Kamis, 24 Desember 2020 Show
LinkSehat - Fototerapi adalah terapi sinar yang digunakan untuk merawat bayi dengan penyakit kuning akibat kadar bilirubin berlebih dalam tubuh. Terapi ini memanfaatkan sinar ultraviolet buatan untuk mengurangi kadar bilirubin bayi. Siapa yang perlu menjalani fototerapi?Fototerapi diperuntukkan bagi bayi yang mengalami kuning karena kelebihan bilirubin. Bayi prematur biasanya lebih sering mengalami kuning daripada bayi yang dilahirkan cukup bulan. Kapan perlu menjalani fototerapi?Fototerapi pada bayi kuning berfungsi untuk membantu proses penguraian bilirubin agar dapat dikeluarkan oleh tubuh dengan lebih efektif. Fototerapi dilakukan jika kadar bilirubin dalam darah jauh melebihi batas normal. Bilirubin adalah zat sisa hasil penguraian sel darah merah. Jika kadarnya melebihi kadar normal, bilirubin dapat mempengaruhi otak dan dapat menyebabkan kejang pada bayi yang baru lahir (kernikterus). Sebenarnya sebagian besar bayi baru lahir mengalami kuning yang fisiologis/normal dan sebagian lainnya mengalami kuning yang patologis/merupakan penyakit. Kuning pada bayi dapat disebabkan karena kelainan darah, infeksi, kelainan hati atau karena ASI yang kurang. Pada bayi yang kuning fisiologis, jarang membutuhkan fototerapi, namun jika kuning fisiologis terjadi terlampau cepat (exaggerated jaundice) maka diperlukan fototerapi. Keputusan perlu tidaknya dilakukan fototerapi diputuskan oleh dokter. Dokter akan melakukan pemeriksaan fisik dan laboratorium terlebih dahulu, kemudian baru akan diputuskan perlu tidaknya fototerapi. Bagaimana prosedur fototerapi dilakukan?Sebelum terapiSi Kecil akan dipantau apakah kuning atau tidak. Apabila dari pemeriksaan ditemukan bahwa ia mulai kuning dengan cepat, maka bayi akan dilakukan pemeriksaan kadar bilirubin dalam darah. Jika setelah pemeriksaan ditemukan kadar bilirubin dalam darah cukup tinggi, maka akan diputuskan untuk dilakukan fototerapi. Saat fototerapiSi Kecil akan diposisikan tanpa menggunakan baju/celana. Hanya popok/pampers saja yang akan dipasang untuk mengusahakan agar sebanyak mungkin kulit Si Kecil terpapar sinar fototerapi. Kemudian ia akan diletakkan dalam inkubator/kotak bayi, sedangkan bagian atasnya adalah lampu fototerapi. Ia akan dimiringkan atau ditelungkupkan per beberapa jam sekali agar semua bagian kulit terpapar sinar fototerapi. Mata Si Kecil akan ditutup dengan alat khusus agar tidak terpapar dengan sinar fototerapi. Per tiga jam sekali ia akan berhenti dilakukan fototerapi untuk disusui. Jika ia belum mampu menyusui secara efektif, maka dapat dibantu dengan infus tambahan. Selama fototerapi, akan dilakukan pengecekan suhu dan bilirubin secara berkala karena fototerapi ini menjadikan tubuh Si Kecil panas. Jika kadar bilirubin sudah mencapai kadar normal, fototerapi akan dihentikan. Pengecekan kadar bilirubin berikutnya akan dilakukan per 6 atau 12 jam sekali. Jika dalam beberapa kali pengecekan kadar selalu normal, maka Si Kecil diperbolehkan pulang. Adakah efek samping fototerapi?Beberapa risiko atau efek samping dilakukannya fototerapi antara lain:
