Contoh agar seseorang dapat menjadi orang yang bertanggung jawab

Contoh agar seseorang dapat menjadi orang yang bertanggung jawab

Tanggung jawab adalah satu atau beberapa kewajiban yang dimiliki oleh individu dalam menjalani kehidupannya yang mana dalam pelaksanaan kewajiban ini, individu mendapat dorongan dari dalam jiwanya untuk memenuhi semua kewajiban yang ditanggung oleh dirinya. 

Setiap manusia yang terlahir ke dunia pasti memiliki tanggung jawab. Minimalnya pasti ada satu tanggung jawab yang dimilikinya dalam hidup. Misalnya, tanggung jawab untuk tidak menyakiti diri sendiri. Itu juga termasuk ke dalam kategori tanggung jawab loh. Oleh karena itu, setiap individu PASTI memiliki tanggung jawab pribadi atau tanggung jawab yang dimiliki untuk dirinya sendiri. 

Dikarenakan kita semua pasti memiliki tanggung jawab, maka kita harus memastikan kapan kita perlu mengambil tanggung jawab. Tanggung jawab hadir karena ada suatu tanggungan yang harus dipikul atau masalah yang harus dihadapi dan diselesaikan.

Di dalam tanggung jawab, fokus terbesarnya adalah “Diri Sendiri”. Ketika kita ingin mengambil tanggung jawab, hal utama yang perlu kita pikirkan adalah “Apakah hal tersebut terjadi pada saya atau hal tersebut terjadi karena saya?”  Mengapa kita perlu berfokus pada hal ini?. 

Dalam kehidupan, ada hal-hal yang memang terjadi pada kita dan tidak bisa untuk kita hindari. Selain itu, kehidupan juga akan menawarkan hal-hal yang memang terjadi karena hasil perbuatan atau tindakan yang kita lakukan. Nah, hal-hal seperti inilah yang masih bisa kita kendalikan. 

Seringkali, segala peristiwa yang terjadi di dalam kehidupan kita adalah hal-hal yang terjadi di luar kendali kita. Misalnya nih, ada kotoran burung di atas mobil kita, rekan kerja kita menumpahkan kopi secara tidak sengaja di kemeja putih kita, tim bola basket kesukaan kita dikalahkan oleh tim lain, dan lain sebagainya. Dari semua contoh-contoh tersebut, kita tidak bisa mengendalikannya bukan? Ini menunjukkan bahwa banyak hal yang tidak bisa kita kendalikan di dalam kehidupan. 

Ketika kita ingin mengambil tanggung jawab atas hal-hal yang terjadi di luar kendali kita, ini hanya akan membuang-buang waktu dan tenaga kita saja. Logikanya, apakah kita bisa berbicara pada seekor burung untuk tidak mengotori mobil kita dengan kotorannya? Apakah kita bisa berbicara dengan tim bola basket lain untuk tidak mengalahkan tim bola basket favorit kita? Atau bisa kah kita menghindar dari rekan kerja yang tidak sengaja menumpahkan kopi di atas kemeja putih kita? Tentu saja tidak bisa, karena semua benar-benar terjadi di luar kendali kita. 

Untuk memahami “tanggung jawab” lebih dalam, kita bisa mempelajari ilmu psikologi secara singkat terlebih dahulu. Dalam psikologi, ada yang dinamakan dengan “Lokus kontrol eksternal” dan “Lokus kontrol internal”. Lokus kontrol eksternal terjadi ketika kita percaya dan meyakini bahwa faktor eksternal dapat mengendalikan situasi kita sekarang. Sedangkan, lokus kontrol internal terjadi saat kita yakin bahwa kita bisa memegang kendali, kita bisa mengontrol sesuatu yang mungkin akan terjadi. Dengan kata lain, lokus kontrol internal membuat diri kita merasa bertanggung jawab atas segala hal yang terjadi di dalam kehidupan kita. 

