Ceritakan dengan singkat Siapakah Bilal bin Rabah?

Merdeka.com - Bilal bin Rabah merupakan orang berkulit hitam dari Habsyah (Ethiopia) yang memeluk agama Islam ketika masih menjadi budak. Dia merupakan salah satu sahabat Nabi yang dipilih untuk mengumandangkan azan pada zamannya. Peristiwa tersebut terjadi pada tahun pertama Hijriah.

Ketika dia ketahuan memeluk agama Islam, dia terus-terusan disiksa setiap hari oleh sang majikan agar meninggalkan Islam.

Abu Bakar menemukan Bilal bin Rabah di bawah terik matahari. Saat itu, dia sedang mendapat hukuman dari majikannya bernama Umayyah di tengah padang pasir yang sangat panas dan lehernya pun diikat.

Bilal ditelentangkan menghadap matahari dan dadanya ditindih dengan batu yang sangat besar sehingga membuat napas Bilal terasa sesak.

Dikutip dari buku Kisah azan Terakhir Sahabat Nabi Bilal bin Rabbah, karya Muham Sakura Dragon, Umayyah dengan kejamnya menyiksa Bilal dan berkata, "Kamu tidak akan kulepaskan dari siksaan ini hingga kamu mau mendustakan Muhammad dan kembali mengikuti agamamu yang dulu. Sembahlah Latta dan Uzza", ucap Umayyah dengan lantang.

Bilal pun hanya dapat menjawab dengan lirih "Ahad! Ahad! Ahad!" dia bermaksud mengucap Allahu Ahad (Allah Maha Esa).

Sang majikan melakukan itu semua karena ingin mengembalikan Bilal kepada ajaran agamanya yang lama. Abu Bakar membebaskan Bilal dengan membelinya dari Umayyah. Kemudian Bilal dibawa Abu Bakar menuju ke rumahnya untuk dirawat dan diobati luka-lukanya.

Pada saat Rasulullah hijrah menuju Madinah, Bilal senantiasa menemani dan menjaga Rasullulah kemana pun, termasuk dalam setiap peperangan. Awalnya untuk mengetahui waktu salat, umat Islam berkumpul terlebih dahulu untuk menentukan waktu salat.

Karena menyulitkan akhirnya Nabi Muhammad memanggil salah satu umat untuk membunyikan terompet. Namun Rasullullah mengubahnya, dia beranggapan jika orang Yahudi menggunakan cara yang sama untuk memanggil kaumnya.

Tiba-tiba datanglah sahabat Nabi bernama Abdullah bin Zaid. Abdullah bin Zaid bermimpi bahwa ia bertemu seorang pria yang menggunakan dua helai kain berwarna hijau sambil membawa lonceng. Dia menawarkan diri untuk membeli bel tersebut, bel tersebut akan digunakan untuk memanggil orang-orang untuk salat.

Abdullah kembali menawarkan kepada Rasulullah SAW panggilan salat yang lebih baik yaitu empat kali seruan "Allahu Akbar" dua kali seruan "Asyhadualla Ilaaha Illallah" dua kali seruan "Asyhadu Annamuhammadarrasulullah" lalu dua kali "Hayya 'Alas Shalah" dan dua kali seruan "Hayya 'Alal Falah" lalu "Allahu Akbar, Allahu Akbar, Laa Ilaaha Illallah".

Nabi Muhammad SAW menyetujui pendapat Abdullah, dan memintanya untuk segara menemui Bilal untuk mengajarkan azan tersebut padanya. Bilal dipilih Rasulullah menjadi muadzin karena ia memiliki suara yang indah.

Selain itu Bilal mempunyai suara keras sehingga dapat menjangkau jarak jauh sekalipun. Bilal menjadi muadzin pertama yang mengumandangkan azan di kota Madinah.

Bilal sangat menikmati perannya sebagai muadzin, hingga suatu ketika Rasulullah meninggal dunia. Bilal bersiap untuk mengumandangkan azan pertamanya setelah Rasul meninggal. Namun saat dia berucap "Allahu Akbar" dan hendak mengucap nama Rasulullah, dia tidak kuasa menahan kesedihan itu.

Bilal menangis terisak-isak hingga dia tidak dapat meneruskan azannya. Dia lalu berkata bahwa tidak akan pernah lagi mengumandangkan azan. Bilal meminta Abu Bakar untuk membiarkannya pergi ke Suriah dan kemudian menetap di Kota Damakus hingga akhir hayatnya.

Setelah Rasulullah SAW wafat, Bilal hanya mengumandangkan azan sebanyak dua kali, yakni saat Umar bin Khattab datang ke Damakus dan ketika dia mengunjungi makam Rasulullah SAW di Madinah.

tirto.id - Bilal bin Rabbah menjadi muazin pertama dalam Islam dan berhenti mengumandangkan adzan setelah wafatnya Nabi Muhammad shallallahu alaihi wasallam.

Bilal bin Rabbah adalah sahabat Nabi Muhammad shallallahu alaihi wasallam yang memiliki jasa besar dalam sejarah awal dakwah Islam.

Dia dikenal sebagai pengumandang azan (muazin) pertama kali, yang menandai azan sebagai tanda masuknya waktu shalat.


Dan, Bilal adalah salah satu orang yang mengimani ketauhidan atas Allah di saat Nabi Muhammad masih berdakwah secara sembunyi-sembunyi.

Bilal dilahirkan di daerah As Sarah lebih kurang 43 tahun sebelum Hijrah (578 Masehi). Dia putra dari Rabah dan Hamamah yang merupakan budak di Mekkah.

Bilal mewarisi kulit yang hitam sehingga kerap dijuluki ibnus sauda (putra wanita hitam).

