Apa saja yang kalian lakukan selama ini bila memiliki perbedaan pendapat dengan orang tua

Hal yang sama berlaku pada setiap anggota keluarga. Setiap orang berhak memiliki pandangannya sendiri. Jika Anda terus memaksakan sudut pandang dan tidak menghargai ruang pribadi orang lain, perbedaan pendapat dalam keluarga cepat atau lambat akan memicu konflik.

4. Mengabaikan isu perbedaan yang tidak diperlukan

Saat Anda berselisih paham dengan anggota keluarga, pikirkan kembali apakah perdebatan tersebut memang diperlukan. Hindari memperdebatkan masalah kecil yang sebenarnya bisa diselesaikan tanpa harus beradu pendapat dengan nada tinggi.

Waktu dan energi yang Anda habiskan untuk berdebat dapat digunakan untuk hal lain yang lebih berguna. Misalnya, melakukan kegiatan menyenangkan bersama seluruh anggota keluarga untuk mempererat ikatan emosional satu sama lain.

5. Mengakhiri pembicaraan

Jika nada bicara mulai meninggi, semua orang memaksakan kehendak, dan perbedaan pendapat dalam keluarga menimbulkan suasana negatif, ini saatnya mengakhiri pembicaraan. Anda bisa kembali ke prinsip awal, yaitu sepakat untuk tidak sepakat. Setuju bahwa ada perbedaan.

Perhatikan gestur dan nada bicara Anda saat mengakhiri pembicaraan. Jangan memotong perkataan orang lain yang dapat membuatnya tersinggung. Cobalah mengatakan, “Saya baru menyadari hal itu. Coba saya pikirkan dahulu.”

Perbedaan pendapat dan argumen dalam keluarga tak selalu berarti buruk. Malah, ini merupakan pelajaran baru yang berharga bagi setiap anggota keluarga. Terutama bagi anak-anak yang sedang giat mencontoh sikap orang dewasa.

Pada akhirnya, keluarga adalah orang-orang terdekat yang paling bisa memahami satu sama lain. Perbedaan pendapat tak semestinya memecah-belah hubungan keluarga yang telah terjalin erat.

Ilustrasi ibu dan anak. Foto: Shutterstock

Orang tua pasti bangga bila melihat anak dapat berpikir kritis saat menyikapi suatu hal. Namun, karena kemampuan berpikir kritisnya masih dalam tahap perkembangan, tak jarang si kecil kerap kali mengeluarkan pendapat yang mungkin membuat Anda jengkel. Misalnya saja, anak mengomentari penampilan Anda, tapi Anda merasa tak ada masalah terkait hal tersebut.

Ya Moms, di usia sekolah, anak biasanya sudah mulai mampu mengutarakan pendapatnya. Jika suatu saat pendapat anak tak seirama dengan Anda, sebaiknya jangan langsung menghakimi si kecil. Sebab, anak secara perlahan tengah belajar menyampaikan gagasan dan kritikannya itu, sehingga orang tua harus bisa menerimanya.

Ilustrasi orang tua beda pendapat dengan anak. Foto: Shutter Stock

Menurut Riyadi, pendidik sekaligus penulis buku 'Kita Guru yang Dinanti', hal itu disebabkan karena kemampuan komunikasi dan pengendalian emosi anak juga belum matang, Moms. Akibatnya, anak bisa merasa kurang berarti dan orang tua merasa segala hal yang dilakukannya benar.

"Orang tua perlu berpikir dua kali saat hendak melakukan sesuatu. Apalagi, jika apa yang akan dilakukan juga menyangkut kepentingan anak-anak," ujar Riyadi seperti dikutip dari laman resmi Sahabat Keluarga - Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia.

Untuk mengatasi hal tersebut, ada beberapa tips yang Anda terapkan saat menyikapi beda pendapat dengan anak, seperti:

ibu dan anak Foto: shutterstock

1. Komunikasikan kepada anak apa yang akan Anda lakukan

Tak dapat dipungkiri jika orang tua memiliki hak untuk bertindak sesuai dengan kepentingannya dan dapat menentukan kebijakan atau membuat aturan yang ia inginkan. Namun, tak semua kebijakan atau tindakan tersebut selalu baik untuk orang lain. Ya, mungkin saja keputusan yang diambil orang tua ternyata kurang tepat untuk anak.

Maka dari itu, ada baiknya ketika hendak melakukan sesuatu, komunikasikanlah terlebih dulu dengan anak untuk mengantisipasi kemungkinan buruk yang akan terjadi. Konsekuensinya, Anda mungkin akan menerima tanggapan, disetujui atau tidak disetujui.

ibu dan anak sepulang sekolah Foto: Shutterstock

Namun dengan begitu ada keuntungan yang akan Anda dapatkan, Moms. Selain Anda mungkin akan menyadari kesalahan, Anda juga bisa mendapat persetujuan yang akan membuat anak merasa lebih dihargai dan menghargai diri Anda.

"Jika pada kenyataannya anak tidak sependapat dan tak menyetujui sesuatu hal yang telah Anda bicarakan, itu adalah wujud kemampuan berpikir kritis anak yang mestinya harus dihormati. Bukan malah dijadikan adu mulut dan perdebatan yang kurang pantas," kata Riyadi.

Ilustrasi ibu dan anak. Foto: Shutterstock

2. Orang tua harus mawas diri

Saat Anda tengah mengutarakan pendapatnya, seharusnya Anda sebagai orang tua dapat mengintrospeksi diri --apakah benar hal akan Anda lakukan itu sudah tepat atau belum. Mungkin saja, yang diucapkan si kecil benar adanya, Moms. Tidak mau introspeksi diri bisa membuat Anda sulit menerima kritik dari orang lain, termasuk anak.

3. Orang tua tidak boleh tersinggung atau marah

Beberapa orang tua mungkin akan merasa tersinggung ketika anaknya memberikan kritik atau masukan kepadanya. Kondisi itu tak jarang membuat orang tua merasa diajari di hadapan anaknya. Padahal seharusnya, Anda tak boleh bersikap seperti itu, Moms.

Anda sebaiknya bersikap terbuka dengan mau mendengar masukan dari anak. Tak hanya itu, orang tua juga harus mau mengalah, saat apa yang disampaikan anak ternyata memang benar adanya. Namun, jika ternyata pendapat yang diberikan anak tidak sesuai, ajaklah si kecil berdiskusi untuk menemukan penyelesaiannya.

Ilustrasi ketegangan hubungan antara anak dan orang tua Foto: Shutterstock