Nah, di titik lokus kontrol internal inilah tanggung jawab akan muncul di dalam diri kita. Ketika kita mengambil tanggung jawab atas apa yang terjadi dalam hidup, ini sama saja bahwa kita telah menempatkan diri sendiri pada posisi yang berkuasa. “Saya adalah pengontrol pada kehidupan saya sendiri”. Untuk memahami hal ini lebih jelas, Yuk kita simak contoh di bawah ini:

Contoh pertama: ketika saya berkata pada rekan kerja saya “Anda benar-benar membuat saya marah!” Kira-kira pernyataan ini menunjukkan bahwa kita adalah seseorang yang menyebabkan rekan kerja kita membuat kita marah? Atau kita adalah seseorang yang mendapatkan efek menyebalkan dari orang lain, sehingga kita menjadi marah?

Mungkin rekan-rekan pembaca akan menjawab bahwa “saya adalah seseorang yang mendapatkan efek menyebalkan dari rekan kerja saya, sehingga saya menjadi sangat marah”. Ini memang jawaban yang masuk akal. Namun jika kita teliti lebih dalam, sebenarnya tidak ada siapapun yang memiliki kekuatan untuk membuat kita merasa marah, sedih, kesal atau bahagia, kecuali diri kita sendiri yang mengizinkannya. 

Segala apapun yang dilakukan oleh orang lain, kita tetap bisa memiliki kendali yang baik. Kita bisa memilih untuk marah atau memilih untuk meninggalkan orang tersebut, lalu menenangkan diri kita. 

Dengan kata lain, ketika kita masih bisa memegang kendali, itu berarti kita seseorang yang menerima efek atau dampak. Jadi, tanggung jawab kita adalah mengendalikan diri kita sendiri. Yap! Inilah poin pentingnya. Tanggung jawab adalah hal-hal yang berkaitan dengan kontrol diri sendiri. Tanpa kontrol diri, hidup kita pasti akan sangat berantakan karena kita telah mengizinkan segala hal yang baik dan buruk untuk masuk ke dalam kehidupan kita tanpa permisi, tanpa penyaring dan tanpa kontrol apapun. 

Kita adalah pengontrol hidup yang kita miliki, bukan orang lain. Nah, lantas bagaimana caranya agar kita dapat melatih tanggung jawab dengan baik? Berikut ini ada tiga cara utama yang bisa kita lakukan untuk melatih diri dan mulai mengambil tanggung jawab penuh terhadap kehidupan pribadi kita. Yuk, kita simak penjelasannya berikut ini. 

Menulis jurnal adalah salah satu cara terampuh untuk merekam apa saja yang sudah terjadi di dalam kehidupan kita. Kita bisa menulis jurnal di dalam laptop atau menulisnya di dalam buku jurnal khusus. Apapun bentuknya, kita perlu menulis jurnal setiap hari agar kita bisa mengambil tanggung jawab dalam kehidupan kita sendiri. 

Di dalam jurnal, kita perlu menuliskan tiga hal yang dapat kita lakukan untuk menjadikan hari kita lebih indah. Setiap hari akan berakhir, kita perlu menuliskan tiga hal besar yang terjadi pada hari itu, dan jangan lupa untuk menuliskan satu hal yang dapat kita lakukan untuk menjadikan hari itu lebih baik. 

Dengan menulis jurnal, kita bisa menuliskan segala cerita, pengalaman dan tindakan yang kita hadapi dalam satu hari tersebut, sehingga kita bisa memiliki kontrol diri atas segala hal yang terjadi di dalam kehidupan kita. Hasilnya, kita akan memberikan tanggung jawab yang lebih terhadap diri sendiri. 

2. Menenangkan Diri. 

Cara kedua yang bisa kita lakukan adalah berusaha menenangkan diri. Dengan menenangkan diri, secara tidak langsung kita sedang menikmati kehidupan yang terjadi. Menikmati wanginya hujan, berisiknya percikan air, dan segala hal yang ada di sekitar kita. Ketika kita sudah bisa menenangkan diri dan menerima segala hal yang ada di sekitar kita, maka kita sudah bisa memahami dengan baik bahwa “ada banyak hal yang tidak bisa saya kendalikan, namun itu terasa indah”. Saya tidak bisa mengendalikan hujan yang turun secara tiba-tiba, namun hujan sangat terlihat indah dan menentramkan. Tanggung jawab saya adalah tidak menyalahkan hujan yang turun ke bumi, melainkan memanage diri dengan menenangkan diri dan menikmati turunnya hujan. 

Dengan kata lain, ketika kita sudah berhasil menenangkan diri, maka kita akan lebih mudah dalam menjalani tanggung jawab.

