Gangguan pada hati dapat terjadi pada seseorang dengan kondisi obesitas adalah

Jawaban:

Jenis-jenis Gangguan Hati

Berbagai macam kondisi kondisi dan penyakit dapat mengganggu fungsi hati. Jenis-jenis gangguan hati tersebut antara lain:

Penyakit kuning

Di Indonesia, kondisi kulit dan mata yang menguning dikenal dengan penyakit kuning. Padahal kondisi ini sebenarnya merupakan gejala dari gangguan hati yang ditandai dengan perubahan warna kuning pada kulit dan mata. Hal ini disebabkan oleh kadar bilirubin (pigmen empedu) dalam aliran darah yang melebihi rentang normal. Tingkat bilirubin menjadi tinggi karena terjadi kelainan sel atau peradangan pada hati.

Kolestasis

Kolestasis merupakan kondisi terhambatnya cairan empedu. Cairan empedu dihasilkan hati guna membantu proses pencernaan. Aliran empedu yang terhambat ini menyebabkan penumpukan bilirubin.

Sirosis

Sirosis merupakan kondisi terbentuknya luka atau jaringan parut di hati yang bersifat kronis. Kerusakan pada hati yang mengalami sirosis tidak bisa diperbaiki. Kondisi ini bisa menyebabkan kegagalan hati. Kebiasaan minum minuman beralkohol, infeksi virus Hepatitis B dan C merupakan penyebab paling umum dari sirosis.

Hepatitis A

Penyakit ini disebabkan oleh virus Hepatitis A. Virus ini menyebabkan peradangan hati. Cara penularannya adalah melalui feses, air, dan makanan yang terkontaminasi. Kontak fisik dengan penderita melalui hubungan seks juga dapat meningkatkan risiko tertular hepatitis A.

Hepatitis B

Hepatitis B merupakan infeksi hati. Penyakit ini disebabkan oleh virus Hepatitis B yang ditularkan melalui darah, cairan tubuh, atau luka yang terbuka. Ibu hamil yang menderita hepatitis B juga dapat menularkannya kepada janin di dalam kandungan. Hati yang terinfeksi akan mengalami luka, kegagalan hati, dan bahkan kanker jika tidak ditangani secepatnya.

Hepatitis C

Virus Hepatitis C dapat menular melalui darah. Hepatitis C membuat hati mengalami pembengkakan. Kondisi kronis dari infeksi virus ini membuat hati mengalami sirosis, kegagalan hati, dan kanker hati.

Fatty liver atau perlemakan hati

Sesuai dengan namanya, karateristik penyakit ini ditandai dengan terlalu banyak lemak yang tersimpan dalam hati. Akibatnya, hati mengalami peradangan yang dapat berkembang menjadi jaringan parut permanen. Pada kondisi kronis, hati berisiko mengalami sirosis dan terjadi kegagalan hati. Fatty liver bisa dipicu oleh konsumsi minuman keras (alcoholic fatty liver), juga oleh sebab lain (non-alcohoic fatty liver disease/NAFLD), seperti diabetes dan obesitas.

Kanker hati

Kanker hati terjadi ketika sel hati mengalami mutasi sehingga tumbuh secara tidak terkendali. Dalam beberapa kasus, infeksi kronis akibat virus hepatitis B dan C menyebabkan kanker hati.

Selain dari yang disebutkan di atas, beberapa penyakit yang disebabkan oleh bakteri, toksin, dan kelainan genetik juga bisa menyebabkan gangguan hati.

Pengobatan Gangguan Hati

Pengobatan gangguan hati tergantung pada jenis penyakitnya. Beberapa gangguan hati dapat diatasi dengan mengubah gaya hidup, seperti berhenti mengonsomsi minuman beralkohol, menurunkan berat badan, dan menerapkan kebiasaan hidup bersih dan sehat.

Konsumsi obat antivirus diperlukan jika gangguan hati disebabkan oleh infeksi virus. Namun jika sudah mengalami sirosis, hati yang rusak tidak dapat disembuhkan. Upaya pengobatan tetap bisa dilakukan dengan memantau perjalanan penyakit dan menekan risiko komplikasi.

