Berikut ini yang merupakan bukan dari ciri ciri berpikir kritis adalah

Berikut ini yang merupakan bukan dari ciri ciri berpikir kritis adalah

Di masa yang penuh dengan berbagai informasi ini, terkadang kita sulit menentukan benar tidaknya sebuah berita. Sebab itulah kerap kali kita menemukan hoax bertebaran dan disebar begitu saja. 

Orang-orang sering membagikan sebuah informasi tanpa menyaring atau menganalisis konten atau kandungan yang ada di dalam informasi. Salah satu keterampilan yang dibutuhkan adalah keterampilan berpikir kritis. 

Berpikir menurut Plato adalah berbicara dalam hati. Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) berpikir artinya menggunakan akal budi untuk mempertimbangkan dan memutuskan sesuatu. Proses berpikir itu pada pokoknya ada tiga langkah, yaitu: pembentukan pengertian, pembentukan pendapat, dan penarikan kesimpulan.

Lebih dari sekadar berpikir, berpikir kritis (critical thinking) menjadi keterampilan yang penting untuk dipelajari. Mengingat berbagai alasan yang sebelumnya dijelaskan. 

Berpikir kritis (critical thinking) menjadi sebuah upaya untuk berfokus dan melakukan proses pertimbangan dalam menentukan apakah berita dapat dipercaya atau tidak. Berpikir kritis adalah berpikir dengan baik dan merenungkan atau mengkaji tentang proses berpikir orang lain.

Secara sederhana, berpikir kritis (critical thinking) adalah proses mental untuk menganalisis atau mengevaluasi informasi. Untuk memahami informasi secara mendalam dapat membentuk sebuah keyakinan kebenaran informasi yang didapat atau pendapat yang disampaikan.

Berpikir kritis bukanlah perkara mudah, sebab hal tersebut mencakup seluruh proses mendapatkan, membandingkan, menganalisa, mengevaluasi, internalisasi dan bertindak melampaui ilmu pengetahuan dan nilai-nilai.

Berpikir kritis bukan sekedar berpikir logis sebab berpikir kritis harus memiliki keyakinan dalam nilai- nilai, dasar pemikiran dan percaya sebelum didapatkan alasan yang logis dari padanya.

Trudy Bayer, salah seorang peneliti yang berfokus pada proses berpikir kritis menjelaskan bahwa terdapat enam karakteristik berpikir kritis. Adapun 6 karakteristik berpikir kritis adalah sebagai berikut:

Seseorang yang mempunyai keterampilan berpikir kritis mempunyai sikap skeptis, sangat terbuka, menghargai sebuah kejujuran, respek terhadap berbagai data dan pendapat, respek terhadap kejelasan dan ketelitian, mencari pandangan-pandangan lain yang berbeda, dan akan berubah sikap ketika terdapat sebuah pendapat yang dianggapnya baik. 

Dalam berpikir kritis harus mempunyai sebuah kriteria atau patokan. Untuk sampai ke arah sana maka harus menemukan sesuatu untuk diputuskan atau dipercayai. Meskipun sebuah argumen dapat disusun dari beberapa sumber pelajaran, namun akan mempunyai kriteria yang berbeda. 

Apabila kita akan menerapkan standarisasi maka haruslah berdasarkan kepada relevansi, keakuratan fakta-fakta, berlandaskan sumber yang kredibel, teliti, tidak bias, bebas dari logika yang keliru, logika yang konsisten, dan pertimbangan yang matang.

Argumen adalah pernyataan atau proposisi yang dilandasi oleh data-data. Keterampilan berpikir kritis akan meliputi kegiatan pengenalan, penilaian, dan menyusun argumen. 

4) Pertimbangan atau pemikiran (Reasoning) 

Yaitu kemampuan untuk merangkum kesimpulan dari satu atau beberapa premis. Prosesnya akan meliputi kegiatan menguji hubungan antara beberapa pernyataan atau data. 

5) Sudut pandang (Point of view) 

Sudut pandang adalah cara memandang atau menafsirkan dunia ini, yang akan menentukan konstruksi makna. Seseorang yang berpikir dengan kritis akan memandang sebuah fenomena dari berbagai sudut pandang yang berbeda. 

6) Prosedur penerapan kriteria (Procedures for applying criteria) 

Prosedur penerapan berpikir kritis sangat kompleks dan prosedural. Prosedur tersebut akan meliputi merumuskan permasalahan, menentukan keputusan yang akan diambil, dan mengidentifikasi perkiraan-perkiraan.

