Foto 4.17 menunjukkan kegiatan gladi bersih oleh salah satu delegasi. Gladi bersih dilakukan pada hari dimana delegasi tampilk namun berbeda waktu antara gladi bersih dan waktu penampilan. Pergelaran SIPA dilaksanakan pukul 19.00 WIB sehingga waktu gladi bersih dilaksanakan siang hari. Gladi resik dilakukan pada pukul 11.00 WIB hingga 17.00 WIB. Durasi waktu setiap penampil untuk dapat gladi bersih adalah 60 menit, gladi bersih oleh delegasi meliputi orientasi panggung, loading properti, loading musik, loading lighting, dan check sound untuk delegasi dengan penampilan seni musik. Gladi bersih dilakukan bertujuan untuk memaksimal persiapan delegasi untuk menunjang penampilan pada pergelaran Solo International Performing Arts (SIPA). 4.4.5 Pengawasan Pengawasan yang dilakukan pada manajemen seni pertunjukan Solo International Performing Arts di Surakarta dilaksanakan dengan pengawasan secara langsung oleh direktur Komunitas SIPA meliputi seluruh kegiatan selama manajemen seni pertunjukan Solo International Performing Arts berlangsung seperti pemilihan delegasi, persiapan tema, rapat rutin, pengeluaran biaya produksi, publikasi SIPA, penjadwalan delegasi untuk gladi bersih. Pengawasan langsung dilakukan sendiri oleh direktur Komunitas SIPA sehingga terjadi kontak langsung antara atasan dan bawahan sekaligus menjalin hubungan yang lebih erat antara direktur dengan panitia SIPA. Berdasarkan wawancara dengan Irawati Kusumorasri selaku direktur Komunitas SIPA mengungkapkan Biasanya ketika mereka dikasih kerjaan tidak segera dilakukan ketika ditanya baru ada perkembangan apa. Kalo ada hal yang dapat dilakukan itu kurang tanggap. Jadi bunda harus sering tanya. Harus diburu-buru dulu, ya pekerjaan sering mepet deadline. Biasanya ditegur “rampung kapan kalo ga sanggup cari orang lain. Menegur bisa ke koordinator dulu tapi kalo ketemu anaknya ya langsung ditegur. Pernyataan diatas menunjukkan sikap kepemimpinan direktur SIPA yang melakukan proses pengawasan pada proses manajemen. Tidak semua pengawasan langsung kepada yang bersangkutan namun lebih kepada koordinator per divisi sehingga pengawasan direktur lebih ringan. Pengawasan manajemen SIPA dilakukan dengan cara laporan ditempat. Laporan di tempat yang dimaksud adalah melapor perkembangan kerja per divisi pada setiap minggu. Sikap kepemimpinan direktur SIPA sekaligus mengajar kepada seluruh anggota tentang kedisiplinan karena pada proses manajemen ada target waktu yang harus dicapai. Berdasarkan wawancara dengan Irawati Kusumorasri selaku direktur Komunitas SIPA mengungkapkan Selama 7 tahun bunda selalu mengikuti seluruh kegiatan apa saja yang dilakukan di SIPA. Terutama lima tahun pertama jadi tahu proses-prosesnya nah tahun keenam sudah mulai memberi kesempatan yang lain untuk regenerasi. Dicoba diberi tanggung jawab ini dan nanti kelihatan. Dan tahun ke 11 ini ada co Direktur untuk mengurus organisasi SIPA. Pernyataan di atas menunjukkan keterlibatan direktur Komunitas SIPA dalam mempersiapkan kegiatan Solo International Performing Arts sehingga kelebihan dan kekurangan telah beliau kuasai. Irawati Kusumorasri selaku direktur SIPA sudah melakukan regenerasi dengan melatih orang yang beliau percaya sebagai wakil direktur SIPA. Berdasarkan wawancara dengan wakil direktur SIPA yaitu Putri Memes Wigaringtyas mengatakan