Contoh seni kriya mancanegara dan penjelasannya

Seni Kriya Mancanegara

A. Pengertian seni kriya

Seni kriya adalah cabang seni yang menekankan pada ketrampilan tangan yang tinggi dalam proses pengerjaannya. Seni kriya berasal dari kata “Kr” (bhs Sanskerta) yang berarti ‘mengerjakan’, dari akar kata tersebut kemudian menjadi karya, kriya dan kerja. Dalam arti khusus adalah mengerjakan sesuatu untuk menghasilkan benda atau obyek yang bernilai seni” (Prof. Dr. Timbul Haryono: 2002).

B. Unsur Karya Seni Kriya

Seni kriya mengutamakan terapan atau fungsi maka sebaiknya terpenuhi syarat-syarat sebagai berikut:

1.    Utility atau aspek kegunaan

·        Security yaitu jaminan tentang keamanan orang menggunakan barang-barang itu.

·        Comfortable, yaitu enaknya digunakan. Barang yang enak digunakan disebut barang terap. Barang-barang terapan adalah barang yang memiliki nilai praktis yang tinggi.

·        Flexibility, yaitu keluwesan penggunaan. Barang-barang seni kriya adalah barang terap yaitu barang yang wujudnya sesuai dengan kegunaan atau terapannya. Barang terap dipersyaratkan memberi kemudahan dan keluwesan penggunaan agar pemakai tidak mengalami kesulitan dalam penggunaannya.

2.    Estetika atau syarat keindahan

  Sebuah barang terapan betapapun enaknya dipakai jika tidak enak dipandang maka pemakai barang itu tidak merasa puas. Keindahan dapat menambah rasa senang, nyaman dan puas bagi pemakainya. Dorongan orang memakai, memiliki, dan menyenangi menjadi lebih tinggi jika barang itu diperindah dan berwujud estetik.

C. Fungsi dan Tujuan Pembuatan Seni Kriya

1.    Sebagai benda pakai, adalah seni kriya yang diciptakan mengutamakan fungsinya, adapun unsur keindahannya hanyalah sebagai pendukung

2.  Sebagai benda hias, yaitu seni kriya yang dibuat sebagai benda pajangan atau hiasan.  Jenis ini lebih menonjolkan aspek keindahan daripada aspek kegunaan atau segi fungsinya.

3.  Sebagai benda mainan, adalah seni kriya yang dibuat untuk digunakan sebagai alat permainan

D. Jenis-jenis Seni Kriya di Nusantara

a.        Seni kerajinan kulit, adalah kerajinan yang menggunakan bahan baku dari kulit yang sudah dimasak, kulit mentah atau kulit sintetis. Contohnya: tas, sepatu, wayang dan lain-lain.

b.       Seni kerajinan logam, ialah kerajinan yang menggunakan bahan logam seperti besi, perunggu, emas, perak. Sedangkan teknik yang digunakan biasanya menggunakan sistem cor, ukir, tempa atau sesuai dengan bentuk yang diinginkan. Contohnya pisau, barang aksesoris, dan lain-lain.

c.        Seni ukir kayu, yaitu kerajinan yang menggunakan bahan dari kayu yang dikerjakan atau dibentuk menggunakan tatah ukir. Kayu yang biasanya digunakan adalah: kayu jati, mahoni, waru, sawo, nangka dan lain-lain. Contohnya mebel, relief dan lain-lain.

d.       Seni kerajinan anyaman, kerajinan ini biasanya menggunakan bahan rotan, bambu, daun lontar, daun pandan, serat pohon, pohon pisang, enceng gondok, dll. Contohnya: topi, tas, keranjang dan lain-lain.

e.        Seni kerajinan batik, yaitu seni membuat pola hias di atas kain dengan proses teknik tulis (casting) atau teknik cetak (printing). Contohnya: baju, gaun dan lain-lain.

