Apa yang dimaksud dengan perusahaan alibaba

Apa yang dimaksud dengan perusahaan alibaba

Demokrasi Liberal merupakan sistem pemerintahan Indonesia pada masa awal kemerdekaan. pada masa pemerintahan kabinet Ali Sastroamidjojo I, ada beberapa program kerja yaitu progam luar negeri, program luar negeri, pembebasan Irian Barat, penyelesaian pertikaian politik dan program kerja dalam bidang ekonomi. salah satu kebijakan ekonomi yang menjadi program kerja dalam kabinet Ali yaitu sistem kebijakan ekonomi Ali Baba. Kebijakan ekonomi Ali Baba merupakan suatu kebijakan ekonomi pada masa pemerintahan kabinet Ali Sastroamidjojo I yang dicetuskan oleh Menteri Perekonomian Mr. Ishak Cokrohadisuryo. Kebijakan ini dijalankan dengan cara menggalang kerja sama antara pengusaha pribumi (Ali) dengan pengusaha nonpribumi khususnya pengusaha Cina (Baba).

Tahapan yang dilakukan dalam sistem ekonomi Ali Baba adalah, Pengusaha non-lokal memiliki kewajiban untuk memberi pelatihan kepada tenaga-tenaga Indonesia agar dapat menduduki jabatan-jabatan staf di perusahaan negara, Pemerintah mendirikan perusahaan-perusahaan negara dan Pemerintah memberikan kredit dan lisensi bagi usaha-usaha swasta nasional.

Dengan demikian ekonomi Ali Baba merupakan suatu kebijakan ekonomi pada masa pemerintahan kabinet Ali Sastroamidjojo I, sebagai cara penggalangan kerjasama antara pribumi dan nonpribumi dan guna mendorong kemajuan perekonomian di Indonesia pasca kemerdekaan 1945.

Alibaba adalah perusahaan Cina yang bisnis utamanya bergerak di bidang e-commerce. Didirikan pada tahun 1999 oleh 18 orang yang dipimpin seorang mantan guru sekolah bernama Jack Ma, Alibaba Group tumbuh menjadi sebuah perusahaan raksasa hingga kemudian mendapat julukan “Amazon of China”. Yang dimaksud Amazon ini adalah perusahaan e-commerce terkemuka di Amerika Serikat.

Meskipun demikian, tidak seperti Amazon yang bisnis-bisnisnya berada di bawah satu atap, Alibaba Group terdiri dari tiga inti bisnis, yaitu Alibaba, Taobao, dan Tmall.

Alibaba merupakan website business-to-business (B2B) yang menyediakan akses bagi para eksportir Cina (dan para eksportir dari beberapa negara lain) untuk melakukan kesepakatan-kesepakatan bisnis dengan berbagai perusahaan yang tersebar di seluruh dunia, Taobao merupakan website belanja terbesar di Cina, dan Tmall bergerak di ceruk bisnis yang menawarkan serangkaian produk bermerek secara online kepada penduduk kelas menengah di Cina.

Apa yang dimaksud dengan perusahaan alibaba

Selain ketiga bisnis tersebut, Alibaba juga merambah ke berbagai sektor bisnis lain. Salah satunya adalah AliPay, yang merupakan sistem pembayaran digital seperti halnya Paypal, Gopay, WeChat Pay, dan OVO. Lalu ada Sina Weibo yang merupakan alternatif Twitter, Youku Tudou yang merupakan layanan streaming video di Cina, dan AliExpress yang memungkinkan para pebisnis kecil di Cina untuk mengimpor barang-barang dagangannya ke berbagai negara.

Pada tahun 2017, Alibaba membuka jaringan supermarket “Hema” yang punya konsep unik. Melalui supermarket ini, pembeli bisa bertransaksi secara offline dan online.

Untuk pemesanan online, barang dijamin sampai tujuan kurang dari satu jam. Di dalam supermarket itu sendiri, terdapat beberapa lapak seperti kolam kecil yang berisi berbagai hewan laut dengan kios-kios yang siap mengolahnya sehingga pembeli bisa langsung memakannya di dalam supermarket.

Apa yang dimaksud dengan perusahaan alibaba

Hema

Di negara Indonesia, Alibaba menancapkan taring bisnisnya melalui Tokopedia dan Lazada. Di Tokopedia, Alibaba hanya menjadi pemegang saham minoritas. Sedangkan untuk Lazada, perusahaan e-commerce yang berasal dari Singapura tersebut kepemilikannya sudah berpindah tangan ke Alibaba sejak tahun 2016.

