Gaya apakah yang digunakan Affandi dalam berkarya seninya?

Jawaban:

1. Affandi merupakan pelukis beraliran..

b. Ekspresionisme

Ekspresionisme adalah aliran dalam seni lukis, yang menonjolkan pandangan subjektif dari sang pelukis. Affandi (1907 – 23 Mai 1990) adalah seorang pelukis Indonesia yang terkenal dalam aliran ekspresionisme ini, dan pernah mengikuti pameran hingga ke Eropa. 

2. Seni hias Suku Batak dan Toraja tidak banyak mendapat pengaruh dari luar karena...

a. daerahnya sulit di jangkau

Suku Batak bertempat tinggal di wilayah sekitar Danau Toba, di dataran tinggi bagian utara pulau Sumatera. Sementara Suku Toraja tinggal di wilayah pegunungan di tengah pulau Sulawesi.

Kedua wilayah ini berupa pegunungan dan pada masa lalu sangat sulit untuk diakses. Lokasi yang relatif terisolir ini menghasilkan seni budaya yang unik dan khas, yang tidak banyak mendapat pengaruh dari luar.

3. Gelap terang termasuk unsur...

d. seni lukis

Unsur unsur seni rupa terdiri atas titik, garis, bidang, bentuk, ruang, warna, tekstur, dan gelap terang. Seni lukis merupakan seni rupa yang menggunakan warna dan gerap terang secara banyak.

4. Melukis menggunakan sapuan cat air yang tipis memberikan hasil...

a. mencolok

Kuas yang tipis menghasilkan perbedaan yang kuat atau mencolok, karena warna cat yang dilakukan pada kanvas dalam bentuk yang tipis, sehingga sangat berbeda dengan latar dan warna dibelakangnya.

5. Seni rupa yang menggunakan figur-figur yang telah ada disebut sebagai corak...

c.figuratif

Corak figuratif mengunakan figur yang ada seperti tokoh, hewan dan tanaman. Sementara corak nonfiguratif tidak menggunakan figur yang ada di alam ini atau disebut sebagai corak abstraksi.

6. Menilai, menghargai, dan menganalisis keunikan-keunikan karya disebut...

b.apresiasi

Contoh apresiasi misalnya adalah melakkan penilaian dan analisis terhadap puisi yang dilantunkan.

7. Objek yang berdiri sendiri di sebut  dengan...

b.freestanding object

Obyak yang berdiri sendiri tidak membutuhkan obyek lain untuk menyokongnya atau membantunya dalam menyampaikan pesan seni.

8. Pembuatan karya seni rupa mengguna-

  d.teknik cor

Pengecoran misalnya digunakan dalam pembuatan patung dengan cetakan dari lilin.

Kelas: XII

Mata Pelajaran: Seni

Materi: Seni Rupa

Kata Kunci: Affandi, Expressionisme

KOMPAS.com – Affandi Koesoema atau yang akrab disapa Affandi adalah salah satu pelukis Indonesia yang paling terkenal. Namanya melejit hingga ke kancah internasional.

Kiprah internasionalnya terlihat tahun 1950-an, di mana Affandi banyak mengadakan pameran tunggal di India, Inggris, Eropa, dan Amerika Serikat.

Semasa hidupnya, Affandi telah melahirkan lebih dari 2.000 lukisan. Oleh sebab itu, ia disebut sebagai pelukis yang produktif.

Affandi adalah seorang maestro lukisan dari Indonesia dalam aliran romantisme.

Baca juga: Tokoh Pelukis Aliran Surealisme di Dunia

Kehidupan Awal

Affandi Koesoema atau Affandi lahir di Cirebon, 18 Mei 1907.

Ia merupakan putra dari R Koesoema, seorang mantri ukur di Pabrik Gula di Ciledug, Cirebon.

Semasa kecil, Affandi termasuk seseorang yang memiliki pendidikan formal yang cukup tinggi.

Ia mengenyam pendidikan di HIS, MULO, dan AMS.

Karier

Sebelum mulai melukis, Affandi sempat bekerja sebagai seorang guru.

Selain itu, Ia juga pernah bekerja sebagai tukang sobek karcis dan pembuat gambar reklame di bioskop di salah satu gedung bioskop di Bandung.

Akan tetapi, pekerjaan tersebut tidak bertahan lama, karena Affandi lebih tertarik di bidang seni lukis.

Sekitar tahun 30-an, Affandi bergabung dalam kelompok Lima Bandung. Kelompok Lima Bandung adalah kelompok lima pelukis yang ada di Bandung.