Demikianlah enam karakteristik berpikir kritis. Sekiranya, mempelajari keterampilan selalu membutuhkan waktu dan latihan. Semoga saja di tengah banjir informasi, kita bisa bertahan dan terselamatkan dengan mencoba melatih berpikir kritis. 


Page 2

Berikut ini yang merupakan bukan dari ciri ciri berpikir kritis adalah

Ditulis oleh Wawan Kurniawan , Peneliti Lab Psikologi Politik UI. Kian banyak program deradikalisasi yang telah diterapkan pemeri…

Berpikir Kritis – Pengertian, Ciri, Aspek, Manfaat, Unsur, Cara & Contoh – Untuk kali ini kami akan mengulai mengenai Berpikir Kritis yang dimana dalam hal ini yang dibahas seperti pengertian, ciri, aspek, manfaat, unsur dan contoh, untuk lebih jelasnya simak saja ulasan dibawah ini.

Berikut ini yang merupakan bukan dari ciri ciri berpikir kritis adalah

Pengertian Berpikir Kritis

Berfikir kritis adalah kemampuan berfikir yang kompleks dengan menggunakan proses analisis dan evaluasi terhadap suatu informasi yang diterima maupun dalam menyelesaikan permasalahan, atau arti berfikir kritis ialah berfikir untuk mencari kebenaran terhadap informasi yang diterima atau dalam menyelesaikan masalah, cara berfikir kritis yaitu secara tenang, jangan emosi, dahulukan logika, pahami permasalahan, lakukan analisis, dan evaluasi hasilnya, barulah ambil keputusan atau tindakan.

Berfikir kritis dapat dikatakan sebagai proses suatu mental yang sudah teroganisir untuk melakukan analisa dan mengevaluasi suatu informasi, proses mental tersebut bisa berupa cara memperhatikan, mengkategorikan, mengambil kesimpulan ataupun keputusan.

Baca Juga Artikel yang Mungkin Terkait : Kematangan Emosi adalah

Informasi yang diterima saat berfikir kritis bisa didapatkan dari hasil pengalaman, pengamatan ataupun dari komunikasi dengan orang lain yang memberi informasi. Dengan berfikir kritis jadi kita tidak mudah percaya dengan informasi yang diterima, sehingga kita melakukan analisis terlebih dahulu untuk mengetahui kebenaran informasi tersebut.

Ciri-Ciri Berpikir Kritis

Nah berikut ini beberapa ciri dalam berfikir yang diantaranya yaitu:

Konseptualisasi artinya proses intelektual membentuk suatu konsep. Sedangkan konsep adalah fenomena atau pandangan mental tentang realitas, pikiran-pikiran tentang kejadian, objek, atribut, dan sejenisnya. Dengan demikian konseptualisasi merupakan pikiran abstrak yang digeneralisasi secara otomatis menjadi simbol-simbol dan disimpan dalam otak.

Artinya argumen yang diberikan selalu berdasarkan analisis dan mempunyai dasar kuat dari fakta fenomena nyata.

Artinya bahwa seorang pemikir kritis tidak menggunakan asumsi atau persepsi dalam berpikir atau mengambil keputusan tetapi akan menyediakan waktu untuk mengumpulkan data dan menganalisisnya berdasarkan disiplin ilmu, fakta dan kejadian.

Yaitu pemahaman dari suatu sikap yang harus diambil pemikir kritis akan selalu menguji apakah sesuatu yang dihadapi itu lebih baik atau lebih buruk dibanding yang lain.

Seorang pemikir kritis selalu berpikir dalam dirinya tidak pasif menerima pemikiran dan keyakinan orang lain menganalisis semua isu, memutuskan secara benar dan dapat dipercaya.

Yaitu mencoba untuk berubah dari pemikiran yang salah dan kurang menguntungkan menjadi benar dan lebih baik.

Berpikir kritis digunakan untuk mengevaluasi suatu argumentasi dan kesimpulan, mencipta suatu pemikiran baru dan alternatif solusi tindakan yang akan diambil.

Baca Juga Artikel yang Mungkin Terkait : Literasi adalah

Aspek-Aspek Berpikir Kritis

Kegiatan berpikir kritis dapat dilakukan dengan melihat penampilan dari beberapa perilaku selama proses berpikir kritis itu berlangsung. Berpikir kritis seseorang dapat dilihat dari beberapa aspek :

Relevansi (keterkaitan) dari pernyataan yang dikemukakan.

Penting tidaknya isu atau pokok-pokok pikiran yang dikemukakan.

Kebaruan dari isi pikiran, baik dalam membawa ide-ide atau informasi baru maupun dalam sikap menerima adanya ide-ide baru orang lain.