3. Mencontoh Orang-orang Hebat yang Sangat Menginspirasi. 

Coba cari satu atau dua orang yang pantas kita idolakan karena telah melaksanakan tanggung jawab yang sangat menakjubkan. Misalnya sosok ayah di dalam keluarga atau sosok seorang pemimpin di kantor. Perhatikan bagaimana mereka menjaga kontrol diri dan melaksanakan tanggung jawab dengan sangat baik. 

Lihatlah apa yang mereka lakukan ketika ada orang lain yang membuat mereka marah dan kesal? Apa yang mereka lakukan ketika sesuatu tidak berjalan sesuai dengan yang mereka harapkan? Perhatikan segala tingkah laku mereka, jika memang patut untuk dicontoh, maka jadikanlah mereka idola kita. 

Setelah membaca artikel di atas, kami harap rekan-rekan pembaca jauh lebih memahami apa makna dari “tanggung jawab” yang sesungguhnya. Tetap semangat ya, rekan-rekan Career Advice.

Contoh agar seseorang dapat menjadi orang yang bertanggung jawab

“Hidupmu adalah tanggung jawab dirimu sendiri”, seringkali ungkapan ini menjadi prinsip sebagian orang bahwa segala apapun yang mereka lakukan di dalam hidup akan menjadi tanggung jawab bagi diri mereka sendiri. Pengertian tanggung jawab menurut para ahli adalah memiliki sikap, status atau beban yang berkaitan dengan keandalan dan kepercayaan yang akan dijaga dengan sebaik mungkin. Dengan kata lain, makna tanggung jawab adalah menerima dan menjaga setiap konsekuensi yang didapatkan oleh individu atas setiap sikap, tindakan dan keputusan yang dirinya ambil. Contoh sikap bertanggung jawab yang paling sederhana adalah ketika kita meminjam pulpen rekan kerja kita, maka kita harus mengembalikannya lagi setelah pemakaian sudah selesai. Jika perlu, kita harus meletakkannya di tempat yang sama seperti saat kita meminjamnya. 

Selain itu, contoh tanggung jawab dalam pekerjaan adalah ketika bos kita meminta agar kita menyelesaikan satu laporan keuangan dalam waktu dua hari. Nah, menyelesaikan laporan keuangan tersebut dengan tepat waktu bisa dikatakan sebagai contoh tanggung jawab yang kita lakukan dalam pekerjaan. Oh ya, tanggung jawab juga memiliki beberapa bentuk loh. Macam-macam tanggung jawab diantaranya adalah tanggung jawab terhadap diri sendiri, tanggung jawab terhadap masyarakat. Selain itu, kita juga bisa melihat contoh tanggung jawab terhadap keluarga atau contoh tanggung jawab terhadap bangsa dan negara. 

Sayangnya, tidak semua orang memiliki sikap tanggung jawab loh, rekan-rekan. Bagi sebagian orang, kegagalan adalah kondisi dimana mereka patut menyalahkan orang lain atas ketidakberhasilan yang mereka dapatkan. Mereka mulai mencari “kambing hitam” yang bisa disalahkan atas perihal tersebut dan mereka bersikap seakan-akan tidak bertanggung jawab terhadap apa yang mereka lakukan. 

Sikap tidak bertanggung jawab ini perlu kita hindari. Jika tidak, kita akan terus memandang karier kita sebagai suatu kegagalan yang patut untuk dihina atau tidak diapresiasi sama sekali. Konsekuensinya, kita tidak pernah merasa puas dengan apa yang sudah kita usahakan, yang ada hanya penyesalan dalam setiap tindakan yang dilakukan. 

Lantas, bagaimana caranya agar kita memiliki sikap bertanggung jawab atas kehidupan yang sedang kita jalani sekarang? Menurut website the balance careers dot com, ada 4 cara yang bisa kita terapkan untuk bisa bertanggung jawab terhadap hidup yang kita miliki. 

Langkah pertama yang perlu kita ambil untuk bersikap tanggung jawab adalah dengan berhenti mencari-cari alasan atas setiap kegagalan yang kita hadapi. Justru orang-orang yang selalu mencari alasan adalah para individu yang gagal untuk berhasil dalam kehidupan profesional maupun kehidupan pribadi mereka. 

