Bahan pengawet alami berikut ini yang dapat dipergunakan untuk bahan pengawet makanan adalah

Penulis: Ossy | Editor: Opie

Apakah Anda pernah makan ikan asin atau manisan buah? Keduanya merupakan jenis makanan yang diawetkan secara alami.

Pengawet makanan seringkali ditambah pada bahan makanan untuk memperlambat kerusakan atau mencegah adanya perubahan warna, rasa, tekstur, termasuk menundanya menjadi tengik.

Prosedur ini dilakukan untuk membantu makanan agar tetap segar, sehingga makanan bisa disimpan lebih lama. Hal ini karena pengawet bertugas melawan pembusukan yang disebabkan oleh bakteri, jamur, dan mikroba lain yang dapat merusak makanan.

Baca Juga: Apakah Natrium Benzoat Aman untuk Pengawet Makanan?

Jenis Pengawet Makanan 

Pengawet makanan terdiri dari pengawet alami dan pengawet kimia.  Pengawet kimia diketahui seringkali memiliki efek samping bagi tubuh.

Terlalu banyak mengonsumsi makanan olahan dengan pengawet kimia diketahui memberikan efek yang tidak baik bagi pencernaan dan juga dapat memicu kanker. Karenanya, kini banyak orang yang kembali pada pengawet alami.

Prosedur pengawetan makanan secara alami konon sudah dilakukan manusia sejak beribu tahun silam. Lalu, apa saja bahan tersebut dan bagaimana cara mengawetkan makanan secara alami?

Bahan Pengawet Makanan Alami

Pengawet makanan alami menggunakan bahan-bahan dari alam dan cara yang cenderung tradisional dan telah digunakan sejak zaman dulu kala.

Pengawet alami mengekstraksi unsur dari alam untuk melindungi makanan dari mikroorganisme. Ekstrak Rosemary, ekstrak Forsyhia dan polifenol pada teh diketahui dapat digunakan sebagai bahan pengawet alami.

Selain itu, apa saja yang termasuk pengawet alami?  Berikut adalah sejumlah bahan yang dapat Anda pilih untuk mengawetkan makanan Anda:

1. Garam dapur

Garam dapur atau senyawa kimia Natrium Klorida (NaCl).

Garam bersifat menyerap air, hal ini membuat mikroorganisme dapat mati karena dehidrasi.

2. Gula pasir

Gula pasir memiliki sifat yang sama seperti garam, yaitu mengurangi kadar air.

Cara menggunakan gula sebagai pengawet makanan dapat dilakukan dengan berbagai cara, seperti:

  • Menaburkan makanan dengan gula dalam keadaan kering
  • Mencampur makanan dalam larutan gula
  • Merendam makanan ke dalam cairan gula

Jika Anda masih asing, dodol, manisan, dan selai adalah makanan yang diawetkan dengan prosedur ini.

3. Cuka

Cuka dapat meningkatkan daya simpan serta mampu mencegah buah dan sayur menjadi kecokelatan.

Anda dapat menggunakan berbagai jenis cuka seperti cuka aren Bali, cuka apel, cuka hitam, hingga cuka limau.

4. Bawang putih

Bawang putih ternyata memiliki kemampuan menghambat bakteri dan mikroorganisme.

Anda dapat menambahkan bawang putih halus ke potongan daging atau ikan sebelum menyimpannya ke dalam lemari es.

5. Kluwak

Kluwak tak hanya bisa digunakan sebagai bumbu untuk membuat rawon. Bumbu dapur yang dapat memberikan warna hitam ini ternyata dapat mengawetkan ikan segar selama enam hari.

Nelayan di daerah Banten seringkali menggunakan kluwak sebagai pengawet. Kluwak dapat dicincang halus, dikeringkan, dan dimasukkan ke dalam perut ikan.

Ekstrak rosemary dapat menjadi pengawet alami makanan.

Bahan ini dapat mencegah makanan menjadi tengik.

Ekstrak rosemary sering ditambahkan pada keripik kentang, minyak sayur atau daging.

7. Daun gambir

Daun gambir mengandung zat katekin yang dapat mencegah pembusukan makanan.

Daun gambir seringkali digunakan untuk membantu mengawetkan telur asin.

Anda dapat merendam telur asin bersama dengan sisa penirisan pembuatan gambir.

Teknik Pengawetan Makanan Alami

1. Pengeringan

Tahukah Anda bahwa masyarakat Mesir kuno sudah mengeringkan bahan makan dengan sinar matahari 12.000 sebelum masehi?

Pengeringan merupakan metode pengawetan makanan yang sudah dilakukan sejak berabad silam. Ikan dan daging merupakan bahan makanan yang lebih sering diawetkan dengan cara pengeringan.

Selain ikan, buah dan sayur juga dapat dikeringkan agar lebih awet. Beberapa di antaranya seperti kismis dan kurma.

