Sistem pencatatan yang berguna untuk menghitung nilai dan mencatat persediaan diperlukan setiap perusahaan. Apapun jenis perusahaan Anda, baik itu perusahaan manufaktur, perusahaan dagang, atau perusahaan jasa, pasti memiliki sistem pencatatan. Show Pencatatan persediaan barang juga penting supaya perusahaan dapat mengoptimalkan aset-asetnya sehingga mendapatkan laba yang diinginkan.Keuntungan lain memiliki sistem pencatatan yakni mengetahui pergerakan barang lebih cepat. Dengan begitu risiko kehilangan atau kerusakan barang bisa dikurangi. Penjualan dan konsumen pun bisa hilang jika pesanan mereka tidak sesuai dengan model, kualitas, dan kuantitas yang diinginkan. Oleh karena itulah perusahaan mesti selalu mengecek dengan cermat dan saksama tingkat persediaan barang. Ada dua cara pencatatan persediaan yang bisa dilakukan oleh perusahaan yakni metode perpetual dan periodik. Baca juga : Mengenal Lembaga Keuangan Non Bank Yang Ada Di Indonesia Metode PerpetualJika perusahaan Anda memilih menggunakan metode perpetual, berarti perusahaan mencatat semua pembelian dan penjualan barang dagangan langsung dalam akun persediaan yang terjadi. Metode perpetual mencatat terus setiap perubahan dalam akun persediaan. Berikut ini adalah fitur akuntansi dari metode pencatatan persediaan sistem perpetual.
Salah satu kelebihan sistem pencatatan persediaan metode perpetual yakni perusahaan tidak perlu melakukan perhitungan fisik (stock opname) pada stok tersisa. Alasannya, perusahaan dapat mengetahui stok yang sebenarnya di lapangan dengan mudah berkat adanya pencatatan yang dilakukan setiap waktu. Biasanya barang-barang bernilai jual tinggi serta mudah dicatat keluar dan masuknya ke gudang, seperti mobil atau lemari es, adalah tipe barang yang sesuai untuk cocok menggunakan metode perpetual. Baca juga : Mengenal Lebih Jauh Pajak Progresif dan Cara Perhitungannya Metode PeriodikPada metode periodik pencatatan pembelian dan penjualan barang dagangan dilakukan secara terpisah. Mendebet akun pembelian dan mengkredit akun kas atau utang adalah cara mencatat pembelian barang dagangan. Sementara pencatatan penjualan barang dagangan dilakukan dengan cara mendebet akun kas atau piutang dan mengkredit akun penjualan. Lazimnya perusahaan yang menjual barang dagangan dalam kuantitas banyak, dengan frekuensi yang tinggi, nilainya relatif kecil dan harga jual-beli yang relatif stabil, adalah yang mamakai sistem pencatatan persediaan metode periodik. Metode fisik nama lain metode periodik. Disebut demikian karena mesti ada pengecekan fisik terhadap persediaan barang dagangan di akhir periode (stock opname). Hasil penghitungan itu bermanfaat untuk membarui akun persediaan barang dagangan. Kelebihan metode periodik yakni perusahaan mengetahui besarnya persediaan dalam gudang sehingga stok diketahui secara akurat. Sementara kekurangan sistem pencatatan persediaan metode periodik adalah tidak bisa mengetahui jumlah stok awal dan akhir periode dari suatu barang dagangan. Kelemahan lain metode periodik yaitu memperlambat pengerjaan laporan keuangan jangka pendek misal 3 dan 6 bulanan. Baca juga : Mengenal Lebih Jauh Analisis Perbandingan pada Akuntansi KesimpulanDemikianlah penjelasan dan perbedaan tentang sistem pencatatan persediaan metode perpetual dan periodik. Kedua metode itu memiliki kelebihan dan