Ada 4 sahabat yang ditunjuk sebagai penulis al-quran pada masa ustman bin affan ialah

Jakarta -

Sahabat Nabi yang mengusulkan agar lembaran-lembaran wahyu Allah SWT dikumpulkan menjadi satu kitab adalah Umar bin Khattab. Berkat ide kreatifnya tersebut, kita bisa membaca dan menggunakan Al Quran hingga saat ini.

Dikutip dari situs Pondok Pesantren Al Hasanah, sebagian ulama berpendapat metode penyusunan wahyu Allah sudah dimulai sejak Nabi Muhammad masih hidup. Saat itu sudah diajarkan tata letak ayat Al Quran.

Namun belum sampai tahap dibukukan seperti Al Quran yang dikenal sekarang. Salah satu alasannya adalah hafalan pada sahabat Nabi SAW yang masih terpelihara. Jumlah penghapal juga sangat banyak di kalangan kaum muslim.

Pengumpulan lembaran Al Quran menjadi satu kitab terjadi pada masa khalifah Abu Bakar. Pada masa itu Abu Bakar harus menghadapi kemurtadan orang Arab, munculnya nabi palsu, hingga gerakan ingkar bayar zakat.

Kemudian, pada tahun ke-12 H terjadi perang Yamamah yang menewaskan 70 penghapal. Kondisi ini menimbulkan rasa cemas kaum muslim termasuk sahabat Nabi Umar bin Khattab. Dia lantas mengusulkan penyusunan Al Quran menjadi buku pada Abu Bakar.

Menurut Umar, Al Quran berisiko hilang dari muka bumi jika tidak dikumpulkan. Usul ini sempat ditolak karena Abu Bakar keberatan melakukan hal yang tidak dilakukan Rasulullah SAW.

Namun Allah SWT membukakan hati Abu Bakar, sehingga sang khilafah menyetujui usul tersebut. Abu Bakar menunjuk Zaid bin Tsabit untuk tugas ini karena mampu di bidang qira'at, hafalan, penulisan, pemahahaman Al Quran.

Zaid bahkan turut hadir dalam pembacaan Al Quran Rasulullah SAW yang terakhir. Namun Zaid sempat menolak tugas ini karena terlalu berat dan merasa tidak punya kemampuan sepadan.

"Demi Allah, tugas ini sungguh berat bagiku. Seandainya aku diperintahkan memindahkan bukit, maka itu lebih ringan daripada mengumpulkan Al-Quran," ujar Zaid.

Setelah berdiskusi panjang, akhirnya Zaid menyanggupi tugas tersebut. Dia mulai mengumpulkan Al Quran yang masih berserakan di pelepah kurma, kepingan-kepingan baru, dan dari para penghafal Al Quran.

Gagasan Umar bin Khattab terkait pembukuan Al Quran memiliki dampak besar bagi dunia pendidikan. Bahkan membuka generasi mendatang untuk tetap menjaga dan mempelajari Al Quran.

Setelah memahami kisah sahabat Nabi yang mengusulkan agar lembaran wahyu Allah SWT dijadikan satu kitab, semoga membuat kita menjadi lebih mencintai Al Quran. Selamat membaca ya.

Simak Video "Innalillahi, Ustazah di Tebet Meninggal Saat Baca Al-Quran"



(rah/row)

Jakarta -

Tidak sedikit sahabat Rasulullah SAW yang diketahui bertugas menulis wahyu. Diketahui sedikitnya jumlah sahabat rasul yang ikut membantunya, ada sekitar 43 orang sebagaimana yang ditulis oleh Ghanim Al-Quduri dalam kitab Rasmul Mushaf Lughawiyah Tarikhiyah.

Sebelum Al Quran diturunkan, Nabi Muhammad sendiri dikenal sebagai orang yang tidak pandai membaca dan menulis. Hal ini diceritakan dalam surat Al Ankabut ayat 48,

وَمَا كُنْتَ تَتْلُو مِنْ قَبْلِهِ مِنْ كِتَابٍ وَلَا تَخُطُّهُ بِيَمِينِكَ ۖ إِذًا لَارْتَابَ الْمُبْطِلُونَ

Artinya: "Dan engkau (Muhammad) tidak pernah membaca sesuatu kitab sebelum (Al-Qur'an) dan engkau tidak (pernah) menulis suatu kitab dengan tangan kananmu; sekiranya (engkau pernah membaca dan menulis), niscaya ragu orang-orang yang mengingkarinya."