Pengobatan untuk pasien dengan kondisi kegagalan hati kronis dilakukan dengan operasi untuk menyelamatkan bagian hati yang masih berfungsi. Jika ternyata upaya ini tidak memungkinkan, diperlukan transplantasi hati untuk menyelamatkan nyawa pasien.

Gangguan hati bisa dicegah dengan menerapkan gaya hidup sehat. Selain itu, hindari kontak langsung dengan darah maupun cairan tubuh penderita hepatitis. Pastikan juga Anda dan keluarga mendapatkan vaksinasi hepatitis sebagai langkah efektif mencegah penyakit ini.

Merdeka.com - Hati adalah orang terbesar dalam tubuh dan terlibat dengan lebih dari 500 fungsi yang berbeda dalam tubuh. Beberapa fungsi penting yang dijalankannya antara lain seperti pencernaan, metabolisme, penyimpanan nutrisi serta pembuangan racun.

Jadi, ketika fungsi hati terganggu kamu akan mengalami banyak gangguan dalam tubuh. Nah, untuk menghindari hal tersebut terjadi, maka penting bagi kamu untuk mengetahui beberapa hal yang menyebabkan kerusakan hati. Melansir dari thehealthsite, berikut ini merupakan tujuh hal yang berkontribusi pada kerusakan hati.

1. Alkohol

Mengonsumsi alkohol secara berlebihan adalah penyebab utama kerusakan hati. Saat kamu mengonsumsi alkohol, hati akan dialihfungsikan dan berfokus untuk mengkonversi alkohol untuk mengurangi racun yang ada di dalamnya. Penyerapan alkohol oleh hati menyebabkan penyakit hati berlemak, radang hati dan sirosis.

2. Obesitas

Orang yang mengalami obesitas memiliki kelebihan lemak dalam tubuh yang cenderung menumpuk di hati. Inilah yang menjadi penyebab penyakit yang disebut dengan penyakit hati berlemak. Obesitas juga disangkut-pautkan dengan sirosis hati dan gagal hati.

3. Diabetes

Diabetes meningkatkan risiko seseorang terkena penyakit hati hingga 50 persen. Orang dengan diabetes memiliki resistensi insulin, yaitu kondisi di mana tingkat insulin dalam darah memicu kenaikan berat badan, terutama bagian perut. Kondisi ini menyebabkan hati menyimpan lemak dalam tubuh dan berujung pada penyakit hati berlemak.

4. Asupan garam yang tinggi

Mungkin telah banyak orang yang memahami bahwa asupan garam yang tinggi dapat meningkatkan tekanan darah. Tetapi, tak banyak orang yang memahami bahwa ini juga bisa memicu penyakit hati berlemak dengan membangun cairan dalam hati dan pembengkakan pada hati.

5. Merokok

Meskipun asap rokok tak secara langsung berefek pada fungsi hati, tetapi bahan kimia yang ada di dalam asap rokok meningkatkan stres oksidatif ketika telah mencapai hati. Kondisi ini dapat merusak sel-sel hati.

6. Terlalu sering menggunakan obat

Terlalu sering menggunakan obat ternyata dapat menyebabkan kerusakan hati. Beberapa jenis obat yang harus kamu waspadai seperti anti-depresan, kortikosteroid (digunakan untuk mengobati peradangan) dan obat penghilang rasa sakit.

7. Infeksi dan penyakit

Virus hepatitis A,B,C dan hepatitis autoimmun langsung menyerang sel-sel hati yang dapat menyebabkan peradangan. Tanpa perawatan yang tepat, hepatitis dapat menyebabkan sirosis hati (pengerasan dan bekas luka jaringan hati). Secara bertahap kondisi ini dapat menyebabkan gagal hati.