E. Contoh seni kriya mancanegara

A.    TIMUR TENGAH

1.     Mesir

Periodesasi peradaban Mesir kuno dibagi menjadi tiga zaman yaitu Mesir Tua (3400-2160 SM), Mesir Tengah (2160-1788 SM) dan Mesir Muda (1500-1100 SM). Bangsa Mesir merupakan bangsa yang mempunyai peninggalan kebudayaan tertua di dunia. Hal ini menunjukkan bahwa kebudayaan Mesir Kuno sudah berkembang dan Maju. Bangsa Mesir merupakan keturunan bangsa Semit yang taat menjalankan kehidupan spiritual. Kepercayaan yang kuat terhadap agama dan kehidupan spiriual sangat mempengaruhi bentuk kesenian yang dihasilkan bangsa Mesir. Kepercayaan terhadap banyak Dewa dan pengagungan terhadap raja atau tokoh yang didewakan tampak pada hampir semua karya seni rupa Mesir.  Seni bangunan Mesir yang terkemuka adalah Piramid, yaitu bangunan yang berfungsi untuk menyimpan mummi (mayat yang diawetkan). Piramid terbesar yang ditemukan di Mesir adalah Piramida Cheops di Giza. Tinggi piramid lebih kurang 150 meer dengan panjang 230 meter, terdiri dari 2,5 juta potong batu. Penginggalan seni bangunan mesir lainnya adalah mastaba, candi, kuil saji dan makam bukit karang.

Seni Mesir saling berhubungan erat satu dengan yang lainnya. Seperti seni

patung misalnya, berkaitan erat dengan seni bangunan. Seni patung Mesir kuno selalau berhubungan dengan pembuatan tempat-tempat sakral. Patung-patung tersebut biasanya stereotip (pengulangan) dari bentuk-bentuk yang pernah ada. Patung-patung ini biasanya mempunyai sikap yang kaku dengan model pra raja atau dewa.

Seperti halnya seni patung, seni relief Mesir juga benyak menceritakan atau menggambarkan kehidupan raja dan dewa. Penggambaran rekyat jelata dibedakan dengan jelas dari raja atau dewa. Jenis relief Mesir termasuk relief rendah. Sikap manusia yang digambarkan dalam relief menunjukkan muka tampak samping (en face) tetapi badan tampak depan (en profile), kaki tampak samping dengan kaki kiri melangkah ke depan.

Seni lukis Mesir mempunyai penggambaran tokoh manusia seperti pada relief. Warna-warna yang dipergunakan sangat sederhana, beberapa diantaranya ditemukan pada berkas papirus, peti mati dan kebanyakan menghiasi dinding bangunan bersama-sama dengan relief. Seni lukis Mesir ditemukan juga menyatu dengan seni patung. Secara keseluruhan seni lukis Mesir tampak seperti pelengkap saja, tidak seperti seni bangunan atau seni patung yang mendapat perhatian penuh.

Dalam kebudayaan Mesir juga ditemukan berbagai benda kerajinan yang digunakan sebagai alat atau perkakas kebutuhan sehari-hari maupun sebagai benda pengiring jenazah. Benda-benda kerajinan ini terbuat dari emas, perak, kayu, tulang dan tembikar.

Karya seni bangunan Mesir (Patung Raksasa Spinx)

Karya seni patung Mesir Purba yang menggambarkan tokoh pendeta (kiri) dan raja (kanan)

Karya seni gambar/lukis Mesir Purba pada lembaran papyrus

2.    Mesopotamia

Mesopotamia merupakan daerah subur yang terletak antara alur dua sungai yaitu sungai Eufrat dan Tigris. Keduanya membentuk delta dan bermuara di teluk Persi. Oleh karena itu Mosopotamia merupakan daerah yang subur dan banyak diperebutkan.

Beberapa bangsa yang cukup terkemuka di kebudayaan Mesopotamia diantaranya bangsa Sumeria, Babilonia, Asiria dan Persia.