Ketika kita melakukan suatu kesalahan, terimalah konsekuensinya. Jangan cari-cari alasan bahwa seseorang mempengaruhi tindakan kita atau seseorang telah menjebak kita sehingga kegagalan muncul begitu saja. Come on! Setiap orang memiliki kendali atas hidupnya sendiri. Jadi jika kita membuat suatu kesalahan, itu tandanya kita harus bertanggung jawab atas kesalahan tersebut. 

Lain kali, ketika kita mendapati diri untuk mencari-cari alasan, segera katakan kalimat ini di dalam hati kita “Hei (sebut nama Anda), sudah cukup. Tidak ada alasan yang perlu kita cari lagi untuk hal ini. Menghadapi semua konsekuensinya adalah keputusan terbaik yang perlu saya ambil”. Setelah itu, kita perlu menanamkan pola pikir positif atas setiap kegagalan yang kita hadapi dan kesalahan yang kita lakukan. 

Kegagalan hadir agar kita terus berusaha untuk meraih tujuan hidup yang kita miliki dan kesalahan terjadi agar kita menjadikannya sebagai suatu pelajaran dan pengalaman hidup yang berarti untuk melanjutkan kehidupan di masa depan. Jadi, langkah pertama yang perlu kita lakukan untuk bertanggung jawab dengan kehidupan kita adalah berhenti mencari-cari alasan apapun atas kegagalan dan kesalahan yang terjadi di dalam hidup.

Cara kedua yang perlu kita lakukan adalah menyadari dan meyakini dengan sepenuh hati bahwa kehidupan yang sedang kita jalani sekarang adalah tanggung jawab kita sepenuhnya. Tahu tidak rekan-rekan? Nyatanya orang-orang yang mau bertanggung jawab secara penuh atas kehidupan mereka, pasti akan merasa bahagia karena mereka adalah satu-satunya orang yang bisa memegang kendali atas kehidupan yang sedang dijalani. 

Para individu ini akan menjalani hidup tanpa beban, tanpa pengaruh dari orang lain dan tentunya tanpa paksaan apapun dari siapapun. Mengapa demikian? Karena setiap kali mereka membuat suatu pilihan, para individu ini akan sadar atas segala konsekuensi yang akan mereka dapatkan. Sehingga, jauh sebelum mereka membuat sebuah keputusan, mereka akan memikirkan konsekuensinya secara matang dan siap untuk menghadapinya. 

Hidup saya adalah tanggung jawab diri saya sendiri dan hidup rekan pembaca adalah tanggung jawab yang perlu diambil oleh rekan pembaca sendiri. Tidak peduli sekeras apapun kita mencoba menyalahkan orang lain atas kejadian-kejadian dalam hidup kita, setiap peristiwa yang terjadi adalah hasil dari pilihan yang telah kita buat sebelumnya. 

Ketika kita ingin bepergian untuk berlibur, cobalah untuk bertanggung jawab atas pekerjaan kantor kita sebelum pergi jalan-jalan, bertanggung jawab untuk menitipkan kucing peliharaan kita ke tetangga terdekat, bertanggung jawab untuk membayar bill hotel dan makanan kita selama berlibur, dan lain sebagainya. 

Ketika kita ingin meraih kesuksesan ke jenjang karier yang lebih tinggi, bertanggung jawablah untuk menyelesaikan semua pekerjaan kita dengan tepat waktu, bertanggung jawablah untuk tidak terlambat datang ke kantor, dan bertanggung jawablah atas hal-hal lainnya yang memungkinkan kita untuk meraih kepercayaan dan promosi kerja. 

Jika kita sudah meyakini dengan pasti bahwa kehidupan kita adalah tanggung jawab diri kita sendiri, maka kita akan merasa lebih tenang dan damai dalam menjalani kehidupan ini. Ada beberapa cara yang bisa kita lakukan untuk bertanggung jawab tanpa menyalahkan diri sendiri atas kegagalan atau kesalahan yang terjadi, yaitu sebagai berikut ini.  

- Tarik napas panjang-panjang dan ucapkan kata-kata positif terhadap diri kita sendiri. Tenangkan diri dan cobalah untuk menghilangkan perasaan bersalah, serta hindari celah untuk mencari-cari alasan atas setiap kesalahan dan kegagalan yang ada. 

