JAKARTA, celebrities.id - Contoh tari sebagai sarana upacara bisa kita lihat di sekitar kita seperti di Bali yang sering mengadakan tari sebagai sarana untuk beribadah ke pura. Show Tari adalah perwujudan dari ekspresi manusia yang disalurkan melalui gerakan. Seni tari berkembang di berbagai negara namun dengan fungsi yang berbeda-beda. Di Indonesia fungsi tari dibedakan berdasarkan jenis tariannya. Salah satu jenis tari yang sering digunakan adalah tari upacara. Tari upacara terdiri dari dua jenis tari tari upacara keagamaan dan tari upacara adat. Dilansir dari berbagai sumber, celebrities.id, Rabu (14/9/2022) telah merangkum contoh tari sebagai sarana upacara sebagai berikut. Contoh Tari Sebagai Sarana Upacara1. Tari Sang Hyang JaranContoh tari upacara keagamaan bisa kita jumpai di Bali. Salah satu tarian upacara yang terkenal di Bali adalah Tari Sang Hyang Jaran. Tarian tersebut dilakukan untuk mengusir roh jahat. 2. Tari JatilanSelain Bali, Jatilan adalah tarian yang berasal dari Borobudur. Tarian Jatilan adalah ritual memanggil roh hewan yang dianggap sebagai tameng untuk mengusir roh jahat. Ritual ini dipercaya untuk mensucikan jiwa. 3. Tari NgalageUpacara tari ngalage adalah upacara perayaan panen padi sebagai bentuk rasa terimakasih yang dipersembahkan untuk Dewi Padi Pohaci Sang Hyang Sri. Upacara tari ini sering dijumpai di Jawa Barat.
Selain sebagai bentuk kesenian, tari daerah juga berfungsi sebagai sarana upacara adat
GridKids.id - Salah satu bentuk kesenian dari Indonesia yang sudah mendunia adalah tari daerah. Tari merupakan gerakan tangan dan sebagainya yang berirama, biasanya diiringi bunyi-bunyian dari gamelan, musik, dan lainnya. Setiap daerah di Indonesia memiliki berbagai macam seni tari, Kids. Nah, sehingga tari daerah diartikan sebagai tarian yang berasal dari suatu daerah tertentu yang memiliki ciri khas. Selain sebagai bentuk kesenian, tari daerah juga berfungsi sebagai sarana upacara adat. Tari daerah yang berfungsi sebagai sarana upacara adat merupakan bagian dari tradisi yang ada dalam kehidupan masyarakat. Tari sebagai sarapan upacara adat berkaitan langsung dengan kepentingan masyarakat di lingkungan tersebut. Yuk, kita cari sama-sama apa saja tari daerah di Indonesia yang digunakan sebagai sarana upacara adat! Biasanya upacara adat yang menggunakan tari sebagai sarananya adalah saat kelahiran, perkawinan, kematian, dan penobatan. Baca Juga: Apa yang Dimaksud dengan Tarian Nusantara? Begini Penjelasannya
(ilustrasi) Salah satu tari daerah untuk upacara adat adalah Tari Serimpi Sangupati dari Yogyakarta. Di bawah ini merupakan tari daerah Indonesia yang digunakan sebagai sarana upacara adat, antara lain: 1. Tari Srar dari Papua. 2. Tari Manduda dari Sumatra Utara. 3. Tari Piring dari Sumatra Barat. 4. Tari Tanggal dari Sumatra Selatan. 5. Tari Putri Bekhusek dari Sumatra Selatan. 6. Tari Andun dari Bengkulu. 7. Tari Jangget dari Lampung. 8. Tari Serimpi Sangupati dari Yogyakarta. Baca Juga: 4 Unsur Pendukung Tari Tradisional dan Penjelasannya, Apa Saja? 9. Tari Mpaa Lenggo dari Nusa Tenggara Barat. 10. Tari Sere dari Nusa Tenggara Barat. 11. Tari Gareng Lameng dari Nusa Tenggara Timur. 12. Tari Dero dari Sulawesi Tengah. 13. Tari Pamonte dari Sulawesi Tengah. 14. Tari Radab Rahaayu dari Kalimantan Utara. 15. Tari Lenso dari Maluku. Itulah informasi tentang tarian daerah yang digunakan sebagai sarana upacara adat. ----- Ayo kunjungi adjar.id dan baca artikel-artikel pelajaran untuk menunjang kegiatan belajar dan menambah pengetahuanmu. Makin pintar belajar ditemani adjar.id, dunia pelajaran anak Indonesia. Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Setiap karya seni tari yang diciptakan mempunyai fungsi yang berbeda. Oleh karena itu, jenis karya tari juga dapat dikelompokkan menurut fungsinya.Peranan karya tari dalam konteks budaya masyarakat tidak lepas dari fungsi tari itu sendiri dalam masyarakat. Jika fungsi tari dalam masyarakat tertentu sebagai tari upacara, secara tidak langsung tari di situ berperan sebagai sarana upacara. Tari upacara merupakan karya tari yang berfungsi sebagai sarana upacara. Tari hiburan merupakan karya tari yang berfungsi sebagai sarana hiburan. Adapun Tari pertunjukan merupakan karya tari yang berfungsi sebagai sarana pertunjukan. Inilah sekilas materi yang dapat saya jelaskan mengenai Materi Fungsi Tari Sebagai Upacara, Hiburan, Pertunjukan agar dapat membantu anda dalam menyelasaikan tugas pelajaran. 1. Fungsi Tari sebagai Sarana Upacara Agama dan Upacara Adat 2. Fungsi Tari sebagai Sarana Hiburan atau Pergaulan Tari-tarian yang berperan sebagai sarana hiburan disebut tari hiburan. Tari hiburan disebut juga social dance. Tari ini disajikan dengan tujuan untuk menghibur para penonton. Tema tari biasanya berupa ungkapan rasa gembira. Penonton pun kadang-kadang ikut menari. Contoh tari hiburan, yaitu tari Tayub dari Jawa Tengah.Tari Tayub ditarikan oleh para penari wanita yang dinamakan ledek dan para penari laki-laki yang dinamakan pengibing. Tari Tayub merupakan tari hiburan yang biasanya dipertunjukkan pada acara sehabis panen. Tari ini termasuk tari hiburan karena di dalamnya terjadi perbauran antara penari wanita dan penari laki-laki. Penontonnya pun diajak menari oleh para penarinya. Contoh lain taritarian yang berfungsi sebagai sarana hiburan, yaitu tari Giring-Giring dari Kalimantan, tari Serampang Duabelas dari Sumatera, dan tari Maengket dari Sulawesi. (seni tari Ari Subekti) 3. Fungsi Tarian sebagai Media Pertunjukan Tari yang berfungsi sebagai media pertunjukan disebut tari pertunjukan. Tari pertunjukan membuat manusia dapat menikmati keindahan-keindahan yang diungkapkan melalui gerak tubuh. Hal itu karena tari pertunjukan benar-benar dipersiapkan sebelum dipertunjukkan di depan orang lain. Gerak tari benar-benar diolah secara matang. Kesesuaian unsur-unsur pendukung tari dengan tema tarinya juga sangat diperhatikan. contoh tari pertunjukan adalah sendratari Ramayana di Yogyakarta.
Demikian sekilas amteri Seni Budaya yang saya cantumkan tentang Fungsi Tari Sebagai Upacara, Hiburan, Pertunjukan semoga dapat bermanfaat bagi anda semua.Terimakasih PELAKSANAAN RENUNGAN DAN ULANG JANJI PERINGATAN HARI PRAMUKA (Pukul 1 9 . 0 0 WIB) Panitia dan petugas sudah be... Pengertian Tari Sebagai Sarana Upacara Adat - Dalam mempelajari seni tari, selain kita memahami tema dan mengerti karakter tari serta mengekspresikan gerak tarinya, yang tidak kalah pentingnya adalah kita juga harus mengetahui fungsi atau kegunaan tari pada kehidupan kita. Sejak jaman prasejarah hingga saat ini seni tari sangat berperan sebagai sarana dalam berbagai macam kegiatan-kagiatan manusia terutama untuk kegiatan sosial karena manusia adalah sebagai makhluk sosial yang selalu berhubungan antara satu dengan yang lain. Fungsi seni tari dalam kehidupan kita banyak sekali antara lain seni tari digunakan untuk sarana upacara adat dan keagamaan, untuk pergaulan, dakwah ataupun untuk pendidikan juga untuk hiburan. Adapun pembahasan untuk kali ini dalam Adab makan dan Minum yang saya bahas saat ini yaitu Pengertian Tari Sebagai Sarana Upacara Adat Bagi anda yang belum tau Macam-macam Tari Berpasangan Di Indonesia gak uasah khawatir lagi ini udah saya siapkan dibawah ini. pahami dalam setiap bacaannya. Tarian upacara keagamaan yang bersifat magis saat ini sudah jarang ditemukan. Namun, di Bali masih terdapat Tari Sang Hyang Jaran yang hingga kini masih dilakukan sebagai tari upacara untuk mengusir roh jahat. Penari meliuk-liukkan tubuhnya dan bergerak seperti menunggang kuda dengan menggunakan kuda yang terbuat