Bangsa Sumeria mendirikan kerajaan di dekat muara sungai Eufrat sekitar 3000 SM dengan ibukotanya di Ur. Penginggalan seni rupa dari bangsa ini yang cukup terkenal adalah huruf paku yang berjumlah sekitar 350 buah. Masing-masing huruf melambangkan atau mewakili satu suara. Bangsa Babilonia berkuasa sejak 200 SM dengan rajanya Hammurabi (1750 SM). Pada masa ini mulai diberlakukan undang-undang yang dipahatkan pada batu. Pada beberapa pahatan batu ditunjukkan Hammurabi sedang menerima undang-undang dari Marduk, dewa tertinggi bangsa Babilonia. Seni bangunan peninggalan bangsa Babilonia diketahui berasal dari kerajaan Babilonia II (612 SM) yang dipimpin oleh Nabopalasar dan mencapai masa kejayaan pada masa pemerintahan Nebukadnezar. Beberapa dari seni bangunan tersebut diantaranya: Taman gantung dan Menara Babilonia.  Setelah mengalahkan bangsa Hethit di Babilonia dan Sumeria, Bangsa Asiria menguasai Mesopotamia. Latar belakang kehidupan bangsa ini sebagai pengembara dan gemar berperang menyebabkan banyak peninggalan karya seni rupanya yang menggambarkan kereta perang dan orang berburu. Pada masa ini juga detemukan peninggalan sebuah perpustakaan yang berisi sekitar 2000 buah lempengan tanah liat bergambar huruf paku. Bangsa Persia menguasai Mesopotamia dibawah pemerintahan Cyrus dengan ibu kota kerajaan di Persepolis. Kerajaan Parsi mencapai masa kejayaannya pada masa pemerintahan Darius Agung (521-485 SM). Kebudayaan Persia berkembang pesat dan menyebar hingga ke India.

Karya-karya seni rupa bangsa Mesopotamia

Patung pada istana raja Korsabad karya bangsa Assiria

B.   EROPA

1.     Yunani

Seni Yunani Kuno, seperti halnya seni zaman Mesir Kuno, juga merupakan hasil kebudayaan manusia yang sangat tua usianya. Keberadaaanya diperkirakan telah ada pada abad 7-5 sebelum Masehi. Kebudayaan Yunani dan Romawi Kuno merupakan asal muasal kebudayaan Eropa yang ada saat ini. Kesenian Yunani Kuno dikenal melalui peninggalan arsitekturnya yang indah dan megah serta patungpatung realis dengan bentuk anatomi sangat sempurna. Dalam seni rupa maupun arsitektur hal penting yang menjadi peninggalan zaman Yunani Kuno adalah tentang proporsi bentuk dan pembagian ruang yang disebut ’Proporsi Emas’ atau Golden Section: bahwa perbandingan bagian yang pendek dengan bagian yang panjang adalah 1 : 1,618. Proporsi ini juga dijumpai di alam, yakni pada pertumbuhan pepohonan dan pada pertumbuhan kulit kerang dan juga pada manusia. Proporsi ini hampir diterapkan dalam setiap karya seni rupa dan arsitektur (gb. 78, 79).

Seni Yunani Kuno dapat dibedakan menjadi beberapa periode, yakni Geometric, Archaic, Classical dan Hellenistic. Periode Geometric dimulai sekitar 1000 tahun sebelum Masehi. Pada masa ini pot dihiasi  dengan motif abstrak geometris dan diakhiri dengan motif-motif ketimuran seperti teratai, bentuk singa, sphinx dan ornamen berkembang semakin halus. Periode Archaic ditandai dengan produksi patung dan bentuk berwarna hitam pada pot. Kekuatan niaga didominasi oleh dua kelompok etnis yakni Corinth dan Athen. Produksi pot keramik mereka dijual diseluruh daerah di Yunani dan menyebar hingga Spanyol, Ukraina dan Italia dan mengalahkan produksi daerah lainnya. Warna-warna keramik pada masa ini dibatasi oleh teknik pembakarannya yang hanya mendapatkan warna hitam, merah, putih, dan kuning.

