Show Lompat tinggi adalah salah satu cabang dari olahraga atletik. Di dalamnya, terdapat beberapa macam gaya lompat tinggi yang sering digunakan oleh atlet professional. Tujuan lompat tinggi adalah agar pelompat dapat mencapai lompatan yang setinggi-tingginya. Adapun gaya yang paling sering digunakan adalah gaya straddle dan flop. Dua gaya tersebut dianggap paling efektif untuk melakukan lompat tinggi. Sebenarnya ada juga gaya lainnya, seperti gaya scott, western roll, dan gaya gunting. Namun, gaya tersebut kini dianggap kurang efektif dalam penggunaan gerakan dan aktivitas tubuh. Lompat Tinggi Gaya StraddleIlustrasi lompat tinggi gaya straddle. Foto: PixabayLompat tinggi gaya straddle biasa disebut gaya guling. Gaya guling sampai saat ini terbilang masih eksis di kalangan para atlet cabang olahraga atletik. Perbedaan gaya straddle dengan gaya-gaya lainnya dari pelaksanaan saat melewati mistar yang mengharuskan dibuka lebar hingga sebelum pelaksanaan pendaratan. Kedua kaki tetap dibuka lebar atau kangkang. Dari perbedaan sikap tubuh selama di udara, gaya straddle dapat dibedakan menjadi dua macam, yaitu horizontal straddle dan arch/dive straddle. Teknik Dasar Lompat Tinggi Gaya StraddleIlustrasi lompat tinggi gaya straddle. Foto: PixabayAdapun urutan gerak lompat tinggi terdiri dari awalan, tumpuan, melewati mistar, dan pendaratan. Untuk lebih jelasnya, berikut adalah uraian urutan lompat tinggi gaya straddle yang telah disusun oleh tim Info Sport. Awalan lompat tinggi gaya straddle dilakukan dalam garis lurus yang menyerong dari permukaan depan matras pendaratan. Sudut yang disarankan adalah sekitar 20-30 derajat dari garis lurus matras, tetapi dapat juga awalan tersebut terbentuk lengkungan dengan sudut 45-55 derajat terhadap letak mistar. Kecepatan dalam melakukan awalan diperlukan untuk memberikan momentum terhadap badan untuk melewati mistar. Sebagai patokan, semakin tinggi mistar yang harus dilewati, kecepatan awalan tentu harus semakin tinggi. Panjang awalan sebanyak delapan langkah yang terdiri dari empat langkah terakhir lebih lebar daripada empat langkah yang pertama. Tolakan kaki tumpu harus kuat agar menghasilkan gerakan naik yang maksimum. Untuk mencapai ini, langkah terakhir agak lebih lebar dengan sikap badan agak menengadah disertai gerakan ayunan ke atas untuk membantu mengangkat titik berat badan lebih tinggi. Setelah kaki kanan diayunkan ke atas dan badan terangkat dengan kaki tumpu lepas dari tanah, kaki ayun tersebut tidak lurus lagi. Ayunan kaki lebih tinggi dari kepala dan melewati mistar lebih dulu dari bagian badan yang lain dan diusahakan agar lengan kiri tidak sampai menyentuh mistar. 3. Gerakan Saat di Atas MistarSetelah mencapai titik tinggi maksimum, badan diputar ke kiri penuh dengan kepala mendahului melewati mistar. Perut dan dada menghadap ke bawah. Kaki tumpuan yang semula bergantung, ditarik dalam sikap kangkang. Pada saat ini, kaki kanan sudah turun dan tangan sudah bersiap-siap membantu saat pendaratan. Setelah melewati mistar, pelompat dapat langsung jatuh bertumpu pada punggung yang tidak membahayakannya. Akan tetapi, kalau tempat pendaratan merupakan bak pasir karena bak lompat yang empuk dan aman. Jika badan terpaksa dijatuhkan, yang jatuh terlebih dahulu adalah pundak bagian kanan kemudian terus berguling.
Sunday, May 1, 2016 Lompat
Artikel yang berhubungan dengan Lompat tinggi: Gaya guling perut (straddle) atau Gaya Stradle adalah salah satu gaya yang ada dalam teknik lompat tinggi, ketika badan melewati mistar dengan cepat diputar dan dibalikkan, sehingga sikap badan di atas mistar telungkup. Sejarah Lompat Tinggi Gaya Guling (Straddle) Gaya Guling Perut (belly roll) atau kangkang (straddle) mulai dikenal pada tahun 1930, yaitu sejak Jim Stewart (Amerika) memakai gaya ini dalam suatu perlombaan. Namun diberbagai negara gaya ini belum diakui sebagai gaya yang syah (seperti halnya gaya guling sisi), karena saat melewati mistar peraturan itu dicabut (1934) maka mulai saat itu pula gaya straddle dengan pesat tersebar keberbagai negara, bersaing dengan gaya guling sisi. P. Reavis, C. Dumas dan masih banyak lagi pelompat tinggi lainnya mampu melompat mistar 2,15 meter. Bahkan V. Brumei, atlet asal Rusia pernah menciptakan rekor dunia dengan ketinggian 2, 23 meter.
Cara melakukan Gaya Guling:
Teknik melakukan Lompat Tinggi Gaya Guling (Straddle) Awalan Gaya Stradle memiliki arah dan sudut awalan yang mirip dengan gaya guling sisi. Bila seorang atlet saat akan melompat bertumpu dengan kaki kanan, maka awalan dari samping/serong kanan dan sebaliknya bila bertumpu dengan kaki kiri, awalan dari serong kiriTumpuan Kaki yang digunakan sebagai tumpuan adalah kaki yang terdekat dengan mistar atau kaki bagian dalam. Sementara kaki bebas diayun kedepan atas.Melayang dan pendaratan Setelah melonpat dengan tumpuan kaki maka badan akan melayang di atas mistar, badan tidur telungkup dan sejajar dengan mistar, kedua kaki kangkang (straddle). Kaki bebas, badan bagian atas (kepala) dan lengan yang sepihak dengan kaki ayun turun terlebih dahulu (kepala lebih rendah dari pinggul) terus berguling kekanan meluncur kebawah. Setelah berkembang beberapa lama, saat diatas mistar posisi badan tidak sejajar dengan mistar, tetapi kepala dan badan tidak sejajar dengan mistar, tetapi kepala dengan badan melintas mistar terlebih dahulu terus menyelam/menuklik kebawah disebut juga "dive straddle". Sedangkan kaki tumpu yang saat itu belum melewati mistar dan masih dalam keadaan tertekuk lutut dapat digerakkan dengan dua cara :
Secara metodis (bagi pemula) pendaratan dilakukan dengan bagian kaki ayun/bebas terlebih dahulu. Keuntungan menggunakan gaya straddle:
|