Dalam menyajikan makanan harus memperhatikan beberapa hal agar lebih menyenangkan yaitu

Food Plating merupakan cara penataan dan penyajian makanan di atas piring dengan memperhatikan posisi dan komposisi makanan agar menunjukan nilai seni dan kualitas yang tinggi. Food plating dengan food photography saling berkaitan. Karena dalam fotografi makanan membutuhkan food plating agar makanan terlihat cantik dan foto yang dihasilkan pun bagus.

Baca Juga: Food Photography Penarik Konsumen

Makanan tanpa disajikan dengan indah meskipun dipotret dengan fotografer hasilnya kurang maksimal, oleh karena itu  food plating penting bagi kelangsungan  food photography.

Berikut 5 cara mudah  food plating agar terlihat Menawan:

1. Sesuaikan Jenis Piring

Dalam menyajikan makanan harus memperhatikan beberapa hal agar lebih menyenangkan yaitu

Photo by Sander Dalhuisen on Unsplash

Pemilihan bentuk dan motif piring menjadi salah satu faktor bagus tidaknya suatu foto makanan. Bentuk piring disesuaikan dengan jenis atau bahan makanan yang digunakan. Selain jenis dan bentuk piring, ukuran piring juga menentukan bagus tidaknya  food plating tersebut.

Piring yang akan digunakan sesuaikan dengan fungsi. Misalnya, jika hidangan adalah ikan bakar maka piring yang digunakan haruslah fish plate atau piring ikan dan yang berukuran sedang atau sesuaikan dengan ukuran makanan.

Jangan hanya menggunakan piring polos kurang terlihat menarik, sebaiknya gunakan piring bermotif sesuai dengan makanan yang dihidangkan.

2. Atur Komposisi Dan Warna

Dalam menyajikan makanan harus memperhatikan beberapa hal agar lebih menyenangkan yaitu

Photo by Qearl Hu on Unsplash

Pada umumnya komposisi hidangan terdiri dari makanan pokok, lauk serta sayuran. Sebaiknya mengurutkan makanan dari yang basah atau lembab atau seperti makanan berkuah terlebih dahulu. Kemudian baru makanan yang padat, agar presentasi hidangan tetap stabil hingga dihidangkan.

Jumlah makanan sebaiknya jangan terlalu penuh, melainkan jumlah ganjil agar unik. Komposisi makanan harus selaras agar tampilannya terlihat cantik. Perhatikan juga pemilihan warna dan motif piring, atur komposisi warna makanan mulai dari warna terang ke warna gelap.

Komposisi makanan dan warna saling berkaitan agar food plating terlihat menarik dan selaras. Begitupun dengan hasil dari food photography akan menjadi sebuah perpaduan yang cocok.

3. Perhatikan Harmoni Dan Keseimbangan

Dalam menyajikan makanan harus memperhatikan beberapa hal agar lebih menyenangkan yaitu

Photo by Ola Mishchenko on Unsplash

Harmoni dan keseimbangan dari food plating perlu diperhatikan karena akan mempengaruhi hasil dari food photography. Penataan makanan harus seimbang jangan terlalu banyak garnish juga jangan sampai tidak ada hiasan pemanis makanan.

4. Atur Garnish Secantik Mungkin

Dalam menyajikan makanan harus memperhatikan beberapa hal agar lebih menyenangkan yaitu

Photo by Ola Mishchenko on Unsplash

Garnish merupakan bahan makanan yang digunakan sebagai hiasan untuk mempercantik makanan. Dengan memberi garnish akan mempengaruhi daya tarik makanan, semakin pintar mengatur garnish akan semakin cantik hidangan yang disajikan.

5. Perhatikan Kebersihan

Dalam menyajikan makanan harus memperhatikan beberapa hal agar lebih menyenangkan yaitu

Photo by Toa Heftiba on Unsplash

Kebersihan dalam food plating merupakan poin terpenting karena akan mempengaruhi hasil dari food photography. Selain itu, dengan menjaga kebersihan akan membuat tampilan terlihat indah dan menawan.

Baca Juga: Hasil Food Photography tetap Menakjubkan di Berbagai Setting? Lakukan 5 Trik ini!

