Bagaimana penerapan pola sosialisasi yang tepat sehingga dapat membangun karakter positif individu

Bagaimana penerapan pola sosialisasi yang tepat sehingga dapat membangun karakter positif individu

Bagaimana penerapan pola sosialisasi yang tepat sehingga dapat membangun karakter positif individu
Lihat Foto

shutterstock.com

Ilustrasi sosialisasi

KOMPAS.com - Sosialisasi mencakup pemeriksaan mengenai lingkungan kultural sosial dari masyarakat yang bersangkutan.

Sosialisasi mencakup interaksi sosial dan tingkah laku sosial. Sehingga sosialisasi merupakan mata rantai yang penting di antara sistem sosial.

Dalam buku Dasar-Dasar Sosialisasi (2004) karya Sutaryo, sosialisasi merupakan suatu proses bagaimana memperkenalkan sistem pada seseorang. Serta bagaimana orang tersebut menentukan tanggapan serta reaksinya.

Sosialisasi ditentukan oleh lingkungan sosial, ekonomi dan kebudayaan di mana individu tersebut berada.

Selain itu, sosialisasi juga ditentukan dari interaksi pengalaman-pengalaman serta kepribadiannya.

Dengan sosialisasi, manusia sebagai makhluk biologis menjadi manusia yang berbudaya, cakap menjalankan fungsinya dengan tepat sebagai individu dan sebagai anggota kelompok.

Baca juga: Interaksi Sosial: Pengertian, Syarat, Ciri, Jenis, dan Faktornya

Proses sosialisasi

Pembentukan kepribadian manusia melalui proses sosialisasi meliputi:

  • Internalisasi nilai-nilai

Proses penanaman nilai dan norma sosial ke dalam diri seseorang yang berlangsung sejak lahir hingga meninggal.

Proses pengembangan dari nilai-nilai budaya yang sudah tertanam dalam diri seseorang dan diimplementasikan dalam perilaku sehari-hari.

Proses berlangsungnya internalisasi dan enkulturasi secara terus menerus hingga membentuk suatu kepribadian.

Pendidikan Karakter merupakan suatu usaha manusia secara sadar serta terencana bertujuan untuk mendidik dan memberdayakan setiap potensi peserta didik.

Selain itu, pendidikan berkarakter ini juga berguna untuk membangun karakter setiap individu sehingga dapat menjadi individu yang bisa memiliki manfaat untuk individu tersebut dan juga lingkungan sekitarnya.

Sistem pendidikan ini akan menanamkan nilai-nilai karakter tertentu pada setiap peserta didik yang didalamnya terdapat beberapa komponen pengetahuan, kemauan atau kesadaran, serta tindakan untuk melakukan nilai positif tersebut.

Pendidikan karakter (character education) sangat erat hubungannya dengan sistem pendidikan moral yang dimana tujuannya adalah untuk melatih dan membentuk kemampuan setiap individu secara terus menerus agar kearah hidup yang lebih baik lagi.

Fungsi Pendidikan Berkarakter

Bagaimana penerapan pola sosialisasi yang tepat sehingga dapat membangun karakter positif individu

Secara umum fungsi dari sistem pendidikan ini yaitu untuk membentuk karakter individu dari peserta didik agar menjadi pribadi yang bermoral, bertoleran, tangguh, berakhlak mulia dan berperilaku baik terhadap sesama.

Pendidikan karakter pun kemudian dijadikan sebagai wadah sosialisasi karakter yang patut dimiliki oleh setiap orang agar menjadikan mereka sebagai seorang yang bermanfaat besar bagi lingkungan disekitarnya. Berikut ini beberapa fungsi dari pendidikan berkarakter :

  1. Dapat menjelaskan serta mengartikan berbagai karakter individu
  2. Mengetahui berbagai karakter baik setiap individu
  3. Menunjukan contoh perilaku berkarakter yang baik dalam kehidupan sehari-hari
  4. Memahami sisi baik dalam menjalankan perilaku berkarakter individu

Character education ini seharusnya sudah dilakukan sejak masih kecil, yaitu sejak masa kanak-kanak. Sistem pendidikan ini dapat dilakukan di lingkungan sekolah, lingkungan sekitar dan termasuk di lingkungan keluarga.

Selain itu pendidikan berkarakter penting diimplementasikan sejak masih kecil karena bisa menjadi bekal dalam pembentukan karakter yang dapat menggunakan berbagai media belajar.

Contoh dan Implementasi Pendidikan Karakter di Sekolah

Bagaimana penerapan pola sosialisasi yang tepat sehingga dapat membangun karakter positif individu

Mendidik karakter setiap peserta didik merupakan tanggung jawab bersama yang meliputi lingkungan keluarga (orang tua), lingkungan sekolah (kepala sekolah, guru, karyawan di sekolah dan masyarakat di sekolah lainnya).

Khusus untuk lingkungan sekolah, maka peran penting dalam membentuk karakter ada pada kepala sekolah, guru, pembimbing dan masyarakat sekolah lainnya.

Karena mereka semua memposisikan diri sebagai : orang tua kedua (selain keluarga di rumah), fasilitator (memberikan kemudahan untuk peserta didik), motivator (memberikan dorongan untuk peserta didik), inspiratif dan teladan untuk dicontoh setiap peserta didik.

