Apakah shalat tarawih adalah sholat tahajud?

TARAWIH merupakan ibadah shalat yang dikerjakan di malam hari sepanjang  bulan Ramadhan. Selain tarawih, shalat malam lainnya yang sangat dianjurkan untuk dikerjakan di malam hari adalah tahajud. Keduannya sama-sama shalat yang dikerjakan malam hari (qiyamullail), khususnya setelah shalat Isya’ hingga shalat shubuh. Lalu apa perbedaan keduanya?

Meski sama-sama tercakup dalam lingkup  qiyamullail, namun jumhur ulama membedakan antara shalat tarawih dengan tahajjud. Setidaknya ada delapan perbedaan yang tercatat. Apa saja kah? Berikut ini penjelasannya.

1. Perbedaan masa pensyariatan

Tarawih belum disyariatkan ketika Rasulullah SAW masih di Mekkah, maka selama di masa  Mekkah tidak dikenal shalat tarawih. Shalat tarawih baru dikenal ketika setelah hijrah Rasulullah SAW. Beliau melaksanakannya di Madinah.

Sedangkan shalat tahajud, sudah disyariatkan sejak awal mula masa kenabian. Ada yang mengatakan bahwa wahyu kedua yang turun sudah memerintahkan bangun malam dalam arti shalat tahajjud. Intinya, shalat tahajjud sudah dikenal dan disyariatkan sejak masa Rasulullah SAW berada di Mekkah.

Hingga akhir masa kehidupan Nabi SAW, beliau masih terus melakukan shalat tahajjud. Sedangkan shalat tarawih, dengan alasan takut diwajibkan, beliau SAW dan para shahabat tidak lagi melakukannya hingga wafat.

2. Perbedaan jumlah pelaksanaan tarawih Nabi SAW

Dalam hadits-hadits yang shahih, ternyata shalat tarawih di masa Nabi SAW dilakukan hanya tiga kali saja. Shalat itu dilakukan secara berjamaah dan dilakukan di dalam masjid nabawi.

Semakin hari semakin ramai para shahabat yang mengikutinya, hingga kemudian beliau SAW menghentikannya. Sehingga para shahabat pun otomatis juga meninggalkannya. Alasannya karena beliau khawatir bila tarawih diwajibkan dan akan memberatkan.

Tidak ada keterangan yang valid apakah beliau SAW mengerjakannya sendirian di rumah. Yang jelas ketika meninggalkannya, Rasulullah SAW menegaskan alasannya, yaitu karena takut tarawih itu diwajibkan.

Sedangkan shalat tahajjud dilakukan oleh Rasulullah SAW setiap malam, tanpa pernah dihentikan lantaran takut diwajibkan. Maka sepanjang hidupnya pada tiap malam beliau SAW selalu melakukan shalat tahajjud. Tidak peduli apakah di dalam bulan Ramadhan atau di luar bulan Ramadhan, karena tahajjud itu hukumnya wajib bagi beliau SAW.

3. Perbedaan waktu pelaksanaan

Para ulama umumnya sepakat bahwa shalat Tarawih itu bukan shalat tahajjud. Hal utama yang membedakan tarawih dengan tahajjud adalah bahwa tarawih ini hanya disyariatkan di bulan Ramadhan saja.

Tidak ada shalat tarawih yang dikerjakan di luar bulan Ramadhan. Di luar bulan Ramadhan, kalau ada shalat yang disunnahkan, hanya shalat tahajjud dan shalat witir. Tahajjud dilakukan oleh Rasulullah SAW setelah beliau tidur malam, sedangkan shalat witir merupakan penutupnya.

Namun ada juga keterangan bahwa shalat witir itu bisa dikerjakan sebelum tidur. Namun namannya tetap shalat witir dan bukan tarawih.

4. Perbedaan dalam pelaksanaannya

Perbedaan penting antara tarawih dan tahajjud adalah bahwa selama tiga kali Rasulullah SAW dan para shahabat melakukannya, semua dilakukan dengan berjamaah yang amat banyak, bahkan hingga memenuhi masjid nabawi kala itu.

Bahkan salah satu alasan kenapa shalat tarawih saat itu dihentikan juga salah satunya karena jamaahnya semakin banyak. Sehingga Rasulullah SAW khawatir bila hal itu dibiarkan terus menerus, akhirnya akan diwajibkan.