Food plating dalam food photography merupakan hal wajib agar tampilan makanan terlihat indah dan menawan. Maka dari itu sebaiknya mempersiapkan dengan sangat hati-hati. Jika Bisnis Anda membutuhkan jasa fotografi makanan, Soocaphoto siap membantu.

      

 Salah satu sektor yang sangat penting dikembangkan untuk mendukung pembangunan pertanian adalah industri pertanian ( industri makanan ). pengembangan industri makanan diharapkan akan mampu memberikan nilai tambah terhadap produk pertanian, membuka kesempatan kerja, sumber devisa sekaligus menyediakan pangan yang semakin beragam. pengolahan makanan engan memperhatikan gizi dan awet berhubungan erat dengan pemenuhan gizi masyarakat

permintaan produk olahan industri makanan menunjukan kecenderungan makin meningkat baik pasar domestik maupun internasional.hal ini bukan saja disebabkan oleh meningkatnya jumlah penduduk dunia secara kuantitatif, juga secara kualitatif kesejahteraan penduduk tersebut semakn baik yang menyebabkann makin meningkatnya kebutuhan akan pangan yang bergizi dan beragam.sejalan dengan hal tersebut, pengembangan teknologi pengolahan pertanian terutama industri makanan sangat dibutuhkan. Ketersediaan sumber daya alam, sumber daya manusia, besarnya hasil pertanian yang dimiliki serta pasar terbuka akan memberikan daya Tarik tersendiri bagi pelaku pada industry pengolahan hasil pertanian.

    A.      Pengertian

Ø  Pengolahan bahan pangan : kegiatan mengubah bahan mentah menjadi bahan makanan siap dikonsumsi / bahan makanan ½ jadi.

Ø  Serealia : jenis tumbuhan golongan padi padian / rumput rumputan ( Gramineae ) yang dibudidayakan untuk menghasilkan bulir berisi biji bijian sebagai sumber karbohidrat / pati

Ø  Umbi : organ tumbuhan yang mengalami perubahan ukuran ( pembengkakan ) sebagai akibat perubahan fungsinya.

Ø  Olahaan bahan  pangan ½ jadi / Produk pangan primer adalah mengolah bahan baku pangan dengan proses pengawetan menjadi aneka ragam olahan bahan baku pangan yang memilika nilai ekonomi lebih tinggi.

   B.      Jenis

1.       Olahan pangan ½ jadi dengan bentuk pipih tebal atau tipis

       Contoh : kerupuk gendar, kerupuk tette dan keripik tempe

2.       Olahan pangan ½ jadi dengan bentuk butiran besar

Contoh : jagung grontol, nasi jagung, kacang kedelai goreng,dan biscuit

3.       Olahan pangan  ½ jadi dengan bentuk butiran halus

Contoh :  kue adee, udang goreng tepung,  chai kue, dan bakpia

Makanan dibutuhkan manusia untuk kelangsungan hidupnya. Makanan yang masuk ke dalam tubuh untuk menjaga kesehatan, digunakan untuk proses pertumbuhan , mengganti sel – sel yang rusak, dan persediaan energy.  kata gizi berasal dari bahasa arab “ ghidza “ yang artinya makanan.

Kelompok zat  gizi bedasarkan kegunaannya dibagi menjadi 3 yaitu :

1.       Kelompok zat gizi penghasil tenaga ( karbohidrat )

2.       Kelompok zat gizi pembangun sel ( protein )

3.       Kelompok zat gizi pengatur dalam jumlah yang sesuai dengan kebutuhan tubuh seperti yang  terdapat pada sayuran bewarna kuning, jingga, merah, serta buah – buahan

