Guru dan siswa melakukan kegiatan pembelajaran sesuai waktu yang ditentukan

Guru dan siswa melakukan kegiatan pembelajaran sesuai waktu yang ditentukan

Bukan rahasia umum lagi, mengajar pada jam-jam pelajaran terakhir, banyak hambatan dan masalah yang akan dihadapi guru. Apalagi mengajar pada mata pelajaran eksakta, namun bukan berarti mengajar pada mata pelajaran lainnya tidak mengalami kendala.

Hambatan dan masalah yang kerap dihadapi guru pada jam-jam pelajaran terakhir adalah siswa kelihatan lesu, kurang gairah, bahkan ada yang mengantuk dan tertidur di kelas.

Kondisi seperti di atas boleh jadi karena suasana dalam kelas mulai gerah karena cuaca panas. Apalagi di ruang kelas tidak memiliki kipas angin atau AC. Mengharapkan sirkulasi udara melalui ventilasi maupun jendela dan pintu ruang kelas tidak cukup mengatasi suasana demikian.

Selain faktor ruang belajar, pemicu kelesuan belajar juga berasal dari dalam diri siswa sendiri. Misalnya kurang tidur, begadang, bermain gadget, menonton televisi, tidak sarapan pagi, tidak sempat jajan di sekoalh dan masih banyak yang lainnya.

Respon siswa terhadap kondisi demikian boleh jadi melakukan perilaku menyimpang, mereka minta izin keluar kelas tiap sebentar, bolos dan lain sebagainya.

Akibatnya suasana pembelajaran menjadi tidak kondusif dan kurang efektif dalam mencapai tujuan pembelajaran.

Hal ini tidak mungkin dibiarkan dan berlangsung terus menerus. Oleh sebab itu guru yang mengajar pada jam-jam pelajaran terakhir perlu berinisiatif mengatasinya, sebaliknya tidak perlu memikirkan skenario pembelajaran yang telah disusun semula dalam kondisi darurat demikian..

Maksudnya, guru mencari strategi dadakan untuk mengajar sehingga tujuan pembelajaran tercapai meskipun tidak seratus persen.

Berdasarkan eksperimen kecil-kecilan yang penulis lakukan dan ternyata membawa dampak yang cukup bagus adalah:

1.     Motivasi

Motivasi cerita adalah menceritakan pengalaman nyata siswa sehari-hari yang berkaitan dengan materi pelajaran yang akan diberikan kepada siswa. Sediakan waktu yang cukup untuk memotivasi siswa pada awal pembelajaran.

2.     Membangun interasi dengan setiap siswa

Membangun interaksi secara langsung atau kontak langsung dengan setiap siswa secara bergiliran juga menjadi alternatif bagus. Atau dapat juga dengan melibatkan masing-masing siswa dengan kegiatan fisik, seperti menulis di papan tulis, /membaca buku atau melakukan aksi tertentu di tempat duduk atau di depan kelas.

3.     Permainan sederhana

Jika kondisi siswa disadari oleh guru ketika memasuki kelas tidak menguntungkan pada jam-jam terakhir, tidak ada salahnya guru membawa siswa melakukan permainan yang berkaitan dengan pelajaran.

4.     Cuci muka dan gerakan ringan

Siswa yang mulai ngantuk sebaiknya disuruh keluar untuk mencuci muka Jika ternyata banyak yang ngantuk, pembelajaran hendaknya dijeda dengan waktu yang ditentukan guru.

Siswa tidak hanya untuk mencuci muka melainkan juga melakukan gerakan-gerakan peregangan tubuh diluar.

5.     Memberi kesempatan kepada siswa untuk mengobrol

Kalau perlu dalam suasana yang genting sekalipun siswa diberi kesempatan untuk nobrol dengan teman yang disuakinya untuk ngobrol. Kesempatan ini diberikan tenggang waktunya jangan ngobrol melulu.

6.     Belajar di luar ruangan kelas

Sesekali tidak salah juga kalau mengajak siswa belajar di ruang kelas seperti di bawah pohon yang rindang atau di tempat teduh. Untuk melakukan hal ini memang perlu menyediakan papan tulis mini sehingga dapat memberikan materi pelajaran layaknya di dalam kelas.

