Bagaimana cerita tentang everything everything

JAKARTA - Everything, Everything merupakan film drama romansa yang dapat disaksikan di Catchplay+.

Karya dari Stella Meghie ini dibintangi oleh sederet aktor dan aktris kenamaan seperti Amandla Stenberg, Nick Robinson, dan Anika Noni Rose.

Film ini diadaptasi dari novel berjudul sama karya Nicola Yoon, yang juga merupakan karya novel dewasa pertamanya.

Kisahnya mengikuti seorang perempuan berusia 18 tahun bernama Maddy bersama dengan temannya, Olly.

Maddy kala itu mengidap sebuah penyakit langka yang membuat dirinya harus berada di rumah 24 jam dalam seminggu.

Ia harus terus-menerus berada dalam ruangan yang udaranya telah disaring.

Maddy memiliki sistem imun tubuh yang sangat lemah sehingga sangat rentan terkena penyakit ineksi dari luar.

Perempuan berambut ikal tersebut hanya menghabiskan waktunya untuk membaca buku, bercerita dengan ibunya, dan berinteraksi dengan perawatnya, Carla.

Untuk melihat dunia luar, Maddy memanfaatkan jendela yang menembus keluar yang berada di kamar, ruang belajar, dan pintu rumahnya.

Hingga pada suatu hari ketika mobil truk berhenti di samping rumahnya, Maddy kemudian melihat tetangga barunya yang bernama Olly.

Mereka pun memutuskan untuk berkenalan melalui email hingga berjalannya waktu mereka mulai mengenal satu sama lain.

Maddy mulai menyadari bahwa ia telah jatuh cinta pada Olly.

Lantas, apakah Maddy dapat meraih cintanya tersebut?

Temukan jawabannya dalam film Everything, Everything yang dapat Anda saksikan di Catchplay+.

Sumber: https://www.kompas.com/hype/read/2022/08/31/162032366/sinopsis-everything-everything-kisah-cinta-di-balik-jendela?page=all

Bagaimana cerita tentang everything everything
Film Everything, Everything (2017)

Daftar Isi


TRIBUNNEWSWIKI.COM - Everything, Everything adalah film drama romantis Amerika Serikat tahun 2017 yang disutradarai oleh Stella Meghie dan diproduseri oleh Elysa Dutton dan Leslie Morgenstein.

Naskah film ini ditulis oleh J. Mills Goodloe berdasarkan novel Everything, Everything karya Nicola Yoon.

Film ini dibintangi oleh Amandla Stenberg yang berperan sebagai Mandy dan Nick Robinson yang berperan sebagai Olly.

Film Everything, Everything dirilis di Amerika Serikat pada tanggal 19 Mei 2017 dan mendapatkan ulasan rata-rata dari para kritikus.

Film Everything, Everything mendapatkan $ 34 juta di Amerika Utara dan $27 juta di negara lain.

Total pendapatan yang dihasilkan oleh film ini mencapai lebih dair $ 61 juta, melebihi anggaran produksi film, yaitu $ 10 juta.

Pada pembukaan akhir pekan secara terbatas, film ini mendapatkan $11.727.390, menempati posisi ketiga di box office setelah film Alien: Covenant dan Guardians of the Galaxy Vol. 2. (1)

Baca: FILM - The Florida Project (2017)

Baca: FILM - Guardians of the Galaxy Vol. 2

Film Everything, Everything (2017) menceritakan seorang gadis bernama Maddy yang diperankan oleh Amandla Stenberg yang terkurung di rumahnya sendiri karena dinyatakan mengidap kelainan system imun, lebih tepatnya Severe Combined Iimmunodeficiency (SCID).

Kelainan tersebut membuat Maddy tidak bisa berinteraksi dengan benda ataupun orang luar karena bisa menularkan kuman ataupun bakteri yang bisa langsung menyerang tubuhnya.