Pada seni patungnya sangat dipengaruhi oleh patung Romawi dan menjadi model patung klasik di kawasan Eropa. Dalam hal bahan dipengaruhi oleh Mesir dan Mesopotamia yang menggunakan batu tetapi bentuknya lebih dinamis dibanding patung Mesir. Ada tiga gaya dalam pengambaran manusia dalam patung yaitu: patung telanjang berdiri, patung berdiri dengan draperi pada pakaiannya, dan patung duduk. Semua menggambarkan tentang pemahaman kesempurnaan dengan ketepatan anatomi bentuk tubuh manusia. Hal ini menjadi subyek yang sangat pokok dalam kesenian Yunani, melihat bentuk tubuh dewa sama dengan bentuk tubuh manusia, tidak ada perbedaan antara seni sakral dan seni sekuler. Oleh karenanya, tubuh manusia dipandang dari keduanya yaitu suci dan duniawi. Hingga akhirnya masyarakat melarang penggambaran tubuh wanita telanjang pada abad IV sebelum Masehi yang menyebabkannya menjadi kurang penting dalam perkembangan seni patung Yunani.

Patung-patung yang dibuat bukan semata untuk keperluan artistik, tetapi pembuatannya banyak didasari dari pesanan para bangsawan dan negara yang digunakan sebagai monumen publik, sebagai persembahan di tempat suci keagamaan atau sebagai tanda pada kuburan. Patungpatung tersebut tidak semuanya menggambarkan tokoh individual tetapi lebih kepada nilai-nilai keindahan, keibaan, penghormatan, dan pengorbanan. Nilai-nilai tersebut selalu digambarkan dalam bentuk tubuh pemuda telanjang (kouros/kouroi) walaupun ditempatkan pada kuburan orang tua. Patung telanjang pemuda (kouros/kouroi) gayanya hamper sama. Gradasi dalam status sosial digambarkan dengan ukuran besar kecilnya dibanding nilai artistiknya.

Pada zaman klasik (500 tahun sebelum Masehi) terjadi perubahan besar dalam seni patung Yunani karena diperkenalkannya konsep demokrasi yang mengakhiri kekuasaan bangsawan yang diasosiasikan oleh patung kouroi. Pada masa ini terjadi perubahan gaya dan fungsi patung, teknik menggambarkan posenya berkembang menjadi lebih naturalistik dengan wujud patung manusia realistik (gb. 80 ). Seni patung pada masa ini penggunaannya diperluas yaitu digunakan sebagai relief pada tempat-tempat suci dan pemakaman.

Selain itu para filusuf dan karyanya juga mewarnai pemikiran orang di seluruh dunia hingga saat ini, antara lain karya Plato, dan Aristoteles. Plato misalnya, menganggap bahwa lukisan merupakan tiruan dari tiruan, karena apabila pelukis melukis meja, meja tersebut sebenarnya merupakan tiruan dari dunia ide pembuatnya. Jadi menurut pandangan ini pelukis yang melukiskan benda buatan manusia adalah meniru tiruan dari pembuat awalnya.

2.    Romawi

Kerajaan Romawi mempunyai penduduk asli Indo-Jerman yaitu bangsa Etruska yang masuk semenanjung Apeninan dari arah Utara pada tahun 1000 Sm. Pada awalnya seni Romawi sangat banyak dipengaruhi seni Yunani. Ciri-ciri seni bangunan Romawi dapat dilihat dari bentuk konstruksinya yang melanjutkan seni

bangunan Yunani, berukuran besar dan megah, menggunakan berbagai bahan (terakota, batu pualam dan logam), mempunyai langit-langit melengkung.

Seni bangunan Romawi berupa bangunan sakral dan profan. Bangunan sakral berupa kuil yang dipengaruhi seni bangunan kebudayaan Hellenisme Yunani. Adapun bangunan profannya yang terkenal diantaranya: Istana, Theater, Amphiteater (colosseum), Circus, Triumphal Arch, Bassilika, Aquaduct dan Thermae.

