Apabila terdapat mad silah ketika waqaf cara membaca ha dhamir adalah

Ilustrasi tajwid mad shilah thawilah dalam Al Quran. Foto: Pinterest

Memahami hukum bacaan atau tajwid menjadi hal yang harus diperhatikan ketika seorang Muslim membaca Al Quran. Jika salah dalam hal pemahaman tajwid, arti dan makna dari ayat yang dibaca akan keliru. Salah satu tajwid yang dapat dipelajari adalah mad shilah thawilah.

Mad shilah thawilah termasuk ke dalam jenis tajwid mad shilah. Mengutip buku Panduan Lengkap Mengajar Taman pendidikan Al Quran oleh Eko Nani Fitriono (2020: 306), mad shilah artinya mad tambahan dari mad asli yang disebabkan oleh ha dhamir.

Ha dhamir (ه) merupakan kata ganti benda atau orang ketiga tunggal/dia (laki-laki). Jika ha dhamir bertemu dengan huruf hijaiyah akan terjadi dua hukum bacaan, yakni mad shilah thawilah dan mad shilah qashirah.

Mad shilah thawilah adalah tajwid mad shilah yang dibaca apabila ha dhamir bertemu dengan hamzah yang berharakat dan harus didahului dengan huruf berharakat juga. Jika tidak bertemu hamzah, mad berubah menjadi mad shilah qashirah.

Cara membaca mad shilah thawilah adalah dengan memanjangkannya sampai 5 harakat atau 2 ½ alif, termasuk pada ha’ dhamir yang berharakat dhommah maupun kasrah.

Ilustrasi membaca Al Quran. Foto: iStock

Contoh Mad Shilah Thaawilah

Untuk lebih memahami tajwid mad shilah thawilah, simak contoh berikut yang ada di dalam Al Quran.

Huruf ha dhamir pada kata bihii bertemu dengan hamzah berharakat fathah sehingga dibaca panjang 5 harakat.

Huruf ha dhamir pada kata bihii bertemu dengan hamzah berharakat kasrah sehingga dibaca panjang 5 harakat.

تَأْوِيلَهُ إِلَّا اللَّهُ

Huruf ha dhamir pada kata takwiilahuu bertemu hamzah berharakat kasrah sehingga dibaca panjang 5 harakat.

وَبَيْنَهُ أَمَدًا بَعِيدًا

wabainahuu amadamba'iidaa.

Huruf ha dhamir pada kata wabainahuu bertemu dengan hamzah berharakat fathah sehingga dibaca panjang 5 harakat.

Huruf ha dhamir pada kata wadho’tuhaa bertemu dengan hamzah berharakat dhommah sehingga dibaca panjang 5 harakat.

Salah satu hukum bacaan dalam bab Mad yang cukup unik adalah Mad Shilah. Disebut unik karena salah satu syarat dalam Mad Shilah adalah adanya Ha Dhamir. Apa itu Ha Dhamir? Bagaimana Ha Dhamir bisa menjadi Mad Shilah? Dan apa saja pertanyaan-pertanyaan terkait dengan Mad Shilah dan Ha Dhamir?

Apa Itu Ha Dhamir

Secara bahasa, Ha Dhamir terdiri dari dua kata, yaitu Ha dan Dhamir. Ha adalah huruf ha (ه), bukan ha (ح). Sedangkan Dhamir berarti kata ganti. Bab Dhamir merupakan pembahasan dalam Ilmu Nahwu. Ha Dhamir yang dimaksud di Mad Shilah adalah Ha Dhamir Muttashil yang berupa Mufrad Mudzakkar Ghaib.



Dhamir Muttashil adalah kata ganti yang berfungsi sebagai objek atau kata ganti yang tersambung, sehingga Ha Dhamir Muttashil tidak ada di awal kata. Sedangkan kata ganti Mufrad Mudzakkar Ghaib adalah kata ganti ketiga untuk satu laki-laki (baca: Dia). Mufrad berarti tunggal, Mudzakkar berarti laki-laki, sedangkan Ghaib berarti tidak ada di tempat atau orang ketiga. 

Jenis-jenis Dhamir (kata ganti) dibedakan menjadi 3 kelas. Pertama adalah jumlahnya, bisa tunggal (Mufrad), dobel (Mutsanna), dan jamak (Jam'). Kedua adalah jenis kelaminnya, bisa laki-laki (Mudzakkar) dan perempuan (Muannats). Ketiga adalah perspektif nya, bisa orang yang berbicara (Mutakallim), yang diajak bicara (Mukhathab), dan orang ketiga (Ghaib). 