Bagaimana pemulihan pasca fototerapi?Setelah fototerapi, Si Kecil akan dicek kadar bilirubin secara berkala. Jika hasil baik dan tidak ada kelainan penyerta lainnya, maka bayi dapat dipulangkan. Sebaiknya bayi kontrol beberapa hari setelah perawatan, sesuai petunjuk dokter. Di mana bisa mendapatkan perawatan fototerapi?Saat ini hampir semua rumah sakit sudah menyediakan fasilitas fototerapi, namun dengan jumlah alat yang terbatas. Jika Anda membutuhkan rekomendasi dokter/rumah sakit yang berpengalaman dalam melakukan prosedur fototerapi, hubungi Medical Consultant LinkSehat melalui WhatsApp 0857 8000 8707 atau isi formulir konsultasi gratis di sini. Konsultasi Gratis di
bayi mendapat perawatan di inkubator KOMPAS.com - Saya masih ingat bagaimana ekspresi kebahagiaan pasangan suami istri yang tiga hari lalu tersenyum ceria. Saat itu, saya melihat mereka begitu bahagia menimang bayi pertamanya. Hari ini saya kebetulan lewat di depan ruang bayi. Hari ini saya lihat wajah suaminya begitu sedih, sementara istrinya menangis tersedu-sedu. Saya dekati mereka dan bertanya, ada apa? Rupanya dokter anak baru saja menjelaskan bahwa bayi mereka kulitnya kuning dan perlu mendapat terapi sinar. Padahal, hari ini rencananya mereka akan pulang dan membawa serta bayinya. Semua acara penyambutan bayi sudah disiapkan di rumah. Akhirnya dengan perasaan berat dan sedih mereka menitipkan bayinya di rumah sakit seperti saran dokter. Upaya itu dilakukan agar mendapat terapi sinar untuk penyembuhan kuning pada bayi . Hal seperti ini hampir tiap hari terjadi di tempat perawatan bayi. Sebagian besar bayi yang lahir terutama bayi kurang bulan akan mengalami masalah kuning atau disebut juga joundice atau icterus neonatorum. Warna kuning pada kulit bayi akibat peningkatan kadar bilirubin dalam darah (hiperbilirubinemia). Frekuensi menurut kepustakaan adalah 50 % untuk bayi cukup bulan dan 80 % untuk bayi prematur dalam hari pertama kehidupan. Terdapat 10 % neonatus (bayi baru lahir umur 0 sampai 28 hari) dengan kadar bilirubine di atas 10 mg % . Banyak pertanyaan yang saya terima sehubungan dengan kuning pada bayi baru lahir, beberapa di antaranya adalah : 1 . Apakah kuning (icterus neonatorum) pada bayi berbahaya ? Kuning pada bayi merupakan keadaan yang sering dijumpai. Untuk mengetahui apakah kuning tersebut berbahaya atau tidak, harus membedakan dulu apakah kuning yang fisiologis atau yang patologis. Pada bayi normal kuning bisa terlihat jelas bila bilirubine indirek meningkat sampai dengan 12 mg / dl sementara pada bayi prematur bila nilai bilirubine indireknya lebih dari 10 - 12 mg / dl , bahkan bisa di atas 15 mg / dl. 2 . Apa perbedaan kuning yang dalam batas normal dan kuning yang tidak normal? Secara sederhana dapat diketahui dengan cara mengamati kapan timbulnya kuning. - Jika kuning timbul dalam 24 jam pertama setelah kelahiran bayi. - Kuning menetap selama seminggu pada bayi yang terlahir cukup bulan. - Kuning menetap 2 minggu pada bayi prematur, maka disebut kuning yang patologis (berbahaya ) Bila kuning timbul lebih dari 24 jam pertama, misalkan pada hari ke tiga maka disebut kuning yang fisiologis atau normal. Meskipun fisiologis dan normal tetap diperlukan pemantauan lebih khusus terhadap kenaikan kadar kuning pada bayi tersebut, juga tanda - tanda fisik yang lain. Misalnya apakah bayi tampak lemas, malas minum, berat badan bayi cenderung turun, peningkatan suhu tubuh, warna tinja dan sebagainya. 3. Apa penyebab terjadinya kuning (icterus neonatorum) pada bayi ?