Keadaan ini membuat rumah Maddy harus dibuat sedemikian rupa untuk menjadikannya betah dalam 7 hari 24 jam berada di dalamnya.

Namun, naluri alamiah manusia mendorongnya untuk melihat dunia luar, seperti orang-orang lain, dan hal itu pun dialami Maddy.

Bahkan, dorongan tersebut semakin kuat dengan kehadiran Olly yang diperankan oleh Nick Robinson, seorang tetangga baru yang menaruh hati padanya.

Jika Anda penasaran dengan kelanjutan cerita setelahnya, tontonlah film Everything, Everything (2017). (3)

Baca: FILM - Monster Trucks (2017)

Baca: FILM - Power Rangers (2017)

Daftar Pemeran Everything, Everything (2017)

  • Amandla Stenberg sebagai Maddy
  • Nick Robinson sebagai Olly
  • Anika Noni Rose sebagai Pauline
  • Ana de la Reguera sebagai Carla
  • Taylor Hickson sebagai Kayra
  • Danube Hermosillo sebagai Rosa
  • Dan Payne sebagai Joe
  • Fiona Loewi sebagai Mae
  • Sage Brocklebank sebagai Astronaut
  • Robert Lawrenson sebagai Mr. Waterman
  • Peter Benson sebagai Dr. Chase
  • Françoise Yip sebagai Dr. Francis
  • Farryn VanHumbeck sebagai Ruby
  • Marion Eisman sebagai Nurse Janet
  • Allison Riley sebagai Police Officer #1
  • Valareen Friday sebagai Surf Shop Cashier
  • Megan Robinson sebagai Maya (2)
Bagaimana cerita tentang everything everything
Cuplikan film Everything, Everything (2017)

Poster Everything, Everything (2017)

Bagaimana cerita tentang everything everything
Poster Everything, Everything (2017) (imdb.com/)

Trailer Everything, Everything (2017)

Bagaimana cerita tentang everything everything

(Tribunnewswiki.com/Ron)


Bagaimana cerita tentang everything everything

Maaf untuk ketidakmampuan mengisi banyak post di sini. Selalu ada keinginan namun rasa malas, rutinitas rumah tangga, dan kesibukan membereskan mainan selalu menjadi alasan yang kuat untuk menunda dan tidak menulis sama sekali. Resolusi tahun lalu adalah berharap menulis banyak di blog dan nyatanya resolusi itu tak pernah terwujudkan. Maka tahun ini saya memilih tak membuat resolusi atau setidaknya tidak mengumbarnya di mana pun.

apa yang ingin saya bagi kali ini adalah review film. Tahun lalu saya menonton beberapa film secara tak sengaja, kemudian suka, kemudian pengen nulis reviewnya dan kemudian ga jadi. Karenanya kali ini sebelum saya kehilangan gairah untuk menuliskannya, saya hendak membaginya di sini. Sekalipun mulai terasa tidak mengairahkan untuk ditulis karena terlalu banyak distraksi diantara harus pura-pura masak, pura-pura makan biskuit plastik, hingga harus mendengarkan cerita tentang review stickbots dan menonton penampilan pantomim yang kesemua distraksi itu ditokohi Ara dan Anna.

Tadi tak sengaja menonton film berjudul Everything, Everything. Yang menyenangkan dari menonton film yang tidak disengaja, tak terkenal, tanpa rekomendasi dari orang-orang adalah jika menemukan yang ceritanya bagus, seperti menemukan coklat enak dalam bungkusan sederhana. Jika coklat ga enak, at least saya emang ga berharap ketinggian. Karenanya saya adalah tipe penonton yang ga ngikutin trend film yang paling ditonton orang. Bukan tipikal yang melihat rating di IMDb. Pun juga bukan penonton film yang masuk dalam nominasi awards atau dapat oscar dan golden globe. Saya adalah tipe penonton yang tertarik karena sinopsis. Saya menyebut aktivitas ini. Accidentally watching atau Serendipity Movie (i watched  the movie itself accidentally when i was high school in tv). Hahahaha.