Sebagai koordinator Bu ira ingin garda terdepan adalah itu saya, sebagai penyambung lidah ke saya dulu. Menyampaikan ke saya dulu kemudian ke bu ira. Urusan teknis ke saya, pokoknya yang berhubungan dengan keuangan ke Bu Ira. Rapat rutin dulu awal masih sebulan sekali lalu dua minggu sekali dan lanjut seminggu sekali. Pernyataan diatas menunjukkan terdapat pembagian pengawasan atau pengendalian yang dilakukan oleh direktur SIPA. Pembagian pengawasan terbagi menjadi dua antara administrasi dan teknis pertunjukan, administrasi oleh direktur SIPA yaitu Irawati Kusumorasri dan teknis pertunjukan oleh wakil direktur yaitu Putri Memes Wigaringtyas. 152 BAB V PENUTUP 5.1 Simpulan Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan tentang Manajemen Seni Pertunjukan Solo Internatioanl Performing Art (SIPA) di Surakarta dapat disimpulkan Pertunjukan Solo Internatioanl Performing Art (SIPA) di Surakarta selain memberi apresiasi seni pertunjukan kepada masyarakat juga menambah pengalaman berorganisasi untuk pemuda pemudi kota Surakarta dan menjadi soft diplomasi antar daerah maupun antar negara. Solo Internatioanl Performing Art (SIPA) diselenggarakan oleh organisasi semi formal yang bersifat non profit yaitu Komunitas SIPA secara terencana. Perencanaan dapat dilihat mulai dari proses menentukan tema, pemilihan delegasi dan perencanaan administrasi. Perencanaan yang matang didukung oleh Sumber Daya Manusia (SDM) yang terampil dan terorganisir. Bantuan dari pihak sponsorship adalah modal yang diandal sebagai biaya produksi dan biaya operasional selama proses pertunjukan. Metode yang digunakankan untuk mengorganisasi manajemen SIPA terbagi menjadi dua yaitu divisi artistik dan non artistik sehingga memenuhi materi pertunjukan. Materi pertunjukan didukung oleh alat yang menunjang kebutuhan pertunjukan sehingga Solo Internatioanl Performing Art (SIPA) memberi pertunjukan yang berkualitas dan spektakuler. Penggunaan media sosial secara maksimal sebagai sarana publikasi berhasil menarik banyak penonton untuk menyaksi kemegahan Solo International Performing Arts (SIPA) 2019 dibukti dengan kehadiran penonton berjumlah 40.000 orang. Aspek pengawasan Solo International Performing Art (SIPA) tergantung pada pimpinan utama Komunitas SIPA sehingga dapat mempertahankan kelangsungan Solo International Performing Art (SIPA) di tahun berikutnya. 5.2 Saran Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan, disampaikan saran-saran dari peneliti sebagai berikut. 1. Bagi Komunitas SIPA perlunya pengurus administrasi keuangan yang bersifat tetap selain sekretaris agar setiap pelaksanaan pertunjukan lebih efisien. 2. Bagi direktur SIPA perlu memberi wewenang kepada administrasi keuangan agar terjadi pembagian peran yang sesuai. 3. Perlunya menerapkan sistem kedisiplinan baru untuk relawan yang lolos mengikuti seleksi agar pengorganisasian kepanitiaan lebih maksimal. 4. Bagi Pemerintah perlu memberi alokasi dana sesuai dengan kapasitas pertunjukan. 155 DAFTAR PUSTAKA Alifa Mazida dan Jajang Gunawijaya. 2018. Komunitas SIPA: Sebuah NGO (Non-Governmental Organization) dibalik Keberhasilan Penyelenggaraan SIPA (Solo International Performing Arts). Diunduh dari http://lib.ui.ac.id/naskahringkas/2018-11/S59688 Robbani%20Alifa%20Mazida Ananda, Istifani Ariski. 