kekurangan masing-masing. Sekarang tugas Anda adalah memutuskan, apakah akan menggunakan metode perpetual atau periodik. Sistem akuntansi yang akurat dan sistem pencatatan yang terkini adalah hal yang sangat penting bagi setiap perusahaan. Pencatatan juga bisa membatasi pembiayaan akibat penimbunan persediaan barang. Dengan pencatatan yang rapi, laba yang diinginkan pun bisa diraih. Baca juga : Jadikan Pembukuan Bisnis Kosmetik lebih Mudah dengan Accurate Online Untuk memudahkan Anda dalam proses pembukuan, Anda bisa menggunakan software akuntansi sebagai solusi dalam efisiensi jika dibandingkan dengan proses pembukuan manual yang memakan waktu, terutama jika bisnis Anda sudah memiliki banyak transaksi dan data keuangan yang harus Anda catat. Accurate Online sebagai software akuntansi berbasis cloud yang memudahkan pembukuan dan pembuatan laporan keuangan dimanapun dan kapanpun Anda mau. memiliki fitur terlengkap dan terbaik di Indonesia seperti multi gudang, multi cabang, penghitungan pajak otomatis, penghitungan aset, dan masih banyak lagi fitur lain yang akan memudahkan bisnis Anda. Tertarik? Anda bisa mencoba menggunakan Accurate Online secara gratis selama 30 hari dengan klik banner di bawah ini. Metode FIFO, LIFO dan Average Beserta (Contoh Soal dan Penyelesaiannya) — Menghitung persediaan dengan metode FIFO, LIFO dan Average, itu artinya kita akan menyelesaikannya dengan cara menggunakan dua sistem pencatatan persediaan yaitu sistem perpetual dan sistem periodik. Biasanya, pada saat menghitung persediaan, akan dihitung pula Harga Pokok Penjualan dan Laba Kotornya. Agar lebih jelas, mari simak penjelasan dari akuntansilengkap.com tentang contoh soal berikut jawaban dan jurnalnya. Metode ini menerapkan bahwa persediaan dengan nilai perolehan awal / pertama masu akan digunakan / dijual terlebih dahulu, jadi yang tersisa di persediaan akhir dinilai dengan nilai perolehan persediaan yang terakhir dibeli (masuk). Metode FIFO dianggap berdampak pada nilai aktiva yang dibeli perusahaan dan cenderung menghasilkan persediaan yag nilainya tinggi. Pengertian LIFO (Last In First Out)Metode ini menerapkan bahwa persediaan dengan nilai perolehan terakhir (masuk) akan dijual/digunakan lebih dulu, sehingga perolehan persediaan akhir dinilai berdasarkan nilai perolehan yang pertama (awal) masuk (dibeli). Metode LIFO dianggap berdampak pada nilai aktiva yang rendah pada perusahaan dan cenderung menghasilkan nilai persediaan akhir yang rendah. Pengertian Metode Rata-rata (average method)Metode rata-rata atau juga disebut metode average, metode ini menyatakan bahwa nilai persediaan akhir akan menghailak amtara nilai persediaan dengan metode FIFO. Dengan menggunakan metode ini maka akan berdampak pada laba kotor dan harga pokok penjualan. Contoh Soal IPT. Saburai melakukan perlakuan (pembelian, penjualan) persediaan pada tahun 2018 adalah sebagai berikut. Tanggal Keterangan Kuantitas Harga 2 Jan Persediaan awal 200 unit Rp. 9.000 10 Maret Pembelian 300 unit Rp.10.000 5 April Penjualan 200 unit Rp.15.000 7 Mei Penjualan 100 unit Rp.15.000 21 Sept Pembelian 400 unit Rp.11.000 18 Nov Pembelian 100 unit Rp.12.000 20 Nov Penjualan 200 unit Rp.17.000 10 Des Penjualan 200 unit Rp.18.000 Diminta :
