Apakah ular setelah ganti kulit akan pergi

Liputan6.com, Jakarta Apa jadinya bila rumah yang selama ini Anda anggap aman sekaligus nyaman tiba-tiba harus terusik dengan kehadiran sejumlah ular yang bersarang di dalamnya? Kaget, takut, bahkan mungkin panik.

Ya, siapa yang sangka jika hewan melata yang memiliki kemampuan mematikan tersebut bisa berada di dalam rumah, yang jelas-jelas bukan habitat asli mereka.

  • Bagi IKEA, Alam Sutera adalah Lokasi yang Menguntungkan
  • Berapakah Harga Pasaran Rumah Baru di Sepatan?
  • Hindari Cedera, Perhatikan Postur Tubuh Saat Bersihkan Rumah

“Bukan hanya pelaku kriminal, ular juga bisa menjadi ancaman dan mengganggu keamaanan penghuni rumah. Survey Rumah.com membuktikan bahwa keamanan adalah salah satu dari tiga pertimbangan utama konsumen dalam membeli rumah, selain lokasi dan kemampuan finansial,” kata Wasudewan, Country Manager Rumah.com.

“Karena itu, pencari rumah juga harus waspada dengan potensi kehadiran “tamu tak diundang” seperti ular ke kawasan perumahan,” ia menambahkan.

Ada beberapa kemungkinkan yang menyebabkan ular bisa ‘salah alamat’ hingga mampir ke rumah Anda. Bisa jadi karena lokasi rumahnya yang berdekatan dengan alam bebas seperti rawa, sawah, sungai, hutan, dan kebun.

Atau mungkin karena mereka terbawa aliran air hujan yang membanjiri lingkungan tempat tinggal Anda.

Ketua Jakarta Animal Aid Network (JAAN), Benvika Iben, mengatakan, tidak ada yang bisa memprediksi kapan sekor ular akan masuk ke dalam sebuah rumah.

“Dari beberapa kasus yang sudah kami tangani, masuknya ular ke dalam rumah bukan karena bagus atau jeleknya rumah tersebut. Dan ketika hewan melata ini sudah masuk ke dalam rumah, masyarakat juga kerap salah kaprah dalam menanganinya.”

“Umumnya karena terpengaruh mitos yang selama ini beredar seputar ular sehingga malah membahayakan keselamatan mereka sendiri,” kata Bevinka seperti dilansir dari laman Rumah.com.

Lebih rinci, ia juga menuturkan jenis ular yang kerap ditemukan saat banjir adalah ular sanca atau piton.

“Ular tersebut bisa ditemukan di semua wilayah mengingat habitat mereka yang memang sangat luas. Terutama pada wilayah yang berdekatan dengan rawa, gorong-gorong, parit atau sungai. Meskipun tidak berbisa, lilitan ular sanca sangat berbahaya bagi manusia,” ujarnya. Ular jenis sanca kerap ditemukan warga saat banjir di sekitar Jabodetabek.

Bevinka juga menambahkan, jika di rumah ditemukan seekor ular, cara paling bijak mengatasinya adalah bukan dengan membunuhnya. Sebaiknya direlokasi saja ke tempat yang semestinya. Atau cara gampangnya, hubungi saja ahli atau pawang ular.

Dan berikut adalah tips menjaga rumah agar tidak didatangi ular:

**Gempa Cianjur telah meluluhlantakkan Bumi Pasundan, mari bersama-sama meringankan penderitaan saudara-saudara kita di Cianjur dengan berdonasi melalui: rekening BCA No: 500 557 2000 A.N Yayasan Pundi Amal Peduli Kasih. Bantuan akan disampaikan dalam bentuk sembako, layanan kesehatan, tenda, dll. Kepedulian kita harapan mereka.

Bobo.id – Teman-teman pasti tahu kalau ular berganti kulit setiap beberapa waktu sekali.

Tapi, ular tidak berganti warna kulit saat kulit lamanya mengelupas.

Jadi, ada lapisan seperti sisik bening yang mengelupas dari sekujur tubuhnya.

Sebenarnya mengapa ular berganti kulit dan apa yang terjadi jika ular tidak berganti kulit?

Ular Berganti Kulit Seperti Hewan yang Lainnya

Tanpa kita sadari, semua hewan juga berganti kulit, lo!

Yap, ular bukanlah satu-satunya hewan yang berganti kulit, teman-teman.

Bahkan, manusia juga berganti kulit. Pada mamalia, terutama manusia, proses “pergantian kulit” ini memang jarang diperhatikan karena terus terjadi.

Namun pergantian kulit pada reptil seperti ular memang berbeda.

Reptil tidak melepaskan sel kulit mati terus-menerus, melainkan setiap periode waktu tertentu.

Ular menjadi reptil yang paling terlihat pergantian kulitnya karena seluruh kulit mati yang terlepas dari tubuhnya bisanya lepas dalam satu bagian yang menyerupai tubuhnya. Seperti ketika kita melepaskan pakaian dari tubuh!