2016. Manajemen Pertunjukan Parade Surya Senja di gedung grahadi Surabaya Jurnal Pemikiran Seni Pertunjukan vol 1 no 9. Diunduh dari https://jurnalmahasiswa.unesa.ac.id/index.php/apron/article/view/15889 Anggararas, Margareta. 2016. Analisis Deskriptif Manajemen Pertunjukan Pagelaran Musik Bertajuk “LELAGU” di Yogyakarta. Diunduh dari http://eprints.uny.ac.id/45369/ Astitisar, Mughny El Afwa 2017. Manajemen Pergelaran Seni Pertunjukan pada kegiatan Siswa di SMA Negeri 1 Kedungwuni Kabupaten Pekalongan. Jurnal Digilib UNNES. Diunduh dari https://lib.unnes.ac.id/31000/1/2501413134.pdf Azwardi.2019. Manajemen Pengelolaan Sanggar Tari Kuda Lumping Bangun Trisno di Kecamatan Rasau Jaya Kabupaten Kubu Raya Jurnal Pendidikan dan Pembelajaran Khatulistiwa. Volume 08 No 01. Diunduh dari http://jurnal.untan.ac.id/index.php/jpdpb/article/view/30713 Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan. 2016. Diunduh dari https://kebudayaan.kemdikbud.go.id/bpnbyogyakarta/wayang-orang-ngesti-pandowo-2001-2015-kajian-tentang-manajemen-seni-pertunjukan/ Kurniadi, A Barokah. 2016. Manajemen Komunitas Seni Masyarakat Lupur Kabupaten Bangkalan. APRON Jurnal Pemikiran Seni Pertunjukan Volume 2 No 8. Diunduh dari https://jurnalmahasiswa.unesa.ac.id/index.php/apron/article/view/13852 Meisek, Stefan. 2014. The science of making management an art. Scandinavian Journal of Management Volume 30, Pages 134-141. Diunduh dari https://www.sciencedirect.com/science/article/abs/pii/S0956522114000062 Murbiyantoro, Heri. 2012. Manajemen Produksi Pertunjukan Surabaya Symphoni Orchestra di Surabaya sebagai sarana Pendidikan Apresiasi Musik. Chatarsis: Journal of Arts Education Volume 1 No 1. Diunduh dari https://journal.unnes.ac.id/sju/index.php/catharsis/article/view/29 Mustajab, Andi. 2013. Sistem Manajemen Sanggar Seni Ambarala Kecamatan Bungoro Kabupaten Pangkep. Diunduh dari https://www.google.com/searchq=Sistem+Manajemen+Sanggar+Seni+Amb arala+Kecamatan+Bungoro+Kabupaten+Pangkep&oq=Sistem+Manajemen +Sanggar+Seni+Ambarala+Kecamatan+Bungoro+Kabupaten+Pangkep&aq s=chrome..69i57.1126j0j4&sourceid=chrome&ie=UTF-8 Auliyana Ragil. 2018. Manajemen Sanggar Wijaya Kusuma di Dusun Grogol Desa Margodadi Kecamatan Seyegan Kabupaten Sleman Yogyakarta. Vol. 07, No. 02, hal 1-10. Diunduh dari http://journal.student.uny.ac.id/ojs/index.php/tari/article/view/13660 Bayu, Yudistriangga. 2011. Manajemen Grup Musik Refresh di Semarang. Diunduh dari https://lib.unnes.ac.id/7820/ Bisri, M. H. (2011). Pengelolan Organisasi Seni Pertunjukan. Harmonia: Journal of Arts Research and Education, 1(1). https://doi.org/10.15294/harmonia.v1i1.838 Elvira .2019. Manajemen Grup Sendratari pada Program Studi Pendidikan Sendratasik Universitas Palangka Raya (UPR). jurnal Tata Kelola Seni vol 5 no 2. Diunduh dari http://journal.isi.ac.id/index.php/JTKS/article/view/3259 Mulyawan, Erlian Yusuf. 2018. Manajemen Seni Pertunjukan pada Grup Orkes Senggol Tromol. Vol. 07, No. 02. Diunduh dari https://journal.unnes.ac.id/sju/index.php/jsm/article/view/26541 Fawarti Gendra Nata Utami. 2016. Manajemen Studi Kasus pada Solo Karnaval. Solo Internasional Performing Arts, Solo Batik Carnival, dan Solo Menari. Jurnal Acintya. Vol.08, No.1, hal 48-58. Diunduh dari https://jurnal.isi-ska.ac.id/index.php/acintya/article/view/1917 Hadi, Sutrisno, 1987. Metodologi Reseach. Jakarta: Rineka Cipta Handoko, T. Hani. 2017. Manajemen Edisi Kedua. Yogyakarta: BPFE-Yogyakarta Haryono, Sutarno. 