Kapanlagi.com - Kesimpulan seringkali jadi bagian akhir atau klimaks sebuah gagasan ataupun topik. Pasalnya, dalam kesimpulan memuat ringkasan ide utama sebuah gagasan. Namun, sudah tahukah kalian apa arti kesimpulan? Show Berbicara mengenai kesimpulan, bagian ini seringkali terdapat dalam sebuah karya tulis. Apalagi sejumlah penelitian ilmiah juga dilengkapi dengan kesimpulan untuk mengetahui hasil akhir dari penelitian yang dilakukan. Karena itulah ada cara membuat kesimpulan yang tepat sehingga maksud dan pesan dapat tersampaikan kepada pembaca. Sebelum tahu cara membuat kesimpulan, kalian tentunya perlu memahami apa arti kesimpulan sebenarnya. Apa arti kesimpulan sebenarnya dapat kalian temukan di Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI). Karena itulah di bawah ini ada ulasan mengenai apa arti kesimpulan. Langsung saja simak referensi apa arti kesimpulan yang telah dirangkum kapanlagi.com dari berbagai sumber sebagai berikut.
(credit: pexels.com) Dalam sebuah teks pembahasan, gagasan ataupun pidato selalu terdapat kesimpulan di akhir kalimat. Kesimpulan dalam suatu gagasan ataupun teks paragraf seringkali jadi sebuah penutup. Sering mendengar kata kesimpulan bahkan pernah membuatnya namun belum mengetahui apa arti kesimpulan? Tentunya sangat penting untuk tahu apa arti kesimpulan yang kerap digunakan dalam pembuatan teks paragraf. Karena itulah, dalam artikel ini akan dibahas mengenai apa arti kesimpulan. Jika merujuk pada Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), apa arti kesimpulan dapat berasal dari kata simpulan. Apa arti kesimpulan di KBBI adalah uraian dari pidato atau lainnya, pendapat terakhir dari uraian sebelumnya. Ada juga apa arti kesimpulan di KBBI yang memiliki makna yakni sebuah keputusan yang diperoleh sesuai dengan metode berpikir induktif dan deduktif dalam sebuah teks paragraf ataupun gagasan tertentu. Sehingga apa arti kesimpulan tersebut digunakan untuk penutup dan menyimpulkan hasil akhir sebuah pembahasan. Selain itu ada juga istilah lainnya yang serupa dengan kata kesimpulan yakni menyimpulkan, tersimpul, simpulan, ataupun berkesimpulan. Itulah apa arti kesimpulan yang perlu diketahui jika merujuk pada KBBI.
(credit: pexels.com) Setelah tahu apa arti kesimpulan di KBBI, terdapat juga beberapa ciri-ciri kesimpulan. Ciri-ciri kesimpulan memudahkan kalian mengenali jenis kesimpulan dalam sebuah gagasan. Sementara itu berikut ini ada beberapa ciri-ciri kesimpulan yang perlu diketahui. - Kalimatnya biasanya merupakan rangkuman dari uraian sebelumnya. Sehingga lebih singkat, padat, dan jelas. - Memuat informasi yang mengandung pesan langsung dari uraian sebelumnya sehingga informasinya lebih lengkap, langsung pada hasilnya, atau topik yang dibahas. - Mengandung ringkasan dari tulisan yang dibuat memuat semua pembahasan yang sudah diuraikan. - Menggunakan metode berpikir induktif (khusus) ke deduktif (umum). - Biasanya memakai kalimat baku sehingga mudah untuk dipahami. - Mengandung kalimat yang berhubungan dengan sebab dan akibat ataupun sebaliknya. - Terdiri dari ide pokok atau topik utama dari paragraf yang dibahas. - Umumnya menggunakan kata dengan kata lain, yaitu, kesimpulannya, karena itu, ringkasannya, dan seterusnya. Itulah beberapa ciri-ciri dari kesimpulan. Sehingga memudahkan kalian memahami apa arti kesimpulan.
(credit: pexels.com) Terdapat beberapa jenis-jenis kesimpulan yang perlu diketahui. Misalnya saja jenis kesimpulan dalam penelitian ilmiah yang tak bisa dilewatkan. Pasalnya kesimpulan dalam penelitian ilmiah menjadi hasil akhir dari penelitian yang dilakukan. Selain itu ada beberapa jenis kesimpulan yang perlu diketahui. 1. Kesimpulan perbandingan adalah kesimpulan yang dibuat dengan memperbandingkan suatu gagasan dengan gagasan lainnya dalam sebuah teks paragraf. Biasanya jenis kesimpulan ini menggunakan kata lebih unggul daripada, dan seterusnya. 2. Kesimpulan sebab akibat adalah jenis kesimpulan yang dibuat dengan hubungan sebab akibat. Sehingga saling berhubungan satu sama lain. 3. Kesimpulan penilaian adalah jenis kesimpulan yang juga dikenal dengan assessments. 4. Kesimpulan rekomendasi adalah jenis kesimpulan yang biasanya mengandung pesan tersirat yang menegaskan suatu gagasan tertentu berdasarkan topik yang dibahas. 5. Kesimpulan prediksi adalah jenis kesimpulan yang memperkirakan atau memprediksi sesuatu di masa mendatang berdasarkan topik yang dibahas. Itulah beberapa jenis kesimpulan yang perlu diketahui. Sehingga semakin membantu kalian memahami apa arti kesimpulan berdasarkan jenisnya.