   C.      Tehnik Pengolahan

1.       Tehnik pengolahan makanan panas basah ( moist heat )

Adalah mengolah bahan makanan dengan menggunakan bahan dasar cairan untuk mematangkannya

a.       Tehnik merebus ( boiling ): mengolah bahan makanan dalam cairan yang sudah mendidih

b.      Tehnik poaching : cara memasak bahan makanan dalam bahan cair sebatas menutupi bahan makanan yang direbus dengan api kecil di bawah titik didih ( 92-96 derajat celcius)

c.       Tehnik braising  : tehnik merebus bahan makanan dengan sedikit cairan dalam panci tertutup dengan api dikecilkan secara perlahan – lahan

d.      Tehnik stewing : mengolah bahan makanan yang terlebih dahulu ditumis bumbunya, dan direbus dengan cairan yang berbumbu dan cairan yang tidak terlalu banyak dengan api sedang

e.      Tehnik mengukus ( steaming ) : memasak bahan makanan dengan uap air mendidih

f.        Tehnik simmering : tehnik memasak bahan makanan dengan saus atau bahan cair lainnya yang didihkan dahulu baru api dikecilkan di bawah titik didih dan direbus lama

g.       Tehnik mengetim : memasak bahan makanan dengan menggunakan 2 buah panci yang berbeda ukuran dimana salah satu panci lebih kecil.

2.       Tehnik pengolahan makanan panas kering ( dry heat cooking )

Adalah mengolah makanan tanpa bantuan bahan dasar cairan untuk mematangkannya.

a.       Menggoreng dengan minyak banyak ( deep frying ) : memasak dengan menggunakan minyak/lemak yang banyak hingga bahan benar – benar terendam sehingga, memperoleh hasil yang kering ( crispy )

b.      Menggoreng dengan minyak sedikit ( sallow frying ) : memasak dengan menggunakan minyak sedikit pada wajan datar

c.       Menumis ( sautéing ) : tehnik memasak dengan menggunakan sedikit minyak olahan dan bahan makanan yang telah dipotong kecil.

d.      Memanggang ( baking ) : mengolah bahan makanan di dalam oven dengan panas dari segala arah tanpa menggunakan minyak

e.      Membakar ( grilling  ) : mengolah makanan di atas lempengan besi panas yang diletakkan di atas perapian langsung

    D.      Penyajian dan Pengemasan

         Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam menyajikan penampilan olahan pangan sebagai berikut.

1. Kombinasi Warna

            Dalam tata saji, warna merupakan faktor penting yang harus diperhatikan. Padu-padan warna yang indah merupakan salah satu faktor yang menjadi nilai jual suatu hidangan.

2. Bentuk, Tekstur, dan Kekentalan

            Bentuk suatu hidangan dapat diciptakan dari pemotongan bahan pangan. Bahan pangan dapat dipotong dadu, memanjang, dirajang secara kasar atau halus, dibentuk lonjong, bunga atau bintang. Adapun yang dimaksud dengan kekentalan adalah dalam satu paket menu hendaknya memperhatikan kombinasi tingkat kekentalan hidangan yang berbeda.

3. Rasa dan Suhu

        Dalam penyajian satu menu hendaknya kita juga perlu mengombinasikan rasa-rasa dasar seperti, rasa asin, rasa manis, rasa pedas, rasa gurih, rasa pahit, dan rasa asam, maupun rasa yang sangat berbumbu. Suhu dari olahan pangan yang dihidangkan juga perlu diperhatikan.

4. Alat Saji Makanan

           Alat saji khas Indonesia sangatlah banyak. Hal ini sudah kamu pelajari di semester 1. Ada alat saji tradisional dan modern. Alat saji tradisional misalnya dengan wadah rotan dengan dialasi daun pisang. Alat saji modern dapat berupa piring khusus untuk menu hidangan utama, sup, maupun piring kecil untuk makanan penutup yang dilengkapi sendok dan garpu yang sesuai.

5. Hiasan/Garis

       Hiasan atau garnis merupakan penunjang penampilan pada olahan pangan yang dihidangkan. Hiasan ini dapat memberikan aksen warna yang mengugah selera, bentuk yang  bermacam-macam maupun tata saji yang menarik.

 6. Penyajian

        Dalam menyajikan suatu hidangan pada piring hendaknya memperhatikan semua hal yang perlu ditampilkan seperti yang disebutkan di atas yaitu kombinasi warna, bentuk, tekstur dan kekentalan, rasa dan suhu serta penggunaan alat saji. Tidak lupa faktor yang sangat penting diperhatikan adalah kebersihan atau higienisnya suatu hidangan.