Kelima pelukis tersebut adalah Hendra Gunawan, Barli, Sudarso, Wahdi Sumanta, dan Affandi.

Sejak bergabung dalam Kelompok Lima Bandung, kiprah Affandi dalam seni lukis mulai berkembang.

Ia mengadakan pameran tunggal perdananya tahun 1943 di Gedung Poetera Djakara.

Tokoh Empat Serangkai, yaitu Soekarno, Moh Hatta, Ki Hajar Dewantara, dan Kyai Haji Mas Mansoer ikut ambil peran dengan memimpin Seksi Kebudayaan Poetera.

Dalam Seksi Kebudayaan Poetera, Affandi berperan sebagai tenaga pelaksana.

Kemudian, pasca-proklamasi kemerdekaan Indonesia, banyak pelukis yang ambil bagian.

Gerbong-gerbong kereta dan tembok-tembok banyak bertuliskan kata-kata “Merdeka atau Mati!”.

Kata-kata tersebut diambil dari penutup pidato Bung Karno bertajuk Lahirnya Pancasila, 1 Juni 1945.

Saat itu terjadi, Affandi pun mendapat tugas untuk membuat poster.

Ia diminta Soekarno membuat poster yang menggambarkan seseorang yang dirantai tetapi rantainya sudah putus.

Yang menjadi model dalam lukisan tersebut adalah pelukis Dullah.

Kata-kata yang tertulis di poster tersebut adalah “Bung, Ayo Bung”, usulan dari penyair Chairil Anwar.

Setelah itu, sekitar tahun 1950-an, Affandi sempat mendapat beasiswa untuk kuliah melukis di Santiniketan, India.

Namun, begitu sampai di India, Affandi ditolak dengan alasan bahwa ia dipandang sudah tidak lagi memerlukan pendidikan melukis.

Akhirnya, biaya beasiswa yang sudah diterimanya digunakan untuk mengadakan pameran keliling negeri India.

Baca juga: Chairil Anwar Pelopor Angkatan 45

Kiprah Politik

Sepulang dari India, Affandi dicalonkan oleh Partai Komunis Indonesia (PKI) untuk mewakili orang-orang tidak berpartai dalam pemilihan konstituante.

Setelah terpilih, Affandi masuk ke dalam Komisi Perikemanusiaan.

Menurut teman pelukisnya Basuki Resobowo, dalam sidang konstituante Affandi banyak diam bahkan terkadang tidur.

Affandi baru menyuarakan suaranya saat Sidang Komisi dilangsungkan.

Topik yang diangkat Affandi adalah tentang perikebinatangan, karena Affandi dikenal sebagai pelukis yang rendah hati dan masih dekat dengan flora, fauna, dan lingkungan.

Selain tergabung dalam Komisi Perikemanusiaan, Affandi juga turut bergabung dalam Lembaga Kebudayaan Rakyat atau Lekra. 

Lekra adalah organisasi kebudayaan yang didirikan atas inisiatif tokoh-tokoh PKI yakni DN Aidit, Nyoto, MS Ashar, dan AS Dharta pada 17 Agustus 1950. 

Baca juga: Tokoh Pelukis Beraliran Naturalisme

Affandi dan Aliran Lukisannya

Semasa hidupnya, Affandi sudah melahirkan lebih dari 2.000 karya lukis.

Karya-karyanya tidak hanya dipamerkan di dalam negeri, melainkan juga ke berbagai negara di dunia, baik di Asia, Eropa, Amerika, maupun Australia.

Affandi adalah seorang maestro lukisan dari Indonesia dengan aliran ekspresionisme atau abstrak.

Ia mengerjakan lukisannya dengan menumpahkan langsung cairan cat dari tube-nya kemudian menyapu cat-cat tersebut dengan jari-jarinya.

Affandi menyebut dirinya sendiri sebagai pelukis kerbau.

Mengapa pelukis kerbau, karena kerbau dianggap sebagai binatang yang bodoh, sama seperti dirinya. Affandi merasa dirinya adalah pelukis bodoh.

Ia tidak suka membaca dan juga membutakan diri terhadap segala macam teori yang ada.

Baca juga: Museum Purbakala Sangiran, Tempat Belajar Evolusi Manusia

Museum Affandi

Affandi merancang sendiri museumnya dengan menggunakan biaya dari hasil penjualan lukisan-lukisan yang ia buat.

Museum Affandi terletak di Daerah Istimewa Yogyakarta, berada di tepi Sungai Gajah Wong.

Galeri I yang ia bangun berhasil diselesaikan tahun 1962 yang kemudian diresmikan tahun 1974 oleh Direktur Kebudayaan Umum Prof Ida Bagus Mantra.