Perawakan Bilal digambarkan dengan badan tinggi kurus, agak membungkuk, rambut lebat, dan berkulit hitam.

Dikutip laman jurnal Universitas Galuh, awalnya Rabbah sekeluarga menjadi budak dari Bani Abduddar. Setelah Rabbah meninggal, Bilal diwariskan pada Umayyah bin Khalaf.

Awal masuk Islam

Kisah perkenalan Bilal dengan Islam dimulai saat dirinya masih menjadi budak Umayyah bin Khalaf dari Bani Jumuh.

Ketika dakwah Nabi Muhammad terdengar Bilal, dia tertarik dan menyatakan diri masuk Islam di depan Nabi Muhammad. Semenjak itu, imannya tiap hari makin kuat dalam memeluk agama ini.

Kekuatan imannya ditunjukkan saat keislamannya diketahui sang majikan. Dalam buku Aqidah Akhlak Kelas IV (Kemenag 2020) tertulis bahwa Bilal disiksa dan dijemur di tengah gurun pasir. Siksaan itu bahkan berlangsung sampai beberapa hari.

Kala itu, pada perut Bilal diikat batu besar. Lehernya dililit dengan tali. Lebih kejam lagi, anak-anak dari orang kafir disuruh menyeretnya pada perbukitan Mekkah.

Namun, Bilal tetap tegar dan hanya memohon pada Allah. Dia sama sekali tidak mau meninggalkan Islam seperti yang diminta majikannya.

Dia selalu mengucapkan "Ahad...Ahad..." sebagai bentuk ketulusan mencintai dan mentauhidkan Allah.

Pertolongan Allah lantas datang melalui Abu Bakar As Siddiq. Bilal ditebus dari tangan Umayyah bin Khalaf, lalu dimerdekakan dari statusnya sebagai budak.

Lalu, Bilal bergabung bersama kaum muslimin lain sebagai orang yang bebas.

Bilal sang muazin

Semenjak lepas dari perbudakan, Bilal lebih banyak menghabiskan waktu bersama Nabi Muhammad.

Kedekatannya itu membuat Bilal sangat dihormati dan dimuliakan para sahabat. Bilal juga menorehkan sejarah sebagai muazin pertama dalam Islam.

Peristiwa tersebut terjadi pada saat hijrahnya Nabi Muhammad ke Madinah. Bilal diajak ikut serta dalam rombongan. Masyarakat di sana juga mulai membangun masjid yang kini sampai sekarang dikenal sebagai Masjid Nabawi.

Setelah pembangunan masjid selesai, Bilal lalu ditunjuk Nabi Muhammad untuk mengumandangkan azan.

Bilal memiliki suara merdu nan lantang. Lalu, semenjak itu, azan dijadikan sebagai pertanda masuknya waktu salat lima waktu.

Ada kebiasaan yang dilakukan Bilal setelah mengumandangkan azan. Dia akan berdiri di depan rumah Nabi Muhammad seraya mengatakan, "Hayya 'alash shalaah hayya 'alash shalaah".

Begitu Nabi mulai tampak keluar dari rumahnya, iqamat akan dilantunkan dan salat berjamaah dimulai.

Bilal menjadi muazin sampai akhir hayat Nabi Muhammad. Namun, setelah wafatnya Nabi, Bilal tidak pernah bisa menyelesaikan lantunan azannya.

Begitu cintanya pada Rasulullah, suara Bilal akan tersendat saat melafalkan kalimat "asyhadu anna Muhammadar Rasulullah".

Dilansir laman Kemenag, hal itu disebabkan suara Bilal seakan tenggelam sewaktu mengucapkan lafal tersebut.

Dia teringat dengan Rasulullah dan larut dalam tangisan karena begitu merindukannya. Semenjak Nabi Muhammad wafat tersebut, Bilal berhenti menjadi muazin.

Baca juga:

  • 10 Daftar Nama-Nama Sahabat Nabi Muhammad yang Dijamin Masuk Surga
  • Kisah Teladan Sahabat Nabi Zubair bin Awwam: Sepupu Rasulullah SAW


Baca juga artikel terkait SAHABAT NABI atau tulisan menarik lainnya Ilham Choirul Anwar

(tirto.id - Pendidikan)

Kontributor: Ilham Choirul Anwar
Penulis: Ilham Choirul Anwar
Editor: Dhita Koesno

Siapa itu Bilal bin Rabah Ceritakan secara singkat?

KOMPAS.com - Bilal bin Rabah adalah salah satu sahabat Nabi Muhammad paling tepercaya dan setia. Bilal bin Rabah juga merupakan orang pertama yang menjadi muadzin atau orang yang bertugas mengumandangkan azan. Bilal menjadi muadzin setelah ditunjuk langsung oleh Nabi Muhammad SAW.

Bagaimana kisah Bilal bin Rabah?

Bilal bin Rabah al Habsyi semula memang seorang budak milik Umayyah bin Khalaf yang kemudian dimerdekakan oleh sahabat Nabi Abu Bakar setelah mengalami penyiksaan karena kepercayaan yang ia anut. Nama julukannya di antaranya adalah as-Shadiqu al-Iman, al-Badzil nafsahu duna dinihi, dan Mu`adzinu Rasulillah.

Siapa itu Bilal bin Rabah brainly?

Jawaban. Jawaban: Bilal bin Rabah (Arab: بلال بن رباح, sekitar 580–640 Masehi; Bilal al-Habsyi, Bilal bin Riyah, Ibnu Rabah) adalah seorang budak berkulit hitam dari Habsyah (sekarang Ethiopia) yang masuk Islam ketika masih diperbudak.