Apakah MPASI boleh menggunakan daging sapi?

Memasuki usia enam bulan, bayi sudah dapat Bunda kenalkan dengan MPASI (Makanan pendamping ASI/Air Susu Ibu). Pada fase ini, manfaat daging sapi yang lumayan banyak untuk tumbuh kembang si Kecil tak bisa Bunda abaikan. 

Jika sudah mengetahui berbagai manfaatnya, Bunda pasti akan bersemangat untuk memasukan daging sapi dalam menu MPASI. 

Selain membahas manfaatnya, kami juga akan membagikan cara mengolah daging sapi yang tepat sebagai MPASI agar manfaatnya bisa anak Bunda dapatkan.

Manfaat Daging Sapi untuk MPASI

Berdasarkan bukti-bukti medis, berikut ini sejumlah manfaat daging sapi sebagai MPASI bagi anak.

1. Zat Besi pada Daging Sapi adalah yang Terbaik

Zat besi (Iron) sangatlah penting bagi bayi. Terutama, berkaitan dengan fungsinya dalam membantu pertumbuhan fungsi kognitif bayi. Kecukupan zat besi, membuat sistem saraf pada bayi dapat bekerja baik dalam masa pertumbuhannya.

Selain kognitif, zat besi juga berhubungan dengan efek bagi fisik. Dalam pandangan medis, zat ini adalah sumber energi bagi otot, yang dapat memengaruhi ketahanan fisik bayi.[1]

Menariknya, apabila perbandingannya sumber makanan hewani lain, daging sapi adalah yang terbaik dalam urusan zat besi. Bahkan, lebih besar dari umumnya sereal bayi yang mengandung zat besi[2]

2. Mengandung Protein yang Tinggi

Daging merah seperti sapi, sudah terkenal sebagai sumber protein yang tinggi. Menariknya, bagi bayi yang sudah bisa mengonsumsi MPASI, protein ini sangat bermanfaat. 

Bukan hanya menjadi sumber energi, protein juga nyatanya berkontribusi terhadap kekuatan tulang, otot, dan sistem kekebalan tubuh. Ringkasnya,  manfaat daging sapi untuk bayi memiliki sifat jangka panjang [3]

3. Daging Sapi Mengembangkan Bakteri Baik dalam Tubuh Bayi

Tahukah Bunda, bakteri itu tidak selamanya buruk lho! Ada juga bakteri baik, yang justru tubuh butuhkan. Termasuk, untuk yang masih bayi.

Hal ini sesuai riset yang dipublikasikan di National Library of Medicine. Salah satu kesimpulan dalam riset tersebut, perkembangan bakteri baik pada usus bisa lebih cepat pada bayi yang makan daging sapi. [4] [5]

4. Makanan dengan Paket Nutrisi Lengkap

Zat besi dan protein hanyalah dua di antara sekian banyak nutrisi lain yang ada di dalam daging sapi. Faktanya, ada banyak nutrisi penting lain yang bisa berkontribusi positif bagi perkembangan bayi.

Sebut saja vitamin B6, vitamin B12, seng, selenium, hingga kolin, semuanya ada dalam daging merah ini. Jadi, secara lebih general, ini akan membantu bayi mengalami kekurangan nutrisi. [6]

5. Menciptakan Langit-Langit Mulut yang Sehat

Joclyn Evans, ahli gizi Hyvee, menyebut bahwa daging sapi juga membantu bayi tumbuh menjadi anak yang bisa mengonsumsi daging seumur hidupnya.

Pada faktanya, ada sebagian masalah yang ibu-ibu alami ketika menemukan anaknya susah makanan daging sehingga kurang protein. Nah, risiko itu lebih minim terjadi jika sejak kecil bayi sudah akrab mengonsumsi daging sapi. [7]

Cara Mengolah dan Memperkenalkan Daging Sapi kepada Bayi

Berbagai manfaat daging sapi untuk anak yang sudah kami paparkan, bisa si Kecil dapatkan secara maksimal jika Bunda mengolahnya dengan tepat. Prinsipnya, ketepatan ini berhubungan dengan kesesuaian usia. 