Ha Dhamir yang dimaksud dalam Mad Shilah adalah kata ganti sambung (Dhamir Muttashil) yang berupa Mufrad Mudzakkar Ghaib yang berarti "dia" untuk satu orang laki-laki. Bentuk dari Ha Dhamir yang dimaksud adalah seperti gambar di bawah ini

Apabila terdapat mad silah ketika waqaf cara membaca ha dhamir adalah

Ha Dhamir ini di sambung kan setelah kata sehingga terletak di akhir kata. Ha Dhamir selalu berharakat dhammah. Ha Dhamir berubah menjadi harakat kasrah apabila sebelumnya terdapat huruf ya' sukun atau huruf berharakat kasrah.

Ha Dhamir, sesuai namanya, menjukkan makna "dia" untuk 1 orang laki-laki. Atau dalam bahasa Indonesia berarti "-nya". Contoh nya adalah (فِيْ بَيْتِهِ) artinya di dalam rumah nya, atau (أَحْمَدُ يَبِيْعُ سَيَّارَتَهُ) artinya Ahmad menjual kendaraan nya.

Ha Dhamir dalam Mad Shilah

Setelah mengetahuinya apa itu Ha Dhamir, maka bagaimana Ha Dhamir bisa menjadi Mad Shilah? Ha Dhamir yang bisa menjadi Mad Shilah adalah Ha Dhamir yang dibaca panjang. Sebaliknya, Ha Dhamir yang dibaca pendek maka bukan termasuk Mad Shilah.

Panjang pendeknya bacaan Ha Dhamir tergantung pada harakat dan sukun pada huruf sebelum dan sesudah Ha Dhamir.  Apabila dirinci, ada 4 (empat) kondisi Ha Dhamir jika dilihat dari harakat huruf sebelum dan sesudah Ha Dhamir.

1. Huruf sukun sebelum Ha Dhamir dan sesudah nya ada huruf hidup atau berharakat. Contohnya seperti dalam QS Al-Baqarah ayat 19 berikut ini :

أَوْ كَصَيِّبٍ مِنَ السَّمَاءِ فِيهِ ظُلُمَاتٌ وَرَعْدٌ وَبَرْقٌ يَجْعَلُونَ أَصَابِعَهُمْ فِي آذَانِهِمْ مِنَ الصَّوَاعِقِ حَذَرَ الْمَوْتِ ۚ وَاللَّهُ مُحِيطٌ بِالْكَافِرِينَ



2. Huruf berharakat sebelum Ha Dhamir dan sesudah nya ada huruf sukun. Contohnya seperti dalam QS Al-Jatsiyah ayat 37 berikut ini :

وَلَهُ الْكِبْرِيَاءُ فِي السَّمَاوَاتِ وَالْأَرْضِ ۖ وَهُوَ الْعَزِيزُ الْحَكِيمُ

3. Huruf sukun sebelum dan sesudah Ha Dhamir. Contohnya seperti dalam QS Al-Baqarah ayat 197 berikut ini :

الْحَجُّ أَشْهُرٌ مَعْلُومَاتٌ ۚ فَمَنْ فَرَضَ فِيهِنَّ الْحَجَّ فَلَا رَفَثَ وَلَا فُسُوقَ وَلَا جِدَالَ فِي الْحَجِّ ۗ وَمَا تَفْعَلُوا مِنْ خَيْرٍ يَعْلَمْهُ اللَّهُ ۗ وَتَزَوَّدُوا فَإِنَّ خَيْرَ الزَّادِ التَّقْوَىٰ ۚ وَاتَّقُونِ يَا أُولِي الْأَلْبَابِ

4. Huruf berharakat sebelum dan sesudah Ha Dhamir. Contohnya seperti dalam QS Al-Baqarah ayat 17 berikut ini :

مَثَلُهُمْ كَمَثَلِ الَّذِي اسْتَوْقَدَ نَارًا فَلَمَّا أَضَاءَتْ مَا حَوْلَهُ ذَهَبَ اللَّهُ بِنُورِهِمْ وَتَرَكَهُمْ فِي ظُلُمَاتٍ لَا يُبْصِرُونَ

Dari 4 jenis kondisi Ha Dhamir di atas, yang dibaca panjang hanya Ha Dhamir nomor 4. Kesimpulan nya, Ha Dhamir dibaca panjang apabila huruf sebelum dan sesudah Ha Dhamir, bukan lah huruf sukun. Dengan kata lain, huruf sebelum dan sesudah Ha Dhamir harus hidup atau berharakat.