Apa yang dimaksud dengan perusahaan alibaba

Jack Ma mencaplok Lazada

Di industri cloud computing pun jejak Alibaba juga tercium melalui website Alibaba Cloud Indonesia. Data center untuk layanan cloud itu pun sudah berdiri di Indonesia. Pada bulan Juli 2020 lalu, Alibaba memutuskan untuk menambah satu data center lagi sehingga totalnya menjadi tiga data center.

Tak ketinggalan, Alibaba membuat AliExpress versi Indonesia yang memungkinkan penduduk Indonesia untuk membeli barang-barang impor dari Cina dengan harga yang kadang membuat was-was karena saking murahnya.

Dengan semua sepak terjangnya di Indonesia, bisa dibilang bahwa pasar e-commerce Indonesia sudah berada dalam genggaman Alibaba. Di satu sisi, hadirnya Alibaba membuat konsumen makin dimanjakan dengan berbagai pilihan dalam berbelanja, tapi di sisi lain dikhawatirkan para pebisnis lokal akan semakin terdesak.

Editor: Muchammad Zakaria


Alibaba Group Holding Limited () adalah konglomerat multinasional Tiongkok yang memiliki spesialisasi dalam e-commerce, ritel, Internet, kecerdasan buatan, dan teknologi. Didirikan pada tahun 1999, perusahaan ini menyediakan layanan penjualan konsumen-ke-konsumen, bisnis-ke-konsumen, dan bisnis-ke-bisnis melalui portal web, serta layanan pembayaran elektronik, mesin pencari belanja dan layanan cloud computing. Perusahaan ini memiliki dan mengoperasikan beragam bisnis di seluruh dunia dalam berbagai sektor, dan dinobatkan sebagai salah satu perusahaan paling dikagumi di dunia oleh Majalah Fortune.

Pada saat penutupan dalam (IPO) - 25 miliar Dolar Amerika Serikat - tertinggi di dunia dalam sejarah, 19 September 2014, nilai pasar Alibaba adalah AS$ 231 miliar. Per Juni 2018, kapitalisasi pasar Alibaba mencapai AS$ 542 miliar. Perusahaan ini menjadi salah satu dari 10 perusahaan paling bernilai dan terbesar di dunia. Pada Januari 2018, Alibaba menjadi perusahaan Asia kedua yang berhasil menembus angka valuasi 500 miliar dolar AS, setelah Tencent. Pada tahun 2018, Alibaba memiliki nilai merek global tertinggi ke-9.

Beroperasi di lebih dari 200 negara dan wilayah, Alibaba menjadi pengecer terbesar di dunia, salah satu perusahaan terbesar dalam bidang Internet dan kecerdasan buatan, salah satu perusahaan modal ventura terbesar, dan salah satu perusahaan investasi terbesar di dunia. Perusahaan ini menjadi tuan rumah pasar B2B (Alibaba.com) dan B2C (Taobao, Tmall) terbesar di dunia. Penjualan dan keuntungan daringnya melampaui semua pengecer di Amerika Serikat (termasuk Walmart, Amazon, dan eBay) yang digabungkan sejak 2015. Perusahaan ini telah berkembang ke dalam industri media, dengan catatan pendapatan yang naik tiga kali lipat dari tahun ke tahun. Perusahaan ini juga menjadikan Hari Lajang di Republik Rakyat Tiongkok menjadi hari belanja daring dan luring terbesar di dunia pada tahun 2018. Penghitungan akhir pada platform Alibaba mencapai $ 30.802.477.608, meningkat sekitar 27% dari total catatan pada tahun lalu dengan nilai tukar saat itu. Hal ini lebih rendah jika dibandingkan dengan catatan pertumbuhan 40% pada tahun sebelumnya, yakni 2017.

Jack Ma merupakan Pejabat Eksekutif Tertinggi (chief executive officer, CEO) Alibaba Group selama 10 tahun pertama berjalannya perusahaan, sebelum mengundurkan diri dari jabatan sebagai CEO pada 10 Mei 2013, dan mengisi posisi sebagai ketua eksekutif. Jonathan Lu kemudian menjadi CEO baru perusahaan. Pada 10 Mei 2015, Daniel Zhang menggantikan Lu sebagai CEO.

  • Tencent
    • WeChat
  • Baidu
  • Toutiao

Diperoleh dari "https://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Alibaba_Group&oldid=21282291"

Nama besar Alibaba sebagai perusahaan e-commerce raksasa tak terlepas dari pendirinya Jack Ma. Salah satu orang terkaya di China itu sukses membangun kerajaan Alibaba Grup ke berbagai sektor, mulai marketplace hingga ke industri film dan fintech. Mau tahu apa saja gurita bisnis Jack Ma, berikut ulasannya.