Jawab : 1. FIFO (masuk pertama keluar pertama) Metode FIFO 2. LIFO (masuk terakhir keluar pertama) Metode LIFO 3. Rata-rata (average) Metode Average 4. Harga Pokok Penjualan 1. Sistem Periodik FIFO LIFO Rata-rata Persediaan awal 1.800.000 1.800.000 1.800.000 Pembelian 8.600.000 8.600.000 8.600.000 Barang tersedia utk dijual 10.400.000 10.400.000 10.400.000 Persediaan akhir (3.400.000) (2.800.000) (3.120.000) Harga Pokok penjualan 7.000.000 7.600.000 7.280.000 2. Sistem Perpetual FIFO LIFO Rata-rata Persediaan awal 1.800.000 1.800.000 1.800.000 Pembelian 8.600.000 8.600.000 8.600.000 Barang tersedia utk dijual 10.400.000 10.400.000 10.400.000 Persediaan akhir (3.400.000) (2.900.000) (3.224.000) Harga Pokok penjualan 7.000.000 7.500.000 7.176.000 Laba Kotor 1. Sistem Periodik FIFO LIFO Rata-rata Penjualan 11.500.000 11.500.000 11.500.000 Harga Pokok Penjualan (7.000.000) (7.600.000) (7.280.000) Laba Kotor 4.500.000 3.900.000 4.220.000 2. Sistem Perpetual FIFO LIFO Rata-rata Penjualan 11.500.000 11.500.000 11.500.000 Harga Pokok Penjualan (7.000.000) (7.500.000) (7.176.000) Laba Kotor 4.500.000 4.000.000 4.324.000 Jurnal 1. Periodik (FIFO) Saat Mencatat Pembelian: Pembelian Rp. 8.600.000 Utang usaha/Kas Rp. 8.600.000 Saat Mencatat Penjualan: Piutang Usaha/Kas Rp. 11.500.000 Penjualan Rp. 11.500.000 Saat Penyesuaian untuk Persediaan: Ikhtisar Rugi Laba Rp. 1.800.000 Persediaan Rp. 1.800.000 Persediaan Rp. 3.400.000 Ikhtisar Rugi Laba Rp. 3.400.000 2. Perpetual (FIFO) Saat Mencatat Pembelian: Persediaan Rp. 8.600.000 Utang Usaha/Kas Rp. 8.600.000 Saat Mencatat Penjualan: Piutang Usaha Rp. 11.500.000 Penjualan Rp. 11.500.000 Harga Pokok Penjualan Rp. 7.000.000 Persediaan Rp. 7.000.000 Contoh Soal IIBerikut adalah transaksi PT. Dipa Jaya selama Bulan Juli 2017. Tanggal Keterangan Kuantitas Harga 1 Juli Persediaan awal 100 unit Rp.10.000 5 Juli Pembelian 500 unit Rp.12.000 12 Juli Pembelian 100 unit Rp.15.000 22 Juli Penjualan 300 unit Rp.25.000 27 Juli Pembelian 100 unit Rp 20.000 30 Juli Penjualan 50 unit Rp.30.000 Diminta:
Jawab: 1. Sistem periodik FIFO Persediaan barang yang siap dijual (unit) adalah : Tanggal Keterangan Kuantitas Harga (Rp.) 1 Juli Persediaan awal 100 unit @ Rp.10.000 1.000.000 5 Juli Pembelian 500 unit @ Rp.12.000 6.000.000 12 Juli Pembelian 100 unit @ Rp.15.000 1.500.000 27 Juli Pembelian 100 unit @ Rp 20.000 2.000.000 800 unit 10.500.000 Persediaan yang siap di jual (harga) adalah Rp. 10.500.000. Unit persediaan akhir adalah : = persediaan (unit) yang siap dijual — Unit yang terjual = 800 unit — 350 unit = 450 unit Nilai unit akhir. = 100 unit @ Rp. 20.000 = Rp. 2.000.000 = 100 unit @ Rp. 15.000 = Rp. 1.500.000 = 250 unit @ Rp. 12.000 = Rp. 3.000.000 450 unit = Rp. 6.500.000 Harga pokok penjualan: = Nilai persediaan (harga) yang tersedia untuk dijual — nilai persediaan (harga) unit akhir = 10.500.000 — Rp. 6.500.000 = 4.000.000 Laba Kotor: = Hasil penjualan — Harga pokok penjualan = 9.000.000 — Rp. 4.000.000 = 5.000.000 Metode LIFO Perpetual Melalui metode perpetual LIFO kita dapat mengetahui hal-hal berikut ini : Nilai persediaan akhir Rp. 5.600.000 Harga Pokok penjualan Rp. 4.900.000 Laba kotor = Rp. 9.000.000 — Rp. 4.900.000 = Rp. 4.100.000 Sumber : Modul Akuntansi Itulah tadi penjelasan mengani Metode FIFO, LIFO dan Average Beserta (2 Contoh Soal dan Penyelesaiannya). Semoga bermanfaat bagi pembaca sekalian. Sekian dan terimakasih. Kunjungi Juga : |