2005. “Penerapan Management Seni Pertunjukan Pada Teater Koma.” Harmonia VI(3). Hasibuan, Malayu S.P., 2004. Manajemen Dasar, Pengertian, dan Masalah, Edisi Keempat, Jakarta: PT Toko Gunung Agung. Jaeni.2014. Kajian Seni Pertunjukan dalam Prespektif Komunikasi Seni. Bogor: PT Penerbit IPB Press Jazuli, M. 2014. Manajemen Seni Pertunjukan Edisi 2. Yogyakarta: Graha Ilmu _____. 2016. Peta Dunia Seni Tari. Sukoharjo: CV. Farishma Indonesia Malarsih. 2007. Profil Pura Mangkunegaran dalam Struktur Organisasi dan Pengelolaan Organisasi Seni. Jurnal Harmonia. Vol. 08, No. 02, hal 118-127. Diunduh dari https://journal.unnes.ac.id/nju/index.php/harmonia/article/view/784 Meisek, Stefan. 2014. The Science of making management an art. Scandinavian Journal of Management. Volume 30. Pages 134-141. Diunduh dari https://www.sciencedirect.com/science/article/abs/pii/S0956522114000062 Moleong, L. J. 2000. Metode Penelitian Kualitatif. Remaja Rosdakarya: Bandung. 167 hlm. _________. 2010. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: Remaja Rosda Karya. Moleong, Lexy J. 2004. Metode Penelitian Kualitatif. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya. Bisri, M. H. (2011). Pengelolan Organisasi Seni Pertunjukan. Harmonia: Journal of Arts Research and Education, 1(1). https://doi.org/10.15294/harmonia.v1i1.838 Purnomo, H., & Subari, L. (2019). Manajemen Produksi Pergelaran: Peranan Leadership dalam Komunitas Seni Pertunjukan, 3(2), 111–124. Rakadea, Rhedik. 2016. Pengelolaan Solo International Performing Arts (SIPA) dalam Mendorong Pariwisata Kota Surakarta. Diunduh dari https://digilib.uns.ac.id/dokumen/detail/51212/Pengelolaan-Solo- International-Performing-Arts-SIPA-dalam-Mendorong-Pariwisata-Kota-Surakarta Rohidi, Tjetjep Rohendi. 2011. Metodologi Penelitian. Semarang: Cipta Prima Nusantara. Sari, Arum Perwita. 2016. Manajemen Organisasi Sanggar Tari Tresna Budaya Adi di Kronggahan GAmping Sleman Yogyakarta. Diunduh dari http://eprints.uny.ac.id/31333/1/Skripsi_Arum_2016.pdf Satwika Rosyida Wijayaningrum. 2018. Analisis Manajemen Event Gumelem Etchnic Carnival Tahun 2016 dalam Melestarikan Kebudayaan di Gumelem Banjarnegara. Skripsi. Diunduh dari https://dspace.uii.ac.id/bitstream/handle/123456789/6653/SKRIPSI.pdfsequ ence=1&isAllowed=y Simatupang, Lono Lastoro dan Rachel Mediana Untung.2010. Pengelolaan Pertunjukan Musik Pusat Kebudayaan Belanda Erasmus Huis Di Indonesia. Jurnal Universitas Kristen Satya Wacana. Diunduh dari https://repository.uksw.edu/bitstream/123456789/2814/2/ART_Rachel%20 MU%2C%20Lono%20L%20Simatupang_Pengelolaan%20Pertunjukan%20 Musik%20Pusat%20Kebudayaan_Full%20text.pdf Sugiyono. 2011. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D. Bandung: Alfabeta. Sutarno Haryono. 2005. Penerapan Manajemen Seni Pertunjukan pada Teater Koma. Jurnal Harmonia. Vol.6, No.3. Sutiyono. 2010. Manajemen Seni Pertunjukan Kraton Yogyakarta Sebagai Penanggulangan Krisis Pariwisata Budaya. Vol 38 no 02. Diunduh dari http://journal2.um.ac.id/index.php/jbs/article/view/48 Rohidi, R, Tjejep. 