Bulan September lalu, Jack Ma mengumumkan pengunduran dirinya sebagai CEO Alibaba Grup karena ingin fokus pada kegiatan filantropi dan edukasi. Saat ini, pucuk pimpinan kerajaan bisnis Alibaba dipegang Daniel Zhang.

Apapun keputusannya, Jack Ma tetaplah orang di balik kejayaan Alibaba. Perusahaan yang berdiri di China pada tahun 1999 itu tercatat memiliki valuasi sekitar USD420 miliar atau setara dengan Rp6.090 triliun (kurs Rp14.500 per dolar Amerika Serikat).

Tidak puas sampai di situ, mantan guru Bahasa Inggris itu juga menyuntikkan modal ke beberapa startup unicorn, yakni Tokopedia dan Lazada. Langkah Jack Ma tersebut merupakan salah satu strategi Alibaba menghadapi persaingan sengit di bisnis e-commerce, khususnya di China.

Jack Ma telah membuktikan kepada dunia bahwa dengan kegigihan dan semangat pantang menyerah, seseorang akan berhasil mewujudkan mimpinya. Dari guru miskin menjadi konglomerat China yang bergelimang harta lewat 11 gurita bisnisnya.  

Baca Juga: Bagaimana Cara Jack Ma Membangun Bisnis Alibaba?

1. Alibaba.com

Apa yang dimaksud dengan perusahaan alibaba

Alibaba.com

Alibaba.com merupakan perusahaan e-commerce yang didirikan Jack Ma dan rekannya pada tahun 1999. Marketplace tersebut adalah bisnis pertama Pria kelahiran 1964 itu. Alibaba telah menjadi salah satu e-commerce raksasa di dunia.

Jumlah pembeli di situs Alibaba.com diklaim sudah menjangkau 190 negara. Penggunanya tidak hanya individu, tapi juga pengecer, produsen, pedagang besar, Usaha Kecil Menengah (UKM) yang bergerak di bisnis ekspor impor, maupun agen perdagangan.

2. 1688.com

Tak hanya ingin berkutat pada Alibaba.com, Jack Ma menghadirkan situs 1688.com. Situs jual beli lokal untuk barang eceran maupun grosiran. Jadi mirip pasar grosir tapi via online. Barang-barang yang dijual beragam, mulai dari aksesoris, pakaian, perabotan rumah tangga, sampai produk minuman dan makanan lokal. Biasanya para pedagang besar ritel di China mendapat pasokan dari situs tersebut.

3. Taobao

Popularitas ponsel pintar dimanfaatkan Alibaba untuk melirik bisnis e-commerce yang ramah bagi pengguna ponsel. Berdiri pada 2003, Taobao merupakan situs e-commerce atau marketplace yang hampir mirip dengan e-Bay.

Sejak Juni 2011, Jack Ma menyatakan akan membagi Taobao menjadi tiga perusahaan yang berbeda, yaitu: eTao, Taobao Mall, dan Taobao Marketplace. Dalam proses layanan pelanggan, Taobao memiliki layanan agen belanja untuk mempermudah pelanggan dari asing atau dari luar China untuk menggunakan layanan mereka.

4. Alimama

Selang empat tahun kemudian, Alibaba kembali melakukan ekspansi bisnis. Mendirikan perusahaan di bidang teknologi pemasaran bernama Alimama pada tahun 2007. Alimama menyediakan platform yang menjawab kebutuhan pedagang, di mana mereka bisa menaruh display pemasaran di situs web dan aplikasi pihak ketiga. Dengan begitu, jangkauan promosi dan pemasaran akan semakin luas.

5. TMall

Tidak berhenti sampai disitu, pada periode 2008, Alibaba mengembangkan platform Business to Consumer (B2C) yang disebut TMall. Target yang dibidik adalah masyarakat kalangan atas karena platform ini menawarkan layanan premium. Kehadiran TMall telah menarik merek-merek asing untuk menggunakan platform tersebut.

6. Alibaba Cloud

Alibaba Cloud besutan Alibaba berdiri pada 2009. Perusahaan ini bermain di bisnis layanan cloud computing yang bisa digunakan para pelaku bisnis di China maupun negara lain di dunia, baik itu UKM, perusahaan besar, startup, maupun instansi pemerintah.

7. Ali Express

Setelah satu dekade, Alibaba terus melebarkan sayapnya dengan mendirikan perusahaan jasa logistik atau pengiriman barang di tahun 2010 bernama Ali Express. Dengan layanan tersebut, pembeli dari negara lain dapat membeli produk secara langsung melalui pedagang besar di China.