dari bambu. Kemudian, penari bergulingan di atas bara api, tetapi tubuhnya tidak terbakar. Gerakan tubuhnya bergerak bebas karena dalam keadaan tidak sadar. Gerakan ini dilakukan spontan mengikuti keinginan hati tanpa didasarkan kaidah seni, tetapi menunjukkan gerakan ritmis yang tak disadarinya. Ada lagi tarian lain yang merupakan salah satu peninggalan zaman prasejarah, yaitu Jatilan. Tari ini merupakan tarian dari daerah Borobudur yang sangat dekat dengan upacara ritual memanggil roh binatang totem sebagai bala keselamatan dari roh jahat. Ritual ini dianggap dapat menyucikan jiwa. Kadang-kadang pemainnya melakukan adegan yang pada kehidupan nyata sangat mustahil dilakukan. Mereka tidak terluka ketika menginjak bara api, memakan pecahan kaca, memecahkan kelapa dengan kepala tanpa merasa sakit atau terluka. Hal tersebut dilakukan pada saat ndadi atau trance (Bali: kerawuhan, kesurupan, masuknya roh halus ke dalam tubuh) sebagai perwujudan bahwa roh ‘hadir’ dan menunjukkan kekuatannya kepada masyarakat. Hal tersebut dapat dilakukan karena mereka menari dengan gerakan spontan. Tari upacara yang berfungsi sebagai media sarana upacara ritual keagamaan dilakukan masyarakat melalui serangkaian upacara adat yang bertujuan melindungi masyarakat dari bencana, kejahatan, serta sebagai ungkapan permohonan agar maksud dan keinginannya terkabul. Pada zaman primitif sebelum masuknya agama ke Indonesia, tari menjadi bagian tidak terpisahkan dari kehidupan spiritualisme masyarakat Indonesia. 1) Tari Upacara Ritual yang Bersifat Sakral Tarian jenis ini merupakan tarian suci dan keramat (sakral). Salah satu contoh tari upacara ritual yang bersifat sakral adalah Tari Ngalage. Seperti pada upacara perayaan panen padi di Jawa barat, Tari Ngalage merupakan tarian sebagai bentuk ucapan terima kasih kepada Dewi Padi Pohaci Sang Hyang Sri. Dalam upacara tersebut, setumpuk padi diarak ke balai desa. Iring- iringan tadi didahului penari pembawa umbul-umbul warna-warni. Iringan yang terdepan adalah umbulumbul terutama menggunakan warna merah putih sebagai lambang dua sisi sifat yang berlawanan, yaitu baik buruk, susah senang, dan dunia akhirat. Iring-iringan tersebut terdiri atas para pemikul padi dari bambu yang dibuat sedemikian rupa sehingga akan menimbulkan suara yang makin lama makin ramai dan membuat semangat iring-iringan karena umumnya jarak ke balai desa lumayan jauh. Di belakang barisan pemikul padi tersebut, ada lagi rombongan yang membawa alat-alat pertanian dan pembawa angklung serta alat tabuh dog-dog lojor. Kemudian, angklung serta dogdog lojor itu dibunyikan pada tempat-tempat tertentu di sepanjang perjalanan mereka. Setelah tiba di balai desa, barulah mereka mempertunjukkan kemahiran menari sambil memainkan empat buah dogdog dan sembilan buah angklung. Tari Rokatenda dari Flores juga menunjukkan ekspresi ungkapan rasa syukur karena hasil panen yang melimpah ruah. Tari ini dibawakan oleh penari muda-mudi daerah Ende, Flores, dan Nusa Tenggara Timur. Tari Mon dari Irian Jaya juga merupakan tari upacara ritual yang bersifat sakral. Tarian tersebut dibawakan oleh penari wanita yang duduk melingkari pohon tempat arwah. Mereka dilingkari oleh para penari pria dengan posisi berdiri. Tarian ini merupakan tarian pemujaan terhadap arwah nenek moyang. Tarian ini berhubungan dengan hal-hal gaib (magis). Salah satu contoh tarian upacara yang bersifat magis adalah Tari Sang Hyang Jaran dari Bali. Tarian ini sebagai ungkapan permohonan keselamatan, yang mengandung unsur magis dengan menginjak-injak bara api, membawa simbol kuda dibuat dari jerami, dan penari bergerak kerawuhan/trance. Dipercaya kekuatan magis menjadi faktor penguat hubungan komunikasi dengan sang Dewa. Tari Sang Hyang adalah tari upacara keagamaan sebagai cara manusia membentengi