Sebagai perempuan, kita semua tahu bahwa keputihan adalah bagian dari keluhan seputar area organ intim. Walau sebenarnya keputihan hal yang normal, tetapi bagaimana jika mengalaminya setiap hari? Show Untuk lebih memahami keputihan, sebelumnya ketahui dulu dari mana cairan vagina ini berasal. Baca Juga: Jangan Terjebak Mitos Keputihan Akibat Jamur Keputihan berasal dari kelenjar di dalam vagina dan leher rahim. Kelenjar ini memproduksi sejumlah kecil cairan yang disebut juga dengan sekresi vagina. Cairan akan mengalir keluar dari vagina setiap hari, membersihkan sel-sel tua yang melapisi vagina. Ini adalah proses yang benar-benar alami—sebagai cara tubuh untuk menjaga vagina tetap sehat dan bersih. Jumlah cairannya bervariasi pada tiap perempuan. Beberapa mengalami keputihan setiap hari, sementara yang lain lebih jarang mengalaminya. Dengan kata lain, keputihan setiap hari sebenarnya hal yang normal. Bedakan yang normal dan tidak normalKeputihan normal biasanya jernih atau seperti susu dan mungkin memiliki aroma halus yang tidak menyenangkan atau berbau busuk. Penting juga untuk mengetahui bahwa keputihan berubah selama siklus menstruasi. Perubahan warna dan ketebalan cairan vagina berhubungan dengan ovulasi dan merupakan hal yang alami. Tetapi di luar perubahan normal yang terkait dengan siklus haid, perubahan lain mungkin tidak normal. Keputihan yang kamu alami mungkin menunjukkan ketidakseimbangan bakteri sehat di vagina, yang bisa menjadi tanda bahwa semuanya tidak baik-baik saja. Karena setiap perempuan berbeda, ada baiknya untuk memperhatikan keputihan yang kamu alami. Lama kelamaan kamu akan belajar mengenali apa yang normal dan apa yang mungkin menandakan masalah—terutama jika mengalami gejala lain pada saat yang bersamaan, seperti nyeri saat buang air kecil, gatal-gatal, dan iritasi. Hanya kamu yang tahu tubuhmu. Jika kamu mengalami keputihan yang tampaknya tidak normal untuk (dengan atau tanpa gejala lain), bicarakan dengan dokter atau bidan. Baca Juga: Lima Rutinitas di Kamar Mandi untuk Mencegah Keputihan Kalau kamu ingin tahu lebih detail lagi tentang keputihan dan kesehatan reproduksi, yuk konsultasi langsung di HALO DKT melalui layanan bebas pulsa 0800-1-326459 atau Whatsapp ke 0811-1-326459 atau klik link berikut https://bit.ly/halodktwhatsapp. Tenang segala informasi pribadi akan dijaga dengan baik, jadi jangan ragu untuk berkonsultasi ya.
Brilio.net - Keputihan adalah kondisi dimana daerah kewanitaan mengeluarkan lendir dan cairan. Cairan tersebut sebenarnya merupakan hasil dari upaya tubuh yang secara alami menjaga kebersihan dan kelembapan organ intim. Selain itu, keputihan juga bisa membuat vagina terlindung dari bakteri. BACA JUGA : Tidak hanya bagi wanita dewasa atau yang sudah menikah, keputihan juga bisa dialami oleh remaja. Ada beberapa penyebab remaja mengalami keputihan. Pertama, perubahan hormon. Remaja yang mengalami pubertas akan mengalami perubahan hormon ditubuh. Biasanya hal inilah yang menyebabkan remaja mengalami keputihan dalam beberapa hari sebelum menstruasi. Penyebab kedua adalah kelelahan dan stres. Remaja memang sering menghabiskan waktunya beraktivitas dengan jadwal yang padat, sehingga tak heran jika sering merasa kelelahan dan stres. BACA JUGA : Bagi remaja yang baru saja mengalaminya, tidak perlu khawatir karena keputihan adalah hal yang normal. Namun jika kamu merasa tidak nyaman karena keputihanmu, cara-cara ini mungkin akan membantumu mengatasinya. Berikut brilio.net rangkum dari berbagai sumber tentang cara mengatasi keputihan pada remaja, Jumat (29/11). 1. Bersihkan daerah kemaluan dari arah depan ke belakang. foto: freepik.com Ini adalah salah satu point penting yang harus dibiasakan. Bersihkan daerah kemaluan dari arah depan ke belakang. Sebab, jika kamu melakukan yang sebaliknya, maka kamu sama saja memindahkan berbagai kuman yang berada di anus/dubur menuju ke vagina. Jika terus menerus dibiarkan, bakteri dan kuman yang menumpuk bisa membuat daerah kemaluan akan rentan terkana iritasi. 