7.     Stressing

Memang, saat ini semakin gencar himbauan untuk menciptakan suasana pembelajaran ramah anak. Menjauhkan pendidikan dari irama kekerasan terhadap anak. Akan tetapi sesekali juga guru perlu melakukan penekanan (stressing) terhadap murid jika diperlukan untuk mengatasi kondisi belajar yang tidak menguntungkan pada jam-jam terakhir.

Misalnya, siswa yang tidak berpartisipasi dalam belajar bahkan mengganggu temannya boleh saja disuruh meninggalkan ruangan untuk sementara. Melakukan ancaman dan memberi sanksi-sanksi mendidik jika melanggar aturan belajar, dan lain sebagainya

Demikianlah 7 tips mengajar pada jam-jam pelajaran terakhir dan menghadapi suasana belajar yang kurang menguntungkan.

Sabtu, 10 Nopember 2018 ~ Oleh Administrator ~ Dilihat 54198 Kali

Ketika ilmu pengetahuan masih terbatas, ketika penemuan hasil-hasil teknologi belum berkembang hebat seperti sekarang ini, maka peran utama guru di sekolah adalah menyampaikan ilmu pengetahuan sebagai warisan kebudayaan masa lalu yang dianggap berguna sehingga harus dilestarikan. Dalam kondisi demikian guru berperan sebagai sember belajar (learning resources) bagi siswa. Siswa akan belajar apa yang keluar dari mulut guru. Oleh karena itu, ada adagium yang menyebutkan “Bagaimana pun pintarnya siswa, maka tidak mungkin dapat mengalahkan pintarnya guru”. Apakah dalam kondisi yang demikian masih tetap dapat dipertahankan? Apakah ilmu pengetahuan sebagai warisan masa lalu yang harus dikuasai itu hanya dapat dipelajari dari mulut guru? Tentu saja tidak. Dalam abad teknologi dan informasi seperti sekarang ini, siswa dapat mempelajarinya dari berbagai sumber.

Namun demikian, guru tetap mempunyai peran yang sangat penting dalam membelajarkan siswa-siswinya. Artinya bahwa bagaimanapun hebatnya kemajuan teknologi, peran guru akan tetap diperlukan. Teknologi yang konon bisa memudahkan manusia mencari dan mendapatkan informasi dan pengetahuan, tidak mungkin dapat mengganti peran guru. Lalu apa peran guru dalam kondisi demikian? Apakah guru sebagai satu-satunya sumber belajar masih tetap relevan? Apakah ada peran lain yang dianggap lebih penting? Bagaimana melaksanakan peran-peran tersebut agar proses pengajaran yang menjadi tanggung jawab lebih berhasil? Di bawah ini peran-peran guru yang sangat penting dan harus dimiliki secara personal dan professional.

Guru sebagai Sumber Belajar

Peran sebagai sumber belajar berkaitan erat dengan penguasaan materi pelajaran. Kita bisa menilai baik atau tidaknya seorang guru hanya dari penguasaan materi pelajaran. Sehingga guru berperan benar-benar sebagai sumber belajar bagi anak didiknya. Apapun yang ditanyakan siswa berkaitan dengan materi pelajaran yang sedang diajarkannya, ia akan bisa menjawab dengan penuh keyakinan. Sebaliknya, ketidakpahaman guru tentang materi pelajaran biasanya ditunjukkan oleh perilaku-perilaku tertentu, misalnya teknik penyampaian materi pelajaran yang monoton, guru sering duduk di kursi sambil membaca, suaranya lemah, tidak berani melakukan kontak mata dengan siswa, miskin dengan ilustrasi, dan lain-lain. Perilaku guru yang demikian bisa menyebabkan hilangnya kepercayaan pada diri siswa, sehingga guru akan sulit mengendalikan siswa.