dirinya dan menolak bahaya dari alam atau faktor lain. Pembawaan penari tidak sadarkan diri memang menjadi dominan dalam tari sejenis. Dalam keadaan trance, penari mempunyai kekuatan dan kemahiran di luar kemampuan manusia pada umumnya. Kesempatan inilah yang digunakan untuk meminta sesuatu kepada Sang Hyang sesuai dengan apa yang diharapkan masyarakat Bali. Contoh tarian lainnya yaitu Tari Warung Kelumbut dari Sumba Timur. Tari ini merupakan perwujudan kepercayaan kepada binatang totem oleh masyarakat setempat. Masyarakat Kecamatan Merabu menarikan tarian ritual magis ini dengan meniru binatang totemnya. Masyarakat percaya bahwa manusia dan binatang dapat hidup berdampingan sehingga ada persatuan yang bersifat mistis yang dapat menjaga satu sama lain, tidak saling merusak dan mengganggu. Jika terjadi persatuan mistis, manusia akan kerasukan atau tak sadar diri. Tari Sintren merupakan tarian bersifat magis yang berasal dari Cirebon, Jawa Barat. Tari ini menampilkan seorang penari yang sekujur tubuhnya diikat tali, kemudian ditutup kurungan ayam yang ditutupi kain. Hanya dalam beberapa saat ketika kurungan ayam dibuka, penari tadi dapat melepaskan diri dari ikatan. Kemudian, ia menari dalam keadaan tidak sadarkan diri. Selama tarian berlangsung, penari akan terkulai lemas apabila penonton melempari uang logam ke arahnya. upacara keagamaan. Tarian yang bersifat magis lain, misalnya Tari Kuda Kepang dan Tari Piring. Pada bagian tertentu dalam Tari Piring, penari menginjak piring menjadi pecahan kecil. b. Tari Upacara pada Kegiatan Kemasyarakatan yang Bersifat Sakral, Contoh tarian jenis ini, yaitu: 1) Tari ritual perkawinan adat Mentawai, Sumatra Barat. 2) Tari Ngarot dari Cirebon, yaitu tarian yang diselenggarakan untuk mempertemukan pemuda dan pemudi di daerah dan antardaerah sebagai bentuk hubungan interaksi sosial yang mengandung unsur sakral. 3) Upacara sebagai permohonan restu untuk membangun rumah yang diungkapkan dengan Tari Seru Kajo Noo Gawi oleh masyarakat Flores. 4) Tari Kabokang dari Sumbawa sebagai bentuk menyambut kelahiran bayi. 5) Tari Wolane dari Maluku menyambut kelahiran bayi. 6) Tari Kanja, yaitu Tari Perang. Anehnya, tarian ini dipertunjukkan pada upacara Maulid Nabi Muhammad Saw. dan menyambut pahlawan perang. Dari uraian tersebut, dapat ditemukan ciri-ciri tari yang berfungsi sebagai tarian upacara, yaitu sebagai berikut: 1) Dilakukan pada kegiatan ritual keagamaan yang bersifat sakral dan magis serta pada kegiatan kemasyarakatan yang bersifat sakral. 2) Gerakannya sangat sederhana karena gerak merupakan ungkapan spontan sebagai ungkapan dalam menjembatani kehendak jiwa para penarinya. 3) Gerakannya monoton dan banyak pengulangan. 4) Perwujudan sajian tari (waktu, aturan) erat dengan tujuan penyelenggaraannya. 5) Musik terdengar monoton. 6) Menggunakan alat musik sederhana dan seadanya. 7) Penyajiannya tidak menyentuh segi artistik. 8) Inti dari gerak tari ini adalah terkabul atau tersampaikannya tujuan. Keberadaan jenis tari yang berfungsi sebagai tarian upacara sangat sulit untuk diikuti keberlangsungannya. Ada perbedaan yang menonjol dibanding antusiasme masyarakat menganggap tradisonal adalah ortodoks, sebagai pengaruh budaya kekinian yang metropolis. Namun, di wilayah timur Indonesia, tari tradisional masih lekat dalam kehidupan. Masyarakat menempatkan adat istiadat membaur dengan kebutuhan dan pola hidup mereka. Lambat laun, dalam kurun waktu yang lama menjadi sebuah tradisi yang memiliki nilai seni yang tinggi. Demkikian itu saja yang dapat saya sampaikan mengenai materi Sejarah khususnya dalam pembahasan Pengertian Tari Sebagai Sarana Upacara Adat. Semoga dapat bermanfaat. Terimakasih PELAKSANAAN RENUNGAN DAN ULANG JANJI PERINGATAN HARI PRAMUKA (Pukul 1 9 . 0 0 WIB) Panitia dan petugas sudah be... |