2. Keringkan miss V sebelum memakai celana dalam. foto: freepik.com Setelah ke toilet, jangan lupa mengeringkan miss V sebelum memakai celana dalam. Kamu bisa menggunakan tisu yang sudah disediakan didalam toilet atau membawa sendiri handuk lembut yang khusus untuk daerah kewanitaanmu. Jangan mengeringkan area miss V dengan diusap, cukup ditepuk-tepuk ringan hingga kering. 3. Gunakan celana dalam berbahan katun. foto: freepik.com Katun adalah bahan yang bisa menyerap keringat sehingga nyaman untuk digunakan. Bagi remaja, sebaiknya pilihlah celana dalam yang berbahan katun. Fungsinya agar kelembapan pada area miss V tetap terjaga. 4. Hindari menggunakan produk pembersih dan pengharum kewanitaan. foto: freepik.com Produk pembersih maupun pengharum kewanitaan sangat tidak disarankan untuk remaja. Kandungan parfum didalamnya justru berbahaya bagi miss V. Selain itu, produk pembersih dan pengharum kewanitaan juga akan membunuh semua bakteri, termasuk bakteri baik yang bermanfaat bagi organ intim wanita. 5. Ganti pembalut sesering mungkin setiap haid. foto: freepik.com Para ahli meyarankan untuk mengganti pembalut setidaknya 4-5 kali dalam sehari. Namun dikutip dari fimela.com, Dr. Ogi Dewangga mengatakan bahwa setiap 3 jam sekali, wanita haid harus mengganti pembalutnya. Menurut penelitian, setiap 3 jam, pertumbuhan kuman menjadi lebih banyak. Jadi jangan lupa untuk sesering mungkin menganti pembalut saat haid ya. 6. Gunakan panty liner sesuai kebutuhan. foto: freepik.com Panty liner sebaiknya digunakan sesuai kebutuhan. Jika sedang mengalami keputihan dan merasa tidak nyaman, maka kamu diperbolehkan menggunakan panty liner. Gantilah setiap 3 jam sekali, sama seperti aturan mengganti pembalut. Namun jika daerah kewanitaanmu kering dan tidak ada masalah, tidak perlu menggunakan panty liner. 7. Konsumsi yoghurt. foto: freepik.com Yoghurt adalah olahan susu yang telah difermentasi. Karena bakteri baik yang terkandung didalamnya, yoghurt dipercaya ampuh mengatasi keputihan. Selain itu, mengonsumsi yoghurt juga akan memberikan mengembalikan tingkat pH asam alami di area miss V. Bagi remaja yang ingin mengatasi keputihan, kamu bisa mengonsumsi yoghurt setidaknya 3x sehari. reporter: mgg/Deta Jauda Merdeka.com - Kadang kita terbangun di pagi hari, mengganti celana dalam, dan menemukan setitik cairan putih yang sudah mulai mengering. Inilah yang biasa kita sebut dengan istilah keputihan. Beberapa orang mengalami keputihan dengan volume cairan yang sangat sedikit hingga tidak terdeteksi secara visual. Sementara sebagian besar sisanya mengalami keputihan yang menyisakan bercak putih atau kekuningan di celana. Satu hal yang perlu dipahami tentang hal ini adalah keputihan yang diartikan sebagai sekresi cairan dari vagina merupakan hal yang wajar. Vagina yang sehat berfungsi sebagai lorong antara bagian luar tubuh dan organ reproduksi bagian dalam. Vagina yang sehat menyekresikan cairan untuk membersihkan dan mengatur keseimbangan di saluran dan organ reproduksi. Sedikit banyak fungsinya mirip air liur yang bertugas membersihkan dan mengatur keasaman mulut. Ilustrasi celana dalam ©Shutterstock
Meskipun keputihan bisa membuat celana dalam kotor, sebenarnya itu adalah kondisi yang benar-benar normal. Bahkan keputihan adalah sahabat wanita, karena bisa membantu mengenali ada atau tidaknya abnormalitas yang terjadi di dalam vagina. Jika Anda memperhatikan dengan cermat, debit sekresi dapat memberi tahu beberapa informasi penting tentang kesehatan. Keputihan normal berwarna agak putih, dan/atau kekuningan bila kering. Jika volume cairan bertambah, disertai rasa gatal atau nyeri, dan warnanya kuning, kelabu, atau hijau dengan aroma tak sedap, maka vagina Anda sedang memperingatkan akan datangnya masalah. Inilah saatnya untuk berkonsultasi kepada dokter. Baca juga: Klikdokter.com, Jakarta Tak hanya wanita dewasa, remaja