(credit: pexels.com) Memahami apa arti kesimpulan tentunya sangat penting. Apalagi jika kalian hendak membuat kesimpulan, pastinya perlu tahu dulu apa arti kesimpulan sebenarnya. Nah, kali ini langsung masuk pada pembahasan mengenai cara membuat kesimpulan. Ya, ada cara membuat kesimpulan yang memudahkan kalian merangkai kalimat kesimpulan. Langsung saja simak ulasannya tentang cara membuat kesimpulan sebagai berikut. - Memahami seluruh bacaan teks dengan saksama. - Selanjutnya cobalah untuk menemukan ide pokok atau pikiran utama, informasi penting dalam setiap paragraf. - Jangan lupa untuk mencatat tiap ide pokok yang sudah kalian temukan. - Selanjutnya pastikan menulis kalimat kesimpulan dengan tidak memakai kata-kata yang sama, panjang, dan bertele-tele seperti halnya uraian sebelumnya. - Cobalah untuk mulai mengambil kesimpulan dengan metode deduksi, generalisasi, analogi, ataupun korelasi. - Selanjutnya menuliskan pendapat kalian tentang topik yang diuraikan. - Lengkapi dengan dengan keterbatasan di bagian kesimpulan. - Namun pada dasarnya untuk cara membuat kesimpulan mengandung ide pokok dan informasi penting yang diperoleh dari kalimat utama kemudian dirangkai kembali menjadi kalimat kesimpulan. Itulah pembahasan mengenai apa arti kesimpulan dan ulasan lainnya tentang kesimpulan. Semoga dapat memudahkan kalian untuk memahami apa arti kesimpulan, jenis-jenis, ciri-ciri dan cara membuatnya. Yuk Baca Artikel Lainnya
Ketika menghadapi suatu misteri atau masalah, ada dua metode penalaran yang sangat umum digunakan: deduktif dan induktif. Kira-kira, apa ya perbedaannya? Coba lihat gambar di bawah ini. Apakah ada tokoh detektif yang elo kenali? Kira-kira, apa sih hal pertama yang muncul di pikiran elo ketika melihat mereka? Kalo gue, langsung ingat betapa briliannya mereka ketika memecahkan misteri atau kasus yang begitu membingungkan. Kok bisa ya mereka menemukan jawaban dari kasus-kasus yang mereka temui? Seruwet apapun, pasti ketemu aja penjelasannya. Kalo diperhatikan, mereka selalu melakukan observasi terhadap tempat kejadian, mencari informasi lebih lanjut tentang latar belakang tokoh, dan menggunakan pengetahuan umum mereka. Nah, ketika mereka menganalisis dan kemudian menggunakan pikiran mereka untuk memproses kejadian dan kemungkinan yang ada, mereka sedang menggunakan penalaran. Umumnya, penalaran dibagi menjadi dua, yakni penalaran deduktif dan induktif. Loading ... Kali ini, kita akan bahas dua metode penalaran tersebut. Penasaran gimana pembahasannya? Check it out! Apa itu Penalaran?Sebelum kita bahas lebih dalam soal penalaran deduktif dan induktif, sebenarnya apa sih yang dimaksud dengan penalaran? Penalaran sendiri merupakan aktivitas kognitif untuk menilai atau menarik kesimpulan tertentu berdasarkan suatu informasi yang kita dapatkan, dengan menggunakan kaidah logika. Untuk elo yang mau tahu lebih banyak tentang logika, bisa cek nih video Zenius berikut: Nah, penalaran logis sendiri umumnya dibagi menjadi dua, yakni penalaran deduktif dan induktif. Dua-duanya merupakan cara berpikir logis atau bernalar dengan pendekatan yang berbeda. Yuk, kita cari tahu perbedaannya dengan membahas dua metode tersebut. Apa itu Penalaran Deduktif?Simpelnya, penalaran deduktif merupakan pengambilan kesimpulan secara logis berdasarkan premis-premis yang ada. Premis di sini merupakan asumsi, pemikiran, dan landasan kesimpulan yang dianggap benar. Berikut ini contoh pengambilan kesimpulan dari premis-premis secara deduktif. Menurut penalaran deduktif, jika premis-premis yang disediakan benar, maka kesimpulannya pasti benar atau valid. Jadi, kalo ternyata kesimpulannya gak benar atau gak valid, berarti ada yang salah sama premis-premisnya. Premis 1: Setiap hewan adalah makhluk hidup. Premis 2: Anjing adalah hewan. Maka, anjing adalah makhluk hidup. Kalo dilihat lagi, sebenarnya ada pola dalam penalaran deduktif. Coba lihat dari contoh tadi di bawah ini. Setiap hewan [A] adalah makhluk hidup [B]. → A=B Setiap anjing [C] adalah hewan [A]. → C=A Maka, anjing adalah makhluk hidup. → Maka, C=B Wah, menarik banget ya, Sobat Zenius. Elo ada contoh penalaran deduktif lain gak? Kalo ada, coba share ya di kolom komentar. Sejarah penalaran deduktif dapat dilacak hingga zaman dulu banget, ketika Aristoteles banyak berkarya. Filsuf Yunani ini tercatat banyak mendokumentasi penalaran deduktif di abad ke-4 sebelum masehi. Nah, Aristoteles dikenal sebagai Bapak Penalaran Deduktif [bahasa Inggris: Father of Deductive Reasoning], karena ia orang pertama yang mengembangkan sistem formal penalaran tersebut. Ia mengamati bahwa sebenarnya validitas deduktif bisa dilihat dari struktur yang tadi kita sudah bahas. Berikut ini contoh paling klasik yang dibuat Aristoteles. Premis 1: All men are mortal. [Semua manusia bisa mati] Premis 2: Socrates is a man. [Socrates adalah manusia] Therefore, Socrates is mortal. [Maka, Socrates bisa mati] Sebagai catatan, mortal memiliki arti fana, gak abadi, dan bisa mati. Oke, itulah pembahasan singkat tentang penalaran deduktif. Sekarang, kita lanjut ke penalaran induktif yuk. Apa itu Penalaran Induktif?Ada satu kata yang lekat banget sama penalaran induktif: generalisasi. Berbeda dengan penalaran deduktif, penalaran induktif mengambil kesimpulan dari premis-premis umum [pengamatan, data, fakta] lalu kemudian mengambil kesimpulan yang bersifat spesifik [hipotesis]. Contohnya, elo mengamati bahwa udara di Pantai Kuta panas, udara di Pantai Ancol panas, dan udara di Pantai Pasir Putih juga panas. Maka, elo menyimpulkan bahwa udara di pantai itu panas. Sebenarnya, penalaran induktif memiliki beberapa bentuk seperti generalisasi, analogi, dan hubungan kausal. Kalo Bapak Penalaran Deduktif itu Aristoteles, siapa ya Bapak Penalaran Induktif? Kenalin, ini Francis Bacon. Francis Bacon merupakan filsuf asal Inggris yang juga dikenal sebagai Bapak Empirisme berkat karyanya dalam mengembangkan metode ilmiah. Ia mengemukakan bahwa dengan melakukan penalaran induktif dan mengobservasi alam dengan hati-hati, kita bisa memahami berbagai kemungkinan pengetahuan ilmiah. Menurutnya, kita bisa menguji dan memperkuat hipotesis dengan melakukan observasi, pengukuran, dan eksperimen. Itulah pembahasan singkat mengenai penalaran induktif. Apakah elo ada pertanyaan? Kalo ada, boleh banget ya elo tulis di kolom komentar. Perbedaan Penalaran Deduktif dan InduktifSobat Zenius, dengan pembahasan di atas, apakah elo sekarang sudah bisa menarik kesimpulan apa perbedaan penalaran deduktif dan induktif? Secara singkat, bisa dibilang kalo deduktif itu berangkat dari premis umum ke kesimpulan yang spesifik, sedangkan induktif mulai dari premis spesifik ke kesimpulan umum [generalisasi]. Selain itu, kesimpulan dari deduktif haruslah valid atau benar. Sedangkan, kesimpulan dari induktif memiliki kemungkinan benar karena sains bisa berubah dan terus berkembang. Kebetulan banget nih, ada video menarik yang membahas soal perbedaan dua metode penalaran tersebut. Langsung aja ya klik di sini. Eh, tapi pastikan elo login melalui akun Zenius dan refresh halaman elo supaya bisa akses videonya ya. Penutup Bagaimana Sobat Zenius, apakah elo ada pertanyaan seputar topik kita kali ini? Atau mungkin elo punya ide untuk artikel selanjutnya? Kalo elo punya pertanyaan maupun pernyataan, jangan ragu buat komen di kolom komentar, oke? Sampai sini dulu artikel kali ini dan sampai jumpa di artikel selanjutnya, ciao! Referensi //www.livescience.com/21569-deduction-vs-induction.html //thedailycoach.substack.com/p/the-power-of-inductive-reasoning //www.dictionary.com/e/inductive-vs-deductive/ //lib-dbserver.princeton.edu/visual_materials/maps/websites/thematic-maps/bacon/bacon.html //whatis.techtarget.com/definition/deductive-reasoning //medium.com/@daniellekkincaid/the-sherlock-holmes-conundrum-or-the-difference-between-deductive-and-inductive-reasoning-ec1eb2686112 //iep.utm.edu/aristotl/ //examples.yourdictionary.com/examples-of-inductive-reasoning.html Video yang berhubungan |