Selain ketujuh hal di atas, infeksi usus juga dapat menyebabkan kerusakan pada organ hati kamu. Pasalnya, ragi candida dapat mengganggu fungsi detoksifikasi dan menyebabkan kerusakan hati. (mdk/SRA)


Di balik rasa manisnya, gula simpan manfaat ini buat sehatnya hati
Ingin hidup sehat lebih lama? Hormon ini bisa bantu kamu
Terlihat biasa, 7 gejala ini tunjukkan kondisi kesehatan kamu
Tak selalu jahat, ini 4 hal yang harus diketahui tentang kolesterol
Tanpa disadari, 5 hal ini bisa sakiti sehatnya hati kamu

Fatty liver (perlemakan hati) adalah penumpukan lemak berlebih serta infeksi pada hati. Penyakit fatty liver sebenarnya tidak berbahaya. Namun, peradangan (inflamasi) yang tidak kunjung sembuh dapat memicu jaringan parut (sirosis) dan menurunkan fungsi hati.

Ada banyak hal yang dapat menjadi penyebab hati berlemak dan membengkak, mulai dari konsumsi alkohol hingga kadar kolesterol yang tinggi. Perlemakan hati dapat berkembang melalui tiga tahap, yaitu:

  • peradangan hati yang merusak jaringan sekitarnya (steatohepatitis),
  • adanya jaringan parut pada hati yang rusak (fibrosis hati), serta
  • jaringan paru menggantikan jaringan yang sehat (sirosis hati).

Itu sebabnya, hati yang berlemak perlu segera ditangani agar tidak merusak sel hati dan organ lainnya hingga membahayakan nyawa.

Seberapa umum kondisi ini?

Penyakit fatty liver adalah kondisi yang umum dan dapat terjadi pada siapa saja. Namun, perlemakan hati yang disebabkan oleh konsumsi alkohol lebih sering dialami oleh remaja.

Hal tersebut juga menjadi pemicu penyakit liver tertinggi nomor tiga pada orang dewasa.

Jenis

Fatty liver dibagi menjadi dua jenis berdasarkan penyebabnya yang dijabarkan sebagai berikut.

Nonalcoholic Fatty Liver Disease (NAFLD)

Nonalcoholic fatty liver disease (perlemakan hati non-alkohol) adalah penyakit hati berlemak yang tidak berhubungan dengan konsumsi alkohol. NAFLD pun dibagi menjadi dua jenis, yaitu:

  • fatty liver sederhana, alias tanpa ada peradangan atau kerusakan pada sel hati, serta
  • nonalcoholic steatohepatitis (NASH), yaitu hati mengalami peradangan dan bisa menyebabkan fibrosis dan sirosis.

Para ahli hingga saat ini belum menemukan penyebab dari NAFLD. Namun, ada beberapa faktor yang dapat meningkatkan risiko Anda, seperti obesitas dan diabetes.

Alcoholic fatty liver disease (ALD)

Alcoholic fatty liver disease adalah fatty liver yang terjadi akibat konsumsi alkohol berlebihan. Kondisi ini biasanya akan membaik ketika berhenti minum alkohol. Bila tidak segera diatasi, perlemakan hati alkohol ini dapat memicu masalah serius.

Hati dapat memecah sebagian besar senyawa dalam alkohol yang Anda minum untuk dikeluarkan dari tubuh. Namun, proses penguraian alkohol dapat memproduksi zat berbahaya yang merusak sel-sel hati dan meningkatkan peradangan.

Artinya, semakin banyak alkohol yang diminum, kerusakan hati akan semakin parah. ALD adalah tahap awal dari penyakit liver yang berhubungan dengan alkohol.

Penyakit ini juga dapat berkembang menjadi hepatitis alkoholik dan sirosis hati bila tidak ditangani.

Tanda dan gejala

Apa saja tanda dan gejala fatty liver?

Baik NAFLD dan ALD adalah penyakit yang diam-diam berkembang tanpa atau dengan sedikit gejala yang mengganggu. Bila sudah berkembang, biasanya Anda akan mengalami gejala berupa:

  • sakit perut pada sisi kanan atas perut,
  • perut terasa kembung,
  • mual dan kehilangan nafsu makan,
  • penurunan berat badan,
  • kulit dan bagian putih mata menguning (penyakit kuning),
  • perut dan kaki membengkak (edema), serta
  • tubuh terasa lemah dan lelah.

Kemungkinan terdapat ciri-ciri perlemakan hati yang tidak disebutkan di atas. Bila Anda memiliki pertanyaan seputar gejala fatty liver, silakan konsultasikan dengan dokter.