Pada setiap fase yang berbeda, cara mengolah daging sapi untuk bayi sebaiknya disesuaikan dengan kapasitas pertumbuhannya. Beef Farmers and Ranchers memiliki penjelasan soal ini.[8]

  • 6 -8 bulan: konsumsi daging sapi yang teksturnya benar-benar halus. Bunda bisa memberikan MPASI berupa puree yang dicampur daging yang sudah dihaluskan.
  • 8 - 10 bulan: bayi bisa beralih diberikan daging yang diolah dengan proses cincang. Contoh makanan untuk bayi usia ini adalah perkedel kentang dan daging yang sudah dicincang halus.
  • 10 bulan - 1 tahun ke atas: selain daging cincang, ajarkan juga makan dengan sendok sendiri. Bunda bisa menyajikan sup sayuran dan daging cincang pada si Kecil. 

Kenyataannya, meskipun kita sudah paham ada banyak khasiat pada makanan ini, bayi tidak selalu mudah menerimanya. Jadi, orang tua memerlukan sedikit trik  dan kesabaran untuk membuat bayi mau menerima daging sapi sebagai MPASI.

Keith Ayoob, Associate Professor Emeritus of Pediatrics at Albert Einstein College of Medicine, menyarankan sejumlah langkah yang bisa Bunda lakukan, antara lain:

  • Pada tahap awal pengenalan, jika bayi tidak mau mengonsumsi daging sapi halus, maka bisa campurkan dengan ASI atau susu formula.
  • Jika Bunda tahu makanan favorit bayi, kombinasikan daging sapi dengan makanan tersebut.
  • Beri sedikit demi sedikit, mulai dengan tetesan kecil.
  • Jangan mundur ketika bayi tampak menolak (muntah) misalnya. Hal itu sebenarnya normal, karena bayi membutuhkan waktu untuk menerima makanan baru di mulutnya.

Terakhir, pastikan juga Bunda hanya memberikan daging sapi berkualitas dan terjamin kebersihannya. 

Membiarkan bayi mengonsumsi daging yang tidak higienis, berpotensi memberi ruang bakteri jahat masuk ke tubuh bayi. Akhirnya, bukan manfaat daging sapi yang mereka dapat, yang terjadi justru sebaliknya. Ngeri, kan?

Bolehkah bayi MPASI makan daging sapi?

MPASI (Makanan Pendamping ASI) merupakan masa saat si kecil berusia 6 bulan. Nah, salah satu makanan yang bisa diberikan untuk si kecil adalah daging sapi.

Apakah bayi 6 bulan bisa makan daging sapi?

Lagi pula, daging merah seperti daging dan hati sapi memang sumber zat besi terbaik sehingga dapat mendukung tumbuh kembang anak secara optimal. Dari penjelasan ini, dapat dikatakan bahwa waktu yang tepat bagi anak untuk makan daging adalah saat ia memasuki masa MPASI, yakni 6 bulan.

Apakah daging sapi bagus untuk bayi?

Daging sapi dapat mencegah anemia Kombinasi antara zinc dan zat besi pada daging sapi sangat baik bagi bayi karena membantu pembentukan sel darah merah. Dengan begitu, daging sapi bisa menjadi pilihan tepat untuk makanan bayi agar terhindar dari anemia.

Daging apa saja yang boleh untuk MPASI?

6 Pilihan Makanan Tinggi Protein untuk MPASI Anak.
Daging ayam. Daging ayam merupakan salah satu sumber protein hewani yang cukup mudah ditemukan di pasar atau pusat perbelanjaan. ... .
2. Ikan. ... .
3. Daging sapi. ... .
4. Telur. ... .
Kacang-kacangan. ... .
6. Tempe dan tahu..