Lukisan-lukisan Affandi di Galeri I adalah karya restropektif yang menggambarkan awal kariernya hingga selesai.

Setelah itu, ia lanjut membangun Galeri II yang dibantu oleh Pemerintah Indonesia.

Pembangunan Galeri II dimulai tahun 1987 dan diresmikan tanggal 9 Juni 1988 oleh Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Prof Dr Fuad Hassan.

Dalam Galeri II terdapat lukisan teman-teman Affandi, seperti Basuki Abdullah, Popo Iskandar, Hendra Gunawan, Rusli, Fadjar Sidik, dan lain-lain.

Dua tahun setelah Galeri II diresmikan, Affandi menghembuskan napas terakhirnya, tepatnya tanggal 23 Mei 1990.

Tujuh tahun kemudian, tahun 1997, Yayasan Affandi membangun Galeri III yang diresmikan tahun 2000 oleh Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta Sri Sultan HB X.

Baca juga: Koleksi Jejak-jejak Sejarah Jenderal Sudirman di Museum Vredeburg

Penghargaan

Tidak hanya terkenal di Indonesia, Affandi dan karya-karyanya juga dipandang di mata dunia.

Pelukis dari Nusantara yang memiliki aliran romantisme adalah Affandi.

Para pengagumnya sampai menganugerahi Affandi berbagai sebutan dan julukan, seperti Pelukis Ekspresionis Baru dan Maestro Seni Lukis Indonesia.

Di Florence, Italia, ia diberi gelar Grand Maestro.

Tahun 1977, ia mendapat hadiah Perdamaian dari International Dag Hammershjoeld, Italia.

Di Indonesia, tidak kalah banyak penghargaan yang ia terima. Tahun 1978, Affandi mendapat penghargaan Bintang Jasa Utama dari pemerintah Indonesia.

Pameran

  1. Museum of Modern Art (Rio de Janeiro, Brasil, 1966).
  2. East-West Center (Honolulu, Hawaii, 1988).
  3. Festival of Indonesia (Amerika Serikat, 1990-1992).
  4. Gate Foundation (Amsterdam, Belanda, 1993).
  5. Singapore Art Museum (1994).
  6. Centre for Strategic and International Studies (Jakarta, Indonesia, 1996).
  7. Indonesia-Japan Friendship Festival (Morioka, Tokyo, 1997).
  8. ASEAN Masterworks (Selangor, Kuala Lumpur, Malaysia, 1997-1998).
  9. Pameran keliling di berbagai kota di India.
  10. Pameran di Eropa antara lain: London, Amsterdam, Brussels, Paris, Roma.
  11. Pameran di benua Amerika antara lain: Brasilia, Venezia, São Paulo, Amerika Serikat.
  12. Pameran di Australia.
  13. Affandi Alive di Museum Lippo Plaza Jogja.

Karya

  • Ibuku (1941)
  • Potret Diri dan Topeng-topeng Kehidupan (1961)
  • Potret Diri Menghisap Pipa (1977)
  • Potret Diri (1981)

Referensi:

  • Museum Affandi. (2021). Affandi Life and Work. Affandi Museum.

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.

Teknik apa yang digunakan Affandi dalam melukis?

Gaya lukisan Affandi, kata Agus, makin matang setelah belajar di Shantiniketan dan pameran keliling India dan Eropa pada 1949-1955. Kematangan itu ditandai dengan keliaran Affandi memakai teknik pelototan dari tube cat minyak dan basuhan tangan langsung pada kanvas. "Teknik itu menjadi kekhasan Affandi," ujarnya.

Aliran seni rupa apakah yang dipelopori Affandi?

Affandi Koesoema dikenal sebagai seorang pelukis yang menganut aliran ekspresionisme atau abstrak.

Lukis diatas hasil karya seniman nasional Affandi beraliran apakah lukisan tersebut?

Jawaban ini terverifikasi. Ekspresionisme adalah aliran dalam seni lukis, yang menonjolkan pandangan subjektif dari sang pelukis. Affandi (1907 – 23 Mai 1990) adalah seorang pelukis Indonesia yang terkenal dalam aliran ekspresionisme ini, dan pernah mengikuti pameran hingga ke Eropa.

Apa itu teknik Plotot?

Affandi, kata OHD, sering menggunakan teknik "plotot" untuk melukis, yakni teknik melukis tanpa menggunakan kuas. Affandi mengaplikasikan langsung cat dari dalam tube (wadah mirip wadah pasta gigi) ke kanvas lalu dilanjutkan dengan jari tangan. "Teknik ini yang gak bisa dipelajari dan ditiru.