2011. Metodelogi Penelitian Seni. Semarang: Cipta Prima Nusantara. Takari, Muhammad.2008. Manajemen Seni. Sumatera Utara: Studia Kultura Utami, Eva Fajar.2015. Manajemen Organisasi Unit Kesenian Jawa Gaya Surakarta Universitas Gadjah Mada Yogyakarta. E Journal Universitas Negri Yogyakart. Vol 4 no 4. Diunduh dari http://eprints.uny.ac.id/16611/1/Eva%20Fajar%20Utami%2010209244025. pdf Wildan, Riwangga. 2015. Analisis Manajemen Event Jogja Fashion Festival 2016 Untuk Penguatan Citra Plaza Ambarukmo. Diunduh dari https://dspace.uii.ac.id/handle/123456789/10064 https://www.academia.edu/32155910/Bab_3_Gambaran_Umum_Kawasan_Pariwi sata_Kota_Surakarta.docx https://surakartakota.bps.go.id/publication/download.htmlnrbvfeve=ZWE5MWNh OWIxY2Q3ZGNiMWNiYjBkMjEy&xzmn=aHR0cHM6Ly9zdXJha2FydG Frb3RhLmJwcy5nby5pZC9wdWJsaWNhdGlvbi8yMDE4LzA5LzI2L2VhO TFjYTliMWNkN2RjYjFjYmIwZDIxMi9rZWNhbWF0YW4tbGF3ZXlhbi1 kYWxhbS1hbmdrYS0yMDE4Lmh0bWw%3D&twoadfnoarfeauf=MjAxOS 0wOC0zMCAwNToyNTo0MA%3D%3D http://dispendukcapil.surakarta.go.id/20XIV/index.php/en/2014-05-21-04-43- 06/2017-08-02-12-38-23/buku-profil-perkembangan-kependudukan-kota-surakarta-tahun-2018 Lampiran 1 Biodata Peneliti Nama : Alvia Nur Vida NIM : 2501415103 Jurusan : Seni Drama, Tari dan Musik Program Studi : Pendidikan Seni Tari Fakultas : Bahasa dan Seni Universitas : Negeri Semarang Tempat, tanggal lahir : Semarang, 27 Mei 1995 Agama : Islam Telepon : 08985854166 Lampiran 2 Biodata Narasumber Utama Nama : Dra. R. Ay. Irawati Kusumorasri, M. Sn Tanggal Lahir : 12 Desember 1963 Alamat : Jl Kedasih No 22 Kerten Email : Riwayat Pendidikan : Fakultas Sastra Universitas Sebelas Maret (UNS) S2 Institut Seni Indonesia (ISI) Surakarta Riwayat Karya : Oncat Srimpi Topeng Sumunar (1994) Operet Timun Emas (1996) Obong (1997) Beksan Sekar RAtri Srimpen Kendi Sekar Putri (1999) Bedhaya Kakung ‘Siguse’ (2000) Sekar Jagad (2001) Lampiran 3 Surat Keputusan Dosen Pembimbing Skripsi Lampiran 8 Pedoman Penelitian Pedoman Observasi Sub Fokus Solo International Performing Art (SIPA) Jenis Kegiatan Manajemen Seni Pertunjukan SIPA Tempat Observasi Sekretariat SIPA Manajemen Seni Pertunjukan SIPA 1. Unsur manajemen Seni Pertunjukan SIPA 2. Fungsi manajemen Seni Pertunjukan SIPA Pedoman Wawancara Sub Fokus Komunitas SIPA Informan Biodata diri informan Tanggal Wawancara Menyesuai Informan Tempat Wawancara Menyesuai Informan Pertanyaan: 1. Kapan Komunitas SIPA didiri? 2. Bagaimana awal mula terselenggaranya event SIPA? 3. Apa visi, misi dan tujuan penyelenggaraan Solo International Performing Art? 4. Bagaimana proses menentukan tema dan konsep SIPA? 5. Bagaimana peran Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kota Surakarta menanggapi terselenggaranya event ini? 6. Bagaimana perencanaan Pra – SIPA? 7. Apakah dalam SIPA melibatkan sponsor? 8. Kapan kepanitiaan direncana? 10. Alasan melibatkan relawan dalam kepanitiaan? 11. Kapan panitia mulai menjalan aksi? 12. Apa kelemahan dan kelebihan kepanitiaan SIPA? 13. Bagaimana menentukan kriteria pengisi acara baik lokal maupun internasional? 14. Kendala-kendala yang dihadapi? 15. Bagaimana monitoring yang dilakukan? 