PENGERTIAN Bayi kuning adalah kondisi yang sering terjadi pada bayi baru lahir dan umumnya tidak berbahaya. Tanda-tanda bayi kuning mudah terlihat karena ciri khas pewarnaan kuning pada kulit dan juga pada bagian putih mata. Istilah medis untuk kondisi ini adalah ikterik neonatorum. PENYEBAB Penyebab bayi kuning adalah kadar bilirubin yang tinggi dalam darah. Bilirubin ini adalah pigmen kuning dalam sel darah merah. Kelebihan bilirubin terjadi karena organ hati bayi belum cukup matang untuk menyingkirkan bilirubin dalam aliran darah. Seiring dengan berkembangnya fungsi organ hati bayi dan mulai meningkatnya asupan bayi, penyakit kuning akan berangsur hilang dengan sendirinya. Pada kebanyakan bayi, penyakit kuning ini tidak memerlukan perawatan khusus dan akan hilang dengan sendirinya sekitar 2-3 minggu setelah lahir. Penyebab lain adalah berat bayi lahir rendah (kurang dari 2500 gram), bayi lahir premature (usia kehamilan <37 minggu), kurangnya pemberian ASI, infeksi, gangguan fungsi hati dan ketidakcocokan golongan darah ibu dan bayi. GEJALA Gejala pada bayi yang mengalami ikterik neonatorum yaitu warna kulit pada bayi menjadi warna kuning atau yang sering disebut dengan bayi kuning. Warna kadang-kadang dimulai pada wajah dan kemudian menyebar ke dada, perut, kaki, dan telapak kaki. Terkadang, bayi dengan ikterus parah bertubuh lemah dan tidak mau menyusu. JENIS JENIS BAYI KUNING KUNING NORMAL yaitu timbul pada hari ke 2 atau ke 3 dan tampak jelas pada hari ke 5 sampai dengan ke 6 dan akan menghilang pada hari ke 7 atau hari ke 10 dan akan menghilang pada hari ke 14. Bayi tampak biasa, minum baik dan berat badan naik. KUNING TIDAK NORMAL yaitu kuning terjadi sebelum umur 24 jam dan bertahan setelah 8 hari pada bayi cukup bulan atau setelah 14 hari pada bayi kurang bulan. Biasanya disertai tanda-tanda adanya penyakit seperti suhu yang tidak stabil, malas menetek, muntah, penurunan berat badan yang cepat, sesak nafas, gagal nafas, dan penurunan kesadaran. PENCEGAHAN Apabila bayi kuning, yang dapat dilakukan adalah pemberian ASI yang cukup kepada bayi. Pemberian makanan dilakukan dengan pemberian ASI 8 hingga 12 kali sehari. Dengan mencukupi asupan bayi, maka bilirubin dapat dikeluarkan lebih cepat dari tubuh melalui kencing dan tinja. Selain itu jemur bayi di pagi hari antara jam 7-8 pagi selama 30 menit dengan badan terbuka dan gunakan penutup mata serta popok (untuk bayi laki-laki). PENANGANAN Penyakit kuning pada bayi biasanya akan menghilang sendiri dalam waktu 2 atau 3 minggu. Untuk ikterus sedang atau berat, bayi perlu tinggal lebih lama di rumah sakit untuk mendapatkan perawatan. Perawatan bayi kuning dapat dilakukan dengan Terapi sinar ultraviolet atau sinar UV (fototerapi) yaitu dengan menempatkan bayi di bawah lampu fluoresens yang memancarkan cahaya dalam spektrum biru-hijau. Cahaya mengubah bentuk dan struktur molekul bilirubin sehingga dapat dikeluarkan dalam kencing dan tinja. Selama perawatan, bayi hanya akan memakai popok dan pelindung mata. Terapi cahaya dapat dilengkapi dengan penggunaan pad atau kasur yang memancarkan cahaya. Fototerapi biasanya cukup efektif untuk perawatan bayi kuning, dan biasanya tidak mempunyai efek samping yang berarti. Terapi dilakukan minimal selama 24 jam, bila bayi masih memerlukan fototerapi dapat dilanjutkan 2×24 jam tanpa istirahat. Maksimal pemberian 5×24 jam setelah istirahat selama 12 jam atau setidaknya sampai kadar bilirubin dalam darah kembali ke ambang batas normal dan sesuai dengan instruksi dokter. KOMPLIKASI Namun, apabila bayi kuning setelah lebih dari 3 minggu sejak lahir maka ini bisa menjadi pertanda adanya kondisi lain yang perlu diperhatikan. Sebaiknya konsultasikan kepada dokter mengenai kondisi bayi. Meskipun jarang terjadi, tapi apabila kadar bilirubin meningkat secara berlebihan dan tidak dikeluarkan tubuh, bayi lebih berisiko menjadi tuli, terkena lumpuh otak (cerebral palsy), kerusakan otak (kernikterus) dan bahkan kematian. Kapan harus berkonsultasi dengan dokter dan dilakukan pemeriksaan di Rumah SakitSetelah bayi lahir, dokter akan memeriksa apakah bayi mempunyai penyakit kuning sebelum dipulangkan dari rumah sakit. Selain itu, bayi biasanya harus diperiksa untuk menemukan adanya kondisi bayi kuning di antara hari ke-3 dan ke-7 setelah lahir, karena pada saat tersebut kadar bilirubin biasanya memuncak. Hubungi dokter jika bayi Anda memiliki tanda atau gejala yang mengindikasikan bayi kuning yang parah atau komplikasi kelebihan bilirubin, seperti:
Download Artikel Bayi Kuning atau Ikterik Neonatorum Saat ini RSUD Kelet Provinsi Jawa Tengah telah membuka pelayanan Fototerapi di Ruang Perinatologi Jika bayi anda kuning dan memerlukan perawatan fototerapi silahkan datang ke RSUD Kelet Provinsi Jawa Tengah Salam Sehat Sahabat Rehatta |