Seni patung Romawi pada dasarnya merupakan penjiplakan atau kelanjutan seni patung Yunani, hanya saja bahan yang digunakan dirubah dari penggunaan perunggu dengan penggunaan bahan batu pualam. Seni patung Romawi sangat menonjol dalam bentuk potret namun unsur realisnya masih mengikuti gaya Yunani.

Setelah zaman Romawi, Eropa memasuki abad pertengahan hingga tahun 1500 M, kemudian memasuki era seni Rennaisance hingga Barok - Rococco pada abad 17-18 Masehi, dan sejak awal abad 19 Masehi seni rupa Eropa dianggap memasuki era seni rupa Modern Dalam perkembangan selanjutnya, para seniman di Eropa telah dapat

mengembangkan kebebasan dalam berkarya seni dan terlepas dari kungkungan pengaruh agama. Aliran-aliran dalam berekspresi menjadi bermacam-macam di antaranya aliran

• Realisme yang mengutamakan kenyataan di alam dan kehidupan sehari-hari.

• Naturalisme yang mengikuti hukum-hukum alam dalam menggambarkan objek,

• Romantisme yang melebih-lebihkan kenyataan;

• Ekspresionisme yang mengedepankan ekspresi;

• Kubisme yang mengubah bentuk objek mendekati bentuk kubistis;

• Simbolisme yang mengutamakan simbol;

• Surealisme yang mengandalkan alam bawah sadar atau alam mimpi;

• Abstrak yang tidak rnengingatkan kepada bentuk alam dan sebagainya.

C.   ASIA

1.     China

Peradaban Cina purba banyak yang bersumber dari ajaran Lao Tze

(Taoisme), yaitu aliran yang diajarkan seorang filsuf yang hidup pada zaman 4 Masehi. Ajaran ini kemudian menjadi sumber dari segala pemikiran Cina kuno, termasuk alam pikiran para senimannya. Dua orang seniman Cina yang terkenal diantaranya Tsu Ding (375-443 M), seorang pelukis pemandangan alam yang berpendapat bahwa seni tidak dapat dipisahkan dari kemurnian jiwa, kemudian Konfusius seorang filsuf yang hidup pada abad 4 Masehi, berpendapat bahwa seseorang yang akan melukis harus mempunyai dasar hati yang putih bersih.

Secara garis besar, sejarah peradaban Cina terbagi dalam beberapa periodesasi, dimulai sejak Dinasti Hsia (19950-1550SM) yang merupakan tonggak pertama sistem pemerintahan dan kehidupan kesenian. Selanjutnya pada masa kedua yaitu zaman Dinasti Shang (2550-1050 SM) berkembang jenis seni rupa yang ditandai munculnya huruf Cina tertua berbentuk piktograf serta  ditemukannya berbagai ragam hias seperti Ular Naga, Bururng Phoenix, benda benda gangsa dan rumah-rumah dari Batu. Perkembangan kesenian pada masing-masing periode Dinasti berturut- turut menunjukkan kekhasan pada berbagai bentuk kesenian. Pada masa Dinasti Han (206-2220 SM) misalnya, akibat hubungan dengan bangsa-bangasa lain seperti Romawi, Mesopotamia, Persia dan India, muncul corak kesenian yang baru di China. Khususnya dengan India, kebudayaan China menerima pengaruh yang besar dari agama Budha. Pengaruh akulturasi kedua kebudayaan ini menghasilkan leukisan-lukisan pada kain sutra, cetak kayu berukir dan keratan kayu untuk menulis. Pada mas ini berkembang seni lukis binatang yang sangat indah dan hidup. Kebudayaan agama budha yang berkembang di China ini kemudian menyebar ke Korea dan Jepang.