Menggunakan pengalamannya sendiri atau bahan-bahan yang diterimanya dari perkuliahan (refrence).

Mencari penjelasan atau informasi lebih lanjut jika dirasakan ada ketidak jelasan.

Senantiasa menghubungkan fakta, idea tau pandangan serta mencari data baru dari informasi yang berhasil dikumpulkan.

Member bukti-bukti, contoh, atau justifikasi terhadap suatu solusi atau kesimpulan yang diambilnya. Termasuk di dalalmnya senantiasa member penjelasan mengenai keuntungan (kelebihan) dan kerugian (kekurangan) dari suatu situasi atau solusi.

Melakukan evaluasi terhadap setiap kontribusi/ masukan yang dating dari dalam dirinya maupun dari orang lain.

Ide-ide baru yang dikemukakan selalu dilihat pula dari sudut keperaktisan/ kegunaanya dalam penerapan.

Diskusi yang dilaksanakan senantiasa bersifat muluaskan isi atau materi diskusi.

Secara garis besar, perilaku berpikir kritis diatas dapat dibedakan dalam beberapa kegiatan:

  1. Berpusat pada pertanyaan (focus on question)
  2. Analisa argument (analysis arguments)
  3. Bertanya dan menjawab pertanyaan untuk klarifikasi (ask and answer questions of clarification and/or challenge)
  4. Evaluasi kebenaran dari sumber informasi (evaluating the credibility sources of information)

Baca Juga Artikel yang Mungkin Terkait : Pengertian Ilmu Alam (Natural Science) Serta Kedudukannya Lengkap

Manfaat Berpikir Kritis

Berfikir kritis dapat memberikan banyak keuntungan bagi  diri kita maupun bagi orang lain, seperti dapat menyelesaikan masalah secara lebih cepat dan bijak, lalu keuntungan lain yang bisa didapatkan misalnya seperti:

Dapat dengan mudah memahami sudut pandang orang lain mengenai suatu permasalahan atau informasi. Karena orang yang berfikir secara kritis akan melakukan analisis terhadap sudut pandang orang lain sehingga tidak terpatok pada pemikiran diri sendiri saja.

Dengan berfikir secara kritis kita akan memiliki berbagai macam jawaban ataupun ide yang kreatif untuk menyelesaikan suatu permasalahan. Karena permasalahan tersebut akan di analisis dan di evaluasi terlebih dahulu sebelum mengambil keputusan, saat mengevaluasi akan di temukan berbagai jawaban dan ide untuk menyelesaikan masalah yang ada.

Terutama dalam melakukan pekerjaan yang selalu terdapat permasalahan kita akan di andalkan jika selalu berfikir secara kritis. Berfikir kritis dapat membentuk rekan kerja kita terutama dalam menyelesaikan tugas pekerjaan, terutama membantu perusahaan kita juga.

Jika sudah terbiasa berfikir kritis kita akan lebih mendiri terutama dalam menghadapi permasalahan, maupun saat menerima berbagai macam informasi yang belum diketahui kebenarannya, jadi tidak banyak mengandalkan orang lain saat menghadapi permasalahan.

Dapat menemukan berbagai macam peluang baru, jika terbiasa berfikir kritis karena fikiran akan lebih tajam melihat, menganalisa keadaan atau permasalahan sehingga dapat menghasilkan ide yang kreatif, misalnya untuk mencari peluang usaha kita akan melakukan analisis tentang “peluang bisnis apa yang menguntungkan saat ini” lalu setelah di analisis di lakukan evaluasi dan mengambil keputusan.

Unsur-Unsur Berpikir Kritis

Menurut Ennis (1996: 364) terdapat 6 unsur dasar dalam berpikir kritis yang disingkat menjadi FRISCO :

  • F (Focus): Untuk membuat sebuah keputusan tentang apa yang diyakini maka harus bisa memperjelas pertanyaan atau isu yang tersedia, yang coba diputuskan itu mengenai apa.
  • R (Reason): Mengetahui alasan-alasan yang mendukung atau melawan putusan-putusan yang dibuat berdasar situasi dan fakta yang relevan.
  • I (Inference): Membuat kesimpulan yang beralasan atau menyungguhkan. Bagian penting dari langkah penyimpulan ini adalah mengidentifikasi asumsi dan mencari pemecahan, pertimbangan dari interpretasi akan situasi dan bukti.
  • S (Situation): Memahami situasi dan selalu menjaga situasi dalam berpikir akan membantu memperjelas pertanyaan (dalam F) dan mengetahui arti istilah-istilah kunci, bagian-bagian yang relevan sebagai pendukung.
  • C (Clarity): Menjelaskan arti atau istilah-istilah yang digunakan.
  • O (Overview): Melangkah kembali dan meneliti secara menyeluruh keputusan yang diambil.

