Hati termasuk sebagai organ ekskresi karena berfungsi mengeluarkan

tanaman yang memiliki sifat yang sama dengan induknya disebut​

Tuliskan perbedaan monokotil dan dikotil beserta tumbuhan ny​

Apa yang di maksud klasifikasi​

jelaskan 3 perbedaan antara keanekaragaman gen dan keanekaragaman spesies ​

21. alat untuk menghaluskan permukaan ukiran dari kayu disebut?

minyak tanah bermassa 0,5 kg dipanaskan hingga suhunya naik 30°C,jika kalor jenis minyak tanah 2,2 x 10³J/kg° C,berapa banyak kalor yang diperlukan un … tuk memenaskan minyak tanah tersebut....​

Mempertahankan memelihara keutuhan negara Republik indonesia

Manusia memiliki berbagai norma. Norma yang paling tua keberadaannya adalah

apa yang dimaksud uud menurut para ahli​

bagaimana cara membangun kontrol diri dari sikap tidak bertanggung jawab dalam kehidupan berbangsa dan bernegara? tolong jawab ya kak,soalnya mau di k … umpul hr ini​

KOMPAS.com - Hati adalah satu dari empat organ tubuh yang tergabung dalam sistem ekskresi. Sistem ekskresi adalah sistem yang bertugas untuk mengeluarkan zat asing dari tubuh.

Hati organ metabolik terbesar dalam tubuh. Organ ini sering juga disebut sebagai pabrik biokimia utama tubuh. Berat organ ini pada orang dewasa mencapai 1,5 kilogram.

Fungsi hati sebagai salah satu organ ekskresi manusia sangat kompleks. Dilansir dari Johns Hopkins Medicine, berikut fungsi hati dalam sistem eksresi manusia.

1. Memproduksi cairan empedu

Cairan empedu adalah cairan berwarna hijau. Fungsinya adalah mengikat dan memecah lemak di usus halus pada proses pencernaan.

2. Mengeluarkan racun

Semua aliran darah akan melewati organ hati. Pada saat inilah, hati akan menyaring toksin dan zat-zat berbahaya bagi tubuh. Zat tersebut kemudian akan dikeluarkan oleh empedu dan dibuang melalui urin dan feses.

Proses ini menjaga agar tubuh tidak terpapar zat-zat berbahaya dan tetap sehat.

Baca juga: 5 Makanan yang Baik untuk Menjaga Kesehatan Liver

3. Mengolah sel darah merah yang telah mati

Sel darah merah akan mati dalam beberapa bulan saja. Sel darah merah yang telah mati akan dipecah oleh hati menjadi zat-zat yang bisa digunakan kembali oleh tubuh.

Sel darah merah akan dipecah menjadi globin, zat besi, dan senyawa hemin. Globin akan digunakan untuk membentuk sel darah baru.

Zat besi akan disimpan di dalam hati. Sedangkan senyawa hemin akan digunakan oleh empedu untuk memproduksi bilirubin.

4. Mengurai gas amonia

Proses metabolisme protein akan menghasilkan amonia sebagai produk sisa. Amonia adalah zat yang berbahaya bagi tubuh. Oleh karena itu, amonia ini akan disaring oleh hati dan diubah ke dalam bentuk urea.

Urea ini adalah bentuk yang tidak lagi berbahaya bagi manusia. Kemudian, urea akan dibuang melalui urine.

5. Mencegah infeksi

Hati merupakan salah satu pendukung sistem imun. Hati akan menyaring bakteri yang berada di dalam aliran darah untuk mencegah infeksi.

Rangkuman

Secara umum dapat disimpulkan bahwa hati memecah dan menyaring zat atau partikel berbahaya dari dalam tubuh.

Zat berbahaya yang diikat oleh empedu di dalam saluran pencernaan akan dibuang melalui feses.

Sedangkan zat berbahaya yang berada di dalam darah akan disaring oleh hati dan dibuang melalui urin.

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link //t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.

Hepar atau yang biasa disebut dengan hati merupakan organ yang sangat penting dalam tubuh manusia. Hati sendiri merupakan kelenjar terbesar yang terdapat di dalam tubuh. Pada tubuh orang dewasa bobotnya mencapai 1,5 kg atau 3-5% dari total berat badan. Posisinya berada di dalam rongga perut sebelah kanan, tepat di bawah diafragma. Berdasarkan fungsinya, hati juga termasuk sebagai alat ekskresi.

Hal ini dikarenakan hati membantu fungsi ginjal dengan cara memecah beberapa senyawa yang bersifat racun dan menghasilkan amonia, urea, dan asam urat dengan memanfaatkan nitrogen dari asam amino. Proses pemecahan senyawa racun oleh hati ini disebut proses detoksifikasi.

(Baca juga: Sistem Ekskresi Pada Manusia, Apa Saja Organ yang Berperan?)

Jika dilihat dengan mata telanjang, anatomi hati manusia terdiri dari empat lobus (bagian) dengan ukuran yang berbeda.