                Selanjutnya pada masa Dinasti Tang (618-907 M) Cina menjadi pusat kebudayaan Timur dengan pengaruh yang berkembang hingga Annam, Kamboja, Korea, Persia dan Laut Kaspia. Peninggalan dari Dinasti ini antara lain Madam, sebuah tempat air dari batu pualam dengan teknik pahat khusus, seni mencetak, terutama untuk gambar-gambar penguasa yang hidup pada masa Dinasti Tang, Naskah tua dan Lukisan yang banyak dijumpai pada dinding-dinding kuil. Pada masa Dinasti Sung (960-1127 M), seni lukis mencapai peuncak keemasannya di Cina Selatan, terutama yang bertema pemandangan dan menekankan penggunaan warna monokromatik. Pada masa dinasti ini juga banyak ditemukan peninggalan keramik seperti keramik Lunc’uan, Ting Yao, Chingtechen dan Dien Yao. Setelah uang kertas berkembang pada masa dinasti Mongol (115-1368 M), kesenian Cina mengalami kemajuan pesat pada masa Dinasti Ming (1368-1644 M).

Pada masa dinasti Ming dibuat bangunan- bangunan yang megah, lukisan-lukisan yang besar barang-barang porselen dan sebagainya. Dengan ditemukannya teknik Glasir, pada masa ini seni keramik semakin menonjol yang berpusat di Chingtrohen. Keramik-keramiknya yang terkenal diantaranya Keramik san tsai yang menggunakan tiga warna, keramik wu tsai yang menggunakan lima warna dan keramik nanking yang menggunakan warna biru putih. Pada masa Dinasti Manchu (1644-1911 M) seni keramik Cina yang merupakan kelanjutan seni Dinasti Ming mencapai masa keemasannya.

Karya-karya seni patung perunggu Cina           Nekara perunggu dari China

2.    India

India, sebagai salah satu suku bangsa tertua di dunia memiliki bentuk- bentuk seni rupa dua dimensi dan tiga dimensi yang khas seperti Stambha, Stupa, wihara, seni patung dan seni lukis.  Seni bangunan di India ditunjukkan oleh kebudayaan Mohenjo-Daro dan Harappa berupa benteng, bangunan-bangunan pemerintah dan rakyat serta tatakota yang indah dan teratur. Pada zaman-raja-raja Maurya (322-184 SM), akibat pengaruh kebudayaan Achaemenid, Persia, tampak pula pengaruh Hellenisme. Seniman-pada saat itu beralih dari bahan teracotta untuk membuat bangunan dengan menggunakan bahan baru. Karya seni Rupa yang dihasilkan pada zaman ini berupa stambha, yaitu tanda peringatan yang terbuat dari batu (monolit). Stambha yang terkenal pada masa ini adalah stambha kepala singa yang ditemukan di Sarnath, menunjukkan adanya pengaruh Persia.

Bangunan lainnya adalah stupa, merupakan tanda peringatan yang sangat penting dalam kesenian Budhha. Pada mulanya stupa berfungsi untuk menyimpan abu jenazah dan benda-benda suci. Ada dua macam stupa yang terkenal di India yaitu Stupa Barhut dan Stupa Sanchi. Disamping tempat pemujaan, seni bangunan India juga mengenal Wihara sebagai tempat para bhiksu dan tamu dari luar negeri atau sebagai tempat pendidikan, dan Chaitya Graha, yaitu tempat pemujaan yang berisi stupa. Chatya Graha ini seluruhnya dipahat pada bukit karang dengan teknik pahatan seperti teknik pahatan kayu.

Gerbang stupa Sanchi di India                            Bagian bangunan Pagoda Hitam di India

Seni patung dan seni lukis India berkembang lagi pada zaman Raja-raja Kushana (500SM – 300M). Peninggalan pada zaman ini banyak ditemukan didaerah Ghandara berupa lukisan-lukisan fresco. Seni patung pada zaman ini mendapat pengaruh Yunani, karena daerah Ghandara merupakan daerah yang banyak dilalui bangsa-bangsa asing. Patung Budha yang dihasilkan pada zaman ini sudah berupa patung manusia dan bukan merupakan lambang-lambang seperti pada masa sebelumnya di India Tengah. Seni rupa pada masa Kushana ini berkembang pula di daerah Mathura (50-200 M), Amarawati (150-300 M) dan mencapai puncaknya pada masa-raja-raja Gupta (300-600 SM).