Alhamdulillah, di dalam Mushaf saat ini, para pembaca al-Quran tidak perlu lagi kesulitan dalam menentukan panjang pendek nya Ha Dhamir. Hal ini dikarenakan sudah diberi tanda atau syakl khusus. Untuk Ha Dhamir yang dibaca pendek diberi tanda harakat biasa, sedangkan untuk Ha Dhamir panjang diberi tanda panjang khusus. 

Pertanyaan-Pertanyaan

Berikut ini adalah beberapa pertanyaan-pertanyaan seputar Ha Dhamir dalam Mad Shilah, yang mungkin juga merupakan pertanyaan para pembaca. Para pembaca atau pengunjung dapat mengajukan pertanyaan dengan cara menulis di kolom komentar.

Q : Ha Dhamir dapat berharakat dhammah maupun kasrah. Apakah ada Ha Dhamir yang tidak berharakat dhammah maupun kasrah?

A : Sebagaimana dijelaskan sebelumnya, harakat yang dimiliki Ha Dhamir hanya ada 2 yaitu dhammah (sebagai harakat awal) dan kasrah (apabila sebelumnya terdapat kasrah atau ya sukun). Namun ada juga Ha Dhamir yang menjadi sukun karena riwayat bacaan Imam Hafsh (berkaitan dengan Ilmu Qiraat).

Salah satu contoh riwayat bacaan Imam Hafsh yang membaca sukun pada Ha Dhamir adalah QS an-Naml ayat 28 berikut ini

اذْهَبْ بِكِتَابِي هَٰذَا فَأَلْقِهْ إِلَيْهِمْ ثُمَّ تَوَلَّ عَنْهُمْ فَانْظُرْ مَاذَا يَرْجِعُونَ



Perhatikan Ha Dhamir pada kata yang diberi warna merah. Meskipun tidak berharakat dhammah maupun kasrah, itu tetap Ha Dhamir dengan cara bacaan (Qiraat) menurut riwayat Imam Hafsh. Dan karena bukan dibaca panjang, tentu itu bukan termasuk Mad Shilah.

Q : Setelah memperhatikan bentuk Ha Dhamir, apakah setiap huruf Ha yang terletak di ujung kata merupakan Ha Dhamir?

A : Tidak. Memang ada 2 unsur utama untuk mengetahui Ha Dhamir. Pertama adalah terletak di ujung kata, dan kedua adalah harakat nya dhammah atau kasrah. Namun, meskipun sudah memenuhi semua unsur, bukan berarti setiap huruf Ha di ujung kata merupakan Ha Dhamir.

Ada juga huruf Ha yang terletak di ujung kata dan berharakat dhammah atau kasrah tapi ia bukan Ha Dhamir. Lalu bagaimana cara membedakan nya? Mungkin, salah satu cara nya adalah dengan melihat dibaca panjang atau bukan. Salah satu contohnya adalah QS Al-Alaq ayat 15 berikut ini.

كَلَّا لَئِنْ لَمْ يَنْتَهِ لَنَسْفَعًا بِالنَّاصِيَةِ

Perhatikan huruf Ha pada kata yang diberi warna merah. Bentuk nya memang sama, namun ia bukan Ha Dhamir. Apabila huruf Ha tersebut adalah Ha Dhamir, maka harusnya dibaca panjang karena huruf sebelum dan sesudahnya keduanya berharakat. Lalu kenapa tidak dibaca panjang? Berarti itu bukan Ha Dhamir. Logika nya seperti itu. Wallahu a'lam.

Q : Mengapa setelah mengenal Ha Dhamir dalam Mad Shilah semakin dirasa bingung dan sulit untuk memahami?

A : Bacaan dalam artikel ini sebagai tambahan ilmu dalam mendalami Mad Shilah. Namun pada prakteknya, para pembaca tidak perlu kebingungan serta kesulitan karena di dalam mushaf sudah terdapat tanda panjang khusus untuk Ha Dhamir.