Proses ular melepaskan kulit bagian luarnya itu disebut ekdisis.

Baca Juga: Dulu Terbuat dari Kulit Hewan dan Kulit Pohon, Cari tahu Perkembangan Pakaian dari Zaman ke Zaman

Alasan Ular Berganti Kulit

Ular perlu berganti kulit supaya pertumbuhannya berjalan lancar, sekaligus menyingkirkan parasit yang mungkin menempel di kulit lamanya.

Semakin besar ular tumbuh, kulitnya akan semakin meregang. Namun kulit ular tidak seperti kulit manusia yang ikut tumbuh seiring kita bertambah besar.

Kulit ular pada akhirnya tidak bisa meregang lagi sehingga kulitnya harus dilepaskan.

Namun, saat itu ada lapisan baru yang tumbuh di bawah kulit lamanya dan saat kulit barunya sudah selesai tumbuh, kulit lamanya mulai terlepas.

Apa yang Terjadi Kalau Ular Tidak Berganti Kulit?

Jika ular mengalami kesulitan melepaskan kulit lamanya, masalah kesehatan bisa terjadi dan bahkan bisa menyebabkan kematian pada ular.

Saat ular akan melepaskan kulitnya, ada cairan yang keluar dari tubuhnya dan membuat tubuh ular menjadi berwarna buram. Cairan itu berfungsi sebagai pelumas yang melonggarkan kulit lama ular supaya mudah terlepas.

Kemudian, warna ular akan kembali normal dan segera melepaskan kulit lamanya.

Tapi apabila kulit lama ular tidak segera mengelupas, cairan di antara lapisan kulit baru dan kulit lama ular bisa mengeras  dan seperti merekatkan kulit lama ular ke tubuhnya.

Baca Juga: Benarkah Warna Sisik Ikan Mas yang Kekurangan Cahaya akan Berubah Warna Menjadi Pucat?

Nah, jika seluruh tubuh ular masih tertutup kulit lamanya ini lebih lama lagi, maka bisa menyebabkan kematian ular.

Jika beberapa bagian tubuh ular masih ada sisa kulit lamanya, mungkin ia masih bisa bertahan. Tapi jika bagian ekornya tertutup kulit lamanya, bagian ekor ular bisa mengering, mati, dan terputus, kemudian ular tidak akan menumbuhkan bagian ekor itu lagi.

Cara Ular Melepaskan Kulit

Di alam liar, ular mungkin akan berenang untuk memudahkan kulit lamanya terlepas.

Ular juga mungkin akan membuat sobekan di bagian kulit lamanya dengna cara menggesekkan bagian kepalanya pada batu atau batang kayu.

Ular biasanya melepaskan kulit lamanya sekitar dua sampai empat kali dalam setahun. Ular yang masih kecil juga bisa melepaskan kulit setiap dua minggu sekali, lo.

Cari tahu pengetahuan seputar reptil yang satu ini lebih banyak lagi, yuk! #AkuBacaAkuTahu

Baca Juga: Mungkinkah Ular Berbisa Mati Akibat Tergigit Dirinya Sendiri? #AkuBacaAkuTahu

#GridNetworkJuara

Yuk, lihat video ini juga!

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Apakah ular setelah ganti kulit akan pergi

Artikel ini merupakan bagian dari Parapuan

Parapuan adalah ruang aktualisasi diri perempuan untuk mencapai mimpinya.

Video Pilihan

Apa yang ular lakukan setelah ganti kulit?

Ular biasanya menggosok benda tersebut dengan moncongnya, sehingga mereka kemudian dapat keluar dari kulit lama mereka dengan menggeliat di bebatuan, tanaman, atau benda lainnya.

Berapa lama pergantian kulit ular?

Secara umum, ular akan mengalami pergantian kulit setiap sebulan sekali. Proses pelepasan kulit lama hanya akan terjadi selama beberapa menit. Akan tetapi, proses bagi kulit ular dari normal hingga benar-benar sudah siap untuk dilepaskan memakan waktu lebih kurang satu minggu.

Kenapa ular ganti kulit di rumah?

Alasan ular berganti kulit Biasanya, karena kulit yang dimilikinya sudah tua dan perlu diganti. Selain itu, ketika ular tumbuh dan membesar, kulit mereka tidak muat lagi untuk tubuhnya, sehingga akan melepaskan lapisan luar kulit mereka.

Apa yang dirasakan ular saat ganti kulit?

Pergantian kulit ular dimulai dari kulit kepala, baru ke kulit tubuhnya. Untuk mengelupaskan kulit lama di kepalanya, ular akan menggesekkan kepalanya ke permukaan batu. Setelah kulit kepalanya terkelupas, ular akan menggoyangkan tubuhnya supaya kulit yang ada di tubuhnya terkelupas juga.