Berapa lama jeda vaksin pertama dan kedua sinovac



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Vaksin Covid-19 yang digunakan di Indonesia saat ini merupakan vaksin yang diberikan sebanyak dua kali, dengan jarak waktu yang berbeda tergantung dari merek vaksinnya.  Melansir laman resmi Kementerian Kesehatan, berdasarkan rekomendasi Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) dan para ahli, dibutuhkan penyuntikan dua dosis vaksin COVID-19 bagi setiap individu guna menciptakan kekebalan tubuh yang optimal.

Pertanyaannya, kapan seseorang bisa mendapatkan vaksin dosis kedua? 

Melansir covid19.go.id, berdasarkan Keputusan Menteri Kesehatan Nomor HK.01.07/MENKES/4638/2021 tentang Juknis Pelaksanaan Vaksinasi dalam Rangka Penanggulangan Pandemi Covid-19, berikut adalah informasi kapan seseoang bisa mendapatkan vaksin dosis kedua sesuai dengan jenis vaksinnya:
  • Sinovac jaraknya 28 hari 
  • Sinopharm jaraknya 21 hari
  • AstraZeneca jaraknya 12 minggu
  • Moderna jaraknya 28 hari
  • Pfizer-BioNTech jaraknya 21 hari
Baca Juga: Macam-macam vaksin Covid-19 di Indonesia, mana yang paling ampuh?

Bagaimana jika terlambat mendapatkan vaksin kedua?

Juru bicara vaksinasi Kementerian Kesehatan RI dr Siti Nadia Tarmizi mengatakan meskipun pemerintah terus mempercepat pelaksanaan vaksinasi, namun tidak menutup kemungkinan akan terjadi tantangan di tengah jalan, misalnya terkait dengan ketersediaan vaksin. Ada beberapa daerah yang terlambat menerima vaksin untuk penyuntikan dosis kedua. “Keterlambatan penyuntikan vaksin dosis kedua selama masih dalam interval yang direkomendasikan para ahli, masih aman dan tidak akan mengurangi efektivitas vaksin pertama sehingga antibodi kita masih dapat terbentuk dengan optimal melawan virus Covid-19,” katanya. Baca Juga: Jika peserta ujian CPNS belum divaksin, apakah langsung gugur? Menurut Satgas Covid-19, jika melewatkan jadwal vaksin dosis kedua, maka datang sesegera mungkin ke tempat pelayanan vaksinasi Covid-19 untuk dapatkan dosis kedua dari vaksin yang bermerek sama. Nah, jika Anda terinfeksi Covid-19, maka vaksinasi dapat dilakukan 3 bulan setelah sembuh, tanpa mengulang vaksin dosis pertama.  

Selanjutnya: Catat! Penerapan aplikasi PeduliLindungi di semua transportasi mulai 28 Agustus

  Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News Editor: Barratut Taqiyyah Rafie

Berapa lama jeda vaksin pertama dan kedua sinovac



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Salah satu cara untuk mencegah seseorang tidak mengalami kondisi parah apabila terinfeksi Covid-19 adalah lewat vaksin Covid-19.   Banyak warga yang berlomba-lomba mengakses vaksin dengan harapan segera bisa beraktivitas kembali. Namun sayangnya sejumlah daerah mulai mengeluhkan stok vaksin Covid-19 yang hampir habis.  Hal ini tentu saja akan berimbas pada upaya percepatan vaksinasi Covid-19 yang ditargetkan mencapai lebih dari 180 juta dosis pada akhir 2021.  Seperti di Sumatera Selatan yang dilaporkan hanya mendapatkan 1,6 juta dosis vaksin sejak Januari hingga Juli 2021 dan kini hanya menyisakan 100.000 dosis untuk tahap kedua.  Kondisi keterbatasan vaksin juga diungkapkan Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo. Pihaknya mengatakan, suntikan vaksin dosis pertama di Jawa Tengah baru sebesar 16,16 persen dan dosis kedua 8,28 persen.  Baca Juga: Ibu hamil boleh suntik vaksin Covid-19, ini syarat yang harus dipenuhi Dengan kondisi keterbatasan stok vaksin di daerah, bagaimana jika warga yang telah mendapat vaksin dosis pertama terlambat mendapat dosis kedua? 