- Coba untuk mendengarkan kata hati kita yang paling terdalam. Apakah kata hati kita tetap menyalahkan orang lain atas kesalahan dan kegagalan yang terjadi? Apakah kita menyalahkan rekan kerja kita, keluarga, kerabat, atau orang asing yang datang di dalam kehidupan kita? Jika kata hati kita masih menyalahkan orang lain, cobalah untuk memposisikan diri kita di posisi orang yang kita salahkan. Anggap bahwa dirinya sedang menyalahkan kita atas ketidakberhasilan yang sedang dirinya rasakan. Kira-kira bagaimana perasaan kita? 

Apakah kita akan marah, kecewa, atau bahkan merasa dendam? Secara umum, kita tidak akan merasa senang jika orang lain mencoba untuk menyalahkan kita terhadap sesuatu yang kita anggap bukan kesalahan kita. Nah jika kita merasa tidak akan senang akan hal ini, lalu mengapa kita tetap menyalahkan orang lain? 

- Cara terakhir, jika ada orang lain yang memberikan umpan balik kepada diri kita karena suka menyalahkan orang lain atas kegagalan yang diterima, maka berusahalah untuk menerima umpan balik tersebut dengan lapang dada. Menerima umpan balik atau feedback dengan lapang dada akan menyadarkan kita bahwa setiap orang memiliki tanggungan dan beban hidupnya masing-masing. Sehingga, tugas kita bukan untuk menambah beban mereka lagi, namun bertanggung jawab atas beban yang kita miliki sendiri. 

Cara ketiga yang tidak kalah penting adalah menanamkan pola pikir bahwa “setiap keputusan yang saya ambil sekarang akan sangat berpengaruh untuk kehidupan saya di masa depan”. Hiduplah seakan-akan setiap keputusan yang kita buat adalah hal yang sangat penting, karena kenyataannya memang demikian. 

Setiap pilihan yang kita buat dan setiap tindakan yang kita ambil akan memberikan dampak tertentu di masa mendatang, jadi kita harus berhati-hati dan perlu memikirkan segalanya dengan pikiran yang matang. Nah, pilihan serta keputusan ini juga akan berpengaruh pada kehidupan karier kita loh, rekan-rekan. Ketika kita memilih untuk menjadi seorang karyawan yang produktif dan proaktif, maka kita akan menerima dampak positifnya nanti. Sebaliknya, jika kita memilih untuk menjadi pekerja yang selalu bermalas-malasan, tidak menjaga integritas dan suka berbohong, hmm… pasti rekan pembaca tahu sendiri kan bagaimana dampaknya? Intinya, berhati-hatilah dalam membuat suatu pilihan dan keputusan di dalam kehidupan kita. Ketika kita sudah memilih sesuatu, pastikan bahwa kita mampu bertanggung jawab atas dampaknya.

“Anda adalah apa yang Anda pikirkan”. Yap! Ungkapan ini mungkin ada benarnya, karena kita akan merasa seperti apa yang kita pikirkan. Ketika kita berpikir bahwa diri kita adalah seorang yang bodoh, maka orang-orang di sekitar kita akan beranggapan demikian. Nah, ketika kita berpikir bahwa diri kita adalah seorang pemegang kendali dan satu-satunya orang yang harus mengambil tanggung jawab atas segala hal yang terjadi, maka kita akan menerapkan pemikiran tersebut ke dalam kehidupan kita. 

Jadi, berusahalah untuk tidak berpikiran negatif dan menyalahkan orang lain atas kesalahan dan kegagalan yang kita hadapi sekarang. Percayalah bahwa setiap keputusan dan pilihan yang kita ambil adalah sesuatu hal yang penting. Selain itu, setiap pikiran positif yang kita pikirkan akan sangat membantu kita dalam menghadapi setiap tantangan yang datang di dalam hidup, sehingga bagaimanapun keadaannya, kita siap untuk menerima risiko dan bertanggung jawab. 

Empat cara di atas adalah panduan tentang bagaimana caranya agar kita bisa menjadi pribadi yang bertanggung jawab atas kehidupan yang sedang kita jalani sekarang. Kami harap artikel ini dapat memberikan banyak manfaat bagi rekan-rekan pembaca. Salam sukses, rekan-rekan Career Advice.