8. Cainiao Network

Perusahaan jaringan logistik yang dihadirkan Alibaba adalah Cainiao Network. Bukan tanpa alasan Jack Ma mendirikan perusahaan tersebut. Ada satu visi yang ingin dicapai, yakni untuk mengirim pesanan ke konsumen dalam waktu 24 jam di wilayah China dan hanya butuh waktu 72 jam ke negara lain.  

Baca Juga: Mengenal Sosok Jack Ma, Si Pendiri E-Commerce Raksasa Alibaba

9. Ant Financial

Alibaba Grup pun ingin menjajal peruntungan dengan mendirikan fintech, Ant Financial pada tahun 2014. Kini, Ant Financial merupakan raksasa fintech asal China yang mendunia melalui aplikasi Alipay. Ant Financial menawarkan layanan inklusi keuangan yang aman bagi usaha kecil serta membangun sistem kredit bersama.

Ant Financial pada 1 November 2016, resmi menyuntikkan dana ke perusahaan Ascend Money yang merupakan induk perusahaan dari layanan e-money True Money. True Money sudah ada di Indonesia sejak September 2015 setelah mengakuisisi pemilik lisensi e-money di Indonesia, Witami Tunai Mandiri.

10. Alibaba Pictures

Ekspansinya terus meluas, Alibaba Grup bermain di bisnis film dan hiburan dengan mendirikan Alibaba Pictures. Tak main-main, pada 2016, perusahaan ini langsung membeli saham minoritas pemilik DreamWorks Pictures. Selain itu, merogoh ratusan juta dolar AS untuk membeli saham divisi sinema perusahaan China Wanda Film, dan berinvestasi di dua film ternama.

11. Youku

Youku adalah salah satu situs video streaming paling populer di China. Berkat kehadiran Youku, pendapatan Alibaba dari sektor ini melonjak lebih dari 40 persen setiap tahun.

Pemilik Saham Minoritas di Tokopedia

Apa yang dimaksud dengan perusahaan alibaba

Pemilik Saham Minoritas di Tokopedia

Alibaba Grup berdiri dan dibesarkan oleh bisnis e-commerce yang dijalankan sejak 1999. “Nafas” ini sepertinya tidak akan pernah berhenti, sehingga berkomitmen investasi di Tokopedia yang merupakan salah satu marketplace terbesar di Indonesia. Alibaba menyuntikkan modal senilai USD1,1 miliar atau setara dengan Rp14,9 triliun pada 2017. Investasi ini pun masih menjadikan Alibaba Grup sebagai salah satu pemegang saham minoritas di Tokopedia.

Pemilik Saham Mayoritas di Lazada

Alibaba mengakuisisi 67% saham dari Lazada yang berbasis di Asia Tenggara senilai US$1 miliar pada 2016. Dengan akuisisi ini, Alibaba menjadi pemegang saham mayoritas di 6 negara, termasuk di Indonesia. Selanjutnya, Alibaba menyuntikkan modal kembali sebesar US$1 miliar pada 2017 untuk Lazada Group di pasar Asia Tenggara. 

Belum berhenti sampai di situ, Alibaba lagi-lagi menginvestasikan US$2 miliar atau setara dengan Rp27 triliun sehingga total investasi Alibaba mencapai US$4 miliar di Lazada pada Maret 2018.  Sebelum investasi ini, Alibaba telah memegang saham sebesar 83 persen di Lazada.

Kerja Sama dengan J&T Express

Alibaba dan J&T Express telah melakukan kerja sama pada 9 Mei 2017 yang menghasilkan perusahaan J&T Alibaba. Sinergi ini menjadikan J&T Express sebagai rekan untuk mensosialisasikan servis dari Alibaba, bukan sebagai mitra logistik.

Kamu Juga Bisa Sesukses Jack Ma

Tidak ada yang menyangka Jack Ma akan sesukses sekarang ini. Semua pencapaian tersebut tak terlepas dari kerja keras Sarjana dari Universitas Keguruan Hangzhou, China itu. Dari Jack Ma, kamu bisa belajar bahwa kalau mau sukses harus gigih, mau berkorban, pantang menyerah, dan rajin inovasi dalam membangun bisnis dari nol. Kegagalan bukan hal yang harus ditakuti, tapi dihadapi untuk menggapai kesuksesan.

Baca Juga: Bisnis Sukses Anak Jokowi untuk Inspirasi Bangun Bisnismu Sendiri