Berikut ini beberapa contoh serta implementasi dari pendidikan berkarakter yang terdapat di lingkungan sekolah :

  1. Disiplin, yaitu memiliki catatan kehadiran serta membiasakan diri untuk hadir tepat waktu. Selain itu bisa juga dengan menegakkan aturan dan menggunakan seragam yang sesuai ketentuan.
  2. Kreatif, yaitu menciptakan situasi yang dapat menumbuhkan pola pikir dan bertindak secara kreatif, seperti pemberian tugas yang dapat menciptakan karya-karya baru.
  3. Mandiri, yaitu dapat menciptakan situasi yang menggerakkan peserta didik belajar dan bertindak secara mandiri yang tidak mengandalkan bantuan orang lain.
  4. Religius, yaitu memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk melakukan ibadah, menanamkan kebiasaan berdoa sebelum belajar dan senantiasa menjaga kebersihan.
  5. Jujur, yaitu transparansi dalam laporan keuangan dan penilaian di sekolah secara berkala. Dalam hal ini bisa diimplementasikan dengan menyediakan kantin kejujuran, larangan membawa alat komunikasi saat sedang ulangan maupun ujian, serta menyediakan tempat khusus untuk temuan barang hilang dan juga larangan menyontek saat mengerjakan tugas.
  6. Toleransi, yaitu menghargai serta memberikan perlakuan yang sama untuk semua masyarakat sekolah dalam menghormati dan menghargai setiap perbedaan.
  7. Rasa ingin tahu, yaitu menyediakan sebuah media komunikasi untuk berekspresi untuk semua masyarakat sekolah, memfasilitasi masyarakat sekolah untuk bereksplorasi dalam bidang pendidikan, serta menciptakan suasana belajar mengajar yang mengandung rasa ingin tahu peserta didik.
  8. Bersahabat serta Komunikatif, yaitu menciptakan suasana sekolah yang memudahkan terjadinya interaksi sesama masyarakat sekolah dengan bahasa yang santun dan saling menghormati.
  9. Peduli Lingkungan, yaitu memberikan kebiasaan untuk memelihara kebersihan serta kelestarian lingkungan sekolah dan sekitarnya, dengan menyediakan tempat pembuangan sampah dan tempat untuk mencuci tangan, menyediakan kamar mandi yang bersih, melakukan kebiasaan hemat energi dan lainnya.
  10. Tanggung Jawab, yaitu membuat laporan untuk setiap kegiatan yang dilakukan baik dalam bentuk tulisan maupun lisan dan menghindarkan setiap kecurangan dalam melaksanakan tugas di sekolah.

Selain beberapa contoh diatas, masih banyak lagi contoh untuk mengimplementasikan pendidikan berkarakter yang berada di lingkungan sekolah, karena sekolah berperan penting dalam membentuk karakter seluruh peserta didik nantinya.

Kelemahan Pendidikan Karakter di Indonesia

Mengingat masih banyaknya kasus korupsi di Indonesia, menunjukkan bahwa masih kurangnya pendidikan karakter dan moral di Indonesia. Pendidikan di Indonesia sendiri pada umumnya mementingkan pendidikan formal tapi justru mengesampingkan pendidikan berkarakter.

Padahal keduanya sangat dibutuhkan dalam perkembangan bangsa Indonesia menjadi lebih baik di masa yang akan datang nantinya.

Pendidikan di Indonesia sendiri masih melalui suatu sudut kurikulum yang diringkas atau biasa disebut siap saji, yang berupa rangkaian paket siap saji yang memberi peserta didik untuk memilih kapasitas moral judgementnya.

Guru-guru juga cenderung masih menggunakan prinsip moral umum secara satu arah, tanpa melibatkan partisipasi setiap peserta didik untuk bertanya serta mengajukan pengalamannya.

Peningkatan Pendidikan Karakter yang Berkualitas dengan Fasilitas Sekolah yang Baik

Mengingat betapa pentingnya melakukan pendidikan berkarakter sejak masih kecil maupun saat menginjak bangku sekolah, karena akan menentukan bagaimana bangsa Indonesia menjadi lebih atau buruk kedepannya.

Dalam mengimplementasikan pendidikan karakter yang baik di lingkungan sekolah, maka dapat didukung dengan meningkatkan kualitas belajar mengajar. Salah satu cara yang tepat untuk meningkatkan kualitas belajar mengajar di sekolah adalah dengan membuat sarana dan prasarana di sekolah menjadi lebih baik lagi.

Seperti yang sudah dijelaskan di atas yaitu salah satunya peduli lingkungan yang bisa diterapkan dengan menyediakan fasilitas kamar mandi dan tempat mencuci tangan yang baik serta bersih untuk masyarakat di sekolah.

Untuk itu dalam rangka mendukung peningkatan pendidikan karakter yang berkualitas dengan fasilitas sekolah yang baik, Pintek hadir dengan memberikan solusi terbaiknya melalui program Pintek – Modal Kerja.

Karena melalui program ini, sekolah dapat melakukan pinjaman untuk memperbaiki, menambah atau mengkinikan fasilitas di sekolah agar kegiatan belajar mengajar menjadi lebih optimal, sehingga diharapkan pelaksanaan pendidikan karakter dapat berjalan dengan baik nantinya.

Selain itu, Pintek juga sudah terdaftar dan diawasi oleh Otoritas Jasa Keuangan, sehingga seluruh transaksi pendanaan Pintek – Modal Kerja dijamin aman dan terpercaya.

Proses pencairan dananya juga sangat mudah dan cepat, yaitu hanya memakan waktu lima hari kerja setelah persetujuan disetujui. Untuk mendapatkan pendanaan dari Pintek, Anda bisa mengunjungi situs resmi Pintek Indonesia.

Jika Anda memiliki pertanyaan dan ingin mengetahui informasi lebih lanjut, Anda bisa berdiskusi dengan tim dari Pintek melalui TanyaPintek atau bisa menghubungi kami melalui WhatsApp di nomor 021-50884607.

Sekian artikel kali ini tentang pembahasan lengkap pendidikan berkarakter dan peningkatan pendidikan karakter di Indonesia dengan fasilitas sekolah yang baik.