16. Bagaimana proses evaluasi yang dilakukan? Pedoman Dokumentasi Sub Fokus Solo International Performing Art (SIPA) Jenis Dokumentasi Foto, Audio, Video Tempat Sekretariat SIPA dan Benteng Vastenburg 1. Dokumentasi organisasi dalam Seni Pertunjukan SIPA 2. Dokumentasi rangkaian kegiatan Seni Pertunjukan SIPA 3. Dokumentasi wawancara dalam kegiatan Seni Pertunjukan SIPA 4. Dokumentasi pergelaran dalam Seni Pertunjukan SIPA Lampiran 9 Transkrip Wawancara 1. Wawancara dengan narasumber Utama Divisi Ketua Penyelenggara SIPA Informan Irawati Kusumoasri 12 Desember 1963 Fakultas Sastra Universitas Sebelas Maret (UNS) Solo Magister di S2 ISI Surakarta Pendiri Sanggar Semarak Candra Kirana pada tahun 1998 Tanggal Wawancara 16 Juli 2019 Tempat Wawancara Sekretariat SIPA 1. Kapan Komunitas SIPA didirkani? Pertama kali menyelenggarakan SIPA kita membentuk kepanitiaan SIPA, kemudian dinamai Komunitas SIPA itu pada awal tahun 2009 2. Bagaimana awal mula terselenggaranya event SIPA? Event ini gagasan Pak Jokowi sewaktu masih menjadi walikota kota solo beliau ingin solo punya event pemerintah kota solo event yang berskala Internasional kedua adalah sebagai alat untuk membranding kota Solo ketiga untuk meramai kota Solo agar menjadi daya tarik orang luar kota Solo dan luar negeri jadi semacam menjadi destinasi budaya kemudian lewat seni pertunjukan. SIPA mendatangkan delegasi luar negeri sebagai soft diplomasi masyarakat Solo dengan Kota lain dan dengan negara lain. 3. Bagaimana proses menentukan tema SIPA? Kita ada ting tang dari SIPA, menentukan tema dengan melihat situasi dunia, situasi sosial, situasi pendidikan, situasi seni pertunjukan. Isu kontemporer seni pertunjukan, isu the greatest mask, sekarang adalah isu social bahwa kesenian bisa untuk menginformasi isu sosial yang terjadi. Ini event masyarakat kota solo tidak hanya milik pemerintah, inginnya semua masyarakat solo berpartisipasi. Masyarakat sendiri bergerak untuk menyebar SIPA lewat sosmed. Dengan adanya SIPA hotel atau biro perjalanan memberi diskon khusus, pusat oleh-oleh memberi promo khusu. Kita itu bergerak lewat seni pertunjukan tidak hanya menghibur orang saja, tidak hanya menjadi daya tarik wisatawan tetapi ini adalah suatu nilai yang lebih yaitu tersambungnya atau hubungan yang bisa terjalin antara satu daerah dengan daerah lain maupun negara dengan negara lain, selain membanggun kebanggaan budaya nusantara juga membangun kebanggaan kita lewat seni pertunjukan tingkat dunia sekaligus menjalin network dari hati ke hati dengan negara lain, mempunyai teman dari banyak negara kemudian menjadi multiplier effect. 5. Alasan melibatkan relawan dalam kepanitiaan? Kita membuka seluas luasnya volunteer, tujuannya adalah ingin mengajak mereka untuk membuat mereka untuk berkontribusi untuk kotanya, atau kota yang disinggahi. Untuk melakukan sesuatu yang hebat. Nah disitu kita rekrutmen dengan tes kemudian diberi pelatihan untuk siap menghadapi event kita beri fasilitas untuk keperluan hari H. Dalam kepanitiaan itulah mereka menjadi keluarga besar Komunitas SIPA termasuk saya bunda ira seorang volunteer. SIPA bu penyelenggara event yang profit dari situ kita bisa membuat volunteer ini menjadi profesional di bidangnya kalau mereka punya komitmen tinggi dan bias mengeluar kemampuan mereka di SIPA, Kesempatan inilah yang tidak dimiliki oleh orang lain, kesempatan ini kalau digunakan menjadi pelatihan luar biasa bagi volunteer ini. Buktinya banyak yang terjun di bidang penyelenggaraan di bidang event dan bekerja sebagai bidang yang mereka geluti di SIPA. Jadi disini mereka memiliki kesempatan dan ini yang diberi SIPA kepada volunteer. Ada yang ikut ikutan Cuma nampang dan tidak menjadi apa apa, hanya dapat kaos. Tapi memang berkomitmen ya dapat banyak contoh dari LO mereka memang menservice kemudian mereka berteman ya akhirnya berteman dan akhirnya bisa menjalin relasi. Setelah itu setelah keluar dari SIPA mereka menjadi network yang luar biasa. Itulah yang terjadi. 