Back to the movie. Ok, judulnya Everything, Everything. Berkisah tentang Madeline, perempuan 18 tahun yang tidak pernah keluar dari rumahnya karena memiliki kondisi tertentu bernama Severe Combined immunodeficiency (SCID), kondisi dimana sistem imunitas dalam tubuh sangat lemah sehingga seseorang sangat mudah terserang penyakit infeksi . Kondisi ini disebabkan oleh kelainan genetika.

Dalam 65ribu kelahiran terdapat  1 kemungkinan kelahiran dengan SCID.   Maddy, sapaan akrab Madeline, adalah 1 kemungkinan tersebut. Meskipun kondisi SCID memungkinkan seseorang hanya bertahan hidup sampai dua tahun, Maddy, dengan perawatan dan perlindungan yang super steril dari Ibunya, ia berhasil mencapai usia 18 tahun. Hidupnya baik-baik saja. Dengan sekolah lewat internet. Mempelajari arsitektur dan membuat desain maket dengan astronot kecil yang selalu ia tempatkan di maket karyanya. Pakaiannya melalui proses sterilisasi yang ketat, orang-orang yang terhubung dengannya secara langsung (yang dalam hal ini hanya ibu dan perwatnya), harus steril dari partikel-partikel luar yang memiliki banyak kemungkinan membawa virus dan bakteri.

Dunia luar bagi Madeline hanyalah jendela-jendela kaca besar di kamar, ruang belajar, serta pintu rumah yang terbuat dari kaca bening. Selebihnya ia sepertti astronot dalam maketnya. Tak memiliki ruang untuk terbebas dari pakaian dan helmnya.

Hingga suatu hari seorang anak laki-laki bernama Olly menjadi tetangga rumahnya. Olly seumuran dengannya. Dari jendela kamar mereka saling berkenalan. Berkirim pesan hingga menjadi akrab. Hingga kemudian Maddy menyukai Olly dan ingin bertemu langsung dengannya. Dan di sinilah kisah berlanjut.

Di scene pertama film ini, mengingatkan saya pada Taiyo No Uta, film jepang yang diadaptasi ke film amerika berjudul Midnight Sun. Awalnya saya mengira film ini adalah MidnightSsun versi amerika. Sampai saya harus googling lagi untuk memastikannya. Dan ternyata benar-benar berbeda. Meski big picturenya  tentang  anak perempuan yang tidak bisa keluar rumah hingga bertemu seorang anak laki-laki sama. Diperankan oleh Amandla Stenberg yang begitu cantik dan sexy  (ternyata dia yang memerankan karakter Rue dalam film Hunger Games. Wow..udah gede dia) dan Nick Robinson yang bermain di film Love, Simon. Film ini memberikan sentuhan remaja tanggung yang beranjak dewasa. Saya menyukai cara film ini berdialog. Scene ketika Olly dan Maddy saling berbagi cerita lewat online digambarkan mereka bertemu di maket buatan Maddie lengkap dengan astronotnya. Maket itu serupa ruang diimajinasi Maddie tempat ia bisa membayangkan banyak hal. Seperti bercakap dengan Olly secara langsung.

Cerita film ini pun tak datar hanya sekedar percintaan anak remaja, twist diujung cerita  memberikan kejutan tak terduga. Ibarat marshmelow, film ini terasa manis dan selembut. Tipikal cerita yang disajikan dalam novel-novel. Belakangan baru saya tahu ternyata Everything,Everything memang diangkat dari novel karangan Nicola Yoon yang berjudul sama.

Jika saya menonton film ini saat usia saya seumuran dengan karakter film ini, saya akan beranggapan bahwa film ini cukup dewasa. Sayangnya, saya menontonnya di usia sekarang sehingga kesan saya terhadap cerita film ini terasa kanak-kanak. Tapi kemudian saya bisa menempatkan posisi saya sebagai seorang ibu dan memahami tiap pilihan-pilihan yang dilakukan oleh ibunya.

