Apa itu reksadana pendapatan tetap


JAKARTA, KOMPAS.com - Bagi Anda yang gemar berinvestasi, pasti tak asing dengan instrumen reksa dana.

Salah satu jenis produk reksa dana yakni reksa dana pendapatan tetap (RDPT).

Lalu, apa itu reksa dana pendapatan tetap?

Otoritas Jasa Keuangan (OJK) di dalam laman sikapiuangmuojk.go.id menjelaskan, reksa dana pendapatan tetap adalah reksa dana yang sebagian besar alokasi investasinya di tenpatkan pada efek yang memberikan pendapatan tetap.

Selain reksa dana pendapatan tetap, berdasarkan portofolio investasinya, jenis reksa dana terbagi atas reksa dana pasar uang, reksa dana pendapatan tetap, reksa dana campuran, dan reksa dana saham.

Baca juga: Pengertian Reksa Dana Syariah, Jenis, dan Fakta Menarik

Sementara itu, berdasarkan cara pengelolaan portofolionya, jenis reksa dana terbagi atas reksa dana syariah dan reksa dana konvensional. Penjelasan mengenai perbedaan keduanya dapat dipelajari di artikel berikut.

Di dalam Peraturan Otoritas Jasa Keuangan (POJK) Nomor 47/POJK.04/2015 tentang Pedoman Pengumuman Harian Nilai Aktiva Bersih Reksa Dana Terbuka diatur, investasi reksa dana pendapatan tetap paling sedikit 80 persen dari Nilai Aktiva Bersihnya ditempatkan dalam bentuk efek bersifat utang.

Contoh efek bersifat utang adalah surat utang (obligasi) atau sukuk yang jatuh temponya satu tahun atau lebih dari satu tahun. Surat utang yang bisa diinvestasika baik yang diterbitkan korporasi maupun pemerintah.

Kelebihan dan Risiko Reksa Dana Pendapatan Tetap

Lalu, seberapa besar risikokah reksa dana pendapatan tetap?

Tingkat risiko RDPT termasuk dalam golongan menengah. Sebab, risikonya lebih tinggi dibanding reksa dana apsar uang, namun lebih rendah dari reksa dana saham.
Produk investasi ini cocok bagi investor dengan profil risiko investasi konservatif atau cari aman.

Di tengah kondisi ekonomi yang belum stabil, RDPT cocok menjadi pilihan diversifikasi investasi. Selain itu, investasi jenis ini paling pas untuk jangka waktu satu sampai dengan tiga tahun.

Baca juga: Strategi Memaksimalkan Cuan Reksa Dana

Seperti produk investasi lain, pada reksa dana pasar uang, potensi keuntungannya berbanding lurus dengan tingkat risikonya.

Imbal hasil dari RDPT berada di kisaran 7 persen sampai dengan 8 persen per tahun. Beberapa produk RDPT bahkan bisa memberikan imbal hasil hingga 9 persen per tahun.

Berikut adalah beberapa kelebihan investasi pada RDPT:

  1. Modal investasi sangat terjangkau, bisa dimulai dari Rp 10.000 untuk pembelian reksa dana secara online.
  2. Peluang untung besar seiring perkembangan NAB reksa dana.
  3. Imbal hasil reksa dana bebas pajak, tidak seperti bunga deposito yang kena pajak PPh sebesar 20 persen.
  4. Dapat dicairkan atau ditarik sewaktu-waktu pada hari bursa.
  5. Dana dikelola oleh Manajer Investasi, pilih yang profesional dan mengantongi izin dari OJK.
  6. Pengelolaan RDPT diawasi dan diatur OJK.

Sementara itu, risiko reksa dana pendapatan tetap sebagai berikut:

  1. Risiko penurunan nilai unit penyertaan karena dipengaruhi turunnya harga surat utang.
  2. Risiko likuiditas yang menyangkut kesulitan dari Manajer Investasi untuk menyediakan uang tunai bila investor ramai-ramai mencairkan reksa dananya.
  3. Risiko wanprestasi adalah risiko yang muncul ketika perusahaan asuransi yang mengasuransikan kekayaan reksa dana tidak segera membayar ganti rugi atau membayar lebih rendah dari nilai pertanggungan saat terjadi hal-hal yang tidak diinginkan yang dapat menyebabkan penurunan NAB.
  4. Dana investor tidak dijamin oleh Lembaga Penjamin Simpanan (LPS) karena bukan produk perbankan.

Baca juga: Apa Itu Portofolio dalam Investasi?

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.

Apa Itu Reksa Dana Pendapatan Tetap?

Reksa dana pendapatan tetap adalah jenis reksa dana yang menginvestasikan 80% dana kelolaannya pada produk obligasi atau efek utang. Instrumen investasi ini berisi produk obligasi yang memiliki jatuh temponya >1 tahun.

Imbal hasil reksa dana ini mengacu tingkat suku bunga acuan dan nilai tukar Rupiah dengan USD. Pertumbuhan reksa dana ini juga berbeda dengan produk reksa dana pasar uang. Jika suku bunga acuan turun, maka harga obligasi akan naik. Kenaikan harga obligasi mempengaruhi jumlah imbal hasil dari reksa dana secara otomatis.

Jenis reksa dana pendapatan tetap mudah dicairkan kapan pun tanpa adanya biaya tambahan. Jadi, investor tidak perlu menanggung biaya pinalti, berbeda dengan pencairan dana deposito sebelum tanggal jatuh temponya. Selain itu, reksa dana ini juga memberikan tingkat pengembalian yang cenderung stabil.