6. Apa Idealisme SIPA? Idealisme SIPA adalah mendidik generasi muda untuk cinta budaya lewat SIPA. Selain cinta budaya menumbuh karakter menjadi lebih tangguh bias kerjasama bias toleransi empati simpati disini karena bertemu hampir tiap hari dan minggu. Selama 6 bulan ada yang ikut SIPA tidak hanya satu kali. Rata rata 100 -120 volunteer kita batasi karena budget. Paling tidak semuanya sedikit”. Dan biasanya kalau kekurangan kita call yang dulu “. Komunikasi masih berlanjut 7. Bagaimana persiapan pra SIPA? Selalu dari awal ada pre event di mall, public space, ngarsopuro, balekambang, pengobatan gratis. Supaya bisa berinteraksi dengan banyak orang tujuannya untuk promosi, dan pemberitahuan ada SIPA lagi, dan menampung kesenian yang belum berkesempatan tampil di panggung SIPA. Yang terencan adalah SIPA dan Prevent satu kegiatan di CFD dan dua di public space, kemudian ada kegiatan yang timbul saat kita berkumpul. Seperti acara sahur on the road 8. Bagaimana peran Dinas Pariwisata dalam penyelenggaraan SIPA? Dari dulu sampai skrg itu kerjasama dengan dinas pariwisata. Bagusnya adalah membebas untuk memilih tema delegasi dan mengorganisasi seluruh acara namun wajib lapor kepada walikota. 9. Bagaimana menentukan kriteria pengisi acara baik lokal maupun internasional? Sebagai kurator: ibuk memilih karya yang ingin didelegasi. Kurator yang memilih delegasi seni karena sudah tau kualitas seniman ini sesuai untuk SIPA. Ada pemilihan delegasi seni curator kemudian dikontrak mengirim undangan lewat email, terus kirim karya lewat video atau lewat youtube. Atau kalau kita sudah tau kita yang memilih karya ini yang ditampil. Teknisnya ada kurator yang memilih delegasi seni, kurator sudah tau o seniman kualitas A cocok untuk SIPA, o seniman B cocok untuk SIPA. Baru setelah dipilih, di kotak dulu mengirim undangan lewat email, kemudian mereka mengirim karya yang a ditampil karya video atau apa lewat youtube, atau kalau kita sudah tau kita yang memilih karya yang disampaikan. 10. Kendala Komunitas SIPA dalam penyelenggaraan SIPA? Pertama Komitmen anak’ harus dipacu terus, ada beberapa yang komitmen nya kurang. Karena a mempengaruhi yang lain. Atau kalau ga bisa ditolong ya mending keluar aja. Ada surat karena komitmen nya kurang. Fasilitas: kita belum maksimal, seperti di Benteng itu panas sekali. Kedua kendala dana sponsor untuk mencapai target tertentu untuk minimal penyelenggaraan. Di solo sendiri sponsor sangat sulit, kalau mau maksimal ya di Jakarta. Hampir tidak ada sponsor tetap. Yang lain harus presentasi lagi presentasi lagi. Di SIPA hanya mengandal Pemkot dan Sponsor kemudian tidak ada dana abadi. selesai SIPA dipakai untuk ma” dan kegiatan sosial. 11. Bagaimana cara pengawasan dalam penyelenggaraan SIPA? Selama 7 tahun bunda selalu mengikuti seluruh kegiatan apa saja yang dilakukan di SIPA. Terutama lima tahun pertama jadi tahu proses-prosesnya nah tahun keenam sudah mulai memberi kesempatan yang lain untuk regenerasi. Dicoba diberi tanggung jawab ini dan nanti a kelihatan. |