Sebab itu, menurut buku Sejarah Alquran karya Ustaz Ahmad Sarwat, Rasulullah SAW meminta bantuan para sahabat untuk menuliskan wahyu yang diterimanya dari Malaikat Jibril. Dalam kitab Fathul Bari dari Ibnu Hajar Al Asqalani disebutkan bahwa selama ini satu-satunya sahabat yang dikenal sebagai sekretaris Rasulullah hanyalah Zaid bin Tsabit.

Padahal masih banyak sahabat lain yang dipercaya Rasulullah untuk mencatat wahyu yang turun kepadanya. Beberapa sahabat lainnya yakni, Utsman bin Affan, Ali bin Abi Thalib, Ubay bin Ka'ab, Abdullah bin Saad, Hanzhalah ibnu Ar-Rabi' dan lain sebagainya.

Berikut ini beberapa kisah singkat dari para sekretaris kepercayaan Rasulullah yakni Ubay bin Ka'ab dan Zaid bin Tsabit yang berhasil dirangkum dari berbagai sumber.

2 Kisah Sahabat Rasul yang Bertugas Menulis Wahyu

Salah satu sahabat rasul yang bertugas menulis wahyu adalah Ubay bin Ka'ab RA. Ia dikenal sebagai seorang penghapal Al Quran yang fasih dalam bacaannya. Bahkan memiliki pemahaman yang tinggi terhadap ayat-ayat Al Quran.

Melansir dari buku Islam on the Spot karya Tim Fakta Agama, Ubay disebut-sebut sebagai orang pertama yang menulis wahyu-wahyu yang diturunkan kepada Nabi Muhammad SAW. Ia senantiasa membantu rasul dalam menuliskan wahyu yang diterimanya.

Bukti kedekatannya dengan Rasulullah SAW dan keistimewaan tugasnya, dikisahkan dalam buku 60 Orang Besar di Sekitar Rasulullah SAW yang ditulis oleh Khalid Muhammad Khalid, rasul berkata kepada Ubay,

"Wahai Ubay bin Ka'ab, aku diperintahkan untuk menyampaikan Al Quran kepadamu,"

Ubay yang mendengar itu merasa terkejut dan memastikan kembali pada Rasulullah, "Wahai Rasulullah, benarkah namaku disebut Allah?"

Rasulullah menjawab, "Benar, namamu dan keturunanmu di tingkat tertinggi,"

Sebelum Islam datang, Ubay memang sudah sering ditugaskan untuk menulis surat kepada para baginda raja. Bahkan saat seni tulis menulis di bangsa Arab masih sangat sedikit pada masa itu.

2. Zaid bin Tsabit

Sahabat cerdas dari Rasulullah lainnya adalah Zaid bin Tsabit. Suatu ketika, Zaid pernah mempelajari bahasa Ibrani dan menguasainya dalam waktu singkat seperti yang dikutip dari buku Sosok Para Sahabat Nabi karya Dr. Abdurrahman Raf'at al-Basya, Abdulkadir Mahdamy.

Sejak saat itu pula, Zaid dipercaya menjadi sekretaris Rasulullah apabila beliau berkirim surat kepada orang-orang Yahudi dan membacakan surat-surat kiriman mereka. Atas perintah Rasulullah SAW, Zaid juga mempelajari bahasa Suryaniyah (Syriac) hingga ia berhasil menjadi penerjemah rasul.

Kecerdasan dan kejujurannya ini pula yang membawa Zaid menjadi salah satu penulis wahyu yang diterima oleh Rasulullah SAW. Berkat jasanya ini, hingga sekarang kita bisa menerima Al Quran dalam keadaan utuh langsung dari Rasulullah berikut dengan penjelasan asbabun nuzulnya (sebab diturunkan suatu ayat atau surat).

Zaid dan Ubay pada waktu itu bertugas secara bergantian. Bila Ubay tidak ditemukan di tempat, Rasulullah SAW akan memanggil Zaid untuk meminta bantuannya.

Tidak jauh berbeda dengan Ubay, Zaid juga pada saat itu bertugas menulis surat yang akan dikirim kepada raja-raja dan penguasa pada saat itu.

Demikian penjelasan tentang nama-nama sahabat rasul yang bertugas menulis wahyu serta beberapa kisahnya. Gimana, detikers? Semoga wawasan ini bermanfaat buat kamu ya!