Guru sebagai Fasilitator

Guru berperan dalam memberikan pelayanan untuk memudahkan siswa dalam kegiatan proses pembelajaran. Sebelum proses pembelajaran dimulai sering guru bertanya: “Bagaimana caranya agar ia (baca: guru) mudah menyajikan bahan pelajaran?” Pertanyaan ini sekilas memang ada benarnya. Melalui usaha yang sungguh-sungguh, guru ingin agar ia mudah menyajikan bahan pelajaran dengan baik. Namun demikian, pertanyaan tersebut menunjukkan bahwa proses pembelajaran berorientasi pada guru. Oleh sebab itu, akan lebih tepat manakala pertanyaan tersebut diarahkan kepada siswa. Misalnya apa yang harus dilakukan agar siswa mudah mempelajari bahan pelajaran sehingga tujuan belajar tercapai secara optimal. Pertanyaan tersebut mengandung makna kalau tujuan mengajar adalah mempermudah siswa belajar. Inilah hakikat peran fasilitator dalam proses pembelajaran.

Guru sebagai Pengelola

Dalam melaksanakan pengelolaan pembelajaran ada dua macam kegiatan yang harus dilakukan, yaitu mengelola sumber belajar dan melaksanakan peran sebagai sumber belajar itu sendiri. Artinya bahwa sebagai pengelola pembelajaran (learning manager), guru perperan dalam menciptakan iklim belajar yang memungkinkan siswa dapat belajar secara nyaman. Melalui pengelolaan kelas yang baik, guru dapat menjaga kelas agar tetap kondusif untuk terjadinya proses belajar seluruh siswa.

Guru sebagai Pembimbing

Siswa adalah individu yang unik. Keunikan itu bisa dilihat dari adanya setiap perbedaan. Artinya tidak ada dua individu yang sama. Walaupun secara fisik mungkin individu memiliki kemiripan, tetapi pada hakikatnya mereka tidaklah sama, baik dalam bakat, minat, kemampuan, dan sebagainya. Agar guru berperan sebagai pembimbing yang baik, maka ada bebrapa hal yang harus dimiliki. Pertama, guru harus memiliki pemahaman tentang anak yang sedang dibimbingnya. Pemahaman ini sangat penting, sebab akan menentukan teknik dan jenis bimbingan yang harus diberikan kepada mereka. Kedua, guru harus memahami dan terampil dalam merencanakan, baik merencanakan tujuan dan kompetensi yang akan dicapai maupun merencanakan proses pembelajaran.

Guru sebagai Motivator

Dalam proses pembelajaran, motivasi merupakan salah satu aspek dinamis yang sangat penting. Sering terjadi siswa yang kurang berprestasi bukan disebabkan oleh kemampuannya yang kurang, tetapi dikarenakan tidak adanya motivasi untuk belajar sehingga ia tidak berusaha untuk mengerahkan segala kemampuannya. Proses pembelajaran akan berhasil ketika siswa mempunyai motivasi dalam belajar. Oleh sebab itu, guru perlu menumbuhkan motivasi belajar siswa.

Guru sebagai Evaluator

Guru berperan mengumpulkan data atau informasi tentang keberhasilan pembelajaran yang telah dilaksanakan. Terdapat dua fungsi dalam memerankan perannya sebagai evaluator. Pertama, untuk menentukan keberhasilan siswa dalam mencapai tujuan yang telah ditentukan atau menentukan keberhasilan siswa dalam menyerap materi kurikulum. Kedua, untuk menentukan keberhasilan guru dalam melaksanakan seluruh kegiatan yang telah diprogramkan.
Semua peran-peran di atas merupakan peran yang harus dimiliki oleh seorang guru. Jadi, guru bukan hanya sekedar menyampaikan materi tapi mencakup seluruh aspek kebutuhan anak didik. Dan sekali lagi perlu penulis tekankan bahwa tidak sembarang orang bisa menjadi guru, tidak semuanya. Karena harus menempuh prosedur-prosedur tertentu yang tidak bisa dilakukan tanpa harus mengikuti pendidikan pada lembaga yang sudah ditunjuk oleh Undang-Undang sebagai lembaga pencetak guru-guru professional. Mudah-mudahan bisa bermanfaat.

Sumber: membumikanpendidikan.com

Berita Pengumuman Sekilas-info