Show Perkembangan embrio KOMPAS.com - Seperti manusia, hewan fase perkembangan embrio yang dimulai setelah pembuahan sel telur dan berlanjut hingga pembentukan organ-organ tubuh bayi hewan. Bagaimana tahap perkembangan embrionik hewan? Yuk, kita simak penjelasan berikut ini! Hewan ada yang berkembang biak secara aseksual dan juga seksual. Cacing adalah hewan yang berkembang biak secara aseksual dengan membelah diri. Pada cacing tidak terjadi fase embrionik, bahkan kita tidak bisa membedakan mana induknya dan mana keturunannya. Namun pada hewan yang berkembang secara seksual, terjadi perkembangan embrionik. Dilansir dari Organismal Biology, tahap awal perkembangan hewan dimulai dengan peleburan sel sperma dengan sel telur tunggal dan menghasilkan sel telur aktif yang disebut dengan embrio. Embrio kemudian mengalami perkembangan dalam fase morula, blastula, dan gastrula. Fase MorulaPada fase ini sel telur yang telah dibuahi masih berupa zigot dengan sel tunggal, akan aktif membelah secara cepat. Sel membelah secara mitosis dan menghasilkan sel jaringan embrio pertama yaitu blastomer. Sel-sel blastomer bersatu membentuk bola seperti buah arbei dan dinamai dengan morula. Blastomer terus terbentuk mencapai 100 buah dan mengubah morula menjadi bola berongga bernama blastula. Blastula adalah jaringan embrio pertama yang terbentuk dalam perkembangan embrionik. Dilansir dari Encyclopedia Britannica, pembentukan blastula adalah akhir dari tahap pembelahan di mana sel hanya memperbanyak diri tanpa adanya perubahan bentuk karena DNA-nya tidak aktif. Baca juga: Fase Awal Perkembangan Embrio Fase GastrulaPada proses embriogenesis sebagian besar filum hewan, tahapan gastrula ditandai dengan pembentukan lapisan kuman atau lapisan germinal. Ada hewan yang membentuk dua lapisan kuman siploblast (hanya endoderm dan ektoderm) seperti ubur-ubur.
Kompas.com/SILMI NURUL UTAMI Lapisan germinal embrionik hewan Namun ada tiga hewan yang membentuk tiga lapisan kuman triploblast (yaitu endoderm, ektoderm, dan mesoderm) seperti pada mamalia dan sebagian besar filum hewan. Lapisan germinal merupakan lapisan utama untuk membentuk organ tubuh hewan.
Dua embrio buatan dikembangkan di laboratorium oleh para peneliti KOMPAS.com - Pada proses pembuahan, sel telur dan dan sperma akan mengalami peluruhan dan membentuk zigot keturunannya. Zigot kemudian akan tumbuh menjadi embrio hingga janin dalam kandungan induknya. Perkembangan embrio dibagi dalam fase morula, fase blastula, fase gastrula, dan fase organogenesis. Fase MorulaZigot bersel tunggal hasil pembuahan, selnya akan membelah secara mitosis dengan cepat dan membentuk sel-sel baru yang padat disebut dengan blastomer. Zigot terus membelah dari sel yang awalnya satu menjadi 16 sel blastomer. Dilansir dari Lumen Learning, sel-sel blastomer kemudian berkumpul membentuk bola yang kemudian akan memadat dan membentuk morula. Dinamai morula karena strukturnya mirip dengan buah arbei yang kecil dan tidak berongga. Baca juga: Benarkah Detak Jantung Janin Bisa Prediksi Jenis Kelamin Bayi? Fase Blastula
KOMPAS.com/SILMI NURUL UTAMI Proses pembelahan zigot menjadi morula lalu menjadi blastula Embrio (bahasa Yunani: έμβρυον) adalah sebuah eukariota diploid multisel dalam tahap paling awal dari perkembangan.