 Risiko Reksa Dana Pendapatan Tetap

Apa itu reksadana pendapatan tetap

Profil risiko menjadi gambaran investor saat menghadapi risiko investasi. Namun, investor pemula kurang memahami hal ini. Umumnya, investor pemula mengharapkan imbal hasil yang tinggi, tetapi tidak bisa menoleransi risiko yang tinggi juga. Padahal, investasi memiliki prinsip dasar “makin tinggi imbal hasil/untungnya, makin besar juga risikonya.

Jika sebuah instrumen investasi memiliki imbal hasil yang besar, maka risiko investasi akan semakin tinggi. Secara umum, profil risiko terbagi menjadi tiga kategori, yaitu konservatif (toleransi yang rendah terhadap risiko), moderat (toleransi menengah terhadap risiko), dan agresif (toleransi yang tinggi terhadap risiko).

Reksa dana pendapatan tetap merupakan salah satu jenis reksa dana dengan kategori risiko menengah yang cocok untuk tujuan investasi jangka 1–3 tahun. RDPT menjadi pilihan tepat bagi investor moderat yang ingin mempersiapkan dana pernikahan, menabung untuk membeli motor atau mobil ataupun dana berangkat umroh dan haji. 

Baca juga: Tutorial Lengkap: Cara Investasi Reksa Dana Untuk Pemula

Keuntungan Reksa Dana Pendapatan Tetap

Sebelum memulai investasi, investor perlu dapat mempertimbangkan keuntungan produk investasi ini sebagai sebagai salah satu pilihan investasimu.

1. Risiko Lebih Rendah dari Reksa Dana Saham

Apa itu reksadana pendapatan tetap

Produk reksa dana pendapatan tetap memiliki risiko yang lebih rendah daripada reksa dana saham. Naik turunnya harga obligasi yang tidak sefluktuatif reksa dana saham. Jika kamu memiliki rencana investasi dalam jangka waktu 1-3 tahun, maka jenis investasi ini menjadi pilihan yang tepat karena Nilai Aktiva Bersih (NAB) jenis reksa dana ini cenderung stabil dan mengalami kenaikan.

2. Imbal Hasil Lebih Tinggi dari Deposito dan Reksa Dana Pasar Uang

Apa itu reksadana pendapatan tetap

Jika kamu berencana investasi jangka menengah atau jangka panjang, maka kamu dapat memilih investasi reksa dana pendapatan tetap. Kamu dapat memperoleh imbal hasil yang  lebih baik daripada investasi deposito atau reksa dana pasar uang. Namun, temanduit juga harus ingat bahwa reksa dana pendapatan tetap termasuk ke dalam medium risk-medium return, berbeda dengan reksa dana pasar uang yang termasuk low risk-low return.

3. Double Untung dari Capital Gain & Dividen

Kita bisa mendapatkan potensi keuntungan dari dua sumber, lho. Selain mendapatkan keuntungan dari instrumen obligasi yang memberikan pendapatan tetap sesuai perjanjian dalam persentase tertentu (yield coupon), investor dapat memperoleh keuntungan dari dividen yang dibagikan. Keuntungan tersebut membuat instrumen investasi ini masuk ke dalam salah satu asset fixed income.

Apa itu reksadana pendapatan tetap

Seorang investor juga perlu memahami skema obligasi pada produk RDPT. Umumnya, kupon yang didapatkan selanjutnya akan digunakan lagi untuk berinvestasi. Hal itu menyebabkan harga reksa dana (Nilai Aktiva Bersih) mengalami kenaikan per unitnya sehingga kita akan mendapatkan capital gain.

Ada juga beberapa produk RDPT yang membagikan dividen setiap periode waktu tertentu. Namun, pembagian dividen ini akan menekan Nilai Aktiva Bersih, meskipun Unit Penyertaan reksadana bertambah. Di samping itu, tidak semua produk obligasi memberikan return atau imbal hasil dari dividen.

Instrumen investasi ini berpotensi mendapatkan imbal hasil yang lebih tinggi  untuk jangka waktu investasi antara 1—3 tahun. Oleh karena itu, investor harus mengenali terlebih dahulu tujuan investasi, jangka waktu investasi, dan target dana yang ingin dicapai. Melalui aplikasi tanamduit, kamu bisa berinvestasi reksa dana, SBN, dan emas dalam satu aplikasi sesuai dengan tujuan investasi kamu. Yuk, mulai berinvestasi di tanamduit dan wujudkan impanmu!

Berapa Lama investasi Reksadana Pendapatan Tetap?

Reksadana Pendapatan Tetap ini sangat cocok bagi Anda investor dengan profil konservatif moderat. Terutama jika Anda memiliki tujuan jangka menengah, karena imbal hasil optimal pada umumnya akan didapatkan setelah 1 hingga 3 tahun.

Apa resiko reksadana pendapatan tetap?

Sementara itu risiko berinvestasi di reksadana pendapatan tetap antara lain: - Risiko penurunan nilai unit penyertaan antara lain karena turunnya harga efek portofolio, wanprestasi dari penerbit surat berharga, serta force majeur. -Risiko ekonomi dan politik.- Risiko likuiditas. - Risiko perubahan peraturan.

Apa beda reksa dana pendapatan tetap dan pasar uang?

Reksa dana pendapatan tetap akan menempatkan 80% dana investor pada produk obligasi dan efek utang, di mana obligasi yang dijadikan investasi punya jatuh tempo lebih dari 1 tahun. Sedangkan, reksa dana pasar uang menempatkan seluruh dana investor di pasar uang.

Berapa imbal hasil reksadana pendapatan tetap?

Keuntungan yang akan didapatkan melalui Reksadana Pendapatan Tetap sesuai dengan risiko yang ada. Return yang dapat diterima dari hasil investasi Reksadana bisa mencapai 7-8% per tahun bahkan bisa mencapai 9%.