Baca Juga Artikel yang Mungkin Terkait : Model/Metode Pembelajaran

Untuk menilai kemampuan berpikir kritis Watson dan Glaser (1980) melakukan pengukuran melalui tes yang mencakup lima buah indikator, yaitu mengenal asumsi, melakukan inferensi, deduksi, interpretasi, dan mengevaluasi argumen. Joko Sulianto (2011) mengatakan bahwa kemampuan berpikir kritis sebagai bagian dari keterampilan berpikir perlu dimiliki oleh setiap anggota masyarakat, sebab banyak sekali persoalan-persoalan dalam kehidupan yang harus dikerjakan dan diselesaikan.

Cara Meningkatkan Kemampuan Berpikir Kritis

Di dalam kelas atau ketika berinteraksi dengan orang lain, cara-cara yang dapat dilakukan untuk meningkatkan berpikir kritis adalah:

Untuk berpikir secara kritis seseorang harus membaca dengan kritis pula. Dengan membaca secara kritis, diterapkan keterampilan-keterampilan berpikir kritis seperti mengamati, menghubungkan teks dengan konteksnya, mengevaluasi teks dari segi logika dan kredibilitasnya, merefleksikan kandungan teks dengan pendapat sendiri, membandingkan teks satu dengan teks lain yang sejenis.

Dalam suatu diskusi dicari cara penyelesaian yang baik, untuk suatu permasalahan, kemudian mendiskusikan akibat terburuk yang mungkin terjadi.

Dengan mengamati akan didapat penyelesaian masalah yang misalnya menghendaki untuk menyebutkan kelebihan dan kekurangan, pro dan kontra akan suatu masalah, kejadian atau hal-hal yang diamati. Dengan demikian memudahkan seseorang untuk menggali kemampuan kritisnya.

Pengajuan pertanyaan yang bermutu, yaitu pertanyaan yang tidak mempunyai jawaban benar atau salah atau tidak hanya satu jawaban benar, akan menuntut siswa untuk mencari jawaban sehingga mereka banyak berpikir.

Dari hasil penelitian, L. M. Sartorelli dan R. Swartz dalam Hassoubah (2004: 96-110), beberapa cara meningkatkan keterampilan berpikir kritis diantaranya adalah dengan meningkatkan daya analisis dan mengembangkan kemampuan observasi/mengamati.

Menurut Christensen dan Marthin dalam Redhana (2003: 21) bahwa strategi pemecahan masalah dapat mengembangkan keterampilan berpikir kritis dan kemampuan siswa dalam mengadaptasi situasi pembelajaran yang baru. Tyler dalam Redhana (2003: 21) berpendapat bahwa pembelajaran yang memberikan kesempatan kepada siswa untuk memperoleh keterampilan-keterampilan dalam pemecahan masalah akan meningkatkan kemampuan berpikir siswa.

Baca Juga Artikel yang Mungkin Terkait : Kompetensi Guru

Contoh Berpikir Kritis

Tingkatan/Jenis Keterampilan Berpikir Kritis

Contoh Keterampilan Berpikir Kritis

Mendefinisikan dan Mengklarifikasi Masalah
  1. Mengidentifikasi isu sentral atau masalah.
  2. Mengkomparasi persamaan-persamaan dan perbedaan-perbedaan.
  3. Menentukan manakah informasi yang relevan.
  4. Memformulasi pertanyaan-pertanyaan dengan tepat.
Menentukan Informasi-Informasi yang Relevan dengan Masalah
  1. Membedakan antara fakta, opini, dan keputusan logis.
  2. Mengecek konsistensi.
  3. Mengenali stereotip dan klise.
  4. Mengenali bias, faktor-faktor emosional, propaganda, dan istilah semantik.
  5. Mengenali nilai sistem dan ideologi yang berbeda.
Menyelesaikan Masalah / Menggambarkan Konklusi
  1. Mengenali ketepatan data.
  2. Memprediksi kemungkinan-kemungkinan konsekuensi

Daftar Pustaka:

Demikianlah pembahasan mengenai Berpikir Kritis – Pengertian, Ciri, Aspek, Manfaat, Unsur, Cara & Contoh semoga dengan adanya ulasan tersebut dapat menambah wawasan dan pengetahuan kalian semua,, terima kasih banyak atas kunjungannya. 🙂 🙂 🙂

Mungkin Dibawah Ini yang Kamu Butuhkan