Melalui pengeringan, bahan makanan akan lebih ringan. Pengeringan juga mengurangi 10-15% air sehingga menghambat munculnya mikroorganisme penyebab kerusakan makanan.

2. Penggaraman

Tahukah Anda bahwa sejak zaman Yunani kuno, manusia sudah menggunakan garam untuk mengawetkan ikan?

Prinsip penggaraman adalah mengeluarkan air yang menyebabkan makanan mengalami kerusakan. Selain menghilangkan air, garam juga berfungsi sebagai antiseptik.

Garam memang tidak membunuh semua jenis mikroorganisme, tetapi garam bisa mengontrol mikroorganisme penyebab kebusukan.

Daging dan ikan merupakan bahan makanan yang seringkali diawetkan dengan cara penggaraman.

3. Penggulaan

Tahukah Anda bahwa konsentrasi gula sebesar 70% dapat menghambat kerusakan makanan?

Pengawetan makanan dengan gula pun tidak hanya membunuh mikroorganisme, tetapi juga memberikan keragaman rasa.

Pengawetan makanan dengan gula juga dapat dilakukan bersama dengan teknik lain seperti pembekuan,  pengeringan, hingga pasteurisasi.

4. Pengasapan

Apakah Anda pernah memakan daging asap? Pengasapan merupakan pengawetan alami yang tidak hanya membuat makanan awet tetapi juga menambah cita rasa.

Penelitian juga menyebutkan bahwa asap kayu bakar yang digunakan untuk mengasapkan makanan mengandung senyawa fenol yang menghambat pertumbuhan mikroorganisme.

5. Fermentasi

Anda pastinya sudah tidak asing dengan tape, terasi, keju, hingga kimchi. Semuanya merupakan makanan hasil fermentasi.

Proses fermentasi umumnya dibantu oleh ragi, bakteri, jamur atau kombinasinya.

Tidak hanya mengawetkan makanan, fermentasi juga dapat mengubah rasa dan membuat bahan makanan yang kurang diminati menjadi lebih dapat dinikmati.

6. Pembekuan/pendinginan

Membekukan bahan makanan merupakan teknik pengawetan makanan yang tentunya sudah tidak asing lagi.

Anda tentunya kerap menyimpan sayur hingga daging dan ikan segar di kulkas, bukan?

7. Pengacaran

Pickling atau pengacaran adalah pembuatan sayur asin atau acar di mana makanan diawetkan dengan garam dan cuka.

Ketika membuat acar sayur atau buah, Anda memerlukan 8-10% garam dan 3% cuka. Selanjutnya, simpan 6 hingga 8 hari di bawah sinar matahari untuk difermentasi dengan bantuan asam laktat.

Nah, itu tadi cara mengawetkan makanan yang bisa Anda coba.

Makanan yang diawetkan dengan bahan alami tentunya lebih menyehatkan dan tidak membahayakan tubuh dibandingkan pengawet sintetis atau kimia.

Baca Juga: Berbagai Fakta Mengenai Sodium Chloride

Sumber

Kusnadi, J. (2018). Pengawet Alami untuk Makanan. Malang: Universitas Brawijaya Press.

Ariana, R.P. (2021).  Preservasi Makanan Lokal. Depok: Rajawali Pers

Mosaic Food. (2020). 10 Natural Alternatives to Chemical Preservatives.  www.mosaicfoods.com

Live Strong.  (2019). Harmful Effects of Preservatives in Foods www.livestrong.com

Jakarta - Pengawet makanan merupakan bahan atau zat yang digunakan untuk menghindari atau memperlambat pertumbuhan bakteri pada suatu makanan. Hal tersebut berfungsi agar makanan tetap terjaga tahan lama dan awet.

Pengawet makanan sendiri terbagi menjadi dua jenis, ada yang berbahan buatan dan alami. Kebanyakan orang menyiasati dengan menggunakan pengawet makanan alami agar terhindar dari segala penyakit atau gangguan pada tubuh. Berikut adalah pengawet makanan alami yang dapat digunakan untuk menggantikan pengawet makanan buatan.

1. Cuka

Cuka merupakan produk hasil dari proses fermentasi bahan acetobacter dan terbagai menjadi beberapa jenis dengan bahan fermentasi berbeda-beda. Cuka mengandung asam asetat dalam jumlah tinggi yang membuatnya sering digunakan dalam pengawet makanan kalengan atau acar.

2. Bawang Putih

Bawang putih merupakan salah satu jenis bumbu dapur yang digunakan dalam melengkapi suatu masakan atau makanan. Bawang putih mengandung senyawa Allisin yang mampu membunuh mikroba dan bakteri, sehingga mencegah pertumbuhan DNA dan protein sel di dalam bakteri.

3. Cengkeh

Berdasarkan dari penelitian Ratna Wedhaningsih (2008) Institut Pertanian Bogor, menyebutkan bahwa penggunaan 0,3% serbuk cengkeh dapat menyimpan sebuah roti manis dalam delapan hari. Cengkeh mengandung sebuah senyawa eugenol dan juga eugenol acetate yang berfungsi sebagai anti-mikroba. Selain itu, cengkeh juga mengandung senyawa fenolik yang tinggi dan bersifat antioksidan.