Simak Video "Polisi India Tembak Mati 2 Pedemo soal Pelecehan Nabi Muhammad"


[Gambas:Video 20detik]
(rah/erd)

Pernahkah kamu bertanya-tanya bagaimana wahyu-wahyu Allah SWT dalam Al-Qur'an dapat dibukukan? Pada zaman nabi dan rasul, belum banyak orang-orang yang melek huruf dan pandai baca tulis. Namun, ada beberapa sahabat Rasulullah SAW yang bisa menulis dan membaca tersebut kemudian ditunjuk oleh Rasulullah SAW sebagai penulis Al-Qur'an.

Wahyu dari Allah SWT turun hanya sedikit demi sedikit. Sehingga setiap kali ada wahyu turun, maka para sahabat pun berkumpul lalu mengkaji wahyu tersebut bersama Rasulullah SAW. Wahyu Allah SWT dituliskan di berbagai media seperti tulang, batu, kayu, pelepah kurma, hingga kulit hewan. Lalu, siapa sajakah sahabat Rasulullah SAW yang ditunjuk untuk menuliskan wahyu-wahyu Allah SWT?

Ada 4 sahabat yang ditunjuk sebagai penulis al-quran pada masa ustman bin affan ialah
Ada 4 sahabat yang ditunjuk sebagai penulis al-quran pada masa ustman bin affan ialah
ilustrasi al-quran (pixabay.com/mohdfaris9)

Adapun Rasulullah SAW menunjuk keempat sahabat berikut untuk menuliskan wahyu Allah SWT yang kemudian disimpan di kediaman Rasulullah SAW, yaitu:

1. Zaid bin Tsabit

Zaid termasuk salah satu sahabat Rasulullah SAW yang juga cerdas di bidang bahasa. Selain itu, Rasulullah SAW pun juga pernah meminta Zaid agar mempelajari Bahasa Yahudi dan Ibrani.

Agar nantinya dapat membaca surat yang datang dan berasal dari kaum Yahudi. Alhasil, permintaan tersebut dipenuhi oleh Zaid dalam waktu yang singkat sekali yaitu hanya 19 hari saja.

Zaid tidak hanya pintar di bidang bahasa saja, ia juga termasuk salah satu ulama terkemuka di Kota Madinah. Zaid menguasai berbagai keilmuan mulai dari fiqih, faraidh atau hukum waris, hingga fatwa.

2. Zubair bin Awwam

Zubair bin Awwam merupakan saudara ipar Rasulullah SAW. Ia mulai memeluk agama Islam setelah menginjak usia 15 tahun dan termasuk ke dalam 7 orang pertama yang masuk Islam kala itu.

Zubair dilahirkan dari keluarga yang terpandang dan terhormat. Ibunya bernama Shofiyah yang merupakan putri pemuka Quraisy dan juga merupakan pemimpin para pelayan Ka’bah. Ibunya ini ternyata juga ikut memeluk agama Islam serta hijrah bersama Zubair.

3. Muawiyah bin Abi Sufyan

Muawiyah merupakan salah satu sahabat Rasulullah SAW yang dipilih untuk menuliskan wahyu Allah SWT setelah Rasulullah SAW berdiskusi dengan Malaikat Jibril. Jibril merekomendasikan Muawiyah karena sifatnya yang jujur.

Muawiyah memeluk agama Islam bersama ayahnya, Abu Sufyan bin Harb dan ibunya Hindun binti Utbah saat terjadi Fathu Makkah. Dikenal cerdik, berwibawa, dan mampu menjadi teladan sahabat lainnya, Muawiyah pun ditunjuk sebagai panglima perang di bawah komando utama Abu Ubaidah bin Jarrah pada masa Khulafaur Rasyidin.

4. Ubay bin Kaab

Setelah Rasulullah SAW setelah hijrah ke Madinah, Ubay bin Kaab mulai memeluk agama islam. Ia mempunya nama lain yaitu Abu Thufail (Abu Mundzir).

Selain penulis wahyu, Ubay bin ka'ab ini juga merupakan penghafal Al-Qur'an. Lalu ada juga riwayat yang menyebutkan bahwa Ubay mempunya mushaf yang disusunnya sendiri.

Tidak hanya empat nama di atas, namun sahabat Rasulullah SAW yang lainnya juga ikut menuliskan wahyu Allah SWT. Di antaranya yaitu para Khulafaur Rasyidin (Abu Bakar, Utsman bin Affan, Umar bin Khattab, dan Ali bin Abi Thalib).

Baca Juga: 5 Fakta Umar bin Khattab, Pemimpin Sederhana Sahabat Rasulullah SAW

Baca Artikel Selengkapnya