Embrio manusia. Embrio ini berumur sekitar 7 minggu (atau minggu ke-9 dari kehamilan). [sunting di Wikidata] Dalam organisme yang berkembang biak secara seksual, ketika satu sel sperma membuahi ovum, hasilnya adalah satu sel yang disebut zigot yang memiliki seluruh DNA dari kedua orang tuanya. Dalam tumbuhan, hewan, dan beberapa protista, zigot akan mulai membelah oleh mitosis untuk menghasilkan organisme multiseluler. Hasil dari proses ini disebut embrio. Pada manusia, terbentuk embrio (mudigah) antara umur 3-5 minggu masa kehamilan dan sudah tampak rancangan bentuk alat-alat tubuh.[1] Pada hewan, perkembangan zigot menjadi embrio terjadi melalui tahapan yang dikenal sebagai blastula, gastrula, dan organogenesis. Pada tumbuhan, istilah embrio hanya dipakai untuk tumbuhan kecil yang terbentuk dalam biji yang berada dalam keadaan dormansi, menunggu kondisi lingkungan yang tepat untuk berkecambah. Beberapa embrio tidak bertahan hidup ke tahap perkembangan selanjutnya. Ketika ini terjadi secara alami, hal tersebut dinamakan aborsi spontan atau keguguran.[2] Ada banyak sebab terjadinya peristiwa ini. Penyebab keguguran alami yang paling umum adalah kelainan kromosom pada hewan[3] atau beban genetik pada tumbuhan.[4]
Istilah embriogenesis atau fase perkembangan embrio memang belum begitu populer di kalangan masyarakat awam. Istilah biologi ini pada saat ini hanya populer di kalangan kedokteran, ilmu pendidikan, dan kalangan akademisi sains saja. Padahal, memahami tahapan-tahapan perkembangan pada embrio sangat penting karena hal tersebut memiliki kaitan yang sangat erat dengan proses perkembangan kehamilan seseorang. Oleh sebab itu, membahas bagaimana tahapan embriogenesis secara lengkap dan gamblang memanglah diperlukan. Tahapan-Tahapan Perkembangan Pada EmbrioFase perkembangan pada embrio memiliki beberapa tahapan dalam prosesnya. Dalam setiap tahapan memiliki karakteristik yang berbeda-beda. Hal ini tentu akan berpengaruh pada kondisi kehamilan manusia serta yang akan dirasakan bunda. Berikut penjelasan selengkapnya. 1. Fase MorulaPada fase morula, zigot yang masih mempunyai sel tunggal akan memulai pembelahan. Pembelahan tersebut dinamakan pembelahan mitosis dan akan membentuk sel-sel baru yang bernama blastomer. Sel-sel ini mempunyai sifat yang padat berisi dan jumlahnya sebanyak 16 sel. Kemudian, sel blastomer yang berjumlah 16 tersebut akan berkumpul dan membentuk sebuah bola yang dinamakan sebagai morula. Hal ini disebut sebagai morula karena memang bentuknya menyerupai buah arbei yang bentuknya kecil-kecil serta tidak mempunyai rongga. 2. Fase BlastulaSetelah melewati fase morula, perkembangan berikutnya sampai pada tahapan atau fase blastula. Pada fase ini, morula yang telah terbentuk akan terus mengalami pembelahan hingga jumlahnya menjadi 100 sel. Karena jumlahnya lumayan banyak, maka bola tersebut juga akan membentuk rongga-rongga di dalamnya yang disebut sebagai blastula. Rongga yang ada tersebut selanjutnya dinamakan kembali sebagai blastosol. Selanjutnya, massa sel yang terdiri dari asam laktat, piruvat, asam amino, dan juga glukosa akan berkembang menjadi embrio manusia. Lalu, sel terluar yang membungkus massa akan mengalami perkembangan menjadi plasenta yang mana hal tersebut memiliki fungsi sebagai makanan embrio. 3. Fase GastrulaDalam fase gastrula, sel-sel yang telah terbentuk dalam fase blastula akan mengalami perombakan-perombakan. Perombakan tersebut akan menghasilkan 3 buah lapisan germinal. Lapisan ini juga sering disebut sebagai lapisan embriogenik yang nantinya akan menghasilkan lapisan-lapisan yang ada di dalam embrio nantinya. Adapun, lapisan yang akan terbentuk pada fase ini meliputi sebagai berikut:
4. Fase OrganogenesisFase terakhir dari tahapan perkembangan pada embrio yakni fase organogenesis. Dalam fase ini, sel-sel tubuh akan mulai terbentuk secara lengkap tahap demi tahap. Pembentukan ini berasal dari tiga lapisan sel germinal yang sudah terbentuk pada tahapan gastrula. Setiap lapisan germinal akan membentuk organ yang berbeda-beda pada janin. Diketahui secara rinci, setiap lapisan akan membentuk organ sebagai berikut:
Itulah ulasan lengkap mengenai tahapan dan fase perkembangan embrio dalam kehamilan manusia. Semoga informasi tersebut dapat menjadi tambahan pengetahuan seputar embrio bagi para pembaca. Jangan lupa untuk selalu memperhatikan kehamilan dan juga menjaga kesehatan agar proses persalinan lancar dan bayi yang akan terlahir ke dunia sehat serta sempurna. |