komponen lain masuk ke dalamnya. Jika kadar oksigen di dalam air berkurang, maka kualitas air pun bisa dikatakan buruk.3. Dampak dari Aspek Estetika, seperti halnya limbah padat, air limbah yang tidak diolah dapat menimbulkan masalah bau yang tidak sedap dan menghadirkan lingkungan yang tidak elok dipandang.Terdapat berbagai cara yang dapat diterapkan untuk mengatasi masalah limbah cair rumah tangga, salah satunya dengan metode Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL). IPAL adalah sarana untuk mengolah limbah cair seperti limbah dari toilet, dari air cuci dan kamar mandi. Metode ini dikenal oleh masyarakat luas dengan sebutan septic tank untuk limbah toilet.

(mdk/khu)