4. Daun Gambir

Kandungan senyawa Katekin yang terdapat pada daun gambir berpotensi sebagai antioksidan dan antibakteri. Penelitian Aritha Tumangger dan kawan-kawan (2017) dalam Jurnal Ilmu Pangan dan Teknologi Pangan Universitas Sumatera Utara membuktikan bahwa daun gambir dapat menjadi bahan pengawet alami tahu, perendaman tahu dengan ekstrak daun gambir 0,25% mampu menjaga mutu tahu selama dua hari.

5. Kayu Manis

Kulit batang kayu manis sangat ampuh untuk mengawetkan makanan. Hal ini karena pada kulit batang kayu manis terdapat kandungan antimikroba yang menghambat pertumbuhan jamur dan bakteri. Selain itu, minyak atsiri golongan cinnamaldehyde, polifenol dan saponin yang bersifat sebagai bakterisidal dan juga fungisida juga terkandung dalam kulit batang kayu manis.

6. Kluwak

Selain bermanfaat sebagai bumbu dapur dan pewarna makanan, kluwak ternyata ampuh untuk digunakan sebagai pengawet makanan. Kluwak biasanya digunakan untuk mengawetkan ikan yang segar dengan cara mencincang kluwak menjadi halu, lalu dikeringkan dan di masukkan ke dalam perut ikan yang sudah dibersihkan.[]

(Rafi Fairuz)

Baca Juga:

Page 2

Jakarta - Pengawet makanan merupakan bahan atau zat yang digunakan untuk menghindari atau memperlambat pertumbuhan bakteri pada suatu makanan. Hal tersebut berfungsi agar makanan tetap terjaga tahan lama dan awet.

Pengawet makanan sendiri terbagi menjadi dua jenis, ada yang berbahan buatan dan alami. Kebanyakan orang menyiasati dengan menggunakan pengawet makanan alami agar terhindar dari segala penyakit atau gangguan pada tubuh. Berikut adalah pengawet makanan alami yang dapat digunakan untuk menggantikan pengawet makanan buatan.

1. Cuka

Cuka merupakan produk hasil dari proses fermentasi bahan acetobacter dan terbagai menjadi beberapa jenis dengan bahan fermentasi berbeda-beda. Cuka mengandung asam asetat dalam jumlah tinggi yang membuatnya sering digunakan dalam pengawet makanan kalengan atau acar.

2. Bawang Putih

Bawang putih merupakan salah satu jenis bumbu dapur yang digunakan dalam melengkapi suatu masakan atau makanan. Bawang putih mengandung senyawa Allisin yang mampu membunuh mikroba dan bakteri, sehingga mencegah pertumbuhan DNA dan protein sel di dalam bakteri.

3. Cengkeh

Berdasarkan dari penelitian Ratna Wedhaningsih (2008) Institut Pertanian Bogor, menyebutkan bahwa penggunaan 0,3% serbuk cengkeh dapat menyimpan sebuah roti manis dalam delapan hari. Cengkeh mengandung sebuah senyawa eugenol dan juga eugenol acetate yang berfungsi sebagai anti-mikroba. Selain itu, cengkeh juga mengandung senyawa fenolik yang tinggi dan bersifat antioksidan.

4. Daun Gambir

Kandungan senyawa Katekin yang terdapat pada daun gambir berpotensi sebagai antioksidan dan antibakteri. Penelitian Aritha Tumangger dan kawan-kawan (2017) dalam Jurnal Ilmu Pangan dan Teknologi Pangan Universitas Sumatera Utara membuktikan bahwa daun gambir dapat menjadi bahan pengawet alami tahu, perendaman tahu dengan ekstrak daun gambir 0,25% mampu menjaga mutu tahu selama dua hari.

5. Kayu Manis

Kulit batang kayu manis sangat ampuh untuk mengawetkan makanan. Hal ini karena pada kulit batang kayu manis terdapat kandungan antimikroba yang menghambat pertumbuhan jamur dan bakteri. Selain itu, minyak atsiri golongan cinnamaldehyde, polifenol dan saponin yang bersifat sebagai bakterisidal dan juga fungisida juga terkandung dalam kulit batang kayu manis.

6. Kluwak

Selain bermanfaat sebagai bumbu dapur dan pewarna makanan, kluwak ternyata ampuh untuk digunakan sebagai pengawet makanan. Kluwak biasanya digunakan untuk mengawetkan ikan yang segar dengan cara mencincang kluwak menjadi halu, lalu dikeringkan dan di masukkan ke dalam perut ikan yang sudah dibersihkan.[]

(Rafi Fairuz)

Baca Juga:

Video yang berhubungan

Postingan terbaru

LIHAT SEMUA