searchpengertian.com | Selamat datang di situs searchpengertian. Pada kesempatan kali ini admin akan membagikan tentang pengertian imaji dalam teks puisi pembelajaran bahasa Indonesia kelas 8 revisi. Semoga apa yang admin bagikan kali ini dapat membantu anak didik dalam mencari referensi tentang pengertian imaji dalam teks puisi pembelajaran bahasa Indonesia kelas 8 revisi. Dan harapannya apa yang admin bagikan ini dapat memberikan dampak positif yang baik bagi perkembangan dan kemajuan belajar anak didik dalam memahami pengertian imaji dalam teks puisi pembelajaran bahasa Indonesia kelas 8 revisi.
Imaji merupakan gambaran yang ditimbulkan ketika membaca puisi tersebut. Gambaran yang dimaksud bisa menyentuh pembaca atau pendengar melalui indra manusia, pendengaran, penglihatan, perabaan, dll. Tujuan adanya imaji adalah agar pembaca atau pendengar mampu memahami benar-benar mengerti makna dari puisi tersebut. Imaji biasanya dikategorikan kepada beberapa citraan, yaitu:
B. Kumpulan Contoh Teks Puisi Berikut ini adalah beberapa contoh teks puisi dalam pembelajaran bahasa Indonesia. Adapun beberapa contoh teks puisi tersebut adalah sebagai berikut. Baik, baik, aku akan menghadap Dia Menyerahkan diri dan segala dosa Tapi jangan tentang lagi aku Jangan lagi kau bercerita Sudah tercacar semua di muka Sambil berjalan kau usap juga Bersuara tiap kau melangkah Mengerang tiap kau memandang Menetes dari suasana kau datang Menghempas aku di bumi keras Baik, baik, aku akan menghadap Dia Menyerahkan diri dan segala dosa Tapi jangan tentang lagi aku Kami yang kini berbaring antara Krawang-Bekasi tidak bisa teriak "Merdeka" dan angkat senjata lagi Tapi siapakah yang tidak mendengar deru kami terbayang kami maju dan berdegap hati? Kami bicara padamu dalam hening di malan sepi jika dada rasa hampa dan jam dinding yang berdetak Kami mati muda. Yang tinggal tulang diliputi debu Kami sudah coba apa yang kami bisa Tapi kerja belum selesai, belum apa-apa Kami sudah beri kami punya jiwa kerja belum selesai, belum bisa memperhitungkan arti 4-5 ribu nyawa Kamu cuma tulang-tulang berserakan Kaulah lagi yang tentukan nilai tulang-tulang berserakan Ataukah jiwa kami melayang untuk kemerdekaan kemenangan dan harapan atau tidak untuk apa-apa, Kami tidak tahu, kami tidak lagi bisa berkata Kaulah sekarang yang berkata Kami bicara padamu dalam hening di malam sepi Jika ada rasa hampa dan jam dinding yang berdetak Teruskan, teruskanlah jiwa kami Berjagalah di garis batas pernyataan dan impian yang tinggal tulang diliputi debu Beribu kami terbaring antara Kawang-Bekasi
Dari kumpulannya terbuang Biar peluru menembus kulitku Aku tetap meradang menerjang Luka dan bisa kubawa berlari Berlari hingga pedih dan perih Dan aku akan lebih tidak peduli Aku mau hidup seribu tahun lagi Dan bara kagum menjadi api Di depan sekali tuan menanti Tak gentar. Lawan banyaknya seratus kali. Pedang di kanan, keris di kiri Berselempang semangat yang tak bisa mati. Ini barisan tak bergenderang-berpalu Kepercayaan tanda menyerbu. Sungguh pun dalam ajal baru tercapai serang Terjang Terbangun aku, terloncat duduk Kulayangkan pandang jauh keliling Kulihat harilah terang jernilah falak Sebagai dendang menyanyi kalbu Bangkitlah hasrat damba dan larang Ingin meda ridlah menyerbu "Beserta saudara turut berjuang" Suara hatiku membisikkan kata Menyapa puing-puing berserakan Saudara-saudaraku yang menderita Di tenda-tenda pengungsian Banyak yang sakit dan meninggal Diserang sakit dan kurang pangan Karena kerusuhan tiada henti Perang antara saudara sendiri Membantu dengan tulus ikhlas Kepada Ki Hajar Dewantara Dalam kebun di tanah airku Tumbuh sekuntum bunga teratai Tersembunyi kembang indah permai Tidak terlihat orang yang lalu Akarnya tumbuh di hati dunia Daun bersemi laksmi mengenang Biarpun ia diabagaikan orang Semoga kembang gemilang mulia Teruslah oh teratai bahagia Berseri di kebun Indonesia Biar sedikit penjaga taman Biarpun engkau tidak dilihat Biarpun engkau tidak diminat Engkau pun turut menjaga zaman Karya: Toto Sudarto Bachtiar Sepuluh tahun yang lalu dia terbaring Tetapi bukan tidur, sayang Sebuah peluru bundar di dadanya Senyum bekunya mau berkata, kita sedang perang Dia tidak ingat bilaman ia datang Kedua tangannya memeluk senapan Dia tidak tahu untuk siapa dia datang Kemudian dia terbaring, tapi bukan tidur sayang Wajah sunyi setengah tengadah Menangkap sepi padang senja Dunia tambah beku di tengah derap dan suara menderu Hari itu 10 November, hujan pun mulai turun Orang-orang ingin kembali memandangnya Sambil merangkai karangan bunga Tapi yang tampak wajah-wajahnya sendiri yang tak dikenalnya Sepuluh tahun yang lalu dia terbaring Tetapi bukan tidur, sayang Sebuah peluru bundar di dadanya Senyum bekunya mau berkata : aku sangat muda Karya: Sides Sudiyarto Ds Bagai lilin menyala dalam gelap semesta Kau terangi kaum wanita Indonesia Hingga mampu meraba jalan masa depan Melawan nasib yang tiada nyata arahnya Bagai kunang-kunang berkelip dalam kelam Kau sinari langit kelabu udara beku Cahaya juangmu membimbing bangsa melangkah maju Meski jauh jalan berliku penuh batu Penyuluh kemajuan pendorong kebangkitan Kuntum bunga pujaan nusantara Juangmu terpatri dalam sejarah bangsa unsur kebahasaan teks tanggapan adalah a.menggunakan kalimat kompleks b.menggunakan konjungsi intrakalimat c.mengunqkan konjungsi temporal d.menggunak … Ciri ciri fenomenal sosial Burung Diam Adalah sebuah kolam yang amat elok. Di tepi kolam itu adalah dua ekor burung diam. K itu datanglah kemarau. Maka air kolam itu keringlah.m … Pertanyaan : Tuliskan kesimpulan berdasarkan gambar iklan di atas menggunakan bahasamu sendiri!tolong yaa kak dijawab soalnya dikumpulin besok jangan … Please kerjain no 2 - 5 |