Penjelasan Kemenkes 

Juru bicara vaksinasi Kementerian Kesehatan Siti Nadia Tarmizi mengatakan, selama masih dalam interval yang direkomendasikan, keterlambatan penyuntikan vaksin dosis kedua masih akan tetap aman.  Dia mengatakan, kondisi itu tidak mengurangi efektivitas vaksin pertama, sehingga tetap membentuk antibodi yang optimal melawan virus Covid-19.  Baca Juga: Cetak sertifikat vaksin Covid-19 seperti KTP dari rumah? Login di Pedulilindungi.id Nadia menegaskan, jika penyuntikan dosis kedua vaksin berada di luar interval waktu yang direkomendasikan, hal itu juga tidak mempengaruhi efektivitas vaksin.  “(Terlambatnya penyuntikan dosis kedua vaksin di luar interval) nggak berpengaruh (terhadap efektivitas). (Vaksinasi) masih efektif untuk menimbulkan titer antibodi sampai 99 persen,” kata dia saat dikonfirmasi Kompas.com, Selasa (3/8/2021). Editor: Barratut Taqiyyah Rafie

Berapa lama jeda vaksin pertama dan kedua sinovac

Jakarta, CNBC Indonesia - Koordinator PPKM Jawa dan Bali Luhut Binsar Pandjaitan mendorong masyarakat yang sudah memiliki tiket vaksin ketiga (booster) untuk langsung disuntik vaksin Covid-19 yang tersedia. Ini sebagai langkah antisipasi mitigasi infeksi varian Omicron.

"Langkah mitigasi kenaikan kasus [omicron] pemerintah mendorong akselerasi vaksin umum dan booster, pemerintah juga meminta masyarakat yang ada tiket vaksin ketiga langsung suntik vaksin yang disediakan," ujarnya dalam konferensi pers digital di Jakarta, Senin (24/1/2022).

Sebelumnya, Dirjen Pencegahan dan Pengendalian Penyakit dr. Maxi Rein Rondonuwu mengatakan hasil studi menunjukkan telah terjadi penurunan antibodi pada 6 bulan setelah mendapatkan vaksinasi Covid-19 dosis primer lengkap, sehingga dibutuhkan pemberian dosis lanjutan atau booster untuk meningkatkan proteksi individu terutama pada kelompok masyarakat rentan.

Vaksinasi booster diselenggarakan oleh Pemerintah dengan sasaran masyarakat usia 18 tahun ke atas dengan prioritas kelompok Lansia dan penderita imunokompromais. Penerima vaksinasi booster telah mendapatkan vaksinasi primer dosis lengkap minimal 6 bulan sebelumnya.

Jenis vaksin yang digunakan antara lain, untuk sasaran dengan dosis primer Sinovac maka diberikan vaksin AstraZeneca, separuh dosis (0,25 ml), atau vaksin Pfizer, separuh dosis (0,15 ml).

Untuk sasaran dengan dosis primer AstraZeneca maka diberikan vaksin Moderna separuh dosis (0,25 ml), atau vaksin Pfizer, separuh dosis(0,15 ml).

Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin alasan penyuntikan vaksin heterologous. Menurutnya hal ini sudah banyak dilakukan peneliti di luar negeri. Selain init dengan cara ini jenis antibodi yang dihasilkannya lebih kaya dibandingkan dengan skema homologous atau vaksin primer sama dengan booster.

"Setelah kita lihat, rata-rata kalau vaksin primer itu mungkin 100-200 sudah tinggi sekali titer antibodinya. Begitu dia disuntik booster setengah dosis, itu naik ke level 7.500 sampai 8.000. Kalau kita ingat plasma konvalesen itu memberikan proteksi di level 250," ujarnya dalam Rapat Dengar Pendapat (RDP) dengan Komisi IX DPR RI, Selasa (18/1/2022).