Seni Patung India (Patung Budha dari Gandara)             Bagian dari tugu Asoka di India

Pada abad ke 10 lahir kerajaan Chola di India Selatan, yang kemudian lenyap setelah mengalami beberapa kali perbutan kekuasaan. Pada masa kerajaan ini banyak dibangun kuil seperti kuil Karlasa dan Ellora. Pada masa ini juga lahir kesenian yang berupa patung tembaga. Secara garis besar rumah-rumah pemujaan di India dapat dibedakan dalam beberapa corak, antara lain: Corak Aryavatra dari India Utara yang berdiri sendiri dan mempunyai menara, Corak Dravida dari India Selatan, merupakan rumah pemujaan yang terdiri dari beberapa kelompok bangunan dan corak Chalyuka

yang merupakan gabungan corak India Utara dengan India Selatan. Melalui penyebaran agama Hindu dan Budha serta hubungan perdagangan, kebudayaan India menyebar keberbagai daerah lainnya di dunia seperti Birma, Kamboja, Thailand, Srilanka dan Indonesia.

Rangkuman

Perkembangan seni rupa di mancanegara mengalami dan telah dimulai

sejak zaman prasejarah. Berbagai benda seni rupa tersebut berkembang dari

berbagai bentuk benda kebutuhan hidup. Karya seni rupa yang dihasilkan dari berbagai bentuk benda kebutuhan hidup. Karya seni rupa yang dihasilkan dari peradaban tertua mencanegara ditemukan di India, kemudian Mesir, Tiongkok, Persia, Yunani dan Romawi. Karya-karya seni rupa yang dihasilkan oleh bangsa- bangsa tersebut berupa seni bangunan, seni patung, seni lukis atau seni hias, dan seni kriya. Seni rupa pada awalnya diciptakan bukan sebagai ekspresi individu

seperti yang kita kenal pada karya-karya seni murni saat ini, tetapi berkembang dari berbagai kebutuhan dan fungsi yang bersifat sosial maupun religi.

Perkembangan bentuk-bentuk karya seni rupa di India dan Tiongkok selanjutnya sangat mempengaruhi perkembangan bentuk-bentuk karya seni rupa di wilayah Asia termasuk Indonesia. Sedangkan karya-karya seni rupa bangsa Romawi Kuno, Mesir Kuno dan Yunani Kuno, selanjutnya mempengaruhi gagasan dan bentuk-bentuk karya seni rupa di Barat (Eropa dan Amerika). Seni rupa di tiga tempat itu memiliki kualitas yang sangat hebat sejak dahulu. Mereka telah membuat bangunan-bangunan yang megah dan kokoh, pembuatan patung yang besar dan rumit serta lukisan- lukisan yang berkualitas tinggi. Tema utama kesenian pada ketiga bangsa kuno tersebut adalah kehidupan saat itu yang dipengaruhi oleh sistem keyakinan dan kepercayaan. Pada Bangsa Mesir kuno yang mengenal banyak dewa tampak bangunan piramida, patung Sphinx, dewa- dewi dan patung raja (fir’aun) yang besar dengan gaya deformatif (penggubahan bentuk). Pada Bangsa Romawi Kuno tampak bangunan-bangunan mewah dan megah yang ditujukan untuk kehidupan yang bersifat keduniawian maupun

kepercayaan. Tema patung bervariasi, kebanyakan diambil dari legenda atau kepercayaan akan dewa-dewa dengan bentuk tubuh manusia ideal.


                Sistem kepercayaan, dan agama yang dominan pada kebudayaan masing- masing bangsa tersebut sangat mempengaruhi bentuk-bentuk karya seni yang dihasilkannya. Setelah akhir zaman Romawi, Eropa memasuki abad pertengahan hingga tahun 1500 Masehi. Setelah memasuki zaman Renaisan hingga Barok dan Rococo pada abad 17 -18, sejak awal abad 19 Eropa memasuki Era Seni Rupa Modern sekaligus menandai awal era seni rupa Modern dunia.


Page 2