perempuan juga dapat mengalami keputihan. Sebelum orang tua terbawa rasa khawatir, ada baiknya untuk mengenal lebih dalam soal keputihan. Pada dasarnya keputihan berfungsi untuk membuat vagina tetap bersih dan sehat. Namun, terkadang keputihan bisa menjadi tidak normal. Hal ini dapat disebabkan oleh infeksi jamur, bakteri, atau parasit di dalam vagina. Keputihan dikatakan tidak normal jika terdapat perubahan warna, misalnya menjadi kekuningan atau kehijauan. Begitu juga bila bentuknya bergumpal-gumpal dan beraroma menyengat seperti bau amis atau bahkan busuk. Keputihan yang tidak normal juga bisa dilihat dari produksi cairan yang dihasilkan, yakni jauh lebih banyak dari biasanya. Beberapa keluhan lain yang dapat menyertai meliputi gatal, nyeri pada area kewanitaan, dan sensasi terbakar saat buang air kecil. Pada remaja, ada beberapa faktor risiko yang dapat memicu kondisi sering keputihan. Berikut adalah enam penyebab keputihan pada remaja: 1 dari 7 1. Jarak Vagina dengan DuburPada remaja putri, posisi area alat kelamin dengan dubur cenderung masih berdekatan. Hal ini meningkatkan kemungkinan kuman yang keluar melalui dubur menginfeksi alat kelamin. Apalagi jika remaja tersebut belum mengerti cara membersihkan area kelamin dengan benar. Karena itu, dalam membersihkan organ intim, pastikan dari arah depan ke belakang dan bukan sebaliknya guna mencegah kuman dari dubur masuk ke vagina. Artikel Lainnya: Ciri-Ciri Keputihan Normal yang Harus Wanita Tahu 2 dari 7 2. Masa Perkembangan Organ ReproduksiPerkembangan organ reproduksi juga bisa menjadi penyebab keputihan berlebihan pada remaja. Pada usia remaja awal, alat kelamin belum terbentuk secara sempurna sehingga dapat meningkatkan risiko keputihan. Sebab, belum terbentuknya labia atau bibir vagina dan rambut pubis dapat mengurangi mekanisme perlindungan area kelamin. 3 dari 7 3. Kulit yang SensitifKulit area kemaluan remaja perempuan mungkin lebih sensitif terhadap goresan ataupun gesekan, sehingga akan lebih mudah terkena paparan dari luar. Penggunaan sabun mandi dengan pewangi, misalnya, bisa menjadi penyebab iritasi pada beberapa remaja putri. Karena itu, sebaiknya hindari penggunaan sabun mandi dengan pewangi kimia dan pewarna, terlebih jika kulit sensitif. 4 dari 7 4. Perbedaan Kondisi Vagina pada RemajaMukosa vagina pada awal remaja yang masih tipis dapat membuat bakteri senang berkembang. Tak hanya itu, kondisi rongga vagina remaja memiliki tingkat keasaman (pH) yang netral, hangat, dan lembap. Inilah yang bisa menjadi penyebab keputihan berlebihan pada remaja. Artikel Lainnya: Bahaya di Balik Keputihan Menggumpal 5 dari 7 5. Pemahaman Seputar Higienitas Area KewanitaanBeberapa remaja belum benar-benar paham mengenai cara menjaga kebersihan area kemaluan saat buang air besar dan buang air kecil. Hal ini pada akhirnya dapat meningkatkan risiko terinfeksi berbagai kuman. Sering kali, remaja putri pun salah kaprah. Misalnya, menggunakan pembalut ataupun pantyliner dalam waktu lama. Kebiasaan ini dapat meningkatkan rIsiko timbulnya infeksi jamur, menurut studi di Journal of Family and Reproductive Health. 6 dari 7 6. Cara BerpakaianPenggunaan pakaian yang ketat dan tidak menyerap keringat juga dapat meningkatkan risiko mengalami keputihan. Menurut studi di Yogyakarta yang ditampilkan pada Journal of Family and Reproductive Health, penggunaan pakaian dalam dengan bahan yang tidak menyerap keringat bisa menciptakan lingkungan lembap sehingga rentan terkena infeksi jamur. Baca Juga
Keputihan merupakan hal wajar yang dialami oleh setiap wanita, serta bisa juga terjadi pada remaja. Namun, bila ada tanda-tanda keputihan abnormal, sebaiknya segera memeriksakan diri ke dokter agar dapat memperoleh penanganan yang sesuai. Jika kamu masih punya pertanyaan mengenai penyebab keputihan pada remaja atau masalah kesehatan lainnya, jangan ragu konsultasi dengan dokter via Live Chat di aplikasi KlikDokter. Yuk, #JagaSehatmu selalu! [RS] |