(roy/roy)

Jakarta, CNBC Indonesia - Pemerintah menjadikan vaksin booster Covid-19 sebagai syarat untuk mudik Lebaran tanpa harus melakukan swab antigen maupun tes polymerase chain (PCR). Lantas berapa lama jarak vaksin booster dari vaksin kedua?

Informasi saja, vaksin booster diberikan kepada masyarakat berusia 18 tahun ke atas dan sudah mendapatkan menyelesaikan vaksinasi primer atau sudah disuntik vaksin dosis pertama dan kedua.

Bagi kelompok masyarakat berusia 18-59 tahun, vaksin booster diberikan enam bulan setelah penyuntikan dosis kedua dilakukan. Adapun untuk kelompok masyarakat berusia 60 tahun ke atas (lansia), vaksin booster diberikan 3 bulan setelah dosis kedua.

Percepatan penyuntikan vaksin booster bagi lansia tertuang dari Surat Edaran Direktur Jenderal Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Nomor SR.02.06/II/ 1123 /2022 tentang Penyesuaian Pelaksanaan Vaksinasi COVID-19 Dosis Lanjutan (Booster) bagi Lansia.

"Kalau sebelumnya vaksinasi booster diberikan minimal 6 bulan, mulai hari ini pemberian dosis booster bagi lansia dapat diberikan dengan interval minimal tiga bulan setelah mendapat vaksinasi primer lengkap," kata Juru Bicara Vaksinasi COVID-19, Siti Nadia Tarmizi dalam keterangan resmi, dikutip Kamis (31/3/2022).

Masyarakat yang ingin mendapatkan vaksin booster harus terlebih dahulu mendapatkan e-tiket yang terdapat di website Pedulilindung.id dan aplikasi PeduliLindungi. Berikut cara mengeceknya:

Melalui Website PeduliLindungi.id

  1. Masuk ke Pedulilindungi.id
  2. Cek status dan tiket vaksinasi dengan memasukkan nama lengkap dan NIK
  3. Klik Periksa.

Melalui Aplikasi PeduliLindungi

  1. Buka aplikasi Peduli Lindungi
  2. Masuk dengan akun yang terdaftar
  3. Klik menu Profil, lalu tekan 'Status Vaksinasi & Hasil Tes Covid-19
  4. Status dan jadwal vaksinasi booster akan terlihat
  5. Untuk mengecek tiket vaksin, masuk ke menu Riwayat dan Tiket Vaksin.

Saat ini sudah ada enam vaksin yang digunakan dalam booster. Yakni ada Sinovac, AstraZeneca, Pfizer, Moderna, Janssen (J&J) dan Sinopharm. Keenamnya menggunakan kombinasi baik homolog dan heterolog dalam pemberian dosis ketiga vaksin Covid-19.

Berikut kombinasi vaksin booster yang diumumkan pemerintah beberapa waktu lalu:

  1. Vaksin primer Sinovac, vaksin boosternya menggunakan AstraZeneca separuh dosis (0,25 ml), Pfizer separuh dosis (0,15 ml), dan Moderna dosis penuh (0,5 ml).
  2. Vaksin primer AstraZeneca, vaksin boosternya menggunakan Moderna separuh dosis (0,25 ml), Pfizer separuh dosis (0,15 ml), dan AstraZeneca dosis penuh (0,5 ml).
  3. Vaksin primer Pfizer, vaksin boosternya menggunakan Pfizer dosis penuh (0,3 ml), Moderna separuh dosis (0,25 ml), dan AstraZeneca dosis penuh (0,5 ml).
  4. Vaksin primer Moderna, boosternya menggunakan vaksin yang sama Moderna separuh dosis (0,25 ml).
  5. Vaksin primer Janssen (J&J), vaksin boosternya menggunakan Moderna separuh dosis (0,25 ml).
  6. Vaksin primer Sinopharm, vaksin boosternya menggunakan Sinopharm juga dosis penuh (0,5 ml).

(roy/roy)

TAG: vaksin booster vaksin covid-19 kemenkes mudik lebaran