Sedangkan shalat tahajjud, meski hukumnya boleh berjamaah, tetapi dalam kenyataannya Rasulullah SAW lebih sering melakukannya sendirian, tidak mengajak orang-orang untuk ikut di belakang beliau. Kadang beliau mengerjakannya di dalam rumah (kamar Aisyah), kadang beliau lakukan di dalam masjid. Kalau pun ada shahabat yang ikut jadi makmum, paling-paling satu dua orang saja. Tidak ada catatan bahwa shalat tahajjud yang beliau SAW lakukan diikuti orang satu masjid.

Oleh karena itulah kebanyakan ulama lebih menganjurkan shalat tahajjud dikerjakan sendirian, meski ada juga yang membolehkan untuk dikerjakan berjamaah di masjid. []

SUMBER: RUMAH FIQIH

LENGKONG, AYOBANDUNG.COM -- Salat Tahajud adalah qiyamullail atau shalat malam secara mutlak yang dilakukan setelah salat Isya. Dasarnya adalah ayat 79 dalam surat Al-isra. Tahajud wajib atas Rasulullah SAW dan sunnah muakkadah atas umatnya.

Orang yang memelihara shalat Tahajud disebut orang-orang muhsinun yang berhak menjadi ahli surga (lihat Adzdzaariyat 15-18). Allah memuji mereka dan memasukkannya ke dalam kelompok al Abror (orang-orang yang melakukan kebajikan dan ahli surga, lihat Alfurqon 63-64).

Rakaat qiyamullail/tahajud tidak ada batasannya, bisa dilakukan dengan satu rakaat setelah shalat Isya, akan tetapi utamanya adalah memelihara 11 rakaat.

Aisyah pernah berkata: ''Rasulullah SAW tidak pernah melakukan shalat malam di bulan Ramadhan atau bulan lainnya lebih dari 11 rakaat'' (HR Bukhori dan Muslim).

Sedangkan qiya Ramadhan atau salat Tarawih, adalah shalat  setelah yang dilakukan shalat Isya di bulan Ramadhan. Hukumnya sunnah muakkadah.

Dasarnya adalah sabda Rasulullah SAW: ''Barangsiapa yang melakukan qiyamullail di bulan Ramadhan dengan penuh keimanan dan seraya melakukannya dengan mencari ridha Allah (ikhlas), maka akan diampuni dosa-dosanya yang telah lampau (HR Jamaah dari Abu Hurairah).

Bilangan rakaat yang dilakukan Rasulullah SAW adalah 11 rakaat. Akan tetapi, pada masa Khalifah Umar, Usman, dan Ali, shalat Tarawih dilakukan 20 rakaat dan ditambah tiga Witir.

Ini adalah pendapat jumhur ahli fiqh, baik dari pengikut Hanafi, Hambali, dan Daud. Juga diikuti oleh Ats Saury, Ibnul Mubarak, dan Imam as Syafi'i.

Perbedaan selanjutnya bahwa salat Tarawih boleh dilakukan berjamaah ataupun sendirian. Akan tetapi, shalat Tarawih dengan berjamaah di masjid lebih afdhal menurut jumhur ulama.

Apakah shalat tarawih itu sama dengan sholat tahajud?

Pertama, shalat tahajud disyariatkan lebih dahulu dibanding shalat tarawih. Tahajud sudah disyariatkan sejak awal mula masa kenabian, sementara shalat tarawih disyariatkan setelah Rasulullah hijrah ke Madinah. Kedua, Nabi SAW melakukan shalat tahajud tiap malam, tanpa pernah menghentikannya.

Apakah setelah sholat tarawih masih ada sholat tahajud?

Lebih lanjut pendiri Pusat Studi Al-Qur'an (PSQ) ini menjelaskan, tidak ada masalah bagi seorang muslim untuk bangun malam untuk tahajud setelah salat tarawih dan witir. Tetapi, alangkah lebih baik setelah tarawih tidur terlebih dahulu kemudian bangun untuk mendirikan salat tahajud lalu berwitir.

Berapa rakaat sholat tahajud setelah tarawih?

Adapun jumlah rakaat shalat malam atau shalat tahajud atau shalat tarawih dan witir yang dilakukan Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam tidak pernah lebih dari 11 atau 13 rakaat. “Barang siapa shalat tarawih bersama imam sampai selesai maka ditulis baginya shalat malam semalam suntuk.”

Apakah ada shalat tahajud di bulan Ramadhan?

Dengan kata lain, sholat tahajud di bulan Ramadhan masih boleh dilakukan dan sangat dianjurkan meski sudah melakukan sholat witir.