Saya senang menemukan film ini secara tak sengaja.

PS : Saya membutuhkan waktu lebih dari seminggu untuk menuliskan ulasan yang tidak terlalu penting ini.


Sumber : Athens News Sepasang sepatu menggantung lunglai di tiang listrik. kabel listrik tempatnya bergantung kokoh tak ingin melepaskan sepatu itu menghujam bumi. Pertama kali tiba di Athens, saya cukup heran dengan sepatu-sepatu yang tergantung di kabel-kabel listrik itu. Kutanya ke seorang teman bule tapi ia tak memberi jawaban yang memuaskan. Kupikir sepatu-sepatu itu dilempar begitu saja karena sudah dirusak atau tidak dipakai. Atau asumsiku yang lain adalah sepatu itu milih olahragawan yang berhenti dari profesi dan memilh menggantung sepatu. seperti pemain sepakbola. Tapi sepertinya asumsi olahragawan itu tidak benar, karena sepatu-sepatu yang menggantung di tiang listrik cukup mudah ditemukan. Jalan-jalanlah di seputaran Athens dan kau akan mendapati sepatu-sepatu menggantung di tiang listrik.  Uniknya sepatu yang digantung itu hanyalah sepatu-sepatu kets. Fenomena ini disebut Shoefiti dan terjadi diberbagai tempat di Amerika. Nyatanya bukan hanya saya saja yang penasar

Aku mungkin terlalu sering bercerita tentang ibu. Ketika ia masih hidup hingga ia telah pulang ke tanah kembali aku selalu mampu menceritakannya dengan fasih. Ia mungkin bahasa terindah yang Tuhan titipkan dalam wujud pada tiap manusia. Tapi izinkan kali ini aku bercerita tentang bapak. Pria terdekat yang selalu ada mengisi tiap halaman buku hidupku.Pria yang akrab kusapa dengan panggilan Etta, panggilan ayah pada adat bugis bangsawan. Kami tak begitu dekat. Mungkin karena perbedaan jenis kelamin sehingga kami taklah sedekat seperti hubungan ibu dangan anak perempuannya. Mungkin juga karena ia mendidikku layaknya didikan keluarga bugis kuno yang membuat jarak antara Bapak dan anaknya. Bapak selalu mengambil peran sebagai kepala keluarga. Pemegang keputusan tertinggi dalam keluarga. Berperan mencari nafkah untuk keluarga. Meski Mama dan Ettaku PNS guru, tapi mereka tetap bertani. Menggarap sawah, menanam padi, dan berkebun. Mungkin karena mereka dibesarkan dengan budaya bertani

sumber foto : www.amazon.com Apa yang akan kamu lakukan jika bertemu Mr. Rightman sesaat sebelum kamu menikah? Ms. Girl, perempuan yang telah bertunangan bertemu dengan Mr. Boy disuatu hari di dalam lift. Hanya mereka berdua di dalam lift yang meluncur turun dari lantai 20. "Jika tidak ada orang yang bersama kita dilift ini hingga lantai dasar, maka aku akan mentraktirmu minum"kata pria itu. Sayang, sang wanita memilih menginterupsi lift tersebut. Berhenti satu lantai sebelum lantai tujuan mereka dan memilih pergi. Tapi gerak bumi mendekatkan mereka. Tak berselang waktu mereka kembalib bertemu dan saling bercakap. Tak bertukar nama, memilih menjadi orang asing bagi masing-masing. Bertemu, berkenalan, dan melakukan hal-hal yang menyenangkan bersama. Menyerahkan pada semesta kapan mereka hendak berpisah. Namun, ketika semesta mengharuskan mereka berpisah, dua orang tersebut telah saling jatuh cinta. Seberapa pun mereka berusaha berpisah, hati mereka tetap saling