  • Lobus kanan adalah bagian terbesar di hati yang ukurannya 5 sampai 6 kali lebih besar daripada lobus kiri.
  • Lobus kiri adalah bagian hati yang memiliki bentuk lebih runcing dan kecil ketimbang lobus kanan. Lobus kiri dan kanan dipisahkan oleh ligamen falciform.
  • Lobus kaudatus berukuran lebih kecil dibanding dua lobus kiri dan kanan. Letaknya memanjang dari sisi belakang lobus kanan dan membungkus pembuluh darah balik utama (vena cava inferior).
  • Lobus kuadrat berada lebih rendah dari lobus kaudatus dan terletak dari sisi belakang lobus kanan hingga membungkus kantong empedu. Lobus kuadrat dan kaudatus jarang terlihat pada gambar anatomi karena letaknya yang berada di belakang lobus kiri dan kanan.

Dalam lobus-lobus tersebut, terdapat sel-sel yang menghasilkan berbagai jenis enzim yang berperan dalam proses metabolisme tubuh. Setiap sel ini dipisah oleh jaringan ikat berisi pembuluh darah yang memenuhi hati.

Kita mengenal ada vena hepatika, yakni pembuluh darah yang memiliki fungsi dalam mengangkut darah yang terdeoksigenasi dan darah yang telah disaring oleh hati; ada juga vena sentralis, yakni pembuluh darah yang pada bagian tengahnya terdapat setiap lobulus. Bagian hati ini bergabung menjadi vena yang lebih besar dan membentuk vena hepatika yang kemudian akan menuju ke dalam vena kava interior.

Fungsi Hati dalam sistem ekskresi

Sebagai organ yang berperan dalam sistem ekskresi – karena mengekskresikan getah empedu dan urea, hati memiliki beberapa fungsi, antara lain:

  • Menghasilkan getah empedu

Getah empedu adalah getah hasil perombakan sel darah merah. Getah ini terdiri dari dua komponen, yaitu garam empedu dan zat warna empedu. Garam empedu bertugas untuk mengemulsi lemak, sementara zat warna empedu adalah yang membuat feses dan urine, yang dikeluarkan bersamaan dengan getah empedu, kekuningan.

  • Menghasilkan urea dan amonia

Urea dan amonia adalah salah satu hasil perombakan protein yang harus dibuang dari tubuh karena beracun. Urea ini akan diserap ke dalam darah, disaring oleh ginjal, lalu keluar dari tubuh bersama urine. Sementara amonia akan diikat oleh ornitin kemudian dibawa keluar bersama urin atau dimasukkan ke dalam empedu. Amonia inilah yang akan membuat urin berbau menyengat.

  • Merombak sel–sel darah merah yang sudah tua

Hasil perombakan sel darah merah ini disebut globin, zat besi, dan heme. Untuk zat besi dan globin sendiri akan diproses ulang untuk menghasilkan hemoglobin yang baru, yang dapat digunakan oleh tubuh kembali. Sedangkan untuk heme itu sendiri, akan diubah menjadi bilirubin dan biliverdin yang nantinya akan dioksidasi di usus menjadi urobilin yang berguna sebagai zat warna urin dan feses.

Selain sebagai tempat untuk menghasilkan empedu, hati juga berfungsi dalam sintesis zat. Hal ini dikarenakan hati mengeluarkan beberapa enzim yang salah satunya adalah enzim arginase. Enzim ini berfungsi untuk mengubah arginin menjadi urea dan ornifi yang dapat meningkatkan NH3 dan CO2.

Penyakit pada Hati yang berkaitan dengan sistem ekskresi

Diantara beberapa penyakit yang muncul sebagai akibat terganggunya sistem ekskresi, berikut adalah dua diantaranya yang berkaitan dengan hati:

1. Sindrom Alagille

Sindrom Alagille (SA) atau Allegile Syndrome adalah sebuah kelainan genetik yang berdampak pada hati, jantung, ginjal, dan sistem organ tubuh lainnya. Masalah yang terkait dengan sindrom ini umumnya terjadi pada masa bayi atau anak usia dini. Kelainan ini diwariskan dalam pola autosom dominan. Sindrom ini terjadi pada 1 dari 1 juta orang di dunia.

(Baca juga: Bagaimana Ginjal Berperan dalam Sistem Ekskresi Manusia?)

Allegile ini menyebabkan manusia mempunyai saluran empedu yang sangat kecil, sehingga bilirubin yang harusnya bisa dikeluarkan malah tertampung di dalam hati. Tidak bisa keluar. Tingkat keparahan Allegile Syndrome ini dapat bervariasi. Gejalanya dapat terjadi dari keparahan sangat ringan hingga berat. Jika pasien yang terkena sindrom ini sudah sampai pada tingkat keparahan berat, maka solusi untuk mengatasinya adalah dengan transplantasi hati.

2. Atresia Billier

Atreasia Billier atau Biliary atresia adalah kondisi dimana saluran empedu yang terbentang dari hati ke usus halus terlalu sempit atau bahkan tidak ada sama sekali.

Ketimbang genetik, atresia bilier sejauh ini lebih berpotensi disebabkan oleh kejadian di rahim atau sekitar waktu kelahiran. Penyakit ini bisa berkembang akibat infeksi virus/bakteri setelah lahir (cytomegalovirus, retrovirus atau rotavirus), masalah sistem imun yang menyerang hati atau saluran empedu, mutasi genetik serta masalah saat perkembangan hati dalam rahim. Penyakit ini terjadi pada 1 dari 18.000 orang di dunia